Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

BAB 1 (PENDAHULUAN)

1. LATAR BELAKANG 2
2. PERUMUSAN MASALAH 3

3. TUJUAN 3
4. MANFAAT 3

BAB 2 (TINJAUAN PUSTAKA)

1. PENGERTIAN ANTIOKSIDAN 4
2. JENIS-JENIS ANTIOKSIDAN 5
A. BERDASARKAN SUMBERNYA 5
B. BERDASARKAN FUNGSINYA 6
3. MEKANISME KERJA ANTIOKSIDAN 6
4. SUMBER ANTIOKSIDAN ALAMI DALAM MENANGKAL RADIKAL BEBAS
A. VITAMIN A 9
B. VITAMIN C 9
C. VITAMIN E 10
D. SENYAWA FENOLIK 11
E. ANTHOSIANIN 12
F. ISOFLANOV 12
5. MANFAAT ANTIOKSIDAN BAGI MANUSIA 14

BAB 3 (KESIMPULAN) 16

DAFTAR PUSTAKA 17

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi elektron(electron donors). Antioksidan
bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan
sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa dihambat. Antioksidan bersifat sangat mudah
dioksidasi, sehingga radikal bebas akan mengoksidasi antioksidan dan melindungi molekul lain
dalam sel dari kerusakan akibat oksidasi oleh radikal bebas atau oksigen reaktif.

Antioksidan dibagi menjadi antioksidan endogen, yaitu enzim-enzim yang bersifat


antioksidan, seperti: Superoksida Dismutase (SOD), katalase (Cat), dan glutathione peroksidase
(Gpx); serta antioksidan eksogen, yaitu yang didapat dari luar tubuh/makanan. Berbagai bahan
alam banyak mengandung antioksidan dengan berbagai bahan aktifnya, antara lain vitamin C, E,
pro vitamin A, organosulfur, α-tocopherol, flavonoid, thymoquinone, statin, niasin, phycocyanin,
dan lain-lain.

Antioksidan digunakan dalam makanan untuk mengontrol oksidasi lipid. Antioksidan


diperlukan juga untuk mencegah stres oksidatif.
Stres oksidatif adalah kondisi ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas yang ada dengan
jumlah antioksidan di dalam tubuh. Stress oksidatif yang diinduksi oleh radikal telah diketahui
dapat mempengaruhi terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti kanker, penyakit jantung
koroner dan penuaan dini. Tubuh yang tidak mempunyai sistem pertahanan antioksidan dalam
jumlah berlebih akan terkena radikal bebas sehingga tubuh membutuhkan antioksidan dari luar
melalui makanan atau asupan nutrisi lainnya.

Radikal bebas ini merupakan senyawa yang mengandung satu atau lebih elektron tidak
berpasangan dalam orbitalnya, sehingga bersifat sangat reaktif dan mampu mengoksidasi
molekul di sekitarnya (lipid, protein, DNA, dan karbohidrat). Jumlah radikal bebas dapat
mengalami peningkatan yang diakibatkan faktor stress, radiasi, asap rokok dan polusi lingkungan
menyebabkan sistem pertahanan tubuh yang ada tidak memadai, sehingga tubuh memerlukan

2
tambahan antioksidan dari luar yang dapat melindungi dari serangan radikal bebas. Antioksidan
digunakan juga dalam makanan untuk mengontrol oksidasi lipid.

2. PERUMUSAN MASALAH
1. Apakah Manfaat anti oksidan untuk sistem tubuh manusia ?
2. Bagaimana proses antioksidan yang bekerja dalam tubuh ?
3. Bagimana efek radikal bebas dalam tubuh bila tidak diatur dengan baik ?
4. Apa apa saja Pengelompokan Jenis antioksidan ?
3. TUJUAN
Penulisan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang antioksidan.
4. MANFAAT
a. Mengetahui kinerja antioksidan
b. menentukan jenis yang akan digunakan sesuai dengan keaadan tubuh
c. Mengetahui peranan masing masing sumber antioksidan dalam tubuh

3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. PENGERTIAN ANTIOKSIDAN
Antioksidan adalah zat yang mengurangi kerusakan akibat oksigen, seperti yang disebabkan oleh
radikal bebas. Antioksidan terkenal termasuk enzim dan zat lain, seperti vitaminA, vitamin C,
vitamin E, dan beta karoten, yang mampu menangkal efek merusak dari oksidasi. Antioksidan
juga biasanya ditambahkan ke produk makanan seperti minyak nabati dan makanan siap saji
untuk mencegah atau menunda kerusakannya akibat aksi udara. Antioksidan dapat mengurangi
risiko kanker. Antioksidan jelas memperlambat perkembangan degenerasi makula terkait usia.

