Anda di halaman 1dari 11

PRAKTIK PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA USAHA MIKRO

DIBIDANG DAGANG DAN MANUFAKTUR

ABSTRAK
Jumlah usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia tergolong sangat banyak, dan
menjadi salah satu faktor pendorong ekonomi negara, karena memberikan dampak yang begitu
signifikan bagi pertumbuhan ekonomi. Praktik akuntansi yang baik sangat diperlukan UMKM
terutama dalam melakukan pencatatan dan penyusunan laporan keuangan, hal ini bermanfaat untuk
keberlangsungan UMKM.
Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mengetahui jenis praktik akuntansi yang
diterapkan dalam UMKM, jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, dengan sumber
data yang tercantum. Hasil dari penelitian ini didapat bahwa masih banyak UMKM yang belum
sepenuhnya menerapkan SAK ETAP/EMKM, menurut pandangan mereka, masih kurang
diperlukannya penyusunan pada saat ini, dan kurangnya pengetahuan terhadap SAK ETAP/EMKM.
Saran dari penelitian ini ialah, perlunya pemilik melakukan penyusunan dan pencatatan laporan
keuangan sesuai standar yang berlaku, dan pentingnya peran pemerintah dalam memberikan
sosialisasi tentang manfaat dari penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP/EMKM.

ABSTRACT
The number of micro small and medium enterprises (MSMEs) in Indonesia is classified
as very much, and is one of the factors driving the country's economy, because it gives a very
significant impact on economic growth. Good accounting practices are needed by MSMEs,
especially in recording and compiling financial reports, this is beneficial for the
sustainability of MSMEs.
The purpose of this research is to find out the types of accounting practices applied in
MSMEs, this type of research is a type of qualitative research, with the data sources listed.
The results of this study found that there are still many MSMEs that have not fully
implemented SAK ETAP and EMKM, in their view, the lack of preparation at this time, and
the lack of knowledge of SAK ETAP and EMKM. Suggestions from this research are the need
for owners to prepare and record financial statements in accordance with applicable
standards, and the importance of the government's role in providing socialization about the
benefits of preparing financial statements based on SAK ETAP and EMKM.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran penting dan strategis
dalam pembangunan ekonomi nasional. Kontribusi UMKM dalam perekonomian dapat
dilihat melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB). Pada periode 2009-2013,
kontribusi UMKM terhadap PDB mencapai 57,6 persen, dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 6,7 persen. Sebagian besar PDB UMKM tersebut disumbangkan oleh usaha mikro
sebesar 49,6 persen. Selain itu, UMKM juga terbukti mampu berkontribusi dalam
pertumbuhan dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. Pada periode 2011-2015, kapasitas
UMKM untuk menyerap tenaga kerja terus mengalami peningkatan yaitu rata-rata sebesar
5,9 persen. Pada tahun 2015, jumlah tenaga kerja UMKM mencapai lebih dari 132,3 juta
