Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PEMICU INDIVIDUAL

BLOK 6
SKENARIO 2 : “Gusiku kok bengkak ya…”

Disusun Oleh:

Zakiyah Syabaniah
190600200

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lapisan mukosa adalah lapisan basah yang berkontak dengan lingkungan
eksternal.Terdapat pada saluran pencernaan, rongga hidung, dan rongga tubuh
lainnya.Pada rongga mulut, lapisan ini dikenal dengan oral mucous membrane atau oral
mucosa. Rongga mulut dibagi menjadi dua ruangan yaitu : vestibula yang merupakan
daerah diantara bibir dan gigi, dan rongga mulut yang sebenarnya (oral cavity proper).
Secara Seluruh keseluruhan rongga mulut dilapisi oleh epitel skuamosa berlapis, yang
bisa diklasifikasikan menjadi : 1. Masticatory epithelium (Epitel pengunyahan) yang
menutupi permukaan yang terlibat dalam pengolahan makanan (lidah, gingiva dan langit-
langit keras). Epitel ini mengalami kerakeratinisasi dalam berbagai derajat. 2. Lining
epithelium , yaitu epitel skuamosa berlapis tanpa keratin, yang melapisi rongga mulut
selain yang terlibat langsung dalam pengolahan makanan 3. Specialized epithelium, yaitu
kelompok sel yang berfungsi untuk mengecap (taste bud).

Hormon berasal dari kata Hormaein yang artinya memacu atau menggiatkan atau
merangsang. Dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (sedikit),
tetapi jika kekurangan atau berlebihan akan mengakibatkan hal yang tidak baik (kelainan
seperti penyakit) sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta
proses metabolisme tubuh. Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang
mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan
adanya hormon dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik. Pada
makhluk hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam
tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat
perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem saraf yang
cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini karena hormon yang
dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui pembuluh darah, sehingga
memerlukan waktu yang panjang.

Organisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antar sel agar


dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksterna dan interna
yang selalu berubah. Sistem Endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana
tubuh mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel. Sistem saraf sering
dipandang sebagai pembawa pesan melalui sistem struktural yang tetap. Sistem Endokrin
dimana berbagai macam” hormon “disekresikan oleh kelenjar spesifik , diangkut sebagai
pesan yang bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya (definisi klasik dari
hormon).Kata hormon berasal dari istilah Yunani yang berarti membangkitkan aktifitas.

B. DESKRIPSI TOPIK

Nama Pemicu: Gusiku kok bengkak ya...


Penyusun: dr. Eka Roina Megawati, M.Kes; dr.Zulham, M.Biomed, PhD; dr.T.Helvi, M.Kes
Hari/Tanggal: Kamis/26 Maret 2020
Jam: 13.30 – 15.30 WIB

Seorang perempuan, 24 tahun datang ke RSGM USU dengan keluhan gusi bengkak pada
rahang bawah depan sejak 2 bulan yang lalu. Pasien sedang hamil 4 bulan. Pembengkakan
ini awalnya kecil dan berkembang dengan cepat selama satubulanterakhir. Gusi bengkak
menimbulkan nyeri sehingga pasien merasa tidak nyaman ketika berbicara dan mengunyah.
Pada inspeksi intraoral regio 41, 42, dan 43 didapati polip eksofitik, tidak bertangkai,
berbentuk persegi berwarna merah kebiruan, dan berukuran sekitar 1,7 x 1,3 cm dengan
ketebalan 0,3 cm. Pada palpasi polip terasa lunak dan berdarah. Gigi 41 dan 42
memperlihatkan mobiliti derajat 3 dan oral hygiene pasien buruk.

