PENDAHULUAN
Sebuah bangunan pintar terdiri dari berbagai system yang menyusun bangunan
tersebut. Ada beberapa system yang menyusun bangunan pintar mulai dari HVAC,
kelistrikan, pencahayaan, audio visual, hingga material pintar. Banyaknya system
yang menyusun bangunan pintar dan tidak terlepas juga bagaimana penggunaan
material pintar yang memilki peran salah satu komponen penyusun arsitektur pintar.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
TINJAUAN TEORI
Menurut NASA dalam Addington, M., & Schodek, D. (2012). .material pintar
adalah material yang dapat mengingat konfigurasi pengguna dan dapat memberikan
kenyamanan kepada pengguna dengan cara memberikan stimulus yang spesifik.
Material konventional diatas memiliki respon terhadap panas yaitu berupa time
lag. Yaitu memperlambat perambatan panas. Dalam konteks material pintar. Material
yang disebutkan diatas memenuhi karakteristik material pintar. Salah satunya
material konventional diatas kemampuan time lag nya tersemat pada material itu
sendiri tanpa memerlukan sistem pendukung. Lalu material diatas juga merespon
secara langsung dan spesifik terhadap stimulus yang diterima.
2.4 Pengaplikasian material pintar pada bangunan
1. Fasad – pada fasad atau tampilan bangunan, material pintar dapat digunakan
sebagai pemanis tampilan bangunan (estetika) dan untuk menunjang
performa bangunan untuk merespon lingkungan. Seperti merespon iklim
panas dengan material yang merespon panas pada bukaan atau finishing
fasad bangunan.
2. Ruang dalam – pada ruang dalam bangunan, material pintar dapat
digunakan sebagai penerangan pada ruang dalam dan juga memberikan
kesan pada ruang dalam (estetika)
3. Furniture – material pintar juga digunakan sebagai komponen pembentuk
furniture pintar. Material pintar sendiri dapat menghasilkan pengalaman
menggunakan furniture yang berbeda dan material tersebut dapat merespon
pengguna dengan stimulus yang spesifik.
4. Utilitas – pada sistem utilitas bangunan, tentu material pintar sangat
berguna. Salah satunya sebagai penanda pada layout sistem utilitas sehingga
setiap sistem utilitas dapat dibedakan dan mudah dideteksi.
b. Energi Air
d. Energi Surya
Surya Fotovoltaik
Energi surya atau lebih dikenal sebagai solar cell atau photovoltaic cell,
merupakan sebuah divais semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas
dan terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n, yang mampu merubah langsung
energy surya menjadi energi listrik.
Surya Termal
Sebagian besar dan secara komersial, pemanfaatan energi surya termal banyak
digunakan untuk penyediaan air panas rumah tangga, khususnya rumah tangga
perkotaan. Jumlah pemanas air tenaga surya (PATS) diperkirakan berjumlah
150.000 unit dengan total luasan kolektor sebesar 400,000 m2. Secara non-
komersial dan tradisional, energi surya termal banyak digunakan untuk keperluan
pengeringan berbagai komoditas pertanian, perikanan, perkebunan, industry
kecil, dan keperluan rumah tangga. Secara komersial, energi surya mempunyai
potensi ekonomi untuk penyediaan panas proses suhu rendah (s/d 900 C)
menggunakan sistem energi surya termik (SEST) bagi keperluan pengolahan
pasca panen komoditas tersebut dengan lebih efektif dan efisien.
e. Energi Nuklir
f. Energi Samudra/Laut
Pilihan termudah sebagai sumber energy yang bersifat terbarukan yang cukup
mudah diaplikasikan di hampir tiap bangunan adalah: energy angin, energy surya, dan
energi air.