orang (Bappenas, 2016).
Pertumbuhan UMKM dalam periode 2011-2015 mencapai 2,4 persen dengan
pertumbuhan terbesar terdapat pada usaha menengah yaitu sebesar 8,7 persen. Pada tahun
2015, jumlah UMKM diperkirakan mencapai 60,7 juta unit dan sebagian besar merupakan
usaha berskala mikro sebesar 98,73 persen. Besarnya jumlah UMKM tersebut mencerminkan
besarnya potensi yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan bagi UMKM untuk dapat lebih
berkontribusi bagi Indonesia. Potensi yang besar dari UMKM tersebut sering terkendala
masalah permodalan untuk mengembangkan usaha. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), kebutuhan kredit bagi UMKM adalah sebesar Rp1.700 triliun per tahun di Indonesia.
Saat ini, lembaga keuangan yang ada hanya dapat memenuhi Rp700 triliun dari kebutuhan
tersebut sehingga ada kekurangan pendanaan bagi UMKM sebesar Rp1.000 trilliun di
Indonesia setiap tahun. Situasi ini tidak hanya merugikan industri usaha kecil, tetapi juga
melemahkan ekonomi negara.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Minimnya akses pembiayaan oleh lembaga keuangan menjadi penghambat bagi
keberlangsungan UMKM. Masih buruknya laporan keuangan akan mempersulit perbankan
melakukan analisa kelayakan pemberian kredit kepada pelaku UMKM (Faidi, 2017).
Buruknya penyusunan laporan keuangan itu antara lain disebabkan oleh rendahnya
pendidikan dan kurangnya pemahamam terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK), serta
tidak adanya peraturan yang mewajibkan penyusunan laporan keuangan bagi UMKM.
Menanggapi hal tersebut UMKM menganggap pembuatan laporan keuangan adalah hal
yang merepotkan dan menambah biaya pengeluaran. Padahal, persaingan usaha saat ini
sangat kompetitif dan menuntut UMKM untuk terus berupaya dan berusaha merumuskan
strategi-strategi bisnis yang salah satunya dapat dilihat dari laporan keuangan. UMKM harus
mampu bersaing dengan pasar yang lain dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang
semakin cepat di era globalisasi dewasa ini guna meningkatkan kinerja dan mempertahankan
usahanya. Peningkatan kinerja UMKM memerlukan peningkatan kapasitas baik itu dilihat
dari segi manajemen, keuangan dan profesionalitasnya.
Oleh karena itu, peneliti terpikirkan mengenai rumusan masalah mengenai bagaimana
praktik penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh pelaku UMKM khususnya usaha
mikro.
1.3 Tujuan Penelitian
Melihat fenomena tersebut, ada beberapa hal yang menarik yaitu praktik akuntansi dan
kemampuan penyusunan laporan keuangan. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
manfaat kepada pelaku UMKM untuk menjadi bahan evaluasi kekurangan dan kelebihan
yang ada pada UMKM, khususnya dalam praktik akuntansi. Selain itu, penelitian ini juga
bermanfaat untuk pemangku kebijakan, yaitu pemerintah untuk pengambilan kebijakan yang
harus dilakukan.
2. Tinjauan Litelatur
2.1 UMKM (Usaha Kecil, Mikro dan Menengah)
Menurut UU No 22 Tahun 2008 tentang Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) Bab 1 pas
al 1 :

Usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini. Usa
ha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupan anak perusahaan atau bukan cabang p
erusahaan yang dimiliki, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menegngah yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam und
ang-undang ini. Sedangkan Usaha menegah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak cabang perusahaan yang dimiliki,dikuasai atau bagian baiklangsung maupun tidak l
angsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil p
enjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang.
Menurut Kementrian Koperasi dan UMKM dalam Aufar (2014:8):

Usaha kecil(UK), termasuk Mikro (UMI) adalah entitas usaha yang mempunyai kekayaa
n bersih paling banyak Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usah
a dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp. 10\00.000.000. Sementara itu, Usah
a Menegah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki
kekayaan berish lebih besar dari Rp. 200.000.000 s.d Rp. 10.000.000 tidak termasuk tana
h dan bangunan.
Dari Definisi di atas dapat dikatakan bahwa UMKM merupakan usaha orang perorangan
badan usaha yang bukan anak atau cabang dari suatu perusahaan dengan kriteria memiliki mo
dal usaha dengan batas modal tertentu.
2.2 Peranan UMKM dalm Perekonomian Indonesia
UMKM merupakan salah satu sektor utama ekonomi yang harus terus di kembangkan, se
bab UMKM di Indonesia berkontribusi banyak dalam menopang perekonomian Indonesia. M
enurut Kementrian PPN/ Baappeas laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018 meningkat se
banyak 0,05%. Salah satu penopang pertumbuhan ekonomi itu terlihat dari geliat kegiatan us
aha kecil yang signifikan, baik disektro tradisional maupun modern melalui usaha mikro keci
l dan menengah (UMKM). usaha mandiri yang dijalankan oleh masyarakat menegah ke bawa
h ini memiliki peran startegis dalam menggerakan roda perekonomian Indonesia.
Berdasarkan infromasi dari kementrian Bagian Data-Biro Perencanaa Kementrian Negar
a Koperasi dan UKM repubik Indonesia, UMKM memberikan berbagai jenis kontribusi, amt
ara lain sebagai berikut:
a) Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Investasi Nasional ; pembentukan Investasi N
asional menurut harga berlaku :
i. Tahun 2007, kontrubusi UMKM tercatat sebesar Rp. 461,10 triliun atau 52.99%
dari total investasi nasional sebesar Rp. 640,38 triliun.
ii. Tahun 2008, kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp. 179,27 Tril
iun atau sebesar 39,88% menjadi Rp. 640,38 Triliun.
b) Kontribusi UMKM terhadap Porduk Domestik Bruto (PDB) Nasional ; PDB Nasional
menurut harga berlaku :
i. Tahun 2007, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga berlaku t
ercatat sebesar Rp. 2,105,14 triliun atau sebesar 56.23%
ii. Tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga berlaku t
ercatat sebesar Rp. 2,609,36 triliun atau sebesar 55.56%
c) Kontribus UMKM dalam Penyerapan Tenaga Kerja Nasional ; pada tahun 2008, UM
KM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.207 orang atau 97,04% dari total pen
yerapan tenaga kerjs, jumlah inilah meningkat sebesar 2,43%.
d) Kontribusi UMKM terhadap peciptaan Devisa Nasional : pada tahun 2008 kontribusi
UMKM terhadap peciptaan devisa nasional melalui ekspor non migas mengalamai penin
gkatan sebesar Rp. 40,75 triliun atau 28,49%.
2.3 Laporan Keuangan
2.3.1 Definisi Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2006:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan k
ondisi keuangan dan hasil usaha atau suatu perusahaan pada saat tertentu dan jangka waktu te
rtentu.
Menurut kasmir (2008:7), mendefinisikan laporan keuangan adalah laporan yang menunj
ukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.
Dari definisi-definisi di atas laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai suatu ringkasa
n mengenai laporan yang menggambarkan kondisi perusahaan yang terjadi dalam suatu kuru
n waktu tertentu.
2.3.2 Standat Laporan Keuangan UMKM
Menurut Suthapa (2008), Permasalah umum yang ditemukan pada UMKM ialah kecuku
pan modal. Proporsi modal yang dimiliki oleh pelaku UMKM masih didominasi oleh modal s
endiri. Adapun pihak uar yang dapat membantu perolehan dana bagi pelaku UMKM. Salah s
atunya adalah pemberian kredit oleh bank. Namun, untuk memperoleh dana dari luar diperlu
kan adanya informasi yang relevan mengenai pencatatan transaksi dalam operasional usaha.
Untukk menghadapi situasi demikian dirancang sebuah standar yang dirukuskan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dalam lembaga Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) tenta
ng Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM), yang
menyederhanakan standar sebelumnya yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Aku
ntanbilitas Publik (ETAP), yang berlaku secata efektif pada tanggal 1 januari 2018.
Menurut SAK EMKM, ada 3 laporan keuangan :
a) Laporan posisi keuangan
b) Laporan laba rugi
c) Catatan atas laporan keuangan
Dengan dikeluuarkan standar pelaporan keuangan yang baru diharapkan dapat membant
u UMKM untuk dapat berkembang lagi.
3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Mengambil pendapat dari Sugiono
(2007) bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan pada kondisi objek
alamiah, di mana peneliti menjadi instrumen kunci, teknik pengumpulan data secara
tranggulasi, analisa data bersifat induktif, serta hasil penelitian lebih menekankan makna
daripada generalisasi.
Untuk tercapainya tujuan dari penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan studi kas
us pada UMKM yang bergerak dibidang manufaktur dan bidang dagang. Kriteria UMKM
yang peneliti gunakan adalah UMKM yang sudah berjalan lebih dari tiga bulan dan sudah
atau pernah melakukan penyusunan laporan keuangan. Data yang diambil adalah data primer
dengan teknik wawancara. Informan yang digunakan oleh peneliti adalah pemilik atau
karyawan dari UMKM tersebut.
Tabel 3.1
Daftar Informan
No Nama Usaha Jenis Usaha Nama Informan Jabatan