Pertanyaan:
1. Bagaimana struktur histologi normal mukosa mulut?
2. Bagaimanakah struktur histology kelenjar saliva minor di rongga mulut?
3. Jelaskan mekanisme sekresi hormon-hormon yang termasuk aksis hipotalamus hipofisis!
4. Apakah hormon-hormon yang mengalami perubahan pada masa kehamilan!
5. Pada kehamilan terjadi peningkatan kadar estrogen dan progesterone. Apa fungsi hormon
tersebut?
6. Jelaskan mekanisme kerja hormon!
7. Jelaskan mekanisme kerja hormon sesuai dengan kasus di atas!
BAB II
PEMBAHASAN

1. Bagaimana struktur histologi normal mukosa mulut?


Secara histologis mukosa mulut terdiri dari 2 lapisan. Yang pertama adalah lapisan
epitelium, yang melapisi di bagian permukaan luar, terdiri dari berlapis-lapis sel mati yang
berbentuk pipih dimana lapisan sel-sel yang mati ini selalu diganti terus-menerus dari
bawah, dan sel-sel ini disebut dengan stratified squamous epithelium. Struktur epitel rongga
mulut dari arah luar ke dalam adalah stratum keratinosum,stratum granulosum,stratum
spinosum,stratum basalis. 3Yang kedua adalah lamina propria ini terdapat ujung-ujung saraf
rasa sakit, raba, suhu dan cita rasa.
 Mukosa pipi dan bibir merupakan bagian dalam bibir dan pipi diliputi oleh membran mukosa
yang terdiri atas epitel berlapis pipih tidak berkeratin yang terletak diatas jaringan ikat
lamina propria dengan papilla yang tinggi. Pada aspek internal memiliki struktur sama
mukosa rongga mulut dan kelenjar ludah minor. Fungsi pipi sebagai dinding rongga mulut
serta membantu lidah dalam menempatkan makanan diantara gigi pada saat mengunyah.

 Struktur gingiva terdiri dari epithelium stratified squamous atau epitel kubus berlapis,
mukosa gingiva termasuk jenis mukosa masticatory karena memiliki sebagian mukosa
berkeratin dan tidak berkeratin di beberapa tempat. Gingiva memiliki 4 bagian: Sulcus
Gingiva, Free Gingiva, Attachment Gingiva, Gingiva Interdental. Fungsi gingiva yaitu untuk
menstabilisir lengkung gigi, mencegah pergeseran gigi dan memegang makanan diantara
gigi geligi.

 Mukosa lidah adalah struktur terbesar dalam rongga mulut yang tediri dari kumpulan otot
rangka atau skeletal muscle pada bagian lantai mulut. Permukaan lidah dibagi menjadi 3
bagian, yaitu bagian dorsal, ventral, dan dua bagian lateral. Bagian dorsal terdiri dari 2/3
anterior dan 1/3 posterior dipisahkan oleh alur dangkal berbentuk V yang bernama sulcus
terminalis. Lidah memiliki 4 jenis papila yaitu, papilla filiformis, papilla fungiformis, papilla
foliata, papilla sircumvallata.
Struktur histologi papilla filiformis

Struktur histologi papilla fungiformis

struktur histologi papilla sircumvalata

struktur histologi papilla Foliata

 Mukosa palatum bagian anterior disebut sebagai palatum durum (hard palate) dilapisi oleh
epitel berlapis pipih menanduk, lamina proprianya bersatu dengan periosteum berfungsi
membantu lidah dalam mencampurkan makanan.

2. Bagaimanakah struktur histology kelenjar saliva minor di rongga mulut?


- Kelenjar Glossopalatinal
Lokasi dari kelenjar ini berada dalam isthimus dari lipatan glossopalatinal dan dapat meluas
ke bagian posterior dari kelenjar sublingual ke kelenjar yang ada di palatum molle.
- Kelenjar Labial
Kelenjar ini terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada midline dan memiliki
banyak duktus.
- Kelenjar Bukal
Kelenjar ini terdapat pada mukosa pipi, kelenjar ini serupa dengan kelenjar labial.
- Kelenjar Palatinal
Kelenjar ini ditemui di sepetiga posterior palatal dan di palatum molle. Kelenjar ini dapat
dilihat secara visual dan dilindungi oleh jaringan fibrous yang padat.

