Anda di halaman 1dari 11

PARIBASA SUNDA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Budaya Sunda.

DOSEN PENGAMPU :
Dr. H. Azis Lukman Praja, M.Si.

DISUSUN OLEH :

R.Rini Siti Salma W 195040008

Utari Widyaningrum 195040017

Ugi Hermawati 195040028

Wulan Rosdiana 195040038

Vidya Zachrani 195040047

KELOMPOK 4

BIOLOGI A

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktu yang ditentukan.

Penyusunan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas kami sebagai mahasiswa/i
dalam Program Mata Kuliah Budaya Sunda.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah yang berjudul
“Paribasa Sunda” ini juga banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat menyempurnakan tugas makalah ini. Kami
harap dapat bermanfaat bagi kami dan kepada para pembaca.

Bandung, 19 Februari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................3
2.1 Pengertian Peribahasa...............................................................................................................3
2.2 Peribahasa yang terdapat dalam Masyarakat Sunda.............................................................4
2.3 Fungsi dan Peran Peribahasa dalam Masyarakat Sunda.......................................................5
2.4 Nilai-nilai yang Terkandung dalam Peribahasa......................................................................6
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................7
3.2 Saran...........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kebudayaan pribahasa sangat penting peranannya dalam kehidupan sehari-hari.
Negara-negara dari belahan dunia mana pun tidak terlepas dari pribahasa dan memiliki
masing-masing perbendaharaan pribahasaannya yang digunakan dalam berkomunikasi pada
kehidupan sehari-harinya, begitupun dengan Bahasa Indonesia. Dalam Bahasa Indonesia
sendiri banyak Bahasa yang popular di masyarakat, misalnya “ gajah mati meninggalkan
gading, harimau mati meninggalkan belang” atau “ kasih anak sepanjang galah, kasih ibu
sepanjang jalan”.

Secara linguistik menjelaskan pribahasa adalah penggalan kalimat yang telah


membeku, bentuk, makna, dan fungsinya dalam masyarakat. Sedangkan dalam kamus besar
Bahasa Indonesia sendiri menjelaskan, pribahasa adalah ungkapan atau kalimat ringkas, padat
dan berisi perbandingan, prumpamaan, nasehat, prinsip hidup, atau aturan tingkah laku.

Pribahasa sendiri mempunyai beberapa fungsi dalam masyarakat yang pertama, untuk
menghiasi percakapan, percakapan sendiri akan lebih kaya jikalau dilengkapi dengan
pribahasa yang ada dalam percakapan tersebut. Kedua, memperkuat karangan atau tulisan
seseorang. Ketiga, memberi nasihat. Dan yang keempat, mengajarkan pedoman hidup bagi
masyarakat, karena pada umumnya yang mengandung nilai-nilai tertentu yang hidup
dimasyarakat.

Dalam upaya memahami budaya penuturnya, cerminan karakteristik dan cara


berpikirpenutur suatu masyarakat budaya dapat memberikan petunjuk yang sangat bernilai
(Wierzbicka, 1997 : 4). Penggunaan ungkapan tradisional merupakan sebuah kearifan lokal
(local wisdom) yang memberikan proses pendidikan di masyarakat secara langsung maupun
tidak langsung. Ungkapan tradisional yang dimaksud dalam penelitian ini berupa peribahasa
Sunda sebagai kekayaan budaya daerah yang banyak mengandung nilai-nilai kearifan lokal
yang sangat tingi. Hal ini tentunya bisa menjadi kontrol sosial bagi masyarakat pemakainya
sebagai dasar pertimbangan dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Dasar pertimbangan inilah
yang harus dilestarikan dan digunakan oleh masyarakat Sunda sebagai bahan pijakan dan
gambaran kekayaan bahasa Sunda.

1
Dilihat dari bentuknya peribahasa Sunda miliki struktur uniq (unique) yang terlihat
berbeda dari struktur kalimat lainnya dalam bahasa Sunda. Hal ini disebabkan dari adanya
makna tersendiri yang membingkai makna dibelakang ungkapan tersebut (Nugraha, 2013:1).
Halliday dalam (Gerot dan wignell, 1994) mengemukakan bahwa dalam tata bahasa
fungsional penggunaan bahasa itu dinyatakan dalam penggunaan secara nyata yang
dihubungkan dengan teks dan konteks. Tata bahasa fungsional pun tidak hanya
berkonsentrasi pada struktur bahasa, tapi bagaimana struktur tersebut merealisasikan sebuah
makna, yang dikenal dengan sistem makna ideational, interpersonal dan tekstual. Dalam hal
ini pembahasan analisis hanya terfokus pada proses makna ideational saja, dimana dalam
makna ideational pada umumnya meliputi process, pasticipant, dan circumtance, yang
dibungkus dalam transitivity, dan dalam analisisini hanya terfokus pada processnya saja.
Process apa yang dibangun dalam setiap klausa peribahasa Sunda, dan seberapa banyak
frekuensi proses tersebut sehingga peneliti dapat menyimpulkan makna dibalik pembentukan
process tersebut.