1. Kopi Susu Indonesia Manufaktur Melisa Dian Novita Finance

2. Romansa Bakery Manufaktur Yossy Oktafiani Owner

3. Niki Asli Dagang Barkah Syafira Admin

4. Toko Tio Dagang Sartiyo Owner

Peneliti memilih untuk melakukan penelitian kepada kedai kopi Kopi Susu Indonesia,
Romansa bakery, pusat oleh-oleh Niki Asli, dan Toko Tio untuk menjadi bahan penelitian,
dikarenakan KSI telah memenuhi kriteria yang peneliti buat untuk dijadikan bahan penelitian.
Keempat UMKM tersebut telah berdiri lebih dari tiga bulan dan sudah atau pernah
melakukan penyusunan laporan keuangan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, meliputi: (a) Survei pendahuluan, yaitu
dengan menggali informasi mengenai UMKM serta SAK ETAP dan SAK EMKM sebagai
standar keuangan untuk UMKM melalui artikel dan internet; (b) Pengumpulan data,
dilakukan dengan melakukan wawancara secara online yang dilakukan masing-masing
peneliti, mengingat himbauan pemerintah mengenai pencegahan Covid-19 sehingga
wawancara dilakukan secara online. Meskipun wawancara dilakukan secara online, peneliti
berusaha untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan sebaik-baiknya.
Observasi dalam penelitian ini difokuskan untuk mengetahui praktik UMKM dalam
penyusunan laporan keuangan, penyusunann laporan keuangan disusun sesuai dengan SAK
ETAP atau SAK EMKM atau tidak, dan bagaimana penyusunan laporan tersebut dibuat oleh
pelaku UMKM. Jika diizinkan
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Kopi Susu Indonesi (KSI)
4.1.1 Profil Kopi Susu Indonesia (KSI)
Kopi Susu Indonesia adalah salah satu UMKM di Banyumas, tepatnya berada di Jalan Ri
ngin Tirto, Bancarkembar, Purwokerto. Kedai kopi kekinian yang didirikan oleh Hendrawan
Wibisomo pada 31 Januari 2019 tersebut, bergerak dibidang manufaktur yang menyediakan b
erbagai aneka ragam kopi kekinian dan juga makan ringan siap saji. KSI merupakan usaha pe
orangan yang didirikan Hendrawan dengan dilandasi ketidak inginannya untuk berkeja dibaw
ah pengaruh atau tekanan orang lain dan keinginan untuk menciptakan lapangan kerja. Sehin
gga tercetuslah sebuah ide untuk membuat usaha sebuah kedai kopi yang dapat membuka lap
angan kerja bagi orang lain. Usia kedai kopi yang dibilang masih muda ini, kenyataanya suda
h terkenal dikalangan remaja wilayah Purwokerto, terlihat dari kedai yang selalu ramai oleh p
engunjung.
4.1.2 Pengetahuan tentang SAK ETAP dan SAK EMKM
Kopi Susu Indonesia telah melakukan penyusunan laporan keuangan sejak pertama kali
beridiri. Tetapi, dalam penyusunan laporan keuangan, informan dari Kopi Susu Indonesia
mengakui bahwa belum memahami SAK ETAP, namun sudah sedikit memahami SAK
EMKM. Oleh karena itu, dalam penyusunan laporan keuangan sedikit mengacu pada SAK
EMKM.
4.1.3 Praktik Penyusunan Laporan Keuangan
Dalam melakukan penyusunan laporan keuangan, Kopi Susu Indonesia memiliki satu
orang finance. Melisa Dian, informan yang peneliti pilih, merupakan orang satu-satunya yang
bertanggungjawab atas penyusunan laporan keuangan di Kopi Susu Indonesia. Berlatar
belakang mahasiswo jurusan Akuntansi, membuatnya sedikit paham mengenai SAK EMKM,
meskipun dalam penyusunan laporan keuangnya belum sepenuhnya menetapkan SAK
EMKM. Karena belum adanya laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan
yang dibuat.
Praktik penyusunan laporan keuangan di Kopi Susu Indonesia dilakukan menggunakan
dua cara, yaitu dengan applikasi Lovyerse dan Microsoft Office Excel. Dalam menghitung
omzet, dilakukan dengan applikasi Lovyerse. Applikasi tersebut dirasa sudah efektif, akurat,
dan membantu untuk mengetahui laba kotor dari penjualan, namu sayangnya, belum ada
menu untuk mengurangkan beban-beban. Kemudian dalam menyusun laporan laba rugi dan
laporan arus kas, penyusunan dilakukan dengan Microsof Office Exceel. Laporan keuangan
dibuat setiap bulannya, secara rutin.
Dalam praktik penyusunannya, bagian finance mencatat pemasukan dan pengeluaran di
arus kas. Pengeluaran meliputi pembelian alat dan bahan baku dan biaya gaji pegawai.
Dilakukan juga perhitungan pengeluaran penggunaan bahan baku baik makanan, minuman
atau bahan habis pakai setiap harinya. Kemudian, penyusunan laporan laba rugi dibuat pada
akhir bulan. Sementara itu, penggunana applikasi Lovyerse digunakan untuk mengecek omzet
yang didapatkan, dapat dilihat omzer per hari, per minggu, per bulan, bahkan per tahun.
Laporan keuangan yang belum sepenuhnya dibuat ini, dikarenakan kebutuhan laporan
keuangan yang hanya digunakan untuk konsumsi sendiri dan usaha yang berskala kecil,
sehingga dirasa cukup dengan kedua laporan tersebut dan mengetaui omzet perbulannya. Saat
ditanyai mengenai kemungkinan penggunaan SAK ETAP atau SAK EMKM sepenuhnya,
dikatakan bila dibuthkan, maka ada kemungkinan untuk menerapkannya. Berikut penjelasan
oleh informan :

