Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PEMICU INDIVIDUAL

BLOK 8

SKENARIO 2 : “Gusiku sering berdarah”

Disusun Oleh:

Zakiyah Syabaniah

190600200

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia medis membuat imunologi makin mendapat sorotan, khususnya dalam
penanganan sejumlah masalah kesehatan. Banyak riset terkait imunologi mulai  dilakukan,
seperti penggunaan imunoterapi, penanggulangan penyakit autoimun, serta pengembangan
vaksin untuk beragam penyakit Sebuah penelitian imunologi mencoba menemukan sejumlah
penyakit yang disebabkan oleh gangguan atau disfungsi sistem imun. Penelitian ini juga
berupaya menemukan terapi dan penanganan terbaru untuk menyembuhkan penyakit yang
berhubungan dengan imunitas. Dari beragam masalah kondisi kesehatan pada gigi,
salah satu masalah awal yang kerap terjadi namun jarang terdeteksi adalah karies
gigi. Penyebab karies gigi pun tidak hanya satu, namun banyak faktor. Gingiva
(gusi) adalah bagian mukosa di dalam rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi lingir
(ridge) alveolar. Gingiva merupakan bagian dari aparatus pendukung gigi, periodonsium dan
membentuk hubungan dengan gigi. Gingiva berfungsi melindungi jaringan di bawah pelekatan
gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut. Gingiva merupakan bagian dari jaringan
periodontal yang paling luar. Kesehatan gusi akan memengaruhi kesehatan gigi dan mulut secara
keseluruhan. Gusi yang sering berdarah bisa menjadi tanda adanya penyakit pada gusi, bahkan
mungkin mengindikasikan kondisi gangguan kesehatan yang lebih serius.

B. DESKRIPSI TOPIK

Nama Pemicu : Gusiku sering berdarah

Penyusun : Minasari, drg., MM, Yumi Lindawati, drg., MDSc, Sri Amelia, dr., MKes

Hari / Tanggal :

Pukul :

Seorang pasien perempuan berusia 45 tahun datang berobat ke RSGMP FKG USU
dengan keluhan bila sikat gigi, gusi sering berdarah, gigi geraham terasa ngilu. Pemeriksaan
klinis menunjukkan, gusi pada regio anterior rahang bawah merah, oedema, dan disonde
berdarah. Gigi 36 karies mencapai dentin. Gigi 41, 42, 31, 32 mobiliti 2.

Pertanyaan :

1. Sebutkan dan jelaskan bakteri penyebab terjadinya karies gigi 36? Setelah terjadi karies
pada kasus di atas, bakteri apakah yang menjadi dominan pada gigi karies tersebut?
Jelaskan ciri-ciri bakteri-bakteri tersebut?

2. Jelaskan mekanisme bakteri sehingga menyebabkan karies gigi!


3. Sebutkan dan jelaskan bakteri penyebab gusi berdarah (gingivitis) yang terjadi pada
gingiva regio anterior rahang bawah, dan bakteri yang dominan setelah gingivitis terjadi!

4. Jelaskan mekanisme keterlibatan bakteri menyebabkan dan memperparah infeksi pada


jaringan gingiva!

5. Sebutkan dan jelaskan bakteri yang menyebabkan infeksi pada jaringan pendukung
gigi, dan jelaskan bakteri yang paling agresif yang memperparah infeksi tersebut!

6. Bagaimana mekanisme imunitas tubuh bila terserang infeksi?


BAB II

PEMBAHASAN

1. Sebutkan dan jelaskan bakteri penyebab terjadinya karies gigi 36? Setelah terjadi
karies pada kasus di atas, bakteri apakah yang menjadi dominan pada gigi karies
tersebut? Jelaskan ciri-ciri bakteri-bakteri tersebut?
Spesies mikroorganisme spesifik yang dapat diidentifikasi sebagai mikroorganisme yang
terlibat dalam pengembangan karies, yaitu Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus,
Lactobacillus, Actinomyces, dan terkadang ditemukan Candida. Pada suatu penelitian
didapatkan jenis mikroorganisme dalam plak yang berbeda-beda. Pada awal
pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai
seperti Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus, Streptococcus oralis, dan
Streptococcus salivarius. Pada suasana mulut yang asam mikroorganime penyebab karies
gigi yang paling banyak ditemukan adalah dari spesies Lactobacillus diantaranya
Lactobacillus acidophilus dan Lactobacillus fermentum 11 Mikroorganisme penyebab
karies memiliki sifat asidogenik (membentuk asam dari substrat) dan asidurik (resisten
terhadap asam dan memproduksi asam secara terusmenerus) . Pada karies yang telah
mencapai dentin, bakteri yang paling dominan adalah Lactobacillus acidophilus. Ciri ciri
bakteri tersebut adalah :
• Gram positif berbentuk kokus
• Non motil
• Non spora yang memproduksi asam laktat
• Tumbuh dengan baik dengan atau tampa oksigen
• Dapat hidup pada lingkungan sangat asam. Ph 4,5 atau dibawahnya.

2. Jelaskan mekanisme bakteri sehingga menyebabkan karies gigi!


Lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang
dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa, fruktosa,
dan glukosa.[5][6][7] Asam yang diproduksi tersebut memengaruhi mineral gigi sehingga
menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan
mengalami demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5,
proses demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih
banyak mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi. Mekanisme terjadinya
karies terdiri dari tiga teori, yaitu teori proteolysis, proteolitic-chelation dan teori
asidogenik. Teori asidogenik menjelaskan bahwa pembentukan karies gigi disebabkan
oleh asam yang dihasilkan oleh aksi mikroorganisme terhadap karbohidrat. Reaksi ini
ditandai dengan dekalsifikasi komponen inorganik yang dilanjutkan oleh disintegrasi
substansi organik yang berasal dari gigi. Mikroorganisme sangat berperan dalam
terjadinya karies. 2 Streptococcus mutans adalah bakteri pada plak gigi yang berperan
dalam pembentukan karies. Bakteri Streptococcus mutans adalah bakteri yang bersifat
kariogenik dan dapat tumbuh subur dalam suasana asam. Adanya sisa-sisa dari makanan
di dalam mulut (karbohidrat) akan diubah menjadi energi bagi bakteri melalui proses
fermentasi. Glukosa dan sukrosa akan dimetabolisme dan diubah menjadi polisakarida
ekstrasel yang tersusun dari polimer glukosa sehingga akan menyebabkan perubahan
konsistensi matriks plak menjadi seperti gelatin yang memudahkan bakteri untuk
melekat.
Mekanisme terjadinya karies dapat digambarkan sebagai berikut: bakteri
Streptococcus mutans memfermentasi karbohidrat, memproduksi asam organik, termasuk
laktit formik, asetik dan propionik. Asam ini akan berdifusi ke dalam enamel, dentin atau
sementum yang secara parsial menghancurkan kristal mineral. Setelah itu mineral yaitu
kalsium dan fosfat akan berdifusi dari gigi dan bila proses terus berlanjut maka akan
terjadi kavitas dan menyebabkan gigi berlubang atau karies gigi.

3. Sebutkan dan jelaskan bakteri penyebab gusi berdarah (gingivitis) yang terjadi
pada gingiva regio anterior rahang bawah, dan bakteri yang dominan setelah
gingivitis terjadi!
Bakteri yang menyebabkan gingivitis adalah bakteri gram negatif, yaitu Porphyromonas
gingivalis, Tannerella fosythia, Treponama denticola Actinomyce viscosus, Selemonas
noxia, Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan bakteri gram positif Streptococcus
sanguinis, Streptococcus mutans, A. Viscosus . Gingivitis pada tahap awal ditandai
dengan peningkatan kadar polymorphonuclear leukocyte / Leukosit PMN. Peningkatan
Leukosit PMN akan meningkatkan radikal bebas dalam proses fagositosis terhadap
bakteri yang akan menimbulkan kerusakan lebih lanjut. Gingivitis pada tahap lanjut
ditandai dominasi sel limfosit, tetapi masih terdapat kronis terjadi peningkatan kadar sel
plasma, limfosit B, dan makrofag. Leukosit adalah sel yang akan melawan bakteri
patogen pada gingiva. Leukosit PMN memiliki kemampuan untuk menyerang dan
menghancurkan bakteri, virus dan bahan-bahan yang merugikan lain yang menyerbu
masuk ke dalam tubuh. Bakteri yang paling sering ditemukan dalam level yang tinggi
meliputi Porphyromonas gingivalis, Tannerella forsythia, Prevotella intermedia,
Campylobacter rectus, Eikonella corrodens, Fusobacterium nucleatum, Actinobacillus
actinomycetemcomitas, Peptostreptococcus micros, spesies Treponema dan Eubacterium.

4. Jelaskan mekanisme keterlibatan bakteri menyebabkan dan memperparah infeksi


pada jaringan gingiva!
Penyakit periodontal dapat didefenisikan sebagai proses patologis yang mengenai
jaringan periodontal. Bentuk umum dari penyakit ini dikenal sebagai gingivitis dan
periodontitis.5 Penyebab utama penyakit periodontal adalah bakteri. Infeksi pada jaringan
periodontal dimulai oleh invasi bakteri patogen spesifik yang berkolonisasi membentuk
biofilm plak. Kolonisasi serta invasi bakteri patogen dan produk-produknya pada sulkus
gingiva merupakan tahap awal proses perkembangan penyakit. Mikroorganisme dapat
menyebabkan destruksi jaringan secara langsung atau secara tidak langsung dengan
menstimulasi respon pertahanan tubuh inang. Interaksi antara mikroorganisme dengan
sistem pertahanan tubuh inang menimbulkan reaksi kompleks yang disebut inflamasi.
Inflamasi merupakan respon protektif yang ditujukan untuk menghilangkan penyebab
awal jejas sel serta membuang sel dan jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh kerusakan
awal. Produk-produk bakteri juga menstimulasi pelepasan mediator inflamasi dari sel-sel
imun inang yang menyebabkan destruksi jaringan serta menghambat atau mengaktifkan
sel-sel imun inang lainnya. Interaksi antara mikroorganisme dan jaringan inang inilah
yang menyebabkan perubahan jaringan, destruksi jaringan ikat, dan resorpsi tulang
alveolar sehingga secara klinis terlihat sebagai penyakit periodontal. Destruksi jaringan
juga secara tidak langsung terjadi melalui proses inflamasi yang dilakukan oleh sistem
pertahanan tubuh inang.

5. Sebutkan dan jelaskan bakteri yang menyebabkan infeksi pada jaringan


pendukung gigi, dan jelaskan bakteri yang paling agresif yang memperparah
infeksi tersebut!
Bakteri plak dental pada gingivitis kronis terdiri dari 56% spesies gram positif dan 44%
gram negatif, 59% spesies yang fakultatif dan 41% spesies yang anaerob. Spesies gram
positif yang dominan meliputi Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus
intermedius, Streptococcus oralis, Actinomyces viscosus, Actinomyces naeslundii, dan
Peptostreptococcus micros. Penelitian menunjukkan bahwa ditemukan bakteri agresif
dalam jumlah yang signifikan pada abses periodontal. Mikroorganisme patogen tersebut
meliputi Fusobacterium nucleatum, Prevotella intermedia, Porphyromonas gingivalis,
Peptostreptococcus micros, dan Tannerella forsythia.

6. Bagaimana mekanisme imunitas tubuh bila terserang infeksi?


Pada dasarnya, ada tiga macam strategi pertahanan tubuh:
1) Barier fisikal (kulit dan mukosa yang utuh) dan kimia (asam lambung);
2) Respons imun alami (innate/nonspesik), misal fagositosis;
3) Respons imun adaptif (didapat/ spesik).
Setiap hari tubuh manusia dapat terkontaminasi dengan beratus-ratus bakteri yang
dapat memasuki tubuh melalui ber bagai cara, misalnya melalui konsumsi makanan,
tetapi hampir semuanya dimatikan oleh mekanisme pertahanan tubuh. Begitu pun tiap
hari manusia mengonsumsi beratusratus bakteri dan lagi-lagi hampir semuanya mati
dalam saliva atau asam lambung. Dalam keadaan ini, saliva atau asam lambung
merupakan media pertahanan tubu Selain itu, setiap hari manusia menghirup ribuan
bakteri dan virus yang ada di udara. Sistem imun memerangi bahan patogen ini tanpa
masalah. Kadang bakteri dapat mengalahkan sistem imun dan tubuh terserang demam,
flu, atau keadaan yang lebih buruk lagi. Demam atau !u merupakan suatu tanda yang
dapat terlihat dari kegagalan kerja sistem imun untuk menghentikan agen penyebab. Bila
tubuh kemudian sembuh dari demam atau !u, ini menjadi tanda bahwa sistem imun tubuh
mampu menghilangkan agen penyerang sesudah men dapatkan pengalaman dari
kekalahan sebelumnya. Sebaliknya, bila sistem imun tidak melakukan sesuatu, tubuh
tidak akan sembuh dari demam atau apapun juga. saat bagian tubuh ada yang terluka,
bakteri dan virus memasuki tubuh melalui luka. Sistem imun mengadakan respons dan
menghilangkan agen penyerang sementara bagian tubuh yang terluka menjadi sembuh.
Pada kasus yang jarang terjadi, sistem imun gagal dan luka meradang, terinfeksi, dan
biasanya terisi nanah (pus). Radang dan nanah merupakan efek samping dari kerja sistem
imun.
BAB III

PENUTUP

Penyebab utama penyakit periodontal adalah adanya mikroorganisme yang berkolonisasi


di dalam plak gigi. Plak gigi adalah substansi yang terstruktur, lunak, berwarna kuning, yang
melekat pada permukaan gigi. Kandungan dari plak gigi adalah berbagai jenis mikroorganisme,
khususnya bakteri sisanya adalah jamur, protozoa dan virus. Plak yang mengandung
mikroorganisme patogenik ini berperan penting dalam menyebabkan dan memperparah infeksi
periodontal. Peningkatan jumlah organisme Gram negatif di dalam plak subgingiva seperti
Porphiromonas gingivalis, Actinobacillus actinomycetemcomitans, Tannerela forsythia dan
Treponema denticola menginisiasi infeksi periodontal.  Salah satu cara mengatasi gusi
berdarah yang sudah lama dipercaya masyarakat adalah dengan cara berkumur
dengan larutan air garam. Sifat anti-inflamasi dan antiseptik pada garam mampu
meredakan pembengkakan dan infeksi yang menyebabkan gusi berdarah. Gusi yang
sehat seharusnya berwarna merah muda dan bertekstur padat dengan permukaan yang
halus. Gusi yang sehat juga tidak akan mudah berdarah apabila tergesek atau tertekan. Namun,
gusi selayaknya gigi rentan bermasalah apabila tidak dijaga dengan baik. Gusi rentan bengkak
dan berdarah ketika mengalami peradangan.

Sebelum itu terjadi, area di sekitar gusi yang bermasalah biasanya akan
membentuk kantung-kantung yang memisahkan gusi dengan gigi. Seiring peradangan terus
berlanjut, kantung akan terbentuk makin dalam dan dapat menyebabkan infeksi parah di rongga
mulut. Risiko perdarahan pada gusi pun tinggal menunggu waktu. Radang gusi (gingivitis)
adalah masalah mulut yang paling sering menjadi penyebab gusi berdarah. Kondisi ini
menyebabkan gusi meradang dan bengkak hingga mudah berdarah. Kadang, gingivitis juga dapat
menyebabkan rasa nyeri dan ngilu intens pada gusi yang bermasalah.

Gingivitis disebabkan oleh penumpukan plak (lapisan lengket mengandung bakteri) yang
menutupi permukaan gigi. Plak dapat muncul jika Anda malas gosok gigi setelah makan.
Dibiarkan terus, plak dapat mengeras dan berubah menjadi karang gigi. Lambat laun, karang gigi
dapat menyebabkan peradangan pada jaringan gusi di sekitarnya sehingga membuatnya rentan
berdarah.

Menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan kunci utama untuk mencegah radang gusi.
Pastikan Anda sikat gigi dua kali sehari pada pagi dan malam hari. Pilih pasta gigi yang
mengandung fluoride untuk membantu melindungi dan menjaga kekuatan gigi supaya tidak
mudah mengalami kerusakan.
DAFTAR PUSTAKA

Vernino AR. Etiologi penyakit periodontal. In : Fedi PF, Vernino AR, Gray J, editors.
Silabus periodonti edisi 4. Jakarta : EGC, 2004. p.13-19. 17.

Arif EM, Dina N, Awang RA. The effect of chlorhexidine and triclosan on undisturbed
plaque formation for 72 hours duration. Dentofasial 2010: 9(1); 1-6. 18.

Wilkins EM. Clinical practice of the dental hygienist : dental biofilm and other soft
deposit. 10th ed. Lippincot :Williams and Wilkins,2009. p. 292-305, 305-307 19.

Novak JM, Novak KF. Chronic periodontitis. In : Newman MG, Takei HH, Klokkevold
PR, Carranza FA, editors. Carranza’s clinical periodontology. 10 edn. Philadelphia: Saunders
Elsevier, 2006. p. 494-499.

Cold, F., Health, E., Disease, H., Disease, L., Management, P., & Conditions, S. et al.
(2019).  The Basics of Gum Problems. WebMD. Retrieved 21 June 2019

Trombelli L, Scapoli C, Tatakis DN, Grassi L. Modulation of clinical expression of


plaque-induced gingivitis effect of personality traits, social support and stress. J Clin
Periodontol 2005; 32:1143-1150.

Anda mungkin juga menyukai