Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EVALUASI UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis


Dosen Pembina : Yuliati,S.Sos., MSA

Disusun Oleh :
Muhammad Aulia Rahman (15520)
Wulan Ayu Nikmah (17520115)
Maulidina Wahidah (17520116)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang maha kuasa karena tidak henti-
hentinya melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya kepada semua makhluknya. Atas izin-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah “Evaluasi untuk Pengambilan Keputusan” yang dapat
diselesaikan dengan lancar dan baik. Tujuan ditulisnya makalah ini untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh dosen pengajar Mata Kuliah Studi Kelayakan Bisnis, makalah ini kami
buat berdasarkan referensi yang kami baca. Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami
susun ini belum sepenuhnya sempurna. Untuk itu kami selaku penyusun makalah ini dengan
ikhlas dan lapang dada menerima saran dan kritikan yang disampaikan oleh pembaca, demi
kesempurnaan makalah ini.

Selanjutnya, kami berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini, terlebih kepada Dosen kami Ibu Yuliati,S.Sos., MSA yang telah memberikan
arahan dan bimbingan selama penyusunan makalah ini.

Kami selaku penulis makalah ini berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pembacanya.

Malang, 16 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................1

KATA PENGANTAR ................................................................................................2

DAFTAR ISI ..............................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN

Latar Belakang ............................................................................................................4

Rumusan Masalah .......................................................................................................5

Tujuan .........................................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN

Evaluasi untuk Pengambilan Keputusan......................................................................6

BAB III : PENUTUP

Kesimpulan ................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi ?
2. Apa tujuan dari evaluasi ?
3. Apa saja tahap-tahap evaluasi ?
4. Apa yang dimaksud pengambilan keputusan ?
5. Apa saja tipe pengambilan keputusan ?
6. Apa saja model pengambilan keputusan ?
7. Apa saja tahap pengambilan keputusan ?
8. Apa hubungan Studi Kelayakan Bisnis dengan pengambilan keputusan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari evaluasi.
2. Untuk mengetahui tujuan evaluasi.
3. Untuk mengetahui apa saja tahap-tahap evaluasi
4. Untuk mengetahui pengertian pengambilan keputusan.
5. Untuk mengetahui apa saja tipe pengambilan keputusan.
6. Untuk mengetahui model-model dari pengambilan keputusan.
7. Untuk mengetahui tahapan pengambilan keputusan.
8. Untuk mengetahui hubungan Studi Kelayakan Bisnis dengan pengambilan
keputusan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi
Menurut Arikuonto (2004) pengertian evaluasi adalah aktivitas pengumpulan
informasi mengenai keberjalanan suatu pekerjaan yang kemudian dipakai dalam
menetapkan alternatif yang sesuai dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan
pengertian mengevaluasi tersebut maka dapat diketahui bahwa fungsi pokok evaluasi
adalah menyiapkan berbagai informasi yang bermanfaat bagi pengambil keputusan
dalam menetapkan kebijakan yang berdasarkan hasil evaluasi.
Secara umum pengertian evaluasi adalah proses pengecekkan aktivitas pada
program yang telah dilaksanakan dan hasil evaluasi akan dipakai dalam
memproyeksikan, mempertimbangkan, dan menjadi standar bagi keberjalanan
program di masa mendatang supaya berjalan lebih baik.
Pengertian evaluasi adalah suatu proses identifikasi untuk mengukur/ menilai
apakah suatu kegiatan atau program yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
atau tujuan yang ingin dicapai.

B. Tujuan Evaluasi
Menurut Suprihanto terdapat 3 tujuan evaluasi pada organisasi yaitu :
a. Sebagai alat dalam perbaikan dan perencanaan kegiatan selanjutnya.
b. Memperbaiki penggunaan dan penyediaan berbagai sumber daya, sumber dana,
dan manajemen di masa mendatang.
c. Memperbaiki proses pelaksanaan dan segala faktor yang berpengaruh.
d. Merencanakan ulang porgam dengan mengontrol keterkaitan pada perubahan
yang terjadi pada program sebelumnya.
e. Mengukur progress yang telah direncanakan.