“Karena kan masih kecil dan dikonsumsi buat pribadi ya. Jadi yang laporan keuangan
yang dirasa dibutuhkan baru itu aja. Kalau memang dibutuhkan ya bisa menerapkan.
Tapi kalau dirasa belum, ya belum. Sesuai kebutuhan saja.”

4.1.4 Pandangan Pentingnya Laporan Keuangan


Ketika ditanya mengenai pentingnya laporan keuangan dari kegiatan bisnis, informan me
ngakui bahwa penting adanya penyusunan laporan keuangan, yang jelaskan sebagai berikut in
i:

“Dengan adanya laporan keuangan buat tau kita berapa labanya, lebih gampang buat ngal
okasiinnya kemana dan buat apa, bias buat planning kedepan juga, tau pengeluaran buat
apa. Jadi lebih jelas gitu.”
Tetapi masih disayangkan karena sosialisasi dari pemerintah mengenai SAK EMKM ata
u SAK ETAP dirasa masih kurang efektif, sehingga perlu ada peningkatan untuk memberi pe
mahaman kepeada UMKM lainnya. Agar setiap UMKM di Indonesia dapat menyusun lapora
n keuanganya sesuai standar yan telah ditetapkan.
4.1.5 Hambatan dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Dalam penyusunan laporan keuangan yang dilakukan sendiri, tidak adanya kendala berar
ti yang memiliki dampak khusus. Hanya ada kendala external, seperti waktu yang terbagi
antara pekerjaan dan tugas dan kegiatan perkuliahan.
Informan berharap agar pemerintah melakukan sosialsi mengenai SAK ETAP dan SAK
EMKM, agar banyak UMKM yang dapat menerapkan standar yang semestinya. Ia juga
mengaku, bahwa karena latar belakang sebagai mahasiswa Akuntansi yang membuatnya
mengetahui mengenai standar tersebut.
4.2 Romansa Bakery
4.2.1 Profil Romansa Bakery
Romansa bakery berdiri pada 2016, usaha yang ditekuni oleh seorang mahasiswa dari Fa
kultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed yang dirintis oleh Yossy Oktafiani. Usaha ini mulai dirinti
s ketika ia duduk di kelas 3 SMA. Yossy selaku pemilik usaha, memulai usahanya dengan me
mproduksi donat yang dijual di Kota Malang dengan dibantu oleh 5 orang lainnya. Usaha ters
ebut sempat terhenti ketika ia ke masuk keperguruan tinggi. Lalu, ketika ada event Program
Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2018 yang diadakan kampus, Yossy mengikuti program terseb
ut dan berhasil mendapatkan dana bantuan untuk usahanya. Setelah itu Yossy kembali mempr
oduksi kembali dan menjual hasil produksinya diarea kampus. Dan untuk menunjang modal u
saha, Yossy kembali mengikuti PMW 2019 dan untuk kedua kalinya berhasil mendapatkan d
ana untuk usahanya. Selain itu, ditahun yang samma Yossi mendapatkan pendanaan dari
Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) dari Kemenristek-Dikti. Sistem produksi dar
i Romansa Bakery ini adalah Pre-order sehingga roti yang dijual masih dalam keadaan fresh.
Alasan Yossy memilih usaha dibidang ini adalah karena dari lingkungan keluarga yang turun
temurun berjualan roti. Awalnya kata “Romansa” hanya singkatan dari Roti Manis Aneka
Rasa. Lalu pada akhirnya dijadikan brand dengan nama Romansa Bakery yang mempunyai
filosofi roti manis yang membuat rindu, dan dibuat dengan cinta. Sehingga menghasilkan
setiap lapisan roti yang lembut dan penuh kehangatan.
4.2.2 Pengetahuan tentang SAK ETAP dan SAK EMKM