Antioksidan ditemukan dalam makanan tertentu dan dapat mencegah beberapa kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas dengan menetralisirnya. Ini termasuk antioksidan nutrisi, vitamin
A, C dan E, dan mineral tembaga, seng dan selenium.

Senyawa makanan lain, seperti phytochemical pada tumbuhan, diyakini memiliki efek
antioksidan lebih besar daripada vitamin atau mineral. Ini disebut antioksidan non-nutrisi dan
termasuk phytochemical, seperti likopen dalam tomat dan anthocyanin yang ditemukan di
cranberry.

Diet tinggi antioksidan dapat mengurangi risiko banyak penyakit, termasuk penyakit jantung
dan kanker tertentu. Antioksidan mengambil radikal bebas dari sel-sel tubuh, dan mencegah atau
mengurangi kerusakan akibat oksidasi.

Efek perlindungan antioksidan terus dipelajari di seluruh dunia. Sebagai contoh, pria yang
makan banyak antioksidan lycopene (ditemukan dalam tomat) mungkin lebih kecil daripada pria
lain untuk mengembangkan kanker prostat. Lutein, ditemukan dalam bayam dan jagung, telah
dikaitkan dengan insiden penurunan lensa mata yang lebih rendah dan kebutaan yang terkait

4
pada orang tua. Flavonoid, seperti katekin teh yang ditemukan dalam teh hijau, diyakini
berkontribusi terhadap rendahnya tingkat penyakit jantung di Jepang.

Ada semakin banyak bukti bahwa antioksidan lebih efektif bila diperoleh dari makanan utuh,
daripada diisolasi dari makanan dan disajikan dalam bentuk tablet - dan beberapa suplemen
justru dapat meningkatkan risiko kanker. Misalnya, vitamin A (beta-karoten) telah dikaitkan
dengan penurunan risiko kanker tertentu, tetapi peningkatan pada kanker lain, seperti kanker
paru-paru pada perokok, jika vitamin A dimurnikan dari bahan makanan.

2. JENIS-JENIS ANTIOKSIDAN
A. Berdasarkan Sumbernya
Sumber-sumber antioksidan dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu
antioksidan sintetik, yaitu antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia dan
antioksidan alami, yaitu antioksidan hasil ekstraksi bahan alami.
Antioksidan sintetik adalah antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesis reaksi
kimia. Senyawa fenol sintetis seperti Butil hidroksianisol (BHA) dan Butil hidroksitoluen
(BHT) bukan antioksidan yang baik, karena pada pemaparan yang lama dapat
menyebabkan efek negatif terhadap kesehatan serta meningkatkan terjadinya
karsinogenesis.Beberapa contoh antioksidan sintetik yang diijinkan penggunaanya untuk
makanan dan penggunaannya telah sering digunakan, yaitu butil hidroksi anisol (BHA),
butil hidroksi toluen (BHT), propil galat (PG), tert-butil hidoksi quinon (TBHQ), NDGA
dan tokoferol. Antioksidan-antioksidan tersebut merupakan antioksidan alami yang telah
diproduksi secara sintetis untuk tujuan komersial.
Antioksidan alami adalah antioksidan hasil ekstraksi bahan alam. Antioksidan
alami seperti α-tokoferol dan asam askorbat, memiliki efek samping merugikan yang
lebih kecil, tetapi aktivitasnya lebih tinggi daripada antioksidan sintetik. Antioksidan
alami di dalam makanan dapat berasal dari senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu
atau dua komponen makanan, senyawa antioksidan yang terbentuk dari reaksi-reaksi
selama proses pengolahan, senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber alami dan
ditambahkan ke makanan sebagai bahan tambahan pangan.

