Prosedur Pengmbangan Instrumen Dan Media BK PDF
Prosedur Pengmbangan Instrumen Dan Media BK PDF
PROSEDUR PENGEMBANGAN
INSTRUMEN & MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING
Oleh:
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya
saya bisa menyelesaikan makalah yang bertema “Prosedur Pengembangan Instrumen
dan Media Bimbingan dan Konseling” Makalah ini diajukan guna memenuhi mata
kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan dan Konseling.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi sempurnanya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi penulis dan pembaca
agar bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
f. Daftar Cek.
Daftar cek merupakan skala yang menyerupai item dalam tes hasil
belajar, bentuk obyektif dengan tipe pilihan berganda. Pada masing-
masing sifat atau sikap yang harus dinilai, disajikan empat sampai lima
pilihan dengan deskripsi singkat pda msing-masing pilihan. Pengamat
memberikan tanda cek pada pilihan tertentu diruang yng disediakan.
g. Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentanng
jaringan hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil
sampai sedang (10-50 orang), berdasarkan preferensi antara anggota
kelompok satu sama lain.
h. Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah bertujuan lebih mengenal lingkungan hidup siswa
sehari-hari, bila informasi yang dibutuhkan tidak dapat diperoleh
melalui angket atau wawancara informasi. Hal ini dilakukan oleh guru
Bimbingan dan Konseling mendatangi rumah siswa untuk membicarkan
kasus seorang siswa bila memerlukan kerja sma dengan orang tua,
meskipun dalam hal ini orangtua biasanya diundang ke sekolah.
i. Kartu Pribadi
Kartu pribadi adalah suatu arsip perorangan, yang diorganisasi dengan
baik dan bersifat komprehensif, sehingga akhirnya dapat menghasilkan
suatu deskripsi kuantitatif dan kualitatif tentang kepribadian siswa
dalam berbagai aspeknya. Maka, disamping itu berfungsi sebagai alat
pengumpul data, juga bermanfaat sebagai alat penyimpan dan
pengolahan data.
a. Sintesa teori-teori yang sesuai dengan konsep variable yang akan diukur dan
membuat konstruk variable.
b.Mengembangakn dimensi dan indikator variable sesuai dengan rumusan
konstruk variabel.
c. Membuat kisi-kisi instrument dalam bentuk table spesifikasi yang membuat
dimensi, indicator, nomor butir dan jumlah butir untuk setiap dimensi dan
indikator.
d.Menetapkan besaran atau parameter yang bergerak dalam suatu rentangan
kontinum dari suatu kutub ke kutub lain yang berlawanan.
e. Menulis butir-butir instrument baik dalam bentuk pertanyaan maupun
pernyataan.
f. Butir yang ditulis divalidasi secara teoritik dan empiric.
g.Validasi pertama yaitu validasi teoritik ditempuh melaluipemeriksaan pakar
atau penilaian panelis.
h.Setelah konsep instrument dianggap valid secara teoritik dilanjutkan
penggandan instrument secara terbatas untuk keperluan uji coba.
i. Validasi kedua adalah uji coba indtrumen di lapangan yang merupakan bagian
dari proses validasi empirik.
j. Pengujian validitas kriteria empiris dapat dilakukan dengan menggunakan
kriteria internal maupun eksternal.
k.Berdasarkan kriteria tersebut dapat diperoleh butir mana yang valid dn butir
yang tidak valid.
l. Untuk validitas kriteria internal, berdasarkan hasil analisis butir yang tidak
valid dikeluarkan atau direvisi untuk diujicobakan kembali sehingga
menghasilkan semua butir valid.
m. Dihitung koefisien realibilitas yang memiliki rentangan 0-1, makin tinggi
tingkat koefisien realibilitas instrument berarti semakin baik kualitas
instrument,
n.Merakit semua butir yang tekah dibuat menjadi instrumen yang final.
