BLOK 8
Disusun Oleh:
Zakiyah Syabaniah
190600200
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit dan kelainan gigi pada anak usia sekolah merupakan salah satu
gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Kelainan pertumbuhan
dan perkembangan gigi disebabakan banyak faktor, diantaranya pola perawatan gigi yang
kurang optimal menyebabkan masalah kesehatan pada anakanak yaitu; gigi berlubang
(karies gigi), maloklusi (gigi rahang atas dan rahang bawah tidak dapat bertemu dengan
tepat) dan penyakit periodontal (peradangan pada gusi) yang sering dijumpai di
masyarakat.
Gigi berlubang adalah gangguan yang banyak terjadi, baik pada orang dewasa
maupun anak-anak. Maka dari itu, pemeriksaan gigi perlu dilakukan secara rutin, karena
umumnya gigi berlubang tidak menimbulkan rasa nyeri di awal sehingga sulit dideteksi
Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang erat hubunganya dengan
pola perawatan dan konsumsi makanan ataupun minuman kariogenik.
Makanan yang kariogenik adalah makanan yang lengket menempel di gigi seperti
gula-gula (permen) dan coklat. Sekarang ini banyak dijumpai makanan kariogenik yang
dijual dipasaran yang sudah sampai pelosok desa.Makanan ini sangat digemari anak,
sehingga perlu lebih diperhatikan pengaruh substrat karbohidarat kariogenik dengan
kejadian karies gigi.Mengingat pentingnya fungsi gigi maka sejak dini kesehatan gigi
anak-anak perlu diperhatikan. Inspeksi oral merupakan bagian integral dalam pengkajian
keperawatan anak.Jika tidak ditangani dengan segara karies gigi biasanya
menghancurkan sebagian besar gigi dan menyebar ke jaringan sebelahnya, menyebabkan
nyeri yang hebat dan disertai komplikasi sepsis serta infeksi pada daerah muka.
B. DESKRIPSI TOPIK
Penyusun : Dr. Ameta Primasari, drg., MDSc., M. Kes., SpPMM, Sri Amelia, dr., MKes,
Dr. dr. Delyuzar, M.Ked(PA), Sp.PA(K),
Seorang anak berusia 11 tahun diantar oragtuanya datang ke praktek dokter gigi
dengan keluhan gigi berlubang. Gigi berlubang disertai nyeri dan gusi yang
membengkak. Pada pemeriksaan intraoral, dijumpai gusi di sekitar molar 1 kanan
hiperemi dan nyeri tekan. Pada gigi molar 1 kanan tampak lubang dengan diameter 0,2
cm..Pada pemeriksaan radiografi terlihat gambaran radiolusen pada darerah periapikal.
Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter memberikan obat analgetik dan antibiotik selama
5 hari. Keesokan harinya pasien datang lagi dengan keluhan bibirnya bengkak dan gatal-
gatal pada kulit. Hal ini dialami pasien setelah 2 kali minum obat.
Pertanyaan:
3. Apakah yang terjadi pada pasien setelah minum obat? Jelaskan mekanismenya!
PEMBAHASAN
Penyakit ini merupakan penyebab gusi bengkak yang paling sering. Gingivitis
adalah peradangan pada gusi akibat kebersihan mulut yang tidak terjaga dengan
baik.
Jika gigi tidak dibersihkan dengan baik, bakteri serta sisa makanan akan
menumpuk lalu membentuk plak di garis batas gusi dan gigi. Plak yang dibiarkan
akan mengeras dan membentuk karang gigi , yang kemudian menyebabkan
terjadinya gingivitis.
Infeksi virus
Infeksi jamur
Bila tidak ditangani dengan benar, infeksi jamur bisa merajalela dalam mulut
hingga memicu gusi bengkak.
Gigi berlubang
Gusi bengkak dapat pula terjadi karena gigi berlubang yang telah berkembang
menjadi abses gigi .
Kehamilan
Perubahan hormon ketika hamil akan meningkatkan aliran darah, termasuk pada
gusi. Akibatnya, gusi mudah mengalami iritasi dan pembengkakan .