5
B. Berdasarkan Fungsinya
Berkaitan dengan fungsinya, senyawa antioksidan di klasifikasikan dalam
lima tipe antioksidan, yaitu:
1. Primary antioxidants, yaitu senyawa - senyawa fenol yang mampu memutus rantai reaksi
pembentukan radikal bebas asam lemak. Dalam hal ini memberikan atom hidrogen yang
berasal dari gugus hidroksi senyawa fenol sehingga terbentuk senyawa yang stabil.
Senyawa antioksidan yang termasuk kelompok ini, misalnya BHA, BHT, PG, TBHQ, dan
tokoferol.
2. Oxygen scavengers, yaitu senyawa - senyawa yang berfungsi sebagai pengikat oksigen
sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi. Dalam hal ini, senyawa tersebut akan
mengadakan reaksi dengan oksigen yang berada dalam sistem sehingga jumlah oksigen
akan berkurang. Contoh dari senyawa – senyawa kelompok ini adalah vitamin C (asam
askorbat), askorbilpalminat, asam eritorbat, dan sulfit.
3. Secondary antioxidants, yaitu senyawa-senyawa yang mempunyai kemampuan untuk
berdekomposisi hidroperoksida menjadi prodak akhir yang stabil. Tipe antioksidan ini pada
umumnya digun akan untuk menstabilkan poliolefin resin. Contohnya, asam tiodipropionat
dan dilauriltiopropionat.
4. Antioxidative Enzime, yaitu enzim yang berfungsi mencegah terbantuknya radikal bebas.
Contohnya glukose oksidase, superoksidase dismutase(SOD), glutation peroksidase, dan
kalalase.
5. Chelators sequestrants, yaitu senyawa - senyawa yang mampu mengikat logam seperti
besidan tembaga yang mampu mengkatalis reaksi oksidasi lemak. Senyawa yang termasuk
didalamnya adalah asam sitrat, asam amino, ethylenediaminetetra acetid acid(EDTA), dan
fosfolipid.

3. MEKANISME KERJA ANTIOKSIDAN


Mekanisme antioksidan dalam menghambat oksidasi atau menghentikan reaksi berantai
pada radikal bebas dari lemak yang teroksidasi, dapat disebabkan oleh 4 (empat) macam
mekanisme reaksi yaitu:
a. Pelepasan hidrogen dari antioksidan
b. Pelepasan elektron dari antioksidan

6
c. Addisi asam lemak ke cincin aromatik pada antioksidan.
d. Pembentuk senyawa kompleks antara lemak dan cincin aromatik dari antioksidan.,
Menurut Kartikawati (1999), terdapat tiga macam mekanisme kerja antioksidan pada
radikal bebas, yaitu antioksidan primer, sekunder dan tersier.
a. Antioksidan primer yang mampu mengurangi pembentukan radikal bebas baru dengan
cara memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil.
Contohnya adalah superoskida dismutase (SOD), glutation peroksidase, dan katalase
yang dapat mengubah radikal superoksida menjadi molekul air.
b. Antioksidan sekunder berperan mengikat radikal bebas dan mencegah amplifikasi
senyawa radikal. Beberapa contohnya adalah vitamin A (betakaroten), vitamin C, vitamin
E, dan senyawa fitokimia.
Mekanisme kerja antioksidan sekunder adalah dengan cara memotong reaksi oksidasi
berantai dari radikal bebas atau dengan cara menangkap radikal bebas (free radical
scavenger). Akibatnya radikal bebas tidak akan bereaksi dengan komponen seluler.
Antioksidan sekunder terdiri dari antioksidan alami dan antioksidan sintetik.
Antioksidan alami banyak ditemukan dalam sayuran dan buah-buahan. Komponen
yang terkandung didalam antioksidan alami ini adalah vitamin C, vitamin E, β-karoten,
flavonoid, isoflavon, flavon, antosianin, katekin, isokatekin, asamlipoat,
bilirubindanalbumin, likopendanklorofil(Winarsi, 2007).
Antioksidan sekunder ini bekerja dengan satu atau lebih mekanisme berikut
(a) memberikan suasana asam pada medium (sistem makanan)
(b) meregenerasi antioksidan utama
(c)mengkelatataumendeaktifkankontaminanlogam prooksidan
(d) menangkap oksigen
(e) mengikat singlet oksigen dan mengubahnya ke bentuk triplet oksigen.

c. Antioksidan tersier berperan dalam mekanisme biomolekuler, seperti memperbaiki


kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan radikal bebas
Pada antioksidan tersier enzim-enzim tersebut berfungsi dalam perbaikan
biomolekuler yang rusak akibat aktivitas radikal bebas. Kerusakan DNA akibat