Azwar (2012:15) menjelaskan prosedur dalam pengembangan instrument
Bimbingan dan Konseling sebagai berikut:
Penulisan Aitem
Reviu Aitem Penskalaan
Seleksi Aitem
Validasi Konstrak
estimasi
Kompilasi
Final
Penjelasan :
a. Identifikasi Tujuan Ukur
Identifikasi tujuan ukur yaitu memilih suatu definisi, mengenli dan memahami
dengan seksama teori yang mendasari konstrak psikologi atribut yang hendak
diukur.
b. Pembatasan Domain Ukur
Pembatasan domain ukur dilakukan dengan cara menguraikan konstrak
teoritik atribut yang diukur menjadi beberapa rumusan dimensi atau aspek
keperilakuan yang keperilakuannya lebih jelas.
c. Operasional Aspek
Operasional ini dirumuskan kedalam bentuk indikator keperilakuan
(behavioral indikator). Himpunan indikator-indikator keperilakuan beserta
dimensinya diwakilinya kemudian dituangkan dalam bentuk kisi-kisi.sebelum
penulisan item dimulai, perancang skala perlu menetapkan bentuk atau format
stimulus yang hendak digunakan. Format stimulus in erat berkaitan dengan
metode penskalannya.
d. Penulisan Aitem
Penulisan aitem harus selalu memperhatikan kaidah-kaidah penulisan yang
sudah ditentukan.
e. Ujicoba Bahasa
a) Reviu (review) pertama harus dilakukan oleh penulis aitem sendiri, yaitu
dengan memeriksa ulang setiap aitem yang ditulis apakah juga tidak
keluar dari pedoman penulisan item.
b) Review selanjutnya dilakukan oleh beberapa orang yang berkompeten
(sebagai panel). Kompetensi ini meliputi penguasaan masalah skala,
masalah atribut yang diukur dan bahasa tulis standar.
f. Filed Test
Hanya aitem-item yang diyakini akan berfungsi dengan baik yang boleh
diloloskan untuk mengikuti uji-coba empiric di lapangan.
g. Seleksi Aitem
Analisis aitem merupakan proses pengujian aitem secara kuantitatif guna
mengetahui apakah aitem memenuhi persyaratan psikometrik untuk disertakan
sebagai bagian dari skala. Hasil analisis aitem menjadi dasar dalam seleksi
aitem. Aitem-aitem yang tidak memenuhi persyaratan psikometrik kan
disingkirkan atau diperbaiki lebih dahulu sebelum dapat menjadi bagian dari
skala.
h. Validasi Konstrak
Validasi skala pada hakikatnya merupakan suatu proses berkelanjutan.
Validasi isi yang dilkaukan melalui proses reviu aitem oleh panel ahli (expert
judgment) namun sebenrnya semua skala psikologis harus diuji konstraknya.
i. Kompilasi Final
Format akhir skala dirakit dalam bentuk tampilan yang menarik namun tetap
memudahkan bagi responden untuk membaca dan menjawabnya. Dalam
bentuk final berkas skala dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan dan
mungkin pula lembar jawaban yang terpisah.
a) Media OHT
OHT adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi
yang disebjut OHP. OHTterbuat dari bahan transparansi yang
berukuran 8,5 X 11 inci.
b) Media OHP adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan
rogram-program transparansi pada sebuah layar. Biasanya alat ini
digunakan untuk menggantikan papan tulis. Selain itu untuk menunjang
pelaksanaan layanan orientasi, layanan informasi, bimbingan kelompok
maupun bimbingan klasikal.
c. Media Audio
Media audio adalah media yang menyimpan pesannya hanya dapat
diterima oleh indra pendengaran. Pesan atau informasi yang akan
disampaikan dituangkan kedalam lambing-lambang audit yang erupa kata-
kata, musik,dan sound effect. Jenis media audi diantaranya media
alatperekam pita magnetik. Dalam bimbingan konseling media ini biasanya
berupa kaset relaksasi dan meditasi. Smaldino (2008:7) menjelaskan bahwa
audio mencakup apa saja yang anda bisa dengar, suara orang, music, suara
mekanis, suara brisik, sura tersebut bis langsung didengar atau direkam.
d. Media Film
Media film dalah media yang menyajikan pesn audiovisual dan gerak. Oleh
karenanya film memberikan kesan yang impresif bagi pemirsanya. Jenis
film dalam bimbingan konseling seperti, film bisu, film bersuara dan film
gelang yang ujungnya sling bersambungan dan proyeksinya tak
memerlukan penggelapan ruangan.
e. Multimedia
Multimedia merupakan suatu system penyampaian dengan menggunakan
berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket.