Secara umum tujuan evaluasi adalah adanya peningkatan kualitas program,


memberikan penilaian, memberikan kepuasan pada kinerja dan menganalisis setiap
hasil yang telah direncanakan.
C. Tahap- Tahap Evaluasi
1. Perencanaan.
Evaluasi yang diterapkan pada tahap perencanaan dalam menetapkan prioritas
dari berbagai alternatif pilihan dan possibility akan suatu metode dalam
pencapaian tujuan.
2. Pelaksanaan.
Kegiatan evaluasi pada tahapan ini adalah menganalisa dan menentukan level
perkembangan pada penerapan kegiatan dibandingkan dengan perencanaan.
3. Setelah Pelaksanaan.
Hampir serupa pada tahap pelaksanaan namun evaluasi pada tahap pasca
pelaksanaan memiliki obyek yang berbeda untuk dianalisa. Tahapan ini
membandingkan perencanaan dengan hasil pelaksanaan. Bagaimana dampak yang
dihasilkan pada kegiatan yang telah dilaksanakan. Apakah sesuai dengan harapan
atau tidak.

D. Pengertian Pengambilan Keputusan


Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi
yang dilakukan melalui pemilihan suatu alternatif dari beberapa alternatif.
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari
beberapa alternatif secara sistematis untuk di tindak lanjuti (digunakan) sebagai suatu
cara pemecahan masalah.
Definisi pengambilan keputusan menurut Sondang P. Siagian adalah suatu
pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil
tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling cepat.
Sedangkan Menurut Irham Fahmi (2014:233), Keputusan adalah proses penelusuran
masalah yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga
kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang
selanjutnya dipakai dan digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan
keputusan.
Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan diatas, dapat disimpulkan
bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik
dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti (digunakan) sebagai
suatu cara pemecahan masalah.
E. Tipe Pengambilan Keputusan
1. Keputusan ter-program/keputusan ter-struktur
Keputusan ter-program/keputusan ter-struktur yaitu keputusan yang berulang-
ulang dan rutin, sehingga dapat di-program. Keputusan ter-struktur terjadi dan
dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah. Contoh : Manajer produksi
dari PT. XYZ selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan, yaitu dengan
melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.
2. Keputusan setengah ter-program / setengah ter-struktur
Keputusan setengah ter-program / setengah ter-struktur yaitu keputusan yang
sebagian dapat di-program, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak
ter-struktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan
– perhitungan serta analisis yang terperinci. Contoh : Pak Darwin adalah seorang
Menejer Keuangan pada PT. Arta. Pekerjaan pada divisi keuangan mengharuskan
Pak Darwin harus cermat dalam menginvestasikan serta mengolah keuangan pada
PT. Arta. Pada saat itu diharuskan penggantian mesin di pabrik dan harus
menghitung dengan cermat sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan
dibeli agar investasi yang dilakukan tidak merugikan perusahaan. Maka Pak
Darwin harus melakukan keputusan untuk menginvestasikan keuangan
perusahaan secara cermat.
3. Keputusan tidak ter-program/ tidak ter-struktur
Keputusan tidak ter-program/ tidak ter-struktur yaitu keputusan yang tidak
terjadi berulang – ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di
manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak ter-struktur
tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari
lingkungan luar. Contoh : Keluhan dari pelanggan, Keterlambatan distribusi ke
pelanggan, Kerusakan mesin yang berakibat fatal, Pengunduran diri personel inti,
Unjuk rasa dan pemogokan karyawan.