7
radikal bebas dapat dicirikan oleh rusaknya single atau double strand pada gugus
basa dan non- basa (Winarsi, 2007).
Menurut Pokorny (1971), mekanisme kerja antioksidan dalam menghambat proses
ketengikan adalah sebagai berikut

Reaksi (1) sampai (3) menunjukkan perubahan prinsip yang terjadi selama reaksi oksidasi.
Radikal bebas yang terbentuk dari asam lemak tidak jenuh sebagai akibat pengaruh
panas, cahaya dan logam berat (1). Radikal bebas bereaksi dengan oksigen membentuk
radikal peroksida (2). Radikal peroksida mengikat semua atom hidrogen dari molekul asam
lemak membentuk radikal asam lemak yang baru dan hidroperoksida (3). Zat antioksidan
bereaksi dengan radikal asam lemak dan radikal peroksida (4) dan (5). Radikal bebas
menjadi kurang aktif dan radikal antioksidan yang terbentuk tidak mampu melanjutkan
rantai oksidasi lebih lanjut.

4. SUMBER ANTIOKSIDAN
Sumber antioksidan alami banyak terdapat dalam bahan bahan pangan misalnya buah-
buahan, rempah rempah, teh, coklat, dedaunan, biji-bijian, sayur-sayuran, enzim dan
protein. Pada umumnya aktivitas antioksidan disebabkan karena tumbuhan tersebut
mengandung senyawa metabolit sekunder /senyawa aktif, diantaranya adalah flavonoid,

8
fenolik, tannin, antosianin (Winarsi, 2007). Tiap jenis antioksidan bekerja dengan cara
yang berbeda, untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan. Beberapa sayur dan buah
mengandung antioksidan lebih tinggi dibandingkan yang lain. Contoh antioksidan yang
digunakan tubuh adalah vitamin C, E, dan betakaroten. Ketiganya banyak terkandung
dalam buah dan sayur berwarna merah, oranye, kuning, dan ungu.

A. Vitamin A

Vitamin A berasal dari dua sumber, sumber yang berasal dari hewan yang termasuk
dalam retinol disebut retinoid. Senyawa ini diubah menjadi retinol dan diesterifikasi dengan
asam lemak rantai panjang. Hasil dari retinil ester diabsorpsi bersama lamak dan
ditransportasikan

ke hati untuk disimpan. Kata “karoten” berasal dari kata Latin yang berarti wortel (carrot).
Sementara, sumber yang berasal dari tanaman disebut karotenoid dan sumber ini termasuk dalam
beta-karoten. Tubuh mengubah beta-karoten menjadi vitamin A. Nah, karotenoid ini juga
termasuk diantaranya lycopene, lutein, dan zeaxanthin, memiliki sifat biologis yang penting,
termasuk antioksidan, dan kegiatan photoprotective. kebutuhan vitamin A yang terpenuhi dengan
baik nyatanya dapat membantu pembentukan dan pemeliharaan gigi, tulang, jaringan lunak, sel
darah putih dan juga sistem kekebalan tubuh seseorang.

B. Vitamin C

Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting
dalam menangkal berbagai penyakit.Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang
mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular.Beberapa karakteristiknya antara lain
sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Meskipun jeruk dikenal sebagai buah
penghasil vitamin C terbanyak, sebenarnya salah besar, karena lemon memiliki kandungan
vitamin C lebih banyak 47&% daripada jeruk.

Peranan Vitamin C dalam Tubuh

9
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang
menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh
manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan
kecil, dan luka ringan.buah jeruk, salah satu sumber vitamin C terbesar.

Vitamin c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam
kesadaran.Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas di seluruh
tubuh.Melalui pengaruh pencahar, vitamin ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau
kotoran.

Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi
Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan
yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang
sampai 81%.

C. Vitamin E

Vitamin E atau tokoferol adalah zat gizi yang penting dan unik. Vitamin E ini disebut unik,
karena vitamin ini dimasukkan dalam kelompok vitamin walaupun sebenarnya tidak mempunyai
fungsi sebagai kofaktor untuk reaksi enzim seperti lazimnya fungsi vitamin umumnya. Vitamin
E ini penting karena vitamin ini mempunyai sifat antioksidan.

Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan dapat berfungsi sebagai

antioksidan sehingga mampu menetralisir radikal bebas dalam tubuh mahkluk hidup serta
menghambat terjadinya penyakit degeneratif. Vitamin ini tidak dapat disintesa oleh tubuh
sehingga harus dikonsumsi dari makanan dan suplemen.