3. Jelaskan mekanisme sekresi hormon-hormon yang termasuk aksis hipotalamus


hipofisis!
Sekresi kortisol oleh korteks adrenal diatur oleh sistem umpan balik negatif lengkung
panjang yang melibatkan hipotalamus dan hipofisis anterior. Pada sistem hipotalamus-
hipofisis-adrenal, Corticotropin Releasing Hormone (CRH) menyebabkan hipofisis
melepaskan Adrenocorticotropic Hormone (ACTH). Kemudian ACTH merangsang korteks
adrenal untuk mensekresi kortisol. Selanjutnya kortisol kembali memberikan umpan balik
terhadap aksis hipotalamus-hipofisis, dan menghambat produksi CRH-ACTH. Sistem
mengalami fluktuasi, bervariasi menurut kebutuhan fisiologis akan kortisol. Jika sistem
menghasilkan terlalu banyak ACTH, sehingga terlalu banyak kortisol, maka kortisol akan
mempengaruhi kembali dan menghambat produksi CRH oleh hipotalamus serta menurunkan
kepekaan sel-sel penghasil ACTH terhadap CRH dengan bekerja secara langsung pada
hipofisis anterior. Melalui pendekatan ganda ini, kortisol melakukan kontrol umpan balik
negatif untuk menstabilkan konsentrasinya sendiri dalam plasma. Apabila kadar kortisol
mulai turun, efek inhibisi kortisol pada hipotalamus dan hipofisis anterior berkurang
sehingga faktor-faktor yang merangsang peningkatan sekresi kortisol (CRH-ACTH) akan
meningkat. Sistem ini peka karena produksi kortisol atau pemberian kortisol atau
glukokortikoid sintetik lain secara berlebihan dapat dengan cepat menghambat aksis
hipotalamus-hipofisis dan menghentikan produksi ACTH.

4. Apakah hormon-hormon yang mengalami perubahan pada masa kehamilan!


Human placental lactogen (hPL)

Human placental lactogen diproduksi oleh plasenta setelah memasuki usia kehamilan 6 minggu.
Hormon yang juga dikenal dengan sebutan human chorionic somatomammotropin ini memiliki
peran dalam menyiapkan nutrisi yang dibutuhkan janin dan merangsang kelenjar susu di payudara
hingga masa menyusui.

Estrogen

Estrogen sudah terdapat di tubuh wanita sebelum hamil. Namun saat hamil, kadar estrogen di dalam
tubuh wanita akan meningkat secara signifikan. Kenaikan kadar estrogen ini akan menimbulkan rasa
mual saat hamil, terutama trimester pertama. Jika Anda merasakan mual saat hamil, ada beberapa
cara meredakan mual saat hamil yang bisa dicoba. Selain itu, perubahan hormon estrogen juga dapat
membuat ibu hamil sering merasa gerah saat hamil. Sementara pada trimester kedua, hormon
estrogen turut andil dalam pembesaran saluran susu di payudara. Fungsi dan efek dari hormon
estrogen selama kehamilan meliputi:
- Memperbaiki sistem aliran darah atau pembentukan pembuluh darah.
- Meningkatkan tekanan darah saat hamil.
- Membantu pemberian nutrisi yang dibutuhkan janin untuk berkembang.
- Mendukung perkembangan janin.
- Menyebabkan perubahan pigmentasi kulit, sehingga sebagian wanita mengalami wajah
yang bercahaya selama kehamilan atau dikenal sebagai pregnancy glow.
-
Progesteron

Muncul rambut-rambut halus pada bagian payudara atau perut merupakan salah satu efek dari
perubahan kadar hormon progesteron selama kehamilan. Rasa pusing akibat tekanan darah yang
rendah, mulas, mual, dan sembelit yang dirasakan juga menjadi dampak lain dari peningkatan
hormon progesteron selama masa kehamilan.
Namun, di balik berbagai efek yang cukup tidak menyenangkan tersebut, progesteron merupakan
salah satu hormon kehamilan yang penting untuk:
- Menjaga otot rahim tetap rileks selama kehamilan berlangsung.
- Menjaga ketebalan dinding rahim selama janin berkembang.
- Menjaga sistem kekebalan tubuh terhadap kehadiran janin di tubuh.
Oksitosin dan prolaktin