F. Model-Model Pengambilan Keputusan


1. Optimizing Model
Yaitu model pengambilan keputusan yang menggambarkan bagaimana seseorang
harus bertindak untuk memaksimalkan hasil. Model ini biasanya digunakan apabila
para pengambil keputusan (decision makers) dihadapkan pada problem sederhana
yang memiliki sedikit alternatif pemecahan, dan apabila biaya evaluasi data dan
alternatif rendah.
2. Satisfiying Model
Merupakan model pengambilan keputusan di mana seorang decision maker
memilih solusi pertama yang dinilai telah cukup baik dan memuaskan. Jadi, decision
maker lebih memilih untuk tidak melanjutkan penelitian guna mencari solusi yang
mungkin dapat lebih optimal.
3. Implicit Favorite Model
Model ini mirip dengan model ke 2 dimana pilihan alternatif didasarkan atas
keinginan awal dari decision maker. Meskipun terdapat berbagai alternatif namun ia
akan memilih alternatif awal yang memang disukainya.
4. Intuitive Model
Pengambilan keputusan pada model ini lebih didasarkan pada intuisi decision
maker. Kekuatan intuisi tersebut didapatkannya dari pengalaman – pengalaman masa
lalunya. Contoh: pemilihan suatu lokasi untuk perluasan pabrik. Meskipun hasil
penelitian menyatakan bahwa alternatif lokasi B adalah yang terbaik namun ternyata
decision maker memutuskan penggunaan alternatif A, karena menurut intuisinya
lokasi A lebih cocok dan menguntungkan.

G. Tahap- Tahap Pengambilan Keputusan


1. Pemahaman dan perumusan masalah
Pertama-tama manajer harus menemukan apa masalah sebenarnya yang dihadapi
organisasi atau perusahaan kemudian menemukan bagian mana yang harus
dipecahkan. Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan beberapa
cara. Pertama, manajer secara sistematik menguji hubungan sebab-akibat. Kedua,
manajer mencari penyimpangan-penyimpangan atau perubahan dari normal. Ketiga,
barangkali paling penting manajer berkonsultasi dengan pihak-pihak lain yang
mampu memberikan pandangan tentang masalahnya.
2. Pengumpulan dan analisis data yang relevan
Manajer kemudian harus menentukan data-data apa yang dibutuhkan untuk
membuat keputusan yang tepat dan kemudian mendapatkan informasi tentang
permasalahannya.
3. Pengembangan alternatif-alternatif
Pengembangan sejumlah alternatif memungkinkan manajer menolak
kecenderungan untuk membuat keputusan terlalu cepat dan membuat lebih mungkin
pencapaian keputusan yang efektif. Apakah meaejer harus mengidenetifikasikan
seluruh alternatif yang feasible? Barang kali hal ini baik dalam teori, tetapi dalam
praktek hal itu sering kali sulit dicapai. Manajer tidak selalu mempunyai informasi
yang lengkap dan pandangan sempurna, walaupun banyak buku dan latihan
pembuatan keputusan masih menyarankan kepada pembuat keputusan untuk
mendapatkan semua data sebelum mempertimbangkan alternatif-alternatif keputusan.
4. Evaluasi alternatif-alternatif
Setelah manajer mengembangkan sekumpulan alternatif, mereka harus
mengefaluasinya untuk menilai efektivitas setiap alternatif. Efektivitas dapat diukur
dengan dua kriteria: apakah alternatif ralistik bila dihubungkan dengan tujuan dan
sumber daya organisasi dan seberapa baik alternatif akan membantu pemecahan
masalah.
5. Pemilihan alternatif terbaik
Tahap kelima pembuatan keputusan merupakan hasil efaluasi berbagai alternatif.
Alternatif terpilih akan didasarkan pada jumlah informasi yang tersedia bagi manajer
dan ketidaksempurnaan kebijakan manajer. Pilihan alternatif terbaik juga sering
merupakan suatu kompromi diantara berbagai faktor yang telah dipertimbangkan.
6. Implementasi keputusan
Implementasi keputusan menyangkut lebih dari sekedar pemberian perinah.
Manajer harus menetapkan anggaran atau skedul kegiatan, mengadakan dan
mengalokasikan sumber daya yang diperlukan, serta menugaskan tanggungjawab dan
wewenang pelaksanaan tugas-tugas tertentu. Dalam hal ini, manejer perlu
memperhatikan berbagai risiko dan ketidakpastian sebagai konsekwensi dibuatnya
suatu keputusan. Dengan mengambil langkah tersebut, manajer dapat menentukan
kegiatan yang diperlukan untuk menanggulangi hambatan dan tantangan yang akan
terjadi.
7. Evaluasi hasil-hasil keputusan
Manajer harus mengevaluasi apakah implementasi dilakukan dengan lancar dan
keputusan memberikan hasil yang diinginkan. Pembuatan keputusan adalah suatu
proses yang bersifat kontinu bagi manajer dan merupakan tantangan yang harus selalu
dihadapinya.
H. Hubungan SKB dengan Pengambilan Keputusan Manajemen
Proses penyusunan dan implementasi SKB berkaitan erat dengan pengambilan
keputusan manajemen, yaitu:
1. SKB merupakan hasil tindak lanjut dari keputusan manajemen.
Kondisi ini terjadi apabila terdapat suatu problem, misalnya: penurunan penjualan,
manajemen memutuskan untuk membuat produk baru karena permintaan akan
excisting product menurun akibat faktor kebosanan dari konsumen. Untuk menilai
apakah memproduksi produk baru tersebut layak atau tidak, maka disusun suatu Studi
Kelayakan atas produk baru yang direncanakan. Jadi, dalam hal ini penyusunan SKB
dilakukan setelah adanya keputusan manajemen.
2. SKB merupakan dasar pengambilan keputusan manajemen.
Dalam hal ini SKB hanya merupakan media informasi bagi pengambilan
keputusan. Decision maker belum tentu menyetujui pelaksanaan suatu proyek
meskipun dalam SKB dinilai layak.