Usaha yang bergerak dibidang manufaktur ini pernah membuat laporan keuangan pada a
wal berdirinya di tahun 2019, namun penyusunan laporan keuangan dibuat hanya sebatas unt
uk melaksanakan kewajiban agar mendapatkan modal tambahan dari program PWK yang diii
kuti oleh Yossy.
Ketika Romansa Bakery menyusun laporan keuangan pada tahun 2019, penyajiannya bel
um sesuai dengan SAK ETAP atau SAK EMKM. Yossy selaku pemilik usaha sekaligus seba
gai mahasiwa akuntansi sebenarnya sudah cukup mengerti mengenai standar akuntansi keuan
gan UMKM, namun pada saat itu ia merasa masih kewalahan untuk menyajikan laporan keua
ngan yang sesuai standar.
4.2.3 Praktik Penyusunan Laporan Keuangan
Usaha yang bergerak dibidang manufaktur ini pernah membuat laporan keuangan pada a
wal berdirinya di tahun 2019, namun penyusunan laporan keuangan dibuat hanya sebatas unt
uk melaksanakan kewajiban agar mendapatkan modal tambahan dari program PMW yang dii
kuti oleh Yossy. Penyusunan yang dilakukan Romansa Bakery dilakukan oleh rekannya yang
bertanggung jawab dibagian keuangan. Akan tetapi, saat ini rekannya tersebut sudah tidak be
kerja lagi di Romansa Bakery. Pada saat itu, laporan keuangan yang dibuat hanya laporan lab
a rugi dan laporan arus kan dengan menggunakan Microsoft Excel. Dalam melakukan
pencatatan di Microsoft Excel Romansa Bakery mengalami kesulitan dalam menemukan
rumus yang akan digunakan. Dengan keterbatasan pengetahuan dalam menyusun laporan
keuangan, Romansa Bakery menggunakan rumus yang dipelajarinnya sendiri melalu internet.
Yossy berharap untuk kedepannya Romansa Bakery dapat membuat laporan keuangan y
ang sesuai dengan standar laporan keuangan pada UMKM, karena menurut Yossy laporan ini
nanti akan berguna untuk pihak eksternal seperti investor.
4.2.4 Pandangan Pentingnya Laporan Keuangan
Yossy merasa bahwa sebenarnya laporan keuangan itu penting untuk mengetahui kondisi
usaha seseorang.Terutama ketika usahanya dapat berkembang, laporan keuangana akan
dibutuhkan oleh investortapi.Yossy menyatakan bahwa untuk saat ini usahanya belum terlalu
membutuhkan laporan keuangan karena bagi Yossy yang untuk saat ini pencatatan manual
mengenai kas keluar dan kas masuk sudah cukup. Yossy pun belum memprioritaskan untuk
mencari SDM yang berkompetetn untuk menjadi bagian keuangan Romansa Bakery. Bagi
Yossy saat ini lebih memprioritaskan untuk merekruit SDM bagian produksi dan marketing.
4.2.5 Keterbatasan dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Kendala yang dihadapi pada saat membuat laporan keuangan adalah kemampuan pengap
likasian Microsoft Excel yang belum mumpuni. Ketika itu, Romansa Bakery ingin mengguna
kan aplikasi, namun aplikasi itu berbayar. Sehingga lebih memilih untuk menggunakan Micr
osoft Excel.
Selama menjalankan usahanya Yossy tidak pernah mendapatkan sosialisasi tentang stand
ar laporan keuangan pada UMKM, kedepannya Yossy berharap untuk pemerintah bisa lebih e
fektif untuk mensosialisasikan hal tersebut agar UMKM sadar akan pentingnya laporan keuan
gan.
4.3 Pusat Oleh-oleh Niki Asli
4.3.1 Profil Niki Asli
Niki Asli merupakan salah satu pusat oleh-oleh yang bearada di Banyumas, yang
bergerak dibidang dagang. Niki Asli merupakan usaha perseorangan yang didirikan oleh