Selain tokoferol, tolorienol juga merupakan nama lain dari vitamin E. Tokoferol dan tokotrienol
dikenal mempunyai aktifitas biologis vitamin E. di alam diketemukan 8 jenis senyawa yang
mengandung aktifitas vitamin E, yaitu :

• d alfa tokoferol, d beta tokoferol

• d gama tokoferol, d delta tokoferol

10
• d alfa tokotrienol, d beta tokotrienol

• d gama tokotrienol, d delta tokotrienol

Fungsi terpenting vitamin E adalah sebagai antioksidan. Beberapa bagian yang penting dalam
tubuh dimana vitamin E berfungsi sebagai antioksidan yaitu pada sel membrane atau lebih
tepatnya pada lipid sel membrane, sirkulasi LDL (Low Density Lipoprotein), paru-paru, hati dan
jaringan adrenalin. Vitamin E bekerja sebagai antioksidan karena ia mudah teroksidasi dengan
demikian dapat melindungi senyawa lain dari oksidasi. Karena fungsinya sebagai antioksidan
inilah, vitamin E merupakan pertahanan utama melawan oksigen perusak, lipid perosida, dan
radikal bebas serta menghentikan reaksi berantai dari radikal bebas.

Jumlah vitamin E yang dikonsumsi berdasarkan RDA (Recommended Dietary Allowances)


Amerika tahun 1973 adalah 30 SI untuk orang dewasa (1 mg = 1,49 SI). Kemudia angka ini
direvisi pada tahun 1989 menjadi lebih rendah yaitu 15 SI untuk laki-laki dan 12 Si untuk
perempuan. Untuk mendapatkan jumlah vitamin E yang memenuhi angka tersebit dapat
diperoleh dari bahan makanan yang banyak mengandung vitamin W. makanan yang paling
banyak mengandung vitamin E adalah minyak nabati, kacang-kacangan dan biji-bijian. Dan
minyak kecambah merupakan sumber energy vitamin E yang paling kaya.

D. Senyawa Fenolik

Senyawa fenolik merupakan senyawa yang banyak ditemukan pada tumbuhan. Fenolik


mempunyai cincin aromatik satu atau lebih gugus hidroksi (OH) dangugus- gugus lain
penyertanya.
Senyawa fenolik adalah senyawa antioksidan alami yang berupa flavonoid, turunan
asamsinamat, kumarin, tokoferol, danasam-asamorganik. Komponen senyawa fenolik bersifat
polar dan memiliki fungsi antaralain sebagai penangkap radikal bebas dan peredam terbentuknya
oksingen singlet. Senyawa fenolik dapat larut dalam air.Senyawa fenolikmempunyaistruktur

11
yang khas, yaitu memiliki satu atau lebih gugus hidroksil yang terikat pada
satu atau lebih cincin aromatik benzena,  sehingga senyawa ini juga memiliki sifat
yang khas, yaitu dapat teroksidasi. Manfaat  asam fenolik yang paling penting
yaitu anti penuaan yang berhubungan dengan antioksidan yang mengurangi aktivitas dan
mencegah pertumbuhan sel abnormal. Asam fenolat berguna dalam mengendalikan
peradangan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan sirkulasi darah,
semua yang menghasilkan signifikan manfaat anti penuaan dalam tubuh.

Tumbuh-tumbuhan yang termasuk senyawa fenolik dan sangat bagus sebagai antioksidan karena
memiliki aroma dan rasa yang menyegarkan, antara lain: Jahe( Zingiber Officinale),
BawangPutih ( Allium Sativum), Kunyit ( Curcuma Sp), danTeh ( Camellia Sp).

E. Anthosianin

Antosianin (bahasa Inggris: anthocyanin, dari gabungan kata Yunani:anthos = "bunga",


dan cyanos = "biru") adalah pigmen larut air yang secara alami terdapat pada berbagai jenis
tumbuhan.Sesuai namanya, pigmen ini memberikan warna pada bunga, buah, dan dauntumbuhan
hijaudan telah banyak digunakan sebagai pewarna alami pada berbagai produk pangan dan
berbagai aplikasi lainnya. Warna diberikan oleh antosianin berkat susunan ikatan rangkap
terkonjugasinya yang panjang, sehingga mampu menyerap cahaya pada rentang cahaya tampak.
Sitem ikatan rangkap terkonjugasi ini juga yang mampu menjadikan Antosianin sebagai
antioksidan dengan mekanisme penangkapan radikal.