Contohnya sumber modul belajar yang terdiri atas bahan cetak, bahan
audio, dan bahan audiovisual.
f. Media Objek
Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi
tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri,
seperti ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnannya, dan
fungsinya. Media objek dibagi menjadi dua kelompok, yitu media objek
sebenarnya dan media objek pengganti. Media objek sebenranya dibagi
menjadi media objek alami dan media objek buatan.
g. Media Interaktif
Media interaktif merupakan media yang mempunyai karakteristik bahwa
siswa tidak hanya memperhatikan media atau objek saja, melainkan juga
dituntut untuk berinteraksi dengan sebuah program, mislnya siswa diminta
mengisi isian angket pada program aplikasi tertentu dengan menggunakan
komputer.
Perumusan Butir-butir
Materi Layanan
Ya
Perumusan Alat
Identifikasi Pengukur
Kebutuhan & Keberhasilan
Revisi ?
Karakteristik
Siswa
GBPM
Tidak
Perumusan
Tujuan
Penulisan Naskah
Media Naskah
Siap
Produksi
Tes/Uji Coba
Penjelasan:
a. Identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa
Kebutuhan adalah adanya kesenjangan taraf perkembangan siswa dalam
berbagai aspek pribadi yang diinginkan dengan taraf perkembangan siswa
dalam berbagai aspek pribdi yang diinginkan dengan taraf perkembangan
siswa dalam berbagai aspek pribadi yang telah dicapai sekarang.
Karakteristik siswa lebih mengarah pada modalitas yang dimiliki
seseorang, diantaranya adalah kinestik, visual, dan auditori.
b. Perumusan Tujuan
Dalam bimbingan dan konseling tujuan merupakan factor yang sangat
penting, karena tujuan itu akan menjadi arah kepada siswa untuk
melakukan perilaku yang diharapkan dengan tujuan tersebut. Dengan
tujuan yang jelas seperti itu, maka dengan guru BK dapat mengetahui
sejauh mana sisw mampu mencapai tujuan itu. Tujuan yang memiliki ciri:
jelas, terukur dan operasional. Ketentuan dalam menentukan rumusn
tujuan sebagai berikut:
a) Client Oriented: dalam merumuskan tujuan, harus selalu berpatokan
pada perilaku siswa, dan bukan perilaku guru BK.sehingga dalam
perumusannya kata-kata siswa secara eksplisit dituliskan. Selain itu,
perilaku yang diharapkan dicapai harus mungkin dapat dilakukan siswa
dan bukan perilaku yang tidak mungkin dilakukan siswa.
b) Operasional : perumusan tujuan dibuat secara spesifik dan operasional
sehingga mudah untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Tujuan yang
spesifik ini terkait dengan penggunaan kata kerja. Kata kerja yang
umum akan menghasilkan perilaku atau tindakan siswa yang juga
bersifat umum, namun sebaliknya kata kerja yang khusus akan
menghasilkan perilkau yang khusus pula.
c. Perumusan Materi
Titik tolak perumusan materi bimbingan dan konseling adalah dari
rumusan tujuan. Materi perlu disusun dengan memperhatikan kriteria-
kriteria tertentu, diantaranya :
a) Sahih atau valid
Materi yang dituangkan dalam media untuk bimbingan dan konseling
benar-benar telah teruji kebenarannya kesahihannya. Hal ini juga
berkaitan dengan keaktualan materi sehingga materi yang disiapkan
tidak ketinggalan zaman, dan memberikan kontribusi untuk masa yang
akan dating.
b) Tingkat signifikansi.
Dalammemilih materi perlu dipertimbangkan pertanyaan berikut:
sejauh mana materi itu penting untuk dipelajari? Penting untuk siapa?
Dimana dan mengapa? Dengan demikian materi yang diberikan kepada
siswa tersebut benar-benar yang dibutuhkan.
c) Kebermanfaatan.
Kebermanfaatan yang dimaksud haruslah dipandang dari dua sudut
pandang yaitu kebermanfaatan secara akademis dan nonakademis.
Secara kademis materi harus bermanfaat untuk meningkatkan
kemmapuan siswa, sedangkan secara nonakademis materi harus menjad
bekal berupa life skill baik berupa pengetahuan aplikatif, keterampilan
dan sikap yang dibutuhkannya dalam kehidupan keseharian.
d) Learnability.
Sebuah program harus dimungkinkan untuk dipelajari baik dari aspek
tingkat kesulitannya (tidak mudah, sulit, ataupun sukar) dan bahan ajar
tersebut layak digunakan sesuai dengan kebutuhan setempat.
e) Menarik minat
Materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memtivasi
siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut. Setiap materi yang diberikan
kepada siswa harus menimbulkan keingintahuan lebih lanjut, sehingga
memunculkan doroongan lebih tinggi untuk belajar secara aktif dn
mandiri.
d. Perumusan alat pengukur keberhasilan
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan haruslah
diukur apakah tujuan bimbingan dan konseling sudah tercapai tau tidak?
Untuk mengukur hal tersebut, maka diperlukan alat pengukur hasil layanan
bimbingan konseling yang berupa tes, penugasan atau daftar cek perilaku.
Yang perlu diukut tiga kemampuan utama yaitu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yan telah dirumuskan secara rinci dalam tujuan.
Dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara tujuan, materi, dan
tespengukur keberhasilan.
e. Penulisan Garis Besar Pengembangan Media (GBPM)
GBPM merupakan petunjuk yang dijadikan pedomn oleh para penulis
naskah di alam penulisan naskah program media. GBPM mengacu pada
analisis kebutuhan, tujuan , dan materi. Untuk program media, GBPM
disusun setelah dilakukan telaah topik yang akan dibuat programnya.
Kegiatan telaah topik ini perlu dilakukan, karena tidak semua topik dalam
layanan bimbingan dan konseling cocok untuk dibuat media tertentu
misalnya video atau radio. Misalnya topik-topik berisi materi bimbingan
dan konseling yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
psikomotorik lebih cocok di produksi untuk media video, media cetak atau
tatap muka. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari sajian media
antara lain adalah:
a) Terjadinya persamaan persepsi
b) Efisien: tidak memerlukan penjelasan yang panjang
c) Efektif: sampai ke sasaran
d) Motivatif dan rekreatif
Didalam penyusunan GBPM dan jabaran materi melibatkan ahli
materi, yakni orang yang menguasai isi atau materi. Umumnya ahli materi
berasal dari perguruan tinggi, juga bisa jadi guru BK sendiri. Tugasnya
adalah menilai naskah program dari kelayakan materinya. Yang kedua
adalah ahli media. Ahli media inimenilai dari segi pemilihan medianya,
dan juga segi estetika program ditinjau dari segi kelayakan medianya. Dan
yang terahir adalah petugas bimbingan dan konseling, yang umumnya guru
BK/konselor. Mereka berpengalaman dalam menyampaikan materi di
kelas. Ia bertugas untuk mengembangkan isi GBMP dan jabaran materi.
Dalam hal ini GBPM dan jabaran materi yang dikembangkan walaupun
sudah dianggap memadai karena disusun berdasarkan pengealaman
melaksanakan layanan bimbingan dan konseling, keabsahan program baik
dari segi isi ataupun media, naskah program yang telah ditulismasih perlu
diperiksa lagi oleh ahli materi dan ahli media.
f. Menuliskan Naskah Media
Istilah naskah mungkin tidak begitu asing buat anda karena istilah ini
juga digunakan untuk membuat media cetak seperti halnya buku, koran,
majalah, dan sebagainya. Namun demikian secara umum naskah dalam
perencanaan program media dapat diartikan sebagai pedoman tertulis yang
berisi informasi dalam bentul visual, grafis, dan audio sebagai acuan dalam
pembuatan media tertentu. Secara sederhana naskah juga dapat berupa
gambaran umum media atau juga outline media yang akan dibuat.
Mengapa naskah perlu dibuat? Hal ini perlu dilakukan karena media
bimbingan dan konseling yang mengandung isi materi dan tujuan
diharapkan tercapai, melalui naskah inilah tujuan dan materi tersebut
dituangkan dengan kemasan sesuai dengan jenis media, sehingga media
yang dibuat benar-benar akan memiliki kesesuaian sesuaian dengan tujuan.
Apakah setiap jenis media membutuhkan naskah? Dapat dipastikan
bahwa setiap media apapun yang akan dibuat membutuhkan naskah dan
perlu dibuat naskahnya, karena fungsi dari naskah adalah pedoman bagi
pengguna dan terutama pembuat media. Dilihat dari formatnya naskah
memiliki bermacam-macam jenis, tiap jenis memiliki bentuk yang berbeda.
Namun demikian dilihat dari fungsinya sama, yaitu sebagai penuntun
dalam memproduksi media, unsur-unsur audio, teks, dan visual yang harus
ditampilkan dalam media beserta urutanya dengan jelas tertera dalam
naskah.
Ide/Gagasan
Pengumpulan Informasi/
Penelitian
Penulisan Sinopsis
dan Treatment
Prosedur Feedback
Pengembangan
Revisi
Naskah
Penulisan Naskah/ Naskah
Skenario
Pengkajian/Review
Revisi?
Ya
Tidak
Naskah Final
Penjelasan:
a. Pembuatan naskah media diawali dengan ide atau gagasan. Menghasilkan
media yang bagusdiperlukan kreativitas dan cemerlang. Dengan demikian
diperlukan pemikiran-pemikiran kira-kira ide seprti apa yang menarik namun
tetap memiliki substansi materi yang jelas.
b. Dalam pengembangan naskah adalah mengumpulkan data dan informasi
untuk membuat, melengkapi, dan memperkaya naskah tersebut.
Mengumpulkn bahan ini dapat dilakukan dengan cara mengkaji literature,
melakukan survey ederhana atau juga terlebih dahulu dilakukan penelitian
secara mendalam.
c. Membuat synopsis dan treatmen. Synopsis secara singkat diartikan sebagai
ringkasan program atau ringkasan cerita. Sinopsis ini diperlukan untuk
memberikan gambaran secara ringkas dan padat tentang tema atau pokok
materi yng akan ditangkap.
d. Treatmen merupakan pengembangan dari synopsis. Sinopsis dan treatmen
umumnya dibuat untuk media sound slide, film, video. Program media audio.
1) Jenis Naskah Media
(a) Naskah Media Audio
Media audio adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk audio
atu suaran dan untuk menerima informasi tersebut menggunakan indra
pendengaran. Format audio yang dapat disajikan adalah suara manusia
(naratif), musik, lagu/vokal, dan sound effect. Dengan format tersebut
informasi dapat dikemas sedemikian rupa sehingga membutuhkan daya
imajinasi untuk membuat program audio lebih hidup dn menarik. Dilihat
dari bentuknya yang termasuk media audio diantaranya audio rekaman.
(b) Naskah Media Video
Media video adalah media yang menyajikan informasi dalam suara dan
visual. Unsur suara yang ditampilkan berupa narasi, dialog, sound effect,
dan musik, sedangkan unsur berupa gambar/foto diam (stil image),
gambar bergerak (motion picture), animasi dan teks.
1. Format Naskah
Keterangan-keterangan yang didapat dari hasil exsperimen coba-coba
dengan storyboard tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk skrip
atau naskah program menurut tata urutan yang dianggap sudah benar.
2. Shooting Script/ Skenario
Bila diatas disebutkan bahwa skrip terutama ditunjukan untuk bahan
pegangan sutradara dan pemain, skenario lebih merupakan petunjuk
operasional dalam pelaksanaan produksia atau pembuatan
programnya.
3. Petunjuk Pengembilan gambar
Petunjuk pengambilan gambar adalah posisi pengambilan oleh kamera
pada objek yang diambil.
(c) Naskah Media Grafis
Media grafis adalah media yang dihasilkan dengan cara dicetak melalui
teknik manual atau dibuat dengan cara menggambar atau melukis, teknik
printing, sablon, atau offset, sehingga media ini disebut juga media
printed material atau bahan bahan yang tersetak. Yang termasuk media
grafis diantaranya: bagan, poster, diagram, karikatur, komik pendidikan,
dan media foto. Dalam perkembanganya membuat media cetak menjadi
lebih praktis dibandingkn dengan cara manual menuntut keterampilan
dan keahlian khusus yaitu menggambar dan melukis dan kita sadari
kemampuan ini tidak semua guru BK memilikinya. Kemudahan dalam
membuat media grafis sekarang ini karena dibantu dengan menggunakan
komputer.
Prosedur umum dalam merancang media grafis dapat dilakukan dengan
mengikuti lagkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi program.
2) Mengkaji literatur.
3) Membuat naskah. Naskah untuk media grafis berisi sketsa visual
yang akan ditampilkan berisi objek gambar, grafik, diagram, objek
foto, dan isi pesan visual dalam bentuk teks. Naskah media untuk
media presentasi berupa storyboard dengan format double columm
berisi kolom visual yang diisi dengan semua tampilan dalam bentuk
visual dan kolom audio.
4) Kegiatan produksi.
Pembuatan outline
naskah
Produksi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data dan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang variabel yang
sedang diteliti yang dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai bahan need
assessment guru bimbingan dan konseling atau konselor dilapangan. Prosedur
pengembangan instrument bimbingan dan konseling; identifikasi tujuan ukur,
pembatasan domain ukur, operasional aspek penulisan aitem, ujicoba bahasa, filed
test, seleksi aitem, validasi konstrak, kompilasi final.
Media bimbingan dan konseling merupakan wadah dari pesan, materi yang
ingin sampaikan adalah pesan bimbingan dan konseling, baik dengan media teks,
audio, visual, video, perekayasa, dan orang-orang dengan tujuan siswa mampu
berkembang secara optimal. Prosedur pengembangan media bimbingan dan
konseling yaitu, identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa, (2) perumusan
tujuan bimbingan dan konseling, (3) perumusan butir-butir materi yang terperinci,
(4) mengembangkan alat pengukur keberhasilan, (5) gbpm (garis besar
pengembangan (6) menuliskan naskah media, (7) merumuskan instrumen dan tes,
(8) revisi.
B. Saran
Dengan adanya penulisan makalah ini, semoga pembaca mendapatkan
penjelasan mengenai pengembangan instrumentasi dan media bimbingan dan
konseling. Hal yang harus diperhatikan oleh pemabaca bahwa prosedur
pengembangan instrumen dan media bimbingan dan konseling sangat penting
untuk memuali rencana awal dalam menggunakan media dalam bimbingan
konseling. Karena dengan memperhatikan prosedur materi bimbingan konseling
dapat efektif dan siswa mampu berkembang secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Smaldino, Sharon, dkk. 2008. Instructional Technology & Media For Learning.
Jakarta: Kencana.
Winkel & Hastuti, Sri. 2012. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Media Abadi.
LAMPIRAN
INSTRUMEN DAN MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING
Gambar Diam
Media Objek
INSTRUMEN SKALA PSIKOLOGIS
I. IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap : _______________________
Nama Panggilan : ________________________
Sekolah : ________________________
Kelas : ________________________
No. Hp : ________________________
Alamat Akun : ________________________
** Terima Kasih
Daftar Pertanyaan :