Bapak Abu Bakar. Pusat oleh-oleh yang sering dikunjung orang-orang yang ingin membeli
oleh-oleh khas Banyumas ini telah dibangun sejak tahun 2007. Terletak di Jalan Nasional 8,
Sawangan, Kedungwuluh, Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas.
4.3.2 Pengetahuan tentang SAK ETAP dan SAK EMKM
Praktik penyusunan laporan keuangan di Niki Asli telah dibuat sejak 2010. Tepapi,
berdasarkan informasi dari informan, dalam melakukan penyusunan laporan keuangan
belum mengacu pada SAK ETAP atau SAK EMKM, dikarenakan belum mengetahui
mengenai standar tersebut. Sehingga laporan keuangan disusun apa adanya saja.
4.3.3 Praktik Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan lapora keuangan tersebut oleh admin khusus, yang bertanggungjawab atas
laporan keuangan. Penyusunan dilakukan setiap bulan secara rutin dengan menggunakan
applikasi Alfapost.
Laporan keuangan dibuat satu bulan sekali namun, belum mengacu pada SAK ETAP
atau SAK EMKM. Laporan tersebut antara lain seperti laporan barang yang terjual, laporan
harga beli, dan laporan harga jual. Awalnya Niki Asli melakukan input stock barang. Ketika
ada penjualan barang maka secara otomatis akan mengurangi stock. Setiap harinya juga
direkap hasil penjualannya. Kemudian setiap bulannya dilakukan pengecekan stock barang
untuk mengetahui apakah ada selisih antara stock yang tercatat pada aplikasi dengan stock
sesungguhnya.
4.3.4 Pandangan Pentingnya Laporan Keuangan
Menurut informan, penyusunan laporan keuangan dianggap penting karena dapat
mengetahui perkembangan toko secara jelas dan dapat mengetahui apakah usaha tersebut
mengalami keuntungan atau kerugian. Selain itu, dengan adanya laporan keuangan dapat
mengetahui data-data dari tahun ke tahun serta dapat mengetahui berapa banyak stok barang
yang tersedia. Hal tersebut akan memudahkan pelaku UMKM dalam mengelolah bisnisnya.
4.3.5 Keterbatasan dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Keterbatasan yang dihadapi Niki Asli karena latar belakang pendidikan admin yang
kurang memadai sehingga masih terdapat kendala selama menyusun laporan keuangan
seperti kesalahan input data yang menyebabkan adanya selisih antara pencatatan dengan
keadaan sesungguhnya.
Menurut Admin Niki Asli sosialisasi terkait penggunaan standar pada penyusunan
laporan keuangan belum efektif. Oleh karena itu, sosialisasi kepada UMKM perlu
ditingkatkan.
4.4 Toko Tio
4.4.1 Profil Toko Tio
Toko Tio merupakan usaha bisnis perorangan yang dibentuk oleh Bapak Satiyo, usaha
yang bergerak dibidang dagang ini menjual kebutuhan sembilan bahan pokok (Sembako).
Toko Tio sudah berdiri sejak tahun 2012 dan berada di lokasi Jl. Sersan Misnadi RT.002/024
No.102 Kel. Kali Abang Tengah Kec. Bekasi Utara. Latar belakang didirikannya Toko Tio
ini adalah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, pada kenyataanya pun toko sembako ini tak
sepi oleh pembeli.
4.4.2 Pengetahuan tentang SAK ETAP dan SAK EMKM
Jenis usaha yang bergerak dalam bidang dagang ini sudah menyusun laporan keuangan
sejak awal berdirinya, namu tidak berpedoman pada SAK ETAP maupun SAK EMKM.
Pemilik usaha bisnis ini mengaku bahwa belum mengetahui informasi tentang apa itu dan