F. Isoflavon
Isoflavon merupakan salah satu senyawa yang termasuk dalam golongan flavonoid. Flavonoid
mempunyai 15 atom C yang menyusun konfigurasi diphenylpropane skeleton sebagai struktur
dasarnya. Isoflavon adalah senyawa metabolit sekunder yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
terutama leguminosa. Sebagai produk metabolit sekunder, isoflavon ini tidak terlalu dibutuhkan
oleh tanaman, namun memiliki manfaat sebagai cadangan nutrisi bagi tanaman.

12
Isoflavon dapat ditemukan dalam bentuk glikosida dan bentuk aglikonnya di alam. Bentuk
glikosida (terikat dengan gula) berupa daidzin, genistin, glisitin, acetyldaidzin, dan
acetylgenistin. Sedangkan, bentuk aglikonnya yaitu daidzein, genistein, dan glisitein.

Sifat fisiologis aktif dari senyawa isoflavon antara lain antifungi, antioksidan, antihemolisis, dan
antikanker. Konsumsi isoflavon sejumlah 1.5-2.0 mg/kg BB/hari berfungsi sebagai antikanker
pada tubuh (Wang & Murphy, 1994).

Studi epidemiologi di Jepang menemukan bahwa konsumsi isoflavon bermanfaat mengurangi


konsentrasi kolesterol serum pada hiperkolesterolemia sehingga dapat menurunkan insiden
kanker payudara (Aldercreutsz, 1998 & Golberg, 1996).

Coward, Barnes, Setchell 2 dan Barnes (1993) menyatakan bahwa isoflavon dan glikosida dapat
menghambat pertumbuhan sel kanker prostat pada pria. Hal ini sejalan dengan penelitian
Makarinec et al (2006) yang membuktikan bahwa asupan isoflavon pada konsumsi kedelai dapat
menurunkan 14% serum PSA (prostate specific antigen) pada responden laki-laki dalam
penelitian.

Penelitian lain menemukan bahwa komponen biokimia ini potensial untuk mencegah penyakit
jantung (Anthony, Clarkson, & Williams, 1998), menghambat perkembangan atherosklerosis
sehingga dapat mencegah penyakit kardiovaskular (Golberg, 1996), meningkatkan densitas
massa tulang sehingga mencegah osteoporosis (Anderson & Carner, 1997), dan mereduksi
sindrom pascamenopouse pada wanita (Knight, Wall, & Eden, 1996).

Kandungan isoflavon pada kacang-kacangan yang telah diteliti antara lain pada kacang kedelai
(Glycine max), kacang koro (Phaseolus lunatus), dan kacang panjang (Vigna angularis)
(Harborne, 1996).

Isoflavon mempunyai struktur kimia hampir sama dengan estrogen. Isoflavon sering disebut
fitoestrogen atau estrogen nabati (Pakasi 2000). Wanita Asia yang makanannya rata-rata

13
mengandung 60-100 mg isoflavon, hanya sedikit mengalami keluhan menopause. Menopause
terjadi akibat adanya penurunan kadar estrogen pada wanita (Winarsi, 2004).

Penelitian menyebutkan bahwa kedelai utuh dan isoflavon daidzein yang telah dimurnikan
mempunyai kemampuan yang hampir sama dalam menurunkan tekanan darah tinggi (Liu et al.
2015). Berikut disajikan data kandungan isoflavon pada berbagai macam bahan makanan.

Isoflavon dapat ditemukan pada kacang-kacangan terutama kedelai yang diyakini memiliki sifat
estrogenik, antikarsinogenik, antiosteoporoisitik, antioksidan, dan dapat juga memperbaiki
sindroma menopouse. Pada olahan kedelai yaitu tempe memiliki kandungan senyawa isoflavon
dengan aktivitas antioksidan dan anti hemolitik, senyawa tersebut ialah yang disebut dengan
faktor 2, genisten, dan daidzein.

5. MANFAAT ANTIOKSIDAN BAGI MANUSIA


1. Menunda Penuaan
Banyak penelitian menunjukkan bahwa antioksidan sangat efektif untuk menghambat munculnya
tanda-tanda penuaan dini, seperti keriput dan garis-garis halus di wajah. Antioksidan mampu
menjaga tekstur kulit, dan melindunginya dari kerusakan akibat paparan sinar UV.