Pada gigi geraham bungsu yang kekurangan ruang untuk tumbuh, gigi akan
tumbuh miring. Hal ini mengakibatkan sela-sela gigi akan sulit terjangkau sikat,
sehingga bakteri menumpuk dan menyebabkan infeksi.
Gigi geraham yang tumbuh miring juga akan membuat gusi terluka sehingga
menimbulkan pembengkakan dan rasa nyeri.
Sisa makan yang tersangkut di antara gigi dapat memicu iritasi pada gusi yang
kemudian membengkak. Umumnya, kondisi gusi bengkak ini tidak berlangsung
lama dan akan hilang ketika sisa makanan tersebut sudah diambil.
3. Apakah yang terjadi pada pasien setelah minum obat? Jelaskan mekanismenya!
ecara umum, obat antibiotik bekerja dengan melawan, memperlambat, dan
menangkal pertumbuhan bakteri jahat. Analgetik merupakan inhibitor spesifik jalur
nyeri dengan mengaktifkan reseptor yang berada pada neuron sensorik dan susunan
syaraf pusat(SSP). Obat analgetikyang dapat digunakan untuk mengobati penyakit
keluhan nyeri adalah Ibuprofen, Asam Mefenamat, Naproxen, Parasetamol, Aspirin. Obat
tersebut dapat digunakan untuk mengobati penyakit dengan keluhan nyeri. Salah satu
penyakit yang dapat disembuhkan dengan obat analgetik adalah nyeri gigi.
Reaksi imun
Mekanisme Klinis Waktu reaksi
Kompleks IgE-obat Urtikaria, angioedema, Menit sampai
berikatan dengan sel mast bronkospasme, muntah, jam setelah
Tipe I
melepaskan histamin dan diare, anafilaksis paparan
(diperantarai IgE)
mediator lain
Antibodi IgM atau IgG Anemia hemolitik, Variasi
spesifik terhadap sel neutropenia,
Tipe II (sitotoksik)
hapten-obat trombositopenia
Deposit jaringan dari Serum sickness, 1-3 minggu
kompleks antibodi-obat demam, ruam, setelah paparan
Tipe III (kompleks
dengan aktivasi artralgia,
imun)
komplemen limfadenopati,
vaskulitis, urtikaria
Presentasi molekul obat Dermatitis kontak 2-7 hari setelah
oleh MHC kepada sel T alergi paparan
Tipe IV (lambat,
dengan pelepasan sitokin
diperantarai oleh
selular)
6. Bagaimana cara pencegahan terjadinya bengkak dan gatal-gatal pada kulit pasien
seperti pada kasus di atas?
Antihistamin
Antihistamin bekerja dengan menghambat efek senyawa dalam tubuh (histamin)
penyebab reaksi alergi. Antihistamin dapat digunakan dalam bentuk tablet, krim, cair,
tetes mata, atau semprot hidung, tergantung area yang terkena alergi.
Kortikosteroid
Obat ini efektif untuk menangani peradangan pada kasus alergi. Obat kortikosteroid ini
bisa didapat dalam bentuk semprot hidung, tetes mata, krim, inhaler, dan tablet. Contoh
obat kortikosteroid adalah dexamethasone dan methylprednisolone.
Dekongestan
Dekongestan digunakan untuk melegakan hidung tersumbat. Obat ini hanya dianjurkan
untuk pemakaian jangka pendek (kurang dari satu minggu). Selain tablet dan kapsul, obat
ini juga tersedia dalam bentuk obat tetes atau semprot hidung.
Penghambat leukotrien
Leukotrien adalah senyawa yang dapat menyebabkan pembengkakan pada saluran
pernapasan saat terjadi reaksi alergi. Obat penghambat leukotrien berfungsi menghambat
efek leukotrien tersebut. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet.
- Menjaga kebersihan diri dengan mandi setiap hari. Saat mandi, disarankan menggunakan
sabun yang berbahan lembut.
- Menghindari kontak fisik dengan penderita penyakit kulit menular.
- Tidak berbagi penggunaan barang-barang pribadi, seperti handuk atau pakaian, dengan
penderita penyakit kulit.
- Mengoleskan pelempab kulit secara rutin agar tidak kering, gatal, atau iritasi.