Hormon oksitosin memiliki peran dalam merangsang kelenturan leher rahim pada akhir kehamilan,
yang penting untuk persiapan proses persalinan. Hormon ini juga membantu menstimulasi puting
susu untuk memproduksi air susu.  Sementara pada hormon prolaktin akan terjadi peningkatan
sebanyak 10 hingga 20 kali lipat ketika seorang wanita sedang mengandung. Adanya peningkatan
hormon ini bermanfaat dalam mempersiapkan jaringan payudara untuk menyusui dengan membantu
menghasilkan produksi ASI yang melimpah. Hormon kehamilan berperan dalam menjaga kesehatan
kandungan dan janin, serta berbagai perubahan di dalam tubuh wanita selama kehamilan. Perubahan
hormon kehamilan juga biasanya dapat membuat ibu hamil merasakan keluhan, tertentu,
misalnya sering buang air kecil saat hamil. Namun terkadang hormon kehamilan juga bisa terbentuk
ketika wanita mengalami kehamilan palsu.

5. Pada kehamilan terjadi peningkatan kadar estrogen dan progesterone. Apa fungsi
hormon tersebut?

berperan mengontrol metabolisme tubuh ketika hamil, mencegah infeksi di rahim dengan
mempertebal ‘penutup’ yang ada di leher rahim, hingga memperkuat otot-otot di dinding
pelvis di panggul untuk menyiapkan persalinan.

6. Jelaskan mekanisme kerja hormon!


Sel berkomunikasi satu dengan yang lainnya melalui sinyal kimiawi. Sinyal kimiawi
tersebut dapat berupa molekul kimia sederhana seperti derivat asam amino atau derivat
asam lemak, atau senyawa yang lebih komplek seperti peptida, protein, atau steroid.
Komunikasi biasanya terjadi antar sel di dalam jaringan atau organ, juga dengan jarak
tertentu dalam rangka integrasi aktivitas sel atau jaringan di organ yang berbeda. Untuk
terjadi komunikasi antar sel, maka permukaan/membran sel harus melakukan kontak atau
ada substansi kimia yang terpisah dari permukaan sel atau molekul yang dapat melintas
dari sitosol sel ke sel yang lain melalui tautan (gap junction).Untuk komunikasi dengan
sel dekatnya, sinyal kimiawi dibebaskan suatu sel di ekstraseluler menuju sel yang ada di
sekitarnya. Mekanisme ini dinamakan parakrin atau sekresi lokal. Kadang-kadang respon
sel yang timbul karena hasil sekresinya sendiri. Mekanisme komunikasi ini disebut
autokrin. Namun apabila letak sel, jaringan/organ jauh dari sumber dilepaskannya sinyal
kimiawi, maka molekul kimiawi pembawa pesan tadi dilewatkan pembuluh darah dan
menutu organ target. Metode komunikasi itu dinamakan endokrin atau sekresi internal,
sementara hasil sekretnya disebut hormon.Hormon dalam bekerja juga memerlukan
reseptor spesifik. Reseptor pada umumnya adalah molekul protein dengan struktur
tertentu sehingga hanya melakukan pengikatan dengan hormon/analog dengan struktur
hormon tertentu. Reseptor hormon terletak di membrane sel/sitoplasma sel. Dengan
demikian hormon yang dibebaskan ke dalam darah hanya bekerja pada sel atau jaringan
tertentu yang mempunyai reseptor spesifik terhadap hormon tersebut.Berdasarkan
lokasinya, reseptor hormon dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu:
1. Reseptor membran (secara umum untuk hormon protein, peptida, dan
katekolamin)
2. Reseptor sitoplasma (steroid)
3. Reseptor nukleus (tiroid dan steroid)
Selain itu, reseptor hormon juga dibedakan berdasarkan hubungan
dengan kanal ion, protein G, enzim intraseluler pada sel target, yakni:
1. Reseptor hormon terhubung dengan kanal ion
2. Reseptor hormon terhubung dengan protein G
3. Reseptor hormon terhubung enzim

