Anda di halaman 1dari 19

Pengaruh

PengaruhTumpek
TumpekLandep
Landepterhadap
terhadapBudaya
Budayadan
dan
Arsitektur
ArsitekturBali
Bali
Oleh kelompok 2
Anggota kelompok 2 :
Anggota kelompok 2 :
Ida Bagus Agung Mahadewa (1805521068)
I Putu Agung Purnadi Nanda (1805521098)
Rastaparantapa (1705522022)
PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
Pertama, penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dimana yang telah
melimpahkan rahmatnya dan memberi penulis kesempatan untuk mengerjakan tugas Mata
Kuliah Arsitektur dan Budaya. Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan
didalam menyelesaikan Mata Kuliah Arsitektur dan Budaya bagi para Mahasiswa, khususnya
dari Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana.
Output daripada tugas ini merupakan salah satu bentuk upaya dalam memberikan edukasi
terhadap para pembaca terkait refleksi hari raya Tumpek Landep terhadap budaya dan
arsitektur di Bali khususnya masa kini. Susunan tugas ini telah dibuat dengan sebaik-baiknya
dan semaksimalnya, tetapi penulis menyadari masih banyak kekurangan didalamnya. Oleh
karenanya, jika ada kritik maupun saran dimana yang sifatnya membangun bagi penulis, maka
dengan senang hati akan penulis terima.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peringatan Hari Raya Tumpek Landep berdasarkan budaya Kepolisian Resor
Kabupaten Tabanan-Bali?
2. Bagaimana refleksi budaya Tumpek Landep terhadap bentuk arsitektur gedung Kepolisian
Resor Kabupaten Tabanan-Bali?
KAJIAN TEORI
LATAR BELAKANG
Secara etimologis, tumpek berasal dari kata
tampa yang dalam Bahasa Jawa Kuno memiliki
arti turun. Kata tampa diberi sisipan ‘um’ Ida
Ida Sang
Sang Hyang
Hyang Widhi
Widhi
sehingga menjadi tumampak yang artinya Wasa
Wasa
berpijak. Kemudian, terjadi pergeseran kelas
kata dari kata kerja menjadi kata keterangan
yakni tumampek yang berarti dekat. Kata ini Manifestasi ke..
mengalami persenyawaan huruf ‘m’ sehingga
menjadi kata tumpek. Dengan demikian,
tumpek memiliki arti hari peringatan turunnya
Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam
manifestasinya terhadap hal-hal tertentu. hal-hal tertentu
LATAR BELAKANG
Tumpek Landep merupakan hari raya umat Hindu yang jatuh
pada Saniscara Kliwon Wuku Landep (hari Sabtu dengan Panca
Wara-nya Kliwon dan Wuku-nya Landep) yang dianggap sebagai
hari turunnya Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya
sebagai Sang Hyang Pasupati. Kata landep itu sendiri memiliki arti
tajam atau runcing. Oleh karena itu, pada hari ini umat Hindu di
Bali melakukan upacara persembahyangan terhadap benda-
benda runcing dan terbuat dari logam sesuai budaya masing-
masing. Dengan demikian, diharapkan masyarakat Hindu di Bali
memeroleh ketajaman berpikir serta ketajaman seluruh panca
indra.
LATAR BELAKANG
Rangkaian upacara umat Hindu dalam
memperingati Tumpek Landep berkembang
menjadi sebuah kebudayaan yang rutin
dilaksanakan setiap 210 hari. Produk dari budaya
tersebut menghasilkan bentuk arsitektur yang
berfungsi sebagai wadah dalam melaksanakan
upacara Tumpek Landep baik dalam wujud rumah
tinggal, bangunan komersil, hingga bangunan
perkantoran.
Refleksi Tumpek Landep terhadap budaya dan
arsitektur di Bali masa kini dapat dilihat pada
bangunan-bangunan di Bali salah satunya adalah
kantor Kepolisian Resor Kabupaten Tabanan-Bali
yang mengimplementasikan konsep Arsitektur
Tradisional Bali.
PEMBAHASAN
STUDI KASUS
Info terkait
Objek : Polres Tabanan
Lokasi : Jl. Pahlawan No.12, Delod Peken,
Kec. Tabanan, Kabupaten Tabanan,
Bali 82113
STUDI KASUS
Tumpek Landep adalah salah satu hari
keagamaan yang dirayakan umat Hindu pada
umumnya di Bali dan khususnya di Tabanan.
Tumpek Landep datangnya dan dirayakan
setiap enam bulan sekali dan jatuhnya pada
hari Sabtu Kliwon Wuku Landep sesuai dengan
hitungan kalender Bali.
STUDI KASUS
Polres Tabanan melaksanakan kegiatan
persembahyangan serta mengupacarai sarana
prasana peralatan sarwa Landep yang dimiliki,
diantaranya sejenis senjata termasuk juga
Kendaraan dan perabotan lainnya agar tetap
bertuah dan dapat memberikan kesejahteraan
lahir bathin.
STUDI KASUS
Dalam rangka meningkatkan crada bakti dan
untuk pembinaan mental Spritual personel
pada perayaan tumpuk landep semua anggota
Polres Tabanan yang beragama Hindu
melaksanakan kegiatan Persembahyangan
bersama. Disamping itu, semua sarana
prasarana Polres Tabanan diantaranya Ranmor
Dinas, senjata Api dihadirkan dan diupacarai
menurut kepercayaan Hindu.
STUDI KASUS
Persembahyangan dilakukan dengan
memanjatkan doa puja dan puji syukur, ubtuk
memohon kehadapan Ida Sang Hyang Widi
Wasa dalam wujud/manifestasinya Sang
Hyang Pasupati, agar diberikan anugerah
kesehatan lahir bhatin dan diberkati
ketajaman berpikir (wiweka ) serta semua
sarana prasarana yang dimiliki bertuah
sehingga dapat mempermudah dalam
menjalankan kehidupan (tugas kedinasan).
PENUTUP
KESIMPULAN
Tumpek Landep adalah upacara keagamaan dan pemujaan kepada Hyang Pasupati (Dewa
Senjata) bagi umat Hindu. Jadi, upacara ini adalah untuk mengupacarai bahan/alat yang terbuat
dari logam agar bertuah dalam menjalankan kehidupan. Jika Tumpek Landep
direfleksikan/dikaitkan dengan bangunan arsitektur pun berbeda-beda menurut jenis/fungsi
bangunan tersebut. Dalam hal ini seperti bangunan Polres Tabanan, jadi yang diupacarai adalah
alat-alat logam yang ada disana bangunan tersebut seperti senjata api dan kendaraan dinas.
DAFTAR PUSTAKA
https://mediapolri.id/
http://balifactualnews.com/
https://ejournal.unhi.ac.id/
https://phdi.or.id/
https://disparda.baliprov.go.id/
Sekian dan terima kasih

Anda mungkin juga menyukai