- Menghindari kebiasaan menggaruk kulit dan memecahkan bisul atau lepuhan yang
muncul pada kulit.
- Hindari cara merawat kulit wajah, termasuk cara mencerahkan wajah, yang tidak sesuai
dengan tipe kulit.
Antihistamin
Obat anti-inflamasi (kortikosteroid)
Adrenalin injeksi
Pencegahan Alami
1. Kompres dingin
Siapkan es batu yang dibungkus dengan kain bersih lalu terapkan pada bibir yang
bengkak selama 5-10 menit. Ulagi beberapa kali sehari.
Teh celup direndam dalam air hangat dan didinginkan sebelum diterapkan ke bibir.
Lakukan 2-3 kali sehari agar bengkaknya mereda.
4. Madu
Madu memiliki zat penyembuh alami serta sifat antibakteri yang secara efektif dan cepat
mengobati bibir bengkak. Selain itu, madu juga dapat membuat bibir menjadi lembap,
mencegah infeksi dan mengurangi peradangan, pembengkakan dan nyeri.
BAB III
PENUTUP
masalah kesehatan utama yang paling cepat menyebar dan perlu dilakukan
penanganan segera.Salah satu penyakit rongga mulut yang paling banyak diderita oleh
masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia adalah karies gigi. Karies gigi
merupakan suatu penyakit jaringan keras dalam rongga mulut yang proses terjadinya
melibatkan sejumlah faktor yang saling berinteraksi satu sama lain, yaitu interaksi
antara gigi dan saliva (host), mikroorganisme, substrat serta waktu.3,4 . Walaupun
penyebabnya multifaktor, namun dapat dikatakan bahwa pemicu terjadinya karies gigi
adalah bakteri dominan Streptococci yakni spesies Streptococcus mutans (S. mutans).
Pencegahan karies gigi dapat dilakukan dengan cara mengaplikasikan bahan-bahan aktif
anti plak yang telah dipatenkan seperti Chlorhexidine (CHX) yang terkandung dalam
obat kumur. Namun penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan CHX dalam
jangka panjang menimbulkan efek merugikan.9 Banyak penelitian yang memanfaatkan
bahan alami untuk menghasilkan obat-obatan dalam upaya mendukung program
pelayanan kesehatan gigi, terutama dalam hal pencegahan dan pengobatan karies gigi.8
Penggunaan bahan alternatif herbal yang berasal dari tumbuhtumbuhan seperti lidah
buaya, siwak, dan daun sirih telah terbukti efektif untuk mengatasi masalah rongga
mulut. Hal ini jelas terlihat dari penggunaan bahan-bahan herbal tersebut di dalam pasta
gigi dan obat kumur.
Tidak semua kasus gusi bengkak perlu diobati dengan antibiotik. Antibiotik untuk
gusi bengkak tidak diperlukan bila kondisi ini disebabkan oleh infeksi virus, infeksi
jamur, kehamilan, atau kekurangan nutrisi.
Penggunaan antibiotik hanya disarankan untuk mengobati radang gusi berat, yaitu
radang gusi yang disertai pembengkakan parah, demam, bernanah, pembengkakan
kelenjar getah bening, serta menyebabkan gigi tanggal.
Pemberian antibiotik pada kasus radang gusi yang parah bertujuan untuk
membasmi bakteri di gusi, serta mencegah bakteri menyebar ke bagian gusi atau organ
tubuh lainnya, seperti rongga sinus dan jantung. Alergi umumnya terjadi pada anak-
anak dan biasanya akan mereda seiring bertambahnya usia. Namun pada beberapa orang,
alergi yang diderita masih muncul meskipun sudah memasuki usia dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Cheng, et al. (2009). Dental Erosion and Severe Tooth Decay Related to Soft Drink: A
Case Report and Literature Review, Journal of Zhejiang University Science B, 10 (5), pp. 395-
399.
Ariningrum, Ratih. (2000). Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut.Jakarta :
Hipocrates
Lack, G. (2012). Update on Risk Factors for Food Allergy. J Allergy Clin Immunol.
129(5), pp. 1187-97.