7. Jelaskan mekanisme kerja hormon sesuai dengan kasus di atas!


 Progesteron
Plasenta bergantung pada kolesterol ibu sebagai substratnya untuk produksi progesteron.
Enzim-enzim plasenta memisahkan rantai samping kolesterol, menghasilkan pregnenolon
yang selanjutnya mengalami isomerisasi parsial menjadi progesteron; 250-350 mg
progesteron diproduksi setiap harinya sebelum trimester ketiga dan sebagian besar akan
masuk ke dalam sirkulasi ibu. Kadar progesteron plasma ibu meningkat progresif selama
kehamilan dan tampaknya tidak tergantung pada faktor-faktor yang normalnya mengatur
sintesis dan sekresi steroid. Jika hCG eksogen meningkatkan produksi progesteron pada
kehamilan, maka hipofisektomi tidak memiliki efek.
 Estrogen
Produksi estrogen oleh plasenta juga bergantung pada prekursor-prekursor dalam sirkulasi,
namun pada keadaan ini baik steroid janin ataupun ibu merupakan sumber-sumber yang
penting. Kebanyakan estrogen berasal dari androgen janin, terutama dehidroepiandrosteron
sulfat (DHEA sulfat). DHEA sulfat janin terutama dihasilkan oleh adrenal janin, kemudian
diubah oleh sulfatase plasenta menjadi dehidroepiandrosteron bebas (DHEA), dan
selanjutnya melalui jalur-jalur enzimatik yang lazim untuk jaringan-jaringan penghasil
steroid, menjadi androstenedion dan testosteron. Androgen-androgen ini akhirnya
mengalami aromatisasi dalam plasenta menjadi berturut-turut estron dan estradiol.
BAB III
PENUTUP

Rongga mulut dilapisi oleh mukosa yang terdiri atas epitel dan lamina propria, serta jaringan ikat
pada submukosa. Berbagai tipe leukosit terdapat di lapisan submukosa yang dapat bermigrasi ke
mukosa dan dapat ditemui di dalam saliva. Epitel rongga mulut terdiri dari epitel berlapis gepeng
tanpa lapisan tanduk sebagai pelindung. Epitel terdiri atas sel basal, parabasal, intermediet dan
superfisial, sel epitel ini secara berkala mengalami proliferasi, maturasi dan eksfoliasi.

Hormon bekerja dengan mengikat reseptor protein baik di dalam sel target atau pada membran
plasma mereka. Pengikatan hormon steroid membentuk kompleks hormon-reseptor yang
mempengaruhi ekspresi gen dalam inti sel target.

Pengikatan hormon non-steroid mengaktifkan messenger kedua yang mempengaruhi proses dalam
sel target. Hormon steroid. Bagaimana mereka bekerja? Sebagai hormon, mereka adalah pesan dari
sistem endokrin. Jelas mereka harus mengubah sesuatu di dalam sel.

Berbagai hormon kehamilan dapat membawa perubahan pada tubuh untuk melindungi
janin dalam kandungan. Hormon kehamilan ada yang timbul hanya saat kehamilan, tapi ada juga
hormon yang sudah ada sebelumnya hanya saja kadarnya berubah di dalam tubuh saat hamil.
Tidak hanya perubahan fisik, beragam hormon kehamilan dapat menyebabkan perubahan
emosi saat hamil. Perubahan hormon ini bahkan dapat menimbulkan gejala yang
mengganggu saat hamil. Pada kasus tertentu, hormon kehamilan ini dapat menyebabkan muntah
berlebihan saat hamil, serta penurunan fungsi penglihatan. Perubahan hormon saat hamil juga
kerap dianggap dapat menyebabkan ibu hamil sering berkeringat dan mimpi aneh saat hamil.
DAFTAR PUSTAKA

Swastini GA. Kerusakan gigi merupakan fokal infeksi timbulnya penyakit sistemik.
Jurnal Kesehatan Gigi. 2013;1(1):63-7.
Eroschenko VP. Sel Darah. Dalam: Dharmawan D, Yasdellita N, editor (penyunting).
Atlas histologi difiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-11. Jakarta: EGC; 2014.hlm.105-
261.
Santoso D, Titien I, Kusuma P. Pengaruh pemakaian breket terhadap maturasi sel epitel
mukosa bukal pada pasien anak periode gigi bercampur. Jurnal Kedokteran Gigi. 2013; 4(4):
248-53.
M. Bath-Balogh, M. J. Fehrenbach; Dental Embryology, Histology, and Anatomy; 2 nd
Ed.; 2006
Johns Hopkins Medicine. Health Library. Hormones During Pregnancy.
Hochwald, L. Parents. A Cheat Sheet to Pregnancy Hormones. 

Anda mungkin juga menyukai