Peribahasa masuk ke dalam pemelajaran bahasa Sunda pada setiap jenjangnya,


dimaksudkan agar warisan nilai budaya ini tidak hilang sampai kapanpun karena begitu
banyak sekali nilai yang terdapat dalam ungkapan tradisional tersebut, dan dari peribahasa
yang sering digunakan oleh masyarakat Sunda tergambar pula bagaimana karakter
masyarakat Sunda dalam ungkapan tradisional tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja yang dimaksud peribahasa?
2. Peribahasa apa saja yang terdapat dalam masyarakat sunda?
3. Bagaimana fungsi dan peranan peribahasa dalam masyarakat?
4. Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam peribahasa?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk megetahui apa itu peribahasa.
2. Untuk mengetahui peribahasa apa saja yang ada pada masyarakat.
3. Untuk mengetahui fungsi dan peranan peribahasa apa saja yang ada pada
masyarakat.
4. Untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Peribahasa


Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud,
keadaan seseorang, atau hal yang mengungkapkan kelakuan, perbuatan atau hal
mengenai diri seseorang. Peribahasa mencakup ungkapan, pepatah, perumpamaan,
ibarat, tamsil. (Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan Badudu-Zain (1994). Pada
umumnya, kelompok kata atau kalimat dalam peribahasa memiliki struktur susunan
yang tetap, dan merupakan kiasan terhadap suatu maksud. Kalimat yang dipakai
biasanya mengesankan dan memiliki arti yang luas. Didalam suatu peribahasa
terdapat unsur sistem budaya masyarakat yang berhubungan dengan nilai-nilai,
pandangan hidup, norma dan suatu aturan dalam masyarakat. Di kebudayaan melayu
peribahasa sering dipakai atau diucapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan kata
lain sastra lisan ini merupakan salah satu sarana enkulturasi dalam proses penanaman
nilai-nilai adat dari waktu ke waktu.

Peribahasa dalam bahasa Sunda adalah termasuk kedalam pekeman basa.


Pekeman basa adalah kalimat atau rangkaian kata-kata yang memiliki susunan yang
sudah tetap dan arti yang sudah tetepa juga. Oleh sebab itu kata-kata yang ada dalam
perbahasan tidak boleh diganti atau dirubah. Dalam bahasa Sunda peribahasa disebu
paribasa. Paribasa Sunda merupakan salah satu warisan budaya nusantara dengan kata
lain paribasa Sunda merupakan salah satu bagian peribahasa yang ada di nusantara.

Ciri-ciri paribasa Sunda antara lain :

1. Paribasa Sunda mempunyai sifat membandingkan, mengumpamakan.


2. Paribasa Sunda merupakan pembicaraan yang artinya bukan yang sebenarnya.
3. Paribasa Sunda berupa kalimat yang dapat membawa perasaan kepada orang
yang diajak bicara.
4. Paribasa Sunda kalimatnya tidak bisa diubah, dikurangi, ditambah, atau
dengan pengucapannya dengan bahasa halus.

3
2.2 Peribahasa yang terdapat dalam Masyarakat Sunda
Representasi dari suatu budaya adalah produksi makna dari konsep-konsep
yangterdapat dalam pikirn manusia yang tergambar melalui bahasa, dan bahasa inilah
yangdilahirkan kembali menjadi sebuah tulisan. Dalam hal ini merepresentasikan apa
pembentukanproses dalam peribahasa tersebut. Makna ideational dalam penelitian ini
menggambarkan experiental dan logical dalam context of situation atau disebut
dengan sistem transitivity.

1. Berikut sebagian contoh klausa yang berproses material


a. Anjing nyampeurkeun paneunggeul
(anjing menghampiri pemukul) : ‘menghampiri marabahaya’
b. Hulu Gundul dihihidan
(Kepala botak dikipasi) : ‘yang untung semakin untung’
2. Behavioral process
a. Manusa hirup ku akalna
(manusia hidup oleh pikiranya) : ‘manusia hidup mengandalkan pikiranya’
b. Haripeut ku teuteureunyeun
(cepat tergoda oleh makanan) : ‘mudah terpancing oleh iming-iming’
3. Mental process
a. Kudu nyaho lautanana, kudu nyaho tatambanganana
(harus tahu lautanya, harus tau tambangnya) : ‘harus tau apa kesukaannya,
perilakuknya, kebiasaannya, dan sebagainya’
4. Verbal process
a. Lodong kosong ngalentrung
(bambu kosong suaranya nyaring) : ‘orang yang banyak bicara biasanya
suka dilebih-lebihkan)
5. Relational process
a. Ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak
(ke air jadi satu sungai, ke darat jadi satu sawah) : ‘selalu kompak dalam
satu visi bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan’
6. Existensial process
a. Aya jalan komo meuntas
(ada jalan apalagi menyebrang) : ‘mau berbuat sesuatu, kebetulan dapet
jalannya’

4
Dalam paribasa Sunda dilihat dari maksud dan tujuanya dapat digolongkan
menjadi tiga bagian yaitu :

1. Paribasa wawaran luang


Paribasa ini isinya mengungkapkan pengalaman yang sudah bisa dalam
masyarakat, serta merupakan bahan perbandingan untuk tingkah laku kita.
2. Paribasa pangjurung laku hade
Dimana paribasa ini isinya mengungkapkan untuk melakukan perilaku-
perilaku yang baik yang harus dilakukan oleh kita.
3. Paribasa panyaram lampah salah
Paribasa yang isinya mengungkapkan supaya setiap orang jangan
melaksanakan kelakuan-kelakuan yang tidak baik.

