7
8
2.2 E-Ticketing
(Lee & Wan, 2010) E-ticketing atau electronic ticketing adalah bentuk inovasi
teknologi dalam bidang e-commerce dimana proses penjualan dari aktifitas perjalanan
pelanggan dapat diproses tanpa harus mengeluarkan paper ticket. Semua informasi
mengenai electronic ticketing disimpan secara digital dalam sistem computer. E-
ticketing dapat mengurangi biaya proses tiket, menghilangkan fomulir kertas dan
meningkatkan fleksibilitas penumpang.
9
o Efektifitas:
• Mempertinggi efektivitas (enhance effectiveness)
• Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job performance)
Berikut adalah indikator perceived usefulness menurut (Lee & Wan, 2010):
• Menggunakan e-ticket mempersingkat waktu saya dalam masalah ticketing
• Menggunakan e-ticket memudahkan saya dalam pembelian ticket
• E-ticket berguna bagi perjalanan saya
mulai dari awal dan dapat dibuktikan. Trust telah dipertimbangkan sebagai katalis dalam
berbagai transaksi antara penjual dan pembeli agar kepuasan konsumen dapat terwujud
sesuai dengan yang diharapkan (Yousafzai, Pallister, & Foxall, 2003).
Kepercayaan dibutuhkan oleh pengguna teknologi informasi dalam rangka
menigkatkan kinerja individu dalam melakukan kegiatan organisasi atau perusahaan.
Kepercayaan juga membantu pengguna untuk mengurangi kompleksitas sosial dalam
menghadapi kemungkinan yang tidak diinginkan. (Mayer, Davis, & Schoorman, 1995)
menjelaskan bahwa kepercayaan tidak akan diperlukan jika tindakan bisa dilakukan
dengan pasti dan tidak ada risiko .
Faktor kepercayaan (trust) menjadi hal yang sangat penting bagi transaksi yang
melibatkan teknologi. Konsep kepercayaan ini berarti bahwa pengguna percaya terhadap
keandalan teknologi ini dapat memberikan keamanan bagi pengguna. Keamanan berarti
bahwa pengguna teknologi tersebut aman, resiko hilangnya data atau informasi sangat
kecil, dan resiko pencurian rendah.
Menurut (Mayer, Davis, & Schoorman, 1995), faktor yang membentuk
kepercayaan seseorang terhadap yang lain ada tiga yaitu kemampuan (ability), kebaikan
hati (benevolence), dan integritas (integrity). Ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
• Kemampuan (Ability)
Kemampuan mengacu pada kompetensi dan karakteristik penjual/organisasi
dalam mempengaruhi dan mengotorisasi wilayah yang spesifik. Dalam hal ini,
bagaimana penjual mampu menyediakan, melayani, sampai mengamankan
transaksi dari gangguan pihak lain. Artinya bahwa konsumen memperoleh
jaminan kepuasan dan keamanan dari penjual dalam melakukan transaksi.
• Kebaikan hati (Benevolence)
Kebaikan hati merupakan kemauan penjual dalam memberikan kepuasan yang
saling menguntungkan antara dirinya dengan konsumen. Profit yang diperoleh
penjual dapat dimaksimumkan, tetapi kepuasan konsumen juga tinggi. Penjual
bukan semata-mata mengejar profit maksimum semata, melainkan juga memiliki
perhatian yang besar dalam mewujudkan kepuasan konsumen.
12
• Integritas (Integrity)
Integritas berkaitan dengan bagaimana perilaku atau kebiasaan penjual dalam
menjalankan bisnisnya. Informasi yang diberikan kepada konsumen apakah
benar sesuai dengan fakta atau tidak. Kualitas produk yang dijual apakah dapat
dipercaya atau tidak.
Adapun indikator trust menurut (Lee & Wan, 2010), adalah sebagai berikut:
• Percaya bahwa e-ticketing dapat bekerja dengan baik
• Percaya akan validitas e-ticketing
Metodologi
Peneliti Variabel Penelitian Unit Analisis
Jenis Metode
Penelitian
(Lee & Perceived Ease of Use, Perceived Para wisatawan
Wan, 2010) Usefulness, Trust Ability, Familiarity, Kuantitatif SEM travel yang
Subjective Norm, Intention to Use E- menggunakan e-
ticketing ticketing
(Hu et al., Perceived Usefulness, Perceived Ease Kuantitatif SEM Para dokter di
1999) of Use, Intention to Use rumah sakit
Hong Kong
(Agarwal Individual differences, Perceived Kuantitatif SEM Para pengguna
& Prasad, Usefulness, Ease Of Use, Attitude, inovasi IT
1999) Behavioral Intention
15
H3 H5
H4
Trust Ability H8
H7
H6
Perceived ease of use menurut penelitian (Lee & Wan, 2010) merupakan
persepsi kemudahan kemudahan penggunaan yang mengacu pada upaya kognitif yang
diperlukan untuk belajar dan memanfaatkan teknologi baru. Jika prosedur yang
dibutuhkan untuk membeli e-ticket sederhana, mudah digunakan, dan tidak memerlukan
banyak keterampilan, maka akan dianggap memberikan banyak kegunaan. Maka
hipotesis kedua yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini sesuai dengan
kerangka pemikiran adalah sebagai berikut:
H2: Perceived ease of use berpengaruh secara positif terhadap perceived usefulness
16
Menurut penelitian yang dilakukan (Lee & Wan, 2010), pengguna dapat percaya
terhadap kemudahan penggunaan kemampuan e-ticketing jika pengguna memahami
proses penggunaan e-ticketing dengan benar dan e-ticketing tersebut memberikan
manfaat untuk mengurangi beban kognitif bagi para pengguna dan memiliki kemampuan
untuk bekerja secara efektif. Maka hipotesis ketiga yang akan diuji kebenarannya dalam
penelitian ini sesuai dengan kerangka pemikiran adalah sebagai berikut:
H3: Perceived ease of use berpengaruh secara positif terhadap trust in ability
Dalam penelitian (Lee & Wan, 2010), norma subyektif adalah persepsi seseorang
atau asumsi tentang harapan orang lain dari perilaku tertentu yang akan atau tidak akan
dilakukan dan secara positif berhubungan dengan niat, yang berarti bahwa jika ada
acuan bagi para pengguna untuk menggunakan e-ticketing maka mereka akan ‘berpikir’
bahwa mereka akan menggunakan e-ticketing. Sehingga hipotesis keempat yang akan
diuji kebenarannya dalam penelitian ini sesuai dengan kerangka pemikiran adalah
sebagai berikut:
H4: Subjective norm berpengaruh secara positif terhadap intention to use e-ticekting
Seperti yang telah dibahas sebelumnya pada penelitian yang dilakukan oleh (Lee
& Wan, 2010), trust berarti percaya terhadap kemampuan teknologi yang efektif dan
mampu memberikan kegunaan bagi para penggunanya. Kepercayaan pada e-ticketing
menunjukkan bahwa pengguna percaya bahwa e-ticketing tersebut valid dan berguna.
Sehingga hipotesis kelima yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini sesuai
dengan kerangka pemikiran adalah sebagai berikut:
H5: Trust in ability berpengaruh secara positif terhadap perceived usefulness
karena itu, hipotesis keenam yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini sesuai
dengan kerangka pemikiran adalah sebagai berikut:
H6: Familiarity berpengaruh secara positif terhadap trust in ability
Pada penelitian yang dilakukan oleh (Lee & Wan, 2010) menemukan bahwa
wisatawan yang akrab dengan e-ticketing dan prosedutnya akan memperoleh
pengetahuan dan pemahaman tentang cara kerja e-ticketing tersebut dan akan merasa
lebih mudah untuk digunakan. Hal ini juga akan terjadi secara serupa kepada para
pengguna e-ticketing Transjakarta. Oleh karena itu, familiarity terhadap penggunaan e-
ticketing dapat membantu penggunanya untuk lebih mudah menggunakan e-ticketing
tersebut. Maka, hipotesis ketujuh yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini
sesuai dengan kerangka pemikiran adalah sebagai berikut:
H7: Familiarity berpengaruh secara positif terhadap perceived ease of use
Pada penelitian (Lee & Wan, 2010) menemukan bila wisatawan tidak familiar
dengan penggunaan e-ticketing maka mereka cenderung bergantung pada orang lain
untuk menginformasikan niiat mereka untuk menggunakan e-ticketing tersebut.
Biasanya mereka akan memperhatikan perilaku dari orang-orang terdekat mereka yang
telah menggunakan e-ticketing terlebih dahulu. Hal ini berarti bahwa perilaku orang-
orang terdekat akan mempengaruhi perilaku pengguna dalam penggunaan e-ticketing
tersebut. Oleh sebab itu, hipotesis kedelapan yang akan diuji kebenarannya dalam
penelitian ini sesuai dengan kerangka pemikiran adalah sebagai berikut:
H8: Interaksi familiarity dan subjective norm berpengaruh secara positif terhadap
intention to use e-ticketing