BLOK 8
Disusun Oleh:
Zakiyah Syabaniah
190600200
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia medis membuat imunologi makin mendapat sorotan, khususnya dalam
penanganan sejumlah masalah kesehatan. Banyak riset terkait imunologi mulai dilakukan,
seperti penggunaan imunoterapi, penanggulangan penyakit autoimun, serta pengembangan
vaksin untuk beragam penyakit Sebuah penelitian imunologi mencoba menemukan sejumlah
penyakit yang disebabkan oleh gangguan atau disfungsi sistem imun. Penelitian ini juga
berupaya menemukan terapi dan penanganan terbaru untuk menyembuhkan penyakit yang
berhubungan dengan imunitas. Dari beragam masalah kondisi kesehatan pada gigi,
salah satu masalah awal yang kerap terjadi namun jarang terdeteksi adalah karies
gigi. Penyebab karies gigi pun tidak hanya satu, namun banyak faktor. Gingiva
(gusi) adalah bagian mukosa di dalam rongga mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi lingir
(ridge) alveolar. Gingiva merupakan bagian dari aparatus pendukung gigi, periodonsium dan
membentuk hubungan dengan gigi. Gingiva berfungsi melindungi jaringan di bawah pelekatan
gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut. Gingiva merupakan bagian dari jaringan
periodontal yang paling luar. Kesehatan gusi akan memengaruhi kesehatan gigi dan mulut secara
keseluruhan. Gusi yang sering berdarah bisa menjadi tanda adanya penyakit pada gusi, bahkan
mungkin mengindikasikan kondisi gangguan kesehatan yang lebih serius.
B. DESKRIPSI TOPIK
Penyusun : Minasari, drg., MM, Yumi Lindawati, drg., MDSc, Sri Amelia, dr., MKes
Hari / Tanggal :
Pukul :
Seorang pasien perempuan berusia 45 tahun datang berobat ke RSGMP FKG USU
dengan keluhan bila sikat gigi, gusi sering berdarah, gigi geraham terasa ngilu. Pemeriksaan
klinis menunjukkan, gusi pada regio anterior rahang bawah merah, oedema, dan disonde
berdarah. Gigi 36 karies mencapai dentin. Gigi 41, 42, 31, 32 mobiliti 2.
Pertanyaan :
1. Sebutkan dan jelaskan bakteri penyebab terjadinya karies gigi 36? Setelah terjadi karies
pada kasus di atas, bakteri apakah yang menjadi dominan pada gigi karies tersebut?
Jelaskan ciri-ciri bakteri-bakteri tersebut?
5. Sebutkan dan jelaskan bakteri yang menyebabkan infeksi pada jaringan pendukung
gigi, dan jelaskan bakteri yang paling agresif yang memperparah infeksi tersebut!
PEMBAHASAN
1. Sebutkan dan jelaskan bakteri penyebab terjadinya karies gigi 36? Setelah terjadi
karies pada kasus di atas, bakteri apakah yang menjadi dominan pada gigi karies
tersebut? Jelaskan ciri-ciri bakteri-bakteri tersebut?
Spesies mikroorganisme spesifik yang dapat diidentifikasi sebagai mikroorganisme yang
terlibat dalam pengembangan karies, yaitu Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus,
Lactobacillus, Actinomyces, dan terkadang ditemukan Candida. Pada suatu penelitian
didapatkan jenis mikroorganisme dalam plak yang berbeda-beda. Pada awal
pembentukan plak, kokus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai
seperti Streptococcus mutans, Streptococcus sobrinus, Streptococcus oralis, dan
Streptococcus salivarius. Pada suasana mulut yang asam mikroorganime penyebab karies
gigi yang paling banyak ditemukan adalah dari spesies Lactobacillus diantaranya
Lactobacillus acidophilus dan Lactobacillus fermentum 11 Mikroorganisme penyebab
karies memiliki sifat asidogenik (membentuk asam dari substrat) dan asidurik (resisten
terhadap asam dan memproduksi asam secara terusmenerus) . Pada karies yang telah
mencapai dentin, bakteri yang paling dominan adalah Lactobacillus acidophilus. Ciri ciri
bakteri tersebut adalah :
• Gram positif berbentuk kokus
• Non motil
• Non spora yang memproduksi asam laktat
• Tumbuh dengan baik dengan atau tampa oksigen
• Dapat hidup pada lingkungan sangat asam. Ph 4,5 atau dibawahnya.