2.3 Fungsi dan Peran Peribahasa dalam Masyarakat Sunda


Fungsi paribasa Sunda dalam masyarakat Sunda :

1. Sebagai sitem proyeksi, yakni sebagai alat pencermin angan-angan suatu


kolektif
2. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan
3. Sebagai alat pendidikan anak
4. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan
selalu dipatuhi anggota kolektifnya.
5. Sebagai alat kendali sosial
6. Sebagai hiburan

Fungsi-fungsi tersebut bisa saja hilang seiring dengan waktu. Bertahan atau
tidaknya sebuah fungsi sastra lisan tergantung pada kedudukan sastra lisan itu sendiri
saat itu. Fungsi-fungsi yang hilang saja tergantikan oleh fungsi lain dikarenakan
berubahnya kedudukan sastra lisan yang bersangkutan di masyarakat pemiliknya.

Peran peribahasa di masyarakat Sunda yaitu sangat penting dalam mengendalikan


seseorang maupun masyarakat dalam bersikal dan bertingkah laku, bahkan dapat
membentuk watak dan karakter suatu masyarakat, dan untuk memahami budaya

5
dengan memahami peribahasa, karena didalam peribahasa terdapat semboyan,
symbol, semangat, cita-cita, prinsip hidup, dan pranata sosial.

2.4 Nilai-nilai yang Terkandung dalam Peribahasa


Pandangan hidup adalah suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan yang
terdiri dari kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang berfungsi sebagai pedoman untuk
mengatur hubungan manusia denga abadi, lingkunga, dan mengatur hubungan
manusia dengan tuhanya.

Salah satu wujud kelestarian pandangan hidup dan kebudayaan tersebut terlihat
dari ungkapan peribahasa yang masih dipakai dalam komunikasi serta menjadi
kearifan lokal pada kehidupan masyarakat Sunda.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang menyatakan suatu maksud,
keadaan seseorang, atau hal yang mengungkapkan kelakuan, perbuatan atau hal mengenai
diri seseorang. Peribahasa dalam bahasa Sunda adalah termasuk ke dalam pakeman basa.
Pakeman basa adalah kalimat atau rangkaian kata-kata yang memiliki susunan yang sudah
tetap dan arti yang sudah tetap juga. Oleh sebab itu kata-kata yang ada dalam perbahasa tidak
boleh diganti atau dirubah. Dalam bahasa Sunda peribahasa disebut paribasa.

Dalam paribasa Sunda dilihat dari maksud dan tujuanya dapat digolongkan menjadi
tiga bagian yaitu Paribasa wawaran luang, Paribasa pangjurung laku hade, Paribasa
panyaram lampah salah.

Fungsi paribasa Sunda dalam masyarakat Sunda yaitu Sebagai sitem proyeksi, sebagai
alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan, sebagai alat pendidikan
anak, sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi
anggota kolektifnya, sebagai alat kendali sosial dan sebagai hiburan.

Salah satu wujud kelestarian pandangan hidup dan kebudayaan terlihat dari ungkapan
peribahasa yang masih dipakai dalam komunikasi serta menjadi kearifan lokal pada
kehidupan masyarakat Sunda.

3.2 Saran
Makalah ini mengandung informasi mengenai pribahasa dalam bahasa Sunda yang
dikemas secara singkat, jelas. Tentu saja makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
seperti kurangnya informasi lebih lanjut atau sumber informasi yang tersedia kurang relevan.
Maka dari itu kami sarankan pembaca dapat mencari referensi lain yang tentu saja sangat
banyak dari berbagai sumber yang ada. Guna menambah wawasan yang lebih dalam, Karena
makalah ini juga dibuat jauh dari kata sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Allah
SWT.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, tanpa tahun. Bab 1 Pendahuluan. Tersedia di


http://digilib.uinsgd.ac.id/19010/4/4_BAB%20I.pdf. Diakses pada tanggal 18
Februari 2021 pukul 20.19 WIB

Widyastuti Temmy, tanpa tahun. UNGKAPAN TRADISIONAL SUNDA:PERIBASA


SUNDA. Tersedia di
https://www.academia.edu/36191592/UNGKAPAN_TRADISIONAL_SUNDA_PE
RIBASA_SUNDA_Analisis_Transitiviti_. Diakses pada tanggal 18 Februari 2021
pukul 22.18 WIB

Anonim, 2018. MAKNA DAN FUNGSI PARIBASA SUNDA (PANGJURUNG LAKU


HADE). Tersedia di
http://bahteraindonesia.unwir.ac.id/index.php/BI/article/view/14/9. Diakses pada
tanggal 18 Februari 2021 pukul 22.59 WIB

Anda mungkin juga menyukai