Anda di halaman 1dari 17

RINGKASAN

Rekayasa & Kenyamanan Termal

PENGERTIAN
• Kenyamanan termal merupakan suatu kondisi dari pikiran manusia yang menunjukkan kepuasan dengan lingkungan termal (Nugroho, 2011).
• Kenyamanan thermal adalah suatu kondisi thermal yang dirasakan oleh manusia, bukan oleh benda, binatang, dan arsitektur, tetapi dikondisikan
oleh lingkungan dan benda-benda disekitar arsitekturnya atau kondisi pikir seseorang yang mengekspresikan kepuasan dirinya terhadap
lingkungan thermalnya.
• Kenyamanan termal merupakan suatu keadaan yang berhubungan
dengan alam yang dapat mempengaruhi manusia dan dapat
dikendalikan oleh arsitektur (Snyder, 1989).
• Manusia dikatakan nyaman secara termal ketika ia tidak merasa
perlu untuk meningkatkan ataupun menurunkan suhu dalam ruangan
(Mclntyre, 1980)
• Rekayasa Termal : Hal-hal yang sengaja dibuat pada suatu bangunan
/ tempat untuk mencapai kenyamanan termal yang baik atau untuk
mengetahui tingkat kenyamanan termal pada suatu tempat /
bangunan.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 1
3 PEMAKNAAN KENYAMANAN TERMAL menurut Peter Hoppe :
1. Pendekatan thermophysiological
Kenyamanan thermal sebagai proses thermophisiological, menganggap bahwa nyaman dan tidaknya lingkungan
thermal akan tergantung pada menyala dan matinya signal syarat reseptor thermal yang terdapat di kulit dan otak.
2. Pendekatan heat balance (keseimbangan panas)
Kenyamanan thermal dicapai bila aliran panas keadaan dari badan manusia seimbang dan temperatur kulit serta
tingkat berkeringat badan ada dalam range nyaman.
3. Pendekatan psikologis.
Kenyamanan thermal adalah kondisi pikiran yang mengekspresikan tingkat kepuasan seseorang terhadap lingkungan
thermalnya.

Pemaknaan berdasarkan pada pendekatan psikologis lebih banyak digunakan oleh pakar pada bidang ini.

STANDAR KENYAMANAN THERMAL


Perbandingan hasil pengukuran dengan standar kenyamanan thermal
1. Kecepatan udara
Lippsmeier menyatakan bahwa patokan untuk kecepatan angin ialah
• 0,25 m/s ialah nyaman, tanpa dirasakan adanya gerakan udara
• 0,25-0,5 m/s ialah nyaman, gerakan udara terasa
• 0-1,5 m/s aliran udara ringan sampai tidak menyenangkan
• Diatas 1,5 m/s tidak menyenangkan
2. Suhu
Menyatakan daerah kenyamanan thermal pada bangunan yang dikondisikan untuk orang
Indonesia yaitu :
• Sejuk nyaman, antara suhu efektif 20,8º C – 22,8º C
• Nyaman optimal, antara suhu efektif 22,8º C -25,8º C
• Hangat nyaman, antara suhu efektif 25,8º C – 27,1º C

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 2
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KENYAMANAN UPAYA UNTUK MENDAPATKAN KENYAMANAN TERMAL

Georg Lippsmeier menjelaskan faktor-faktor (persyaratan) yang dapat a) Orientasi dan Bukaan
mempengaruhi kenyamanan dan kemampuan mental dan fisik penghuni
b) Shading Devices
yaitu :
a. Kelembapan udara c) Material

b. Radiasi matahari d) Insulasi

c. Pantulan dan penyerapan e) Vegetasi

d. Temperatur dan perubahan temperatur f) Bentuk dan volume fasad

e. Gerakan udara g) Tebal kulit bangunan

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 3
FAKTOR YANG DAPAT MENGKONDISIKAN KENYAMANAN TERMAL
a) Orientasi Bangunan (bukaan dan vegetasi)
- Terhadap matahari
Orientasi bangunan terhadap matahari akan menentukan besarnya radiasi matahari yang
diterima bangunan. Semakin luas bidang yang menerima radiasi secara langsung, semakin besar pula
panas yang diterima bangunan.

b) Penghawaan Alami
- Orientasi terhadap angin
Misalnya kecepatan angin di daerah iklim tropis
panas lembab umumnya rendah. Angin dibutuhkan untuk
keperluan ventilasi (untuk kesehatan dan kenyamanan
penghuni di dalam bangunan).

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 4
c) Elemen Arsitektur d) Elemen Lansekap
- Pelindung matahari
Apabila posisi bangunan pada arah Barat dan Timur tidak dapat Contoh elemen lansekap seperti pohon dan vegetasi juga
dihindari, maka posisi jendela pada sisi Barat dan Timur ini harus dihindari karena dapat digunakan sebagai pelindung terhadap radiasi matahari.
radiasi panas yang langsung masuk ke dalam bangunan dan ruangan dapat
memanaskan ruang dan menaikkan temperatur udara di dalam ruangan. Selain itu,
efek silau yang muncul dari sinar matahari juga akan sangat mengganggu.

e) Material / Bahan Bangunan


Panas masuk ke dalam bangunan melalui proses konduksi
(lewat dinding, atap, jendela kaca) dan radiasi matahari yang
ditransmisikan melalui jendela/kaca.
f) Penghawaan Buatan
Sistem pemanasan, ventilasi, dan pengkondisian udara
(sistem HVAC) secara simultan mengontrol temperatur,
kelembaban, kemurnian, dan distribusi serta pergerakan udara
dalam ruang interior suatu bangunan.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 5
STUDI KASUS
REKAYASA TERMAL PADA BANGUNAN

Nama : Student Center ITENAS


Lokasi : Jl. PKH. Hasan Mustopha No.
23 Bandung
Fungsi : Gedung pusat aktivitas
kemahasiswaan
Tahun : 2006
Architect : Ir. Khaerudin

Student Center Itenas merupakan suatu bangunan pusat aktifitas kemahasiswaan. Umumnya Student Center memiliki
beberapa unit-unit pendukung aktifitas seperti Unit Kemahasiswaan, Ruang Pengelola, dan Ruang Seminar. Di setiap unit tersebut,
pengunjung melakukan berbagai aktifitas seperti berkumpul, rapat, seminar, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Kondisi iklim tropis Indonesia yang memiliki kelembaban dan suhu udara relatif tinggi serta radiasi panas matahari yang
tinggi akan menggangu aktifitas penggunanya, sementara setiap unit dituntut memenuhi kenyamanan termal yang dibutuhkan tubuh
agar pengguna dapat beraktifitas dengan baik.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 6
ORIENTASI BANGUNAN
Orientasi bangunan Student Center Itenas yang
mengarah ke Utara dan Selatan dengan muka bangunan
menghadap Selatan sudah sangat baik untuk mencapai
kenyamanan termal karena ketika proses radiasi matahari
berlangsung bangunan tidak menerima radiasi yang cukup
tinggi terutama dari arah Barat pada sore hari (radiasi
tertinggi).

Arah datang angin dari selatan akan langsung


berhadapan dengan massa bangunan linier. Angin menabrak
muka bangunan linier sehingga mengakibatkan olakan angin
(turbulensi) di belakang bangunan / sisi utara di daerah
bayangan angin (leeward) dengan kecepatan gerak yang
menurun. Namun, pada massa bangunan Hall yang berbentuk
silinder, angin bergerak dari arah Selatan mengitari selubung
bangunan tanpa menyebabkan turbulensi, sehingga akan
menerus dan sulit masuk ke dalam bukaan udara. Kondisi
tersebut dapat mengurangi kenyamanan termal bangunan.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 7
DIMENSI & BENTUK BANGUNAN

Tinggi dan lebar bangunan akan mempengaruhi area bayangan angin (leeward) di belakang bangunan. Luas bayangan angin
dapat mencapai 3 kali lipat lebar bangunan Student Center Itenas. Semakin luas area bayangan angin maka kecepatan angin di sekitar
bangunan semakin pelan sehingga akan mengurangi kenyamanan termal bangunan. Jika angin berhembus dari arah barat, angin akan berbelok
sesuai dengan kemiringan atap (60°) bangunan linier sehingga menciptakan bayangan angin di daerah massa bangunan silinder dan akan
mengurangi kenyamanan termal bangunan.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 8
Bentuk massa bangunan yang linier Bangunan silinder dapat meneruskan
akan menciptakan turbulensi di angin melalui selubung bangunannya
belakang bangunan dimana angin sehingga turbulensi yang disebabkan
akan berputar di belakangnya dan oleh dimensi bangunan dapat
masuk walaupun kecepatannya tidak berkurang. Hal ini disebabkan karena
terlalu tinggi. Kecepatan angin aliran angin yang bergerak pada
tersebut masih dapat dimanfaatkan massa bangunan silinder, menerus
untuk mencapai kenyamanan termal tanpa terjadi perputaran. Namun,
bangunan. aliran angin akan sulit masuk ke
dalam massa bangunan, sehingga
massa bangunan silinder tidak
optimal mencapai kenyamanan termal

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 9
KONFIGURASI BANGUNAN

Bentuk pola bangunan sekitar Student Center Itenas yang grid akan menyebabkan aliran udara bergerak tidak merata dan
menyebabkan sebagian massa bangunan di sekitar bangunan Student Center Itenas berada di dalam bayangan angin (leeward).

Gedung Teknik Kimia dan vegetasi sekitar yang membuat penyempitan jalur angin dari lapangan basket menyebabkan kecepatan
angin yang datang dari Selatan meningkat dan masuk ke dalam bangunan sehingga menciptakan kenyamanan termal.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 10
PERLETAKKAN DAN ORIENTASI
BUKAAN

Perletakan bukaan udara yang berada di sisi berlawanan dengan elevasi berbeda, akan menciptakan pola
aliran udara yang bergerak dari inlet ke outlet. Orientasi inlet yang mengarah ke potensi arah datang angin akan
mempengaruhi kecepatan udara untuk mencapai kenyamanan termal di dalam bangunan.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 11
Bukaan pada Ruang UKM
Bukaan pada Ruang Seminar

Lokasi bukaan udara pada kedua ruangan dirasakan tidak efisien, karena :

a. Lokasi outlet terhadap inlet pada ruang Unit Kemahasiswaan tidak mampu memberikan efek aliran udara yang baik pada
pengguna di dalamnya, karena aliran udara tidak mengalir pada area aktifitas pengguna.

b. Lokasi bukaan pada Ruang Seminar tidak menghasilkan cross ventilation, tetapi tetap mampu menciptakan kenyamanan
termal karena aliran udara berputar di dalam ruangan dan mengaliri area aktifitas pengguna.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 12
MATERIAL BANGUNAN
Material dan warna dinding Student Center Itenas diplester kedua sisi dengan warna cat putih dengan angka transmitan tidak
terlalu besar, sehingga panas yang diteruskan ke dalam ruang tidak terlalu besar. Material lantai Student Center Itenas yang berwana gelap dan
kasar akan menyerap kalor yang cukup besar sehingga ruangan di sekitarnya akan memanas dan mengurangi kenyamanan termal dalam ruang.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 13
PENGARUH BANGUNAN &
MATERIAL SEKITAR
Pola perletakan massa bangunan di sekitar gedung Student Center Itenas yang rapat akan mengurangi kecepatan angin. Aspal jalan
yang berwarna gelap dengan tekstur yang kasar berpotensi memberikan radiasi panas ke dalam bangunan sehingga area di sekitar gedung ini
menjadi panas dan mengurangi kenyamanan termal

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 14
VEGETASI

Perletakan vegetasi di sebelah Selatan bangunan cukup efektif karena area ini merupakan sumber potensi arah datang
angin. Perletakan vegetasi di Selatan berfungsi untuk menambah kelembaban udara sekaligus sebagai buffer angin
sehingga angin yang menuju gedung Student Center Itenas cukup nyaman.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 15
KESIMPULAN
Kenyamanan termal berdasarkan :

NO. DESAIN BANGUNAN DESAIN BUKAAN FAKTOR EKSTERNAL


Orientasi bangunan yang mengarah ke Selatan sudah sangat baik Perletakan bukaan udara yang berada di sisi Perletakan vegetasi di sebelah Selatan
1. untuk mencapai kenyamanan termal karena bangunan tidak berlawanan dengan elevasi berbeda, akan bangunan cukup untuk menambah
menerima radiasi yang cukup tinggi terutama dari arah Barat pada menciptakan pola aliran udara yang bergerak kelembaban udara sekaligus sebagai
sore hari dari inlet ke outlet. buffer angin.
Arah angin dari selatan yang akan menabrak massa bangunan linier Bukaan pada ruang UKM dan Seminar tidak Pola perletakan massa yang rapat akan
2. mengakibatkan turbulensi di belakang bangunan di daerah efektif karena perletakan bukaan yang mengurangi kecepatan angin.
bayangan angin (leeward) & bergerak mengitari selubung bangunan mengakibatkan udara tidak mengalir pada area
silinder sehingga menerus dan sulit masuk ke dalam bukaan udara, aktivitas pengguna dan tidak terjadi cross
akan mengurangi kenyamanan termal bangunan. ventilation
Luas bayangan angin yang dapat mencapai 3 kali lipat lebar Aspal jalan yang berwarna gelap dengan
3. bangunan Student Center Itenas dipengaruhi dari tinggi dan lebar tekstur yang kasar berpotensi memberikan
bangunan tersebut. Semakin luas area bayangan angin maka radiasi panas ke dalam bangunan
kecepatan angin di sekitar bangunan semakin pelan sehingga akan sehingga area di sekitar gedung menjadi
mengurangi kenyamanan termal. panas dan mengurangi kenyamanan
termal
Bentuk pola bangunan sekitar yang grid menyebabkan aliran udara
4. bergerak tidak merata

Material dan warna dinding diplester kedua sisi dengan warna cat
5. putih sehingga akan megurangi panas yang diteruskan ke
dalamruang.

Material lantai yang berwana gelap dan kasar akan menyerap kalor
6. sehingga ruangan di sekitarnya akan memanas dan mengurangi
kenyamanan termal dalam ruang.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 16
SUMBER :
• http://tyasfeenabil.blogspot.com/2012/02/kenyamanan-thermal.html
• https://idearsitektur.wordpress.com/2018/03/01/pengertian-thermal-rekayasa-thermal/
• https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/28876/14513122%20Muhammad%20Alief%20Lutfi.pdf?sequence=1&isAllowed=y
• https://www.youtube.com/watch?v=wGHat8FCZbA
• https://www.semanticscholar.org/paper/KAJIAN-KENYAMANAN-TERMAL-PADA-BANGUNAN-STUDENT-Latifah-
Perdana/4984c986f50a5851e145db507a8da505422b1ca6

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TR03 17

Anda mungkin juga menyukai