3. Sebutkan dan jelaskan bakteri penyebab gusi berdarah (gingivitis) yang terjadi
pada gingiva regio anterior rahang bawah, dan bakteri yang dominan setelah
gingivitis terjadi!
Bakteri yang menyebabkan gingivitis adalah bakteri gram negatif, yaitu Porphyromonas
gingivalis, Tannerella fosythia, Treponama denticola Actinomyce viscosus, Selemonas
noxia, Aggregatibacter actinomycetemcomitans dan bakteri gram positif Streptococcus
sanguinis, Streptococcus mutans, A. Viscosus . Gingivitis pada tahap awal ditandai
dengan peningkatan kadar polymorphonuclear leukocyte / Leukosit PMN. Peningkatan
Leukosit PMN akan meningkatkan radikal bebas dalam proses fagositosis terhadap
bakteri yang akan menimbulkan kerusakan lebih lanjut. Gingivitis pada tahap lanjut
ditandai dominasi sel limfosit, tetapi masih terdapat kronis terjadi peningkatan kadar sel
plasma, limfosit B, dan makrofag. Leukosit adalah sel yang akan melawan bakteri
patogen pada gingiva. Leukosit PMN memiliki kemampuan untuk menyerang dan
menghancurkan bakteri, virus dan bahan-bahan yang merugikan lain yang menyerbu
masuk ke dalam tubuh. Bakteri yang paling sering ditemukan dalam level yang tinggi
meliputi Porphyromonas gingivalis, Tannerella forsythia, Prevotella intermedia,
Campylobacter rectus, Eikonella corrodens, Fusobacterium nucleatum, Actinobacillus
actinomycetemcomitas, Peptostreptococcus micros, spesies Treponema dan Eubacterium.
PENUTUP
Sebelum itu terjadi, area di sekitar gusi yang bermasalah biasanya akan
membentuk kantung-kantung yang memisahkan gusi dengan gigi. Seiring peradangan terus
berlanjut, kantung akan terbentuk makin dalam dan dapat menyebabkan infeksi parah di rongga
mulut. Risiko perdarahan pada gusi pun tinggal menunggu waktu. Radang gusi (gingivitis)
adalah masalah mulut yang paling sering menjadi penyebab gusi berdarah. Kondisi ini
menyebabkan gusi meradang dan bengkak hingga mudah berdarah. Kadang, gingivitis juga dapat
menyebabkan rasa nyeri dan ngilu intens pada gusi yang bermasalah.
Gingivitis disebabkan oleh penumpukan plak (lapisan lengket mengandung bakteri) yang
menutupi permukaan gigi. Plak dapat muncul jika Anda malas gosok gigi setelah makan.
Dibiarkan terus, plak dapat mengeras dan berubah menjadi karang gigi. Lambat laun, karang gigi
dapat menyebabkan peradangan pada jaringan gusi di sekitarnya sehingga membuatnya rentan
berdarah.
Menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan kunci utama untuk mencegah radang gusi.
Pastikan Anda sikat gigi dua kali sehari pada pagi dan malam hari. Pilih pasta gigi yang
mengandung fluoride untuk membantu melindungi dan menjaga kekuatan gigi supaya tidak
mudah mengalami kerusakan.
DAFTAR PUSTAKA
Vernino AR. Etiologi penyakit periodontal. In : Fedi PF, Vernino AR, Gray J, editors.
Silabus periodonti edisi 4. Jakarta : EGC, 2004. p.13-19. 17.
Arif EM, Dina N, Awang RA. The effect of chlorhexidine and triclosan on undisturbed
plaque formation for 72 hours duration. Dentofasial 2010: 9(1); 1-6. 18.
Wilkins EM. Clinical practice of the dental hygienist : dental biofilm and other soft
deposit. 10th ed. Lippincot :Williams and Wilkins,2009. p. 292-305, 305-307 19.
Novak JM, Novak KF. Chronic periodontitis. In : Newman MG, Takei HH, Klokkevold
PR, Carranza FA, editors. Carranza’s clinical periodontology. 10 edn. Philadelphia: Saunders
Elsevier, 2006. p. 494-499.
Cold, F., Health, E., Disease, H., Disease, L., Management, P., & Conditions, S. et al.
(2019). The Basics of Gum Problems. WebMD. Retrieved 21 June 2019