I. SKB Untuk Pengambilan Keputusan

Keputusan Tentang
Studi Kelayakan
Terjadi Problem Pemecahan
Bisnis
Masalah

Evaluasi Hasil
Keputusan
Penilaian SKB
Contoh :

Penyusunan SKB
Membuat Produk
Penjualan Menurun untuk menilai
Baru (Produk A)
kelayakan Produk A

Keputusan apakah
Penilaian & Evaluasi
Produk A
Laporan SKB
diproduksi atau
tentang Produk A
tidak
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Evaluasi adalah suatu proses identifikasi untuk mengukur/ menilai apakah suatu
kegiatan atau program yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang ingin
dicapai. Tujuan evaluasi adalah adanya peningkatan kualitas program, memberikan penilaian,
memberikan kepuasan pada kinerja dan menganalisis setiap hasil yang telah direncanakan.

pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari


beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti (digunakan) sebagai suatu cara
pemecahan masalah. Ada tiga tipe pengambilan keputusan, yaitu : 1) Keputusan ter-
program/keputusan ter-struktur, 2) Keputusan setengah ter-program / setengah ter-struktur, 3)
Keputusan tidak ter-program/ tidak ter-struktur. Model dalam pengambilan keputusan terdiri
dari , Optimizing Model, Satisfiying Model, Implicit Favorite Model, Intuitive Model.

Tahap-tahap pengambilan keputusan yaitu pemahaman dan perumusan masalah,


pengumpulan dan analisis data yang relevan, pengembangan alternatif-alternatif, evaluasi
alternatif-alternatif, pemilihan alternatif terbaik, implementasi keputusan, evaluasi hasil-hasil
keputusan. Proses penyusunan dan implementasi SKB berkaitan erat dengan pengambilan
keputusan manajemen, yaitu: SKB merupakan hasil tindak lanjut dari keputusan manajemen,
SKB merupakan dasar pengambilan keputusan manajemen.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai