Anda di halaman 1dari 12

PERAN JASA KONSULTANSI BERDASARKAN UNDANG-

UNDANG JASA KONSTRUKSI


Oleh: Yaya Supriyatna Sumadinata *)

Pembagian peran penyedia jasa konstruksi secara umum dapat diturunkan dari
definisi jasa konstruksi yang dimuat dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi (UUJK 2017). Jasa konstruksi didefinisikan sebagai layanan
jasa konsultansi, jasa pekerjaan konstruksi, dan jasa pekerjaan konstruksi
terintegrasi. Layanan jasa pekerjaan konstruksi adalah layanan pelaksanaan
konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor, sedangkan layanan pekerjaan konstruksi
terintegrasi adalah layanan yang diberikan oleh kontraktor berupa gabungan layanan
jasa konsultansi dengan layanan pelaksanaan konstruksi.

PEMBAGIAN TUGAS LAYANAN JASA KONSULTANSI

Pembagian tugas layanan jasa konsultansi dapat dilihat dari subbab Struktur Usaha
Jasa Konstruksi yang tertuang dalam UUJK 2017. Secara umum struktur usaha jasa
konstruksi terdiri atas jenis, sifat, klasifikasi, dan layanan usaha, serta bentuk dan
kualifikasi usaha.

Sifat jasa konsultansi dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu jasa konsultansi yang
bersifat umum, dan yang bersifat spesialis. Usaha jasa Konsultansi Konstruksi yang
bersifat umum harus memenuhi kriteria yang mampu memberikan jasa konsultansi
secara utuh yang menghasilkan dokumen pengkajian, perencanaan, perancangan,
dan pengawasan. Usaha jasa Konsultansi Konstruksi yang bersifat spesialis harus
memenuhi kriteria yang mampu melaksanakan bagian tertentu dari proses
konsultansi yang menghasilkan dokumen pengkajian, perencanaan, perancangan,
pengawasan, dan/atau manajemen penyelenggaraan konstruksi.

TUGAS JASA KONSULTANSI UNTUK LAYANAN PENGKAJIAN

Jasa konsultansi untuk layanan pengkajian meliputi antara lain:

1. Kajian pendahuluan tentang isu-isu seperti site philosopi, tujuan dari


pembangunan, tinjauan lingkungan dan iklim, kebutuhan hunian
2. Pengkajian dampak topografi dan geologi dalam desain,
3. pengkajian kualitas atau kecocokan material yang akan digunakan dalam proyek
konstruksi dan dampaknya dalam desain,
4. pengkajian dampak lingkungan dari proyek konstruksi,
5. pengkajian keuntungan efesiensi produksi sebagai dampak dari penggunaan
alternatif proses, teknologi dan layout;
6. pengkajian the load bearing framework dari suatu bangunan;

TUGAS JASA KONSULTANSI UNTUK LAYANAN PERENCANAAN

Jasa konsultansi untuk layanan perencanaan meliputi antara lain:

1. Mengerjakan studi kelayakan


2. Membuat rencana pendahuluan, termasuk di dalamnya mendefinisikan konsep
desain teknik, membuat gambar perencanaan, membuat rencana metode
instalasi, merumuskan batasan waktu
3. Membuat perancangan awal/ praperancangan

TUGAS JASA KONSULTANSI UNTUK LAYANAN PERANCANGAN

Jasa konsultansi untuk layanan perancangan meliputi antara lain:

1. Menerapkan hasil perencanaan ke dalam perancangan bangunan


2. Membuat ganbar rencana
o Menyiapkan spesifikasi Teknik ternasuk di dalamnya spesifikasi material
yang akan digunakan
3. Membuat rencana metode instalasi
4. Menghitung volume pekerjaan
5. Menghitung estimasi biaya
6. Merumuskan batasan waktu pekerjaan
7. Menyusun dokumen tender
8. Memberikan nasihat ahli untuk evaluasi dan penerimaan tender
9. Menyusun dokumen perencanaan akhir
10. Mermbuat spesifikasi teknis lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan tender;
11. Membuat desain rekayasa mekanikal untuk sistem energi, sistem alarm
kebakaran, sistem pemanas ruangan, ventilasi, pendingin ruangan, lemari
pendingin,
12. Membuat rencana metode pemasangan mekanikal lainnya untuk semua jenis
bangunan
13. Membuat rencana proses produksi, prosedur dan fasilitas produksi;
14. Membuat rencana metode pemotongan, handling dan transportasi logistik dan
layout lokasi;
15. Membuat metode instalasi mekanikal kegiatan produksi komponen bangunan;
16. Membuat metode instalasi dan perawatan dari peralatan konstruksi;
17. Membuat metode dalam melaksanakan perawatan, renovasi, restorasi, atau
recycling dari bangunan, atau penentuan nilai dan kualitas dari bangunan atau
nasihat arsitektural lainnya.

TUGAS JASA KONSULTANSI UNTUK LAYANAN PENGAWASAN

Jasa konsultansi untuk layanan pengawasan adalah Jasa asistensi teknis dan
nasihat selama fase pelaksanaan konstruksi untuk memastikan pekerjaan konstruksi
yang sedang dilaksanakan sudah sesuai dengan final desain. Layanan pengawasan
ini meliputi jasa yang diberikan di kantor maupun di lapangan.

Lingkup jasa konsultansi pengawasan meliputi antara lain:

1. Menghadiri rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan (pre-construction meeting)


2. Memverifikasi izin, jaminan pelaksanaan dan asuransi kontraktor
3. Menyiapkan prosedur komunikasi tahap konstruksi di lapangan
4. Menerapkan prosedur administrasi kontrak
5. Mereview permintaan informasi, shop drawings, sampel, dan pengajuan lain
6. Menghadiri/memimpin rapat di lapangan.
7. Memeriksa dan mengusulkan persetujuan perubahan minor dalam pekerjaan
sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak kontraktor
8. Memeriksa dan mengusulkan persetujuan perubahan pesanan (Change Orders)
9. Mengelola informasi kondisi fisik proyek
10. Memeriksa dan menyetujui rencana dan penerapan system keselamatan dan
kesehatan kerja
11. Memeriksa dan mengusulkan persetujuan manual pelaksanaan dan jaminan-
jaminan operasi dan pemeliharaan.
12. Memeriksa dan mengusulkan persetujuan sertifikat penyelesaian sub pekerjaan
kontraktor
13. Memeriksa dan menyetujui rencana kerja pelaksanaan
14. Memeriksa dan menyetujui shop drawings,
15. Melaksanakan kunjungan secara periodik ke lapangan untuk keperluan
pengawasan pekerjaan konstruksi, termasuk di dalamnya pemeriksaan dan
persetujuan persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
16. Melaksanakan pengukuran progress (kuantitas) pekerjaan
17. Melaksanakan pengawasan kualitas hasil pekerjaan
18. Memberikan panduan kepada klien dan penyedia jasa pelaksana konstruksi
dalam menginterpretasikan dokumen kontrak dan nasihat lain dalam hal teknis
selama proses kontruksi berjalan.

TUGAS JASA KONSULTANSI UNTUK LAYANAN MANAJEMEN


PENYELENGGARAAN KONSTRUKSI

Proyek konstruksi terdiri dari serangkaian aktivitas yang saling berkaitan satu
dengan yang lain dalam seluruh siklus proyek, mulai dari pengkajian
pengembangan ide, perencanaan (studi konsep dan kelayakan), perancangan,
pengadaan, pelaksanaan, start up dan penerapan, operasi dan pemanfaatan,
sampai dengan pembongkaran dan reskonstruksi/ pembangunan kembali.

Untuk mengelola dan mengendalikan rangkaian aktivitas pada tahap demi tahap
tersebut diperlukan upaya manajemen proyek konstruksi yang tepat dan efektif.
Semakin tinggi kompleksitas suatu proyek konstruksi, semakin tinggi pula tuntutan
akan keterampilan manajemen proyek, karena semakin tinggi pula risiko tidak
tercapainya sasaran kinerja proyek. Pada proyek - proyek konstruksi berskala
besar pada umumnya digunakan jasa konsultansi untuk layanan manajemen
penyelenggaraan konstruksi (konsultan manajemen konstruksi). Konsultan
manajemen konstruksi adalah jasa konsultansi yang diberikan oleh suatu
perusahaan atau organisasi yang mengkhususkan diri dalam praktik manajemen
konstruksi professional yang mempraktikkannya pada suatu proyek tertentu sebagai
bagian dari tim manajemen proyek. Konsultan manajemen konstruksi bertindak
sebagai representative dari pemilik pekerjaan untuk menjamin dan bertanggung
jawab atas keberhasilan penyelesaian proyek, termasuk di dalamnya
pengorganisasian proses perencanaan, perancangan, pengawasan dan/atau
pengawasan, pemberian rekomendasi dalam setiap tahapan proyek, dan
pelaksanaan pengawasan dalam hal tidak ada penyedia jasa konsultansi pengawas.

Peran dan Kegiatan Jasa Konsultansi Untuk Layanan Manajemen


Penyelenggaraan Konstruksi

Penggunaan jasa konsultansi untuk layanan manajemen penyelenggaraan


konstruksi pada hakikatnya bertujuan untuk menjamin keberhasilan penyelesaian
proyek melalui pengelolaan mutu proyek, kinerja waktu, biaya, dan fisik sesuai
rancangan dan spesifikasi, baik secara kuantitas maupun kualitas. Dengan
demikian, Peran Jasa Konsultansi Untuk Layanan Manajemen Penyelenggaraan
Konstruksi sebagai berikut:
1. penggunaan anggaran yang paling efektif;
2. pengendalian yang lebih baik atas lingkup kerja;
3. Pelaksanaan optimalisasi opsi-opsi penjadwalan proyek/program;
4. penggunaan keahlian individu anggota tim proyek yang terbaik;
5. Pelaksanaan mitigasi risiko keterlambatan , perubahan, dan klaim;
6. Peningkatan kualitas desain dan konstruksi; dan
7. Pemanfaatan fleksibilitas seoptimal mungkin dalam opsi-opsi
kontrak/pengadaan.

Kegiatan jasa konsultansi untuk layanan manajemen penyelenggaraan konstruksi


meliputi antara lain: penerapan manajemen konstruksi, pelaksanaan manajemen
waktu, pelaksanaan manajemen biaya, pelaksanaan manajemen sistem informasi,
pelaksanaan layanan manajemen lainnya yang terkait.

1. Penerapan Manajemen Konstruksi:


a. Memimpin rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan (pre-construction meeting)
b. Memverifikasi izin, jaminan pelaksanaan dan asuransi Kontraktor
c. Mengelola dan dan menyiapkan prosedur komunikasi tahap konstruksi di
lapangan
d. Menetapkan dan menerapkan prosedur administrasi kontrak
e. Mereview permintaan informasi, shop drawings, sampel, dan pengajuan lain
f. Menghadiri/memimpin rapat di lapangan.
g. Berkoordinasi dengan konsultan perencana terkait disiplin masing-masing
h. Menyetujui perubahan minor dalam pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
dalam kontrak kontraktor
i. Mengelola perubahan pesanan (Change Orders)
j. Mengelola informasi kondisi fisik proyek
k. Melaksanakan ulasan kualitas (Quality Review)
l. Mengelola dan menyetujui rencana dan penerapan system keselamatan dan
kesehatan kerja
m. Mengelola perselisihan antara kontraktor dan pemilik
n. Mengelola penyiapan manual pelaksanaan dan jaminan-jaminan operasi dan
pemeliharaan.
o. Mengeluarkan sertifikat penyelesaian sub pekerjaan kontraktor
p. Mengeluarkan sertifikat penyelesaian akhir

2. Pelaksanaan Manajemen Waktu


a. Menyesuaikan, memperbarui dan mendistribusikan master schedule
b. Meninjau jadwal konstruksi Kontraktor
c. Membuat laporan jadwal konstruksi
d. Menentukan dan menyarankan pengaruh change order pada jadwal
e. Menyusun dan menyampaikan update jadwal Bersama dengan kontraktor

3. Pelaksanaan Manajemen Biaya


a. Menentukan target nilai progres konstruksi bersama dengan kontraktor
b. Membuat rencana alokasi biaya pemilik untuk pembayaran progres konstruksi
Kontraktor
c. Menyarankan kepada pemilik pengaruh permintaan perubahan dari segi biaya
d. Merekap biaya yang dikeluarkan pemilik (cost records)
e. Memberikan masukan optimasi waktu dan biaya (studi trade-off) untuk
berbagai komponen konstruksi
f. Membuat kemajuan pembayaran (progres payments)

4. Pelaksanaan Manajemen Sistem Informasi / MSI


a. Membuat laporan jadwal pemeliharaan material dan peralatan pada masa
konstruksi
b. Membuat laporan biaya proyek
c. Membuat laporan change order
d. Membuat laporan arus kas
e. Membuat laporan kemajuan pembayaran (setiap kontrak)
f. Membuat laporan revisi anggaran proyek dan konstruksi akibat permintaan
perubahan

5. Pelaksanaan Layanan Tambahan dan Lain-Lain / Additional Services


a. Melaksanakan penyidikan, penilaian atau evaluasi kondisi lapangan, fasilitas,
atau peralatan yang berbeda dari apa yang ditunjukkan dalam dokumen
kontrak
b. Memberikan layanan yang terkait dengan pengadaan, penyimpanan,
pemeliharaan dan pemasangan peralatan, bahan, perlengkapan dan furniture
yang dipasok/disediakan oleh pemilik
c. Memberikan layanan yang terkait dengan perencanaan kebutuhan ruang di
proyek
d. Mengatur kondisi lahan terhadap kebutuhan proyek (program ruang)
e. Memberikan layanan yang terkait dengan permintaan investigasi dan analisis
di proyek
f. Memberikan layanan yang terkait dengan penyewaan atau sewa ruang di
sekitar proyek
g. Mengelola persiapan studi kelayakan keuangan proyek
h. Mengelola persiapan keuangan, pembuatan laporan MSI yang tidak tersedia
di bawah layanan dasar
i. Melaksanakan pemeriksaan teknis dan pengujian kinerja
j. Menyiapkan panduan operasi dan pemeliharaan
k. Memberikan layanan yang terkait dengan perekrutan dan pelatihan personil
pemeliharaan
l. Memberikan rekomendasi atas sengketa antara pemilik dan kontraktor
m. Melaksanakan inspeksi garansi selama masa garansi dari proyek
n. Memberikan konsultasi dan rekomendasi terkait dengan penggantian
pekerjaan atau properti yang rusak akibat kebakaran atau penyebab lainnya
selama jasa konstruksi
o. Memberikan pertimbangan terhadap kondisi yang tidak tertera dalam
dokumen kontrak terhadap peraturan yang berlaku dimana proyek itu
dilaksanakan
p. Melaksanakan persiapan dan pelayanan sebagai saksi sehubungan dengan
sidang umum atau pribadi atau arbitrase, mediasi atau proses hukum akibat
perselisihan
q. Membantu pemilik dalam kegiatan hubungan masyarakat, termasuk
menyiapkan informasi dan menghadiri pertemuan publik
r. Membantu pemilik dengan pengadaan dan persiapan dokumen sehubungan
dengan penggunaan bangunan
s. Mengelola jasa-jasa yang berhubungan dengan operasi awal peralatan
seperti Start-up, pengujian, penyesuaian dan penyeimbangan sistem yang
dikerjakan
t. Memberikan layanan lain yang tidak dinyatakan tetapi termasuk dalam
perjanjian

KLASIFIKASI USAHA JASA KONSULTANSI

Usaha jasa konsultansi diklasifikasikan menjadi: arsitektur, rekayasa, rekayasa


terpadu, dan arsitektur lanskap dan perencanaan wilayah.

Usaha Jasa Konsultansi Arsitektur

Usaha jasa konsultansi arsitektur meliputi jasa nasehat/konsultasi, perencanaan,


praperancangan, perancangan, pengawasan pelaksanaan, penilaian kelayakan dan
rekomendasi mengenai arsitektural dan hal-hal yang terkait dengan arsitektural. Di
dalamnya termasuk melaksanakan kajian pendahuluan tentang isu-isu seperti site
philosopi, tujuan dari pembangunan, tinjauan lingkungan dan iklim, kebutuhan
hunian, batasan biaya, analisa pemilihan lokasi, penjadwalan pelaksanaan
konstruksi, dan isu lain yang mempengaruhi perencanaan, perancangan dan
pelaksanaan dari suatu proyek. Jasa ini meliputi tidak hanya pekerjaan konstruksi
yang baru namun dapat meliputi nasihat mengenai metode dalam melaksanakan
perawatan, renovasi, restorasi, atau recycling dari bangunan, atau penentuan nilai
dan kualitas dari bangunan atau nasihat arsitektural lainnya.

Usaha Jasa Konsultansi Rekayasa

Usaha jasa konsultansi rekayasa meliputi jasa pengkajian, studi kelayakan,


perencanaan, praperancangan, perancangan, dan pengawasan pelaksanaan,
penilaian kelayakan teknis dan rekomendasi teknis bangunan baik bangunan
gedung maupun bangunan sipil. Di dalamnya termasuk:

Pengkajian dampak topografi dan geologi dalam desain, pengkajian kualitas atau
kecocokan material yang akan digunakan dalam proyek konstruksi dan dampaknya
dalam desain, pengkajian dampak lingkungan dari proyek konstruksi, pengkajian
keuntungan efesiensi produksi sebagai dampak dari penggunaan alternatif proses,
teknologi dan layout; perencanaan the load bearing framework dari suatu bangunan;
estimasi biaya, spesifikasi dan rencana pendahuluan untuk mendefinisikan konsep
desain teknik; gambar kerja, metode instalasi, batasan waktu, dokumen tender,
nasihat ahli untuk evaluasi dan penerimaan tender; perencanaan awal, perencanaan
akhir, spesifikasi material yang akan digunakan, spesifikasi teknis lainnya yang
dibutuhkan untuk keperluan tender; pembuatan desain rekayasa mekanikal untuk
sistem energi, sistem alarm kebakaran, sistem pemanas ruangan, ventilasi,
pendingin ruangan, lemari pendingin, pemasangan mekanikal lainnya untuk semua
jenis bangunan; perencanaan proses produksi, prosedur dan fasilitas produksi;
metode pemotongan, handling dan transportasi logistik dan layout lokasi; instalasi
mekanikal kegiatan produksi komponen bangunan; instalasi dan perawatan dari
peralatan konstruksi; dan jasa konsultansi di bidang pembinaan jasa konstruksi.

Usaha Jasa Konsultansi Rekayasa Terpadu


Usaha jasa konsultansi rekayasa terpadu adalah usaha jasa konsultansi rekayasa
yang memiliki lebih dari satu bidang rekayasa. Sampai saat ini, klasifikasi jasa
konsultansi konstruksi hanya ada satu bidang rekayasa, sehingga usaha jasa
konsultansi untuk klasifikasi rekayasa terpadu belum diterapkan.
Dalam implementasinya, klasifikasi usaha jasa konsultansi rekayasa akan terdiri
atas beberapa subklasifikasi misalnya jasa konsultansi untuk rekayasa jalan,
rekayasa bendungan, dan rekayasa gedung. Setiap pelaku usaha jasa konsultansi
rekayasa dapat memiliki lebih dari satu subklasifikasi. Walaupun demikian, pelaku
usaha yang memiliki beberapa subklasifikasi rekayasa tidak diklasifikan sebaga
pelaku usaha jasa konsultansi rekayasa terpadu.

Usaha Jasa Konsultansi Arsitektur Lanskap dan Perencanaan Wilayah.


Usaha jasa konsultansi arsitektur lanskap dan perencanaan wilayah meliputi antara
lain jasa nasihat/konsultasi, pengkajian, perencanaan, perancangan, pengawasan
dan pengelolaan landscaping untuk taman, lahan komersial dan permukiman;
perkotaan dan bagian perkotaan; wilayah nasional, pulau, provinsi, kabupaten; dan
kawasan koridor pulau, kawasan strategis
nasional/provinsi/kabupaten/kota,kawasan andalan, dan kawasan permukiman;
ruang terbuka publik/terbuka hijau, yang mencakup ruang darat, laut, udara, danan
di dalam bumi.

Terkait dengan pekerjaan arsitektur lanskap di dalamnya termasuk perencanaan


lokasi pengembangan Kawasan perumahan dan permukiman, restorasi lingungan,
perencanaan taman rekreasi, penyiapan rencana lapangan, gambar kerja,
spesifikasi dan estimasi biaya untuk pengembangan lahan yang menggambarkan
kontur tanah, tanaman yang akan ditanam, dan fasilitas lain seperti tempat pejalan
kaki, pagar,dan area parkir. Termasuk juga didalamnya jasa inspeksi dari pekerjaan
selama konstruksi, jasa pengkajian dan penasehatan penataan lingkungan
bangunan dan lansekap, serta perawatan situs bersejarah.

Terkait dengan pekerjaan perencanaan wilayah di dalamnya termasuk


pengembangan pemanfaatan ruang, perumusan kebijakan strategis operasionalisasi
rencana tata ruang, pemrograman pemanfaatan ruang , manajemen mitigasi dan
adaptasi bencana dan kerusakan lingkungan, fasilitasi kemitraan dan pelembagaan
dalam penyelenggaraan penataan ruang, pengawasan teknis penyelenggaraan
penataan ruang, audit pemanfaatan ruang,dan pengaturan zonasi, pengawasan dan
pengendalian penataan ruang.
Dalam memberikan layanan jasa konsultansi arsitektur lanskap dan perencanaan
wilayah memperhatikan, melaksanakan dan mengelola:

1. Penerapan SMK3 dan Lingkungan

2. Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang


Wilayah dan Kota

3. Pengelolaan pekerjaan persiapan

4. Pelaksanaan pekerjaan survey dan pengumpulan data

5. Pelaksanaan analisis hasil survey dan data pendukung

6. Pelaksanaan evaluasi hasil kompilasi dan pengolahan data

7. Penyusunan analisis perancangan arsitektur lanskap dan masterplan rencana


wilayah dan kota

8. Merancang lanskap dan masterplan rencana wilayah dan kota

PENUTUP

1. Jasa konstruksi terdiri atas jasa konsultansi, pekerjaan konstruksi, dan pekerjaan
konstruksi terintegrasi.
2. Sifat jasa konsultansi terdiri atas jasa konsultansi yang bersifat umum dan jasa
konsultansi yang bersifat khusus.
3. Layanan jasa konsultansi meliputi layanan pengkajian, perencanaan,
perancangan, pengawasan dan/atau manajemen penyelenggaraan konstruksi,
4. Tidak ada pembatasan penggabungan keenam layanan jasa konsultansi tersebut
terdapat pada satu badan usaha jasa konstruksi dan/atau satu pekerjaan jasa
konsultansi.
5. Tenaga ahli yang memberikan jasa pada masing-masing layanan tersebut
memiliki kompetensi keahlian tertentu. Kompetensi terbentuk dari penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan prilaku. Kompetensi diterapkan sesuai tugas dan
wewenangnya yang berbeda untuk masing-masing layanan.
6. Jasa konsultansi untuk layanan kajian menghasilkan rekomendasi. Layanan
perencanaan menhasilkan rekomendasi kelayakan bangunan dan rancangan
pendahuluan setalah mempertimbangkan hasil pengkajian baik yang
dilaksanakan sebelumnya maupun pada saat pelaksanaan pekerjaan
perencanaan. Layanan perancangan menghasilkan dokumen hasil rancangan
berupa gambar rancangan, spesifikasi teknis, daftar kuantitas, estimasi biaya
hasil rekayasa, dan metode konstruksi termasuk di dalamnya dokumen
manajemen K3 setelah mempertimbangkan hasil perencanaan. Layanan
pengawasan bertanggung jawas atas kesesuaian pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dengan dokumen hasil perancangan.
7. Khusus untuk layanan perancangan dan layanan pengawasan, tugas dan
wewenangnya harus terpisah secara jelas karena masing-masing memiliki
konsekuensi hukum ketika terjadi kegagalan bangunan. Konsultan perancang
bertanggung jawab atas kegagalan bangunan apabila hasil perancangannya
tidak memenuhi standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan
konstruksi apabila dilaksanakan di lapangan sesuai dengan hasil
perancangannya. Konsultan pengawas bertanggung jawab apabila lalai dalam
mengwasi pekerjaan konstruksi di lapangan sehingga tidak sesuai dengan hasil
perancangan yang temuat dalam dokumen kontrak.
8. Untuk pekerjaan kompleks yang sering menghadapi perubahan yang relative
besar di lapangan, tim konsultan pengawas biasanya didukung tim konsultan
technical assistant atau core team.
9. Klasifikasi usaha jasa konsultansi terdiri atas usaha jasa konsultansi arsitektur,
rekayasa, rekayasa terpadu, dan arsitektur lanskap dan perencanaan wilayah.

Jakarta, 8 Mei 2019

 Penulis saat ini menjabat sebagai Pejabat Fungsional Teknis Pembina Jasa
Konstruksi Utama di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Anda mungkin juga menyukai