Anda di halaman 1dari 8

RESUME

Strategi Perpustakaan UI dalam merespon iklim

The Crystal of Knowledge adalah sebutan untuk Perpustakaan Pusat


yang megah di kampus Universitas Indonesia. Gedung perpustakaan modern ini
berdiri di area seluas 3 hektar dengan 8 lantai. Gedung perpustakaan sengaja
dirancang untuk berdiri di atas lanskap bukit buatan dan terletak tepat di
depan Danau Kenanga yang ditumbuhi pepohonan besar berusia 30 tahun.
Bangunan arsitektur perpustakaan ini memiliki konsep sustainable
building yang ramah lingkungan (eco friendly). Kebutuhan energi didapatkan dari
sumber energi terbarukan, yakni energi matahari (solar energy). Selain itu,
bangunan ini juga didesain bebas asap rokok, hemat listrik, air, dan kertas.

Nama : Perpustakaan Pusat UI (Crystal of Knowledge Architect : Budiman Hendropurnomo


Universitas Indonesia) Pengembang: Denton Corker Marshall Architect (DMC
Lokasi : Depok, Jawa Barat, Indonesia Architect)
Fungsi : Perpustakaan Pusat
Luas : ±33.000 m²
Tahun : 2009

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TK03 1
ORIENTASI BANGUNAN

Bangunan Perpustakaan Pusat UI ini membentuk pusat pada bagian tengahnya. Namun, pusat yang berada di tengah ini
juga berpusat pada keadaan lingkungan yang ada di depannya, yaitu danau. Bangunan Perpustakaan Pusat UI ini mengikuti aliran
energi dari danau yang ada di sekitarnya. Hal ini menyebabkan arah orientasi bangunan menuju ke arah danau yang berada di
arah selatan bangunan.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TK03 2
STRUKTUR / MATERIAL
Material eksterior bangunan Di samping merupakan detail sambungan bukaan pada
Perpustakaan UI ini menggunakan batu alam bangunan yang berupa kaca tempered dengan steel support finish cat
andesit. Batu andesit merupakan salah satu dilapisi dengan lem kaca. Tujuannya yaitu agar air hujan tidak merembes
material thermal mass yang memiliki kedalam bangunan.
kemampuan menghambat perpindahan panas
Agar temperatur di dalam ruangan terjaga hampir semua
masuk ke dalam bangunan. Panas yang
tampak bangunan menggunakan 2 material tersebut yaitu kaca tempered
diterima akan disimpan dan direradiasikan
10mm laminated yang berguna meredam panas dan mengurangi
pada malam hari . Sedangkan material
kebisingan.
interiornya menggunakan batu paliman
palemo. Namun, bagian-bagian detail bangunan seperti ini harus
Penggunaan kedua material ini diperhatikan karena untuk menanggapi adanya perubahan cuaca yang
sangat menguntungkan karena bersifat bebas Batu andesit pada eksterior ekstrem, fasad ini akan mengalami perubahan temperatur pada waktu
kaca tempered siang hari yang panas dan kemudian tiba-tiba hujan turun atau pada
pemeliharaan (maintenance free) dan tidak 10mm laminated
perlu dicat. pergantian waktu siang dan malam.
Curah hujan yang sedang
membuat pemilihan bahan eksterior batu
menajdi solusi paling tepat karena selain
tahan air juga tidak mudah mengalami
pelapukan.

Bangunan ini juga memakai struktur beton pada


konstruksinya selain karna agar bangunan kaut, beton juga memiliki
sifat dapat menyerap panas.
Batu paliman palemo pada interior Beton pada konstruksi

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TK03 3
PENGHAWAAN
1
3

Interior bangunan perpustakaan UI


didesain terbuka dan menyambung antara satu ruang Sejumlah pohon besar sengaja tidak ditebang saat pembangunan gedung ini selain karena untuk
dan ruang yang lain melalui sistem void sehingga melestarikan alam, pohon pohon tersebut berguna untuk penghawaan alami serta menyaring udara panas menjadi
memaksimalkan penggunaan sirkulasi udara alami. dingin sehingga lingkungan menjadi nyaman untuk ditempati.
Gedung ini terletak tepat di depan danau sehingga akan terasa sejuk karena angin akan melewati danau
2 yang akan menguapkan air terlebih dahulu kemudian disaring dengan banyaknya pepohonan rindang yang mengelilingi
gedung perpustakaan.

4 Namun, kebanyakan ruang pada


gedung perpustakaan ini menggunakan
penghawaan buatan menggunakan AC. Berkaitan
juga dengan fungsi ruang yang sebagian besar
sebagai tempat menyimpan koleksi buku, maka
Punggung Bukit Buatan pada Atap tidak adanya bukaan dimaksudkan untuk
bangunan berguna sebagai pendingin suhu ruangan di melindungi koleksi-koleksi tersebut dari debu agar
dalamnya sehingga dapat mereduksi fungsi alat tahan lama.
pendingin udara sampai 15%.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TK03 4
PENGHAWAAN
(KELEMBABAN UDARA)

Kualitas udara dalam gedung Perpustakaan UI baik, namun sirkulasi udaranya kurang baik karena tidak
menggunakan sirkulasi silang. Hal ini dapat dilihat dari bukaan bangunan yang hanya berupa pintu masuk, sehingga udara yang
masuk keruangan akan tertahan lalu menguap. Selain itu kelembaban ruangan diakibatkan oleh rembesan air melalui kulit
bangunan. Air yang diserap oleh kulit bangunan hijau perpustakaan merembes hingga ke dinding bangunan. Penyebab kebocoran
ini adalah masalah drainase yang kurang baik dandak beton yang retak.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TK03 5
SISTEM PENGAIRAN & LIMBAH

60% bangunan ini ditimbun lapisan tanah dan rumput, di antara punggung rerumputan itu terdapat jaringan – jaringan selokan
yang disampingnya terdapat kaca tebal bening. Selokan tersebut digunakan untuk mengalirkan air hujan ke tanah resapan. Sedangkan
fungsi kaca yakni sebagai sistem pencahayaan.
Bangunan juga dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah. Oleh karena itu, air buangan toilet dapat digunakan untuk
menyiram di punggung bangunan yang tentunya setelah diproses melalui pengolahan limbah, yaitu dengan teknologi Sewage Treatment
Plant (STP).

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TK03 6
PENCAHAYAAN

Pencahayaan ruang dari gedung Perpustakaan UI ini berasal dari sinar matahari
yang menembus bagian dinding kaca fasad dan skylight dan dari penyediaan lampu yang
melimpah di semua titik plafond yang menggunakan energi dari panel surya.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TK03 7
Intensitas cahaya matahari dan pantulan cahaya matahari yang kuat juga merupakan gejala dari ikim tropis. Cahaya yang terlalu
kuat juga kontras yang terlalu besar pada umumnya dirasakan tidak menyenangkan setelah dipantulkan oleh kaca tempered 10mm yang
merupakan material dari tampak perpustakaan tersebut.
Di sini perlu diperhatikan adanya perbedaan antara daerah tropika kering dan tropika basah. Di daerah kering, kesilauan terjadi
karena pantulan oleh bidang tanah atau bangunan yang terkena cahaya. Sedangkan di daerah lembab, tingginya kelembaban udara dapat
menimbulkan efek silau pada langit. Secara sederhana ini berarti bahwa dalam kasus pertama, mata yang memandang ke bawah akan menjadi
silau, sedangkan dalam kasus kedua, mata yang memandang keataslah yang akan silau. Dengan demikian pelindung silau harus dibuat sesuai
dengan kondisi ini. Penghijauan lingkungan adalah salah satu cara terbaik untuk mengatasi kedua jenis kesilauan ini yang berada di sebelah
selatan perpustakaan dan ditambah danau didepan perpustakaan tersebut juga akan menambahkan udara segar ke dalam bangunan.

GINA YUWAN ALIFIA


5200911206 TK03 8

Anda mungkin juga menyukai