2. Menguatkan Imunitas Tubuh


Antioksidan dibutuhkan untuk menguatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga lebih kebal dari
infeksi virus dan bakteri yang dapat menimbulkan penyakit.

3. Melawan Stres Oksidatif


Diet kaya antioksidan akan menekan efek buruk yang ditimbulkan oleh radikal bebas, sehingga
berada pada tingkatan yang tidak berbahaya.

4. Melawan Sel Kanker


Beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan menambah asupan antioksidan, akan
menurunkan risiko kanker pada pria.

5. Mencegah Gangguan pada Mata


Tidak hanya melindungi jantung, antioksidan ternyata juga efektif untuk mencegah gangguan

14
mata seperti katarak, glukoma, dan degenerasi makula. Perbanyak makanan yang mengandung
antioksidan tinggi, untuk mencegah risiko kebutaan dan penyakit mata lainnya.

6. Mencegah Penyakit Jantung dan Kolesterol Tinggi


Antioksidan dapat menekan proses oksidasi kolesterol. Women’s Health Study

15
BAB 3

KESIMPULAN

Mengkonsumsi antioksidan setiap hari baik berupa sediaan antioksidan maupun bahan alam yang
mengandung antioksidan sangat perlu untuk mencegah stres oksidatif yang terjadi pada proses
degeneratif. Bawang-bawangan merupakan bahan alam yang bersifat antioksidan yang terbukti
dapat mencegah dan mengeliminasi pertumbuhan sel kanker melalui mekanisme
apoptosis.Keluarga bawang-bawangan, seperti: A.cepa, A.sativum, dan A. Ampeloprasum
mempunyai efek antioksidan, antitrombosis dan antimikroba

16
DAFTAR PUSTAKA

Adawiah, A., Sukandar, D., & Muawanah, A. (2015). Aktivitas Antioksidan dan Kandungan
Komponen Bioaktif Sari Buah Namnam. Jurnal Kimia VALENSI, 1(November), 130–136.
https://doi.org/10.15408/jkv.v0i0.3155

Muzhingi, T. (2014). The role of antioxidants in enhancing the vitamin A value of plant foods in
child nutrition (Order No. 3623895). Available from ProQuest Dissertations & Theses Global.
(1551754989).

Andriani M. The effect of rice variety to microbia activity of red mould rice. 2009. 69
Michwan A. antioksidan dan kesehatan. Kompasiana. 2015 (cited 16 Februari 2020). available
from: https://www.kompasiana.com/antioksidan-dan-kesehatan

NN. Antosianin. Wikipedia. 2019 (cited 16 Februari 2020). available from:


https://id.wikipedia.org/wiki/Antosianin

Sofia C. mekanisme kerja antioksidan. Scribd. 2018 ( cited 16 februari 2020)


https://www.scribd.com/document/378059066/mekanisme-kerja-antioksidan

Werdhasari A. Peran antioksidan bagi kesehatan. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia.


2014;3(2):59-68.

Andarina R, Djauhari T. Antioksidan dalam dermatologi. Jurnal Kedokteran Kesehatan:


Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. 2017 Jan 24;4(1):39-48.

Rahmi H. Aktivitas Antioksidan dari Berbagai Sumber Buah-buahan di Indonesia. Jurnal


Agrotek Indonesia (Indonesian Journal of Agrotech). 2017 Jan 6;2(1).

17
Wahdaningsih S, Setyowati EP, Wahyuouno S. AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL
BEBAS DARI BATANG PAKIS (Alsophila glauca J. Sm). Majalah Obat Tradisional. 16(3) :
156 – 160. 2011

Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991. Vitamin C: Its Chemistry and Biochemistry. Hal: 97-
100. The Royal Society of Chemistry: Cambridge.

nt of Medicine, Vanderbilt University School of Medicine; James M. May, Zhi-chao Qu, Huan
Qiao, dan Mark J. Kouryab. Diakses tanggal 2010-11-26.

Kim DO, Lee KW, Lee HJ, Lee CY. 2002. Vitamin C equivalent antioxidant capacity (VCEAC) of
phenolic phytochemicals. J Agric Food Chem 50(13):3713–17.

Naidu KA. 2003. Vitamin C in human health and disease is still mistery? An Overview. J Nutr 2:7

18

Anda mungkin juga menyukai