pentingnya SAK ETAP atau SAK EMKM. Oleh karena itu, laporan keuangan disusun hanya
dari sudut pandang dan pengetahuan penyusun laporan keuangan.
4.4.3 Praktik Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan masih dilakukan secara manual oleh pemilik usaha bisnis
sendiri melalui buku cetak laporan keuangannya. Dalam pencatatan laporan keuangan,
terdapat pihak lain yang turut membantu dalam melakukan penyusunannya, yaitu istri dari
pemilik Toko Tio. Laporan keuangan yang dibuat hanya sebatas laporan laba rugi saja,untuk
mengetahui biaya produk pada barang yang dibeli lalu ditambah dengan mark up. Periode
dalam penyusunan laporan keuangan ini terbilang masih tidak terjadwal, dan dilakukan
secara isidental, dapat perhari, perminggu bahkan perbulan sekali, dan masih belum mengacu
kepada SAK ETAP dan SAK EMKM.
4.4.4 Pandangan Pentingnya Laporan Keuangan
Informan mengakui bahwa laporan keuangan memiliki peranan penting. Penyusunan
laporan keuangan yang dibuat di Toko sendiri bertujuan agar pemilik dapat mengetahui harga
jual produk dan nilai keuntungan yang diperoleh dari hasil dagangannya. Sehingga
membantu dalam mengetahui keuntungan atau rugi penjualan. Serta membantu dalam
mengalokasikan uang.
4.4.5 Keterbatasan dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Kendala yang dihadapi dalam menyusun laporan keuangan, yaitu masih tidak terstrukturnya
dalam mengatur keuangan, kesulitan dalam menghitung harga pokok produk tiap barang,
biaya yang dikeluarkan cenderung tidak teratur. Akibatnya, keuntungan yang diperoleh tidak
maksimal, karena tidak tepatnya dalam penyusunan laporan keuangan.
Setelah diberi penjelasan tentang pentingnya penggunaan SAK ETAP dan SAK EMKM,
pengusaha berencana untuk melakukan penyusunan laporan keuangan sesuai SAK ETAP
atau SAK EMKM jika usaha bisnis yang dijalankan semakin maju dan berhasil memperluas
pangsa pasarnya. Terkait sosialisasi yang telah dilakukan pemerintah, pemilik bisnis
mengaku tidak tahu tentang adanya sosialisasi mengenai SAK ETAP dan SAK EMKM,
berharap kedepannya sosialisasi dapat ditingkatkan kembali. Agar usaha dengan sekala kecil
dapat menyusun laporan keuangan sebagaimana mestinya.
5. Kesimpulan
Berdasarkan atas hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
masih banyaknya pelaku UMKM di Indonesia masih belum melakukan penerapan standar ak
untansi keuangan yang telah diatur oleh pemerintah, bahkan masih ada yang belum
melakukan penyusunan laporan keuangan secara rutin. Hal ini dapat dilihat pada praktik dala
m melakukan pencatatan dan penyusunan laporan keuangan dimasing-masing usaha bisnis m
ereka, para pemilik bisnis UMKM masih menggunakan caranya sendiri dalam menyusun bent
uk laporan keuangannya dengan sebatas pengetahuan yang mereka punya, Meski ada UMKM
yang sudah mulai menerapkan SAK EMKM, namun penerapannya yang dilakukan belum
secara menyeluruh.
Dalam penyusunan laporan keuangan, pelaku UMKM menggunakan dua cara, yaitu
dengan pencatatan manual baik yang dilakukan dengan Microsoft Excel atau pencatatan
dibuku. Selain itu, pelaku UMKM juga sudah mulai mengenal beberapa applikasi yang
digunakan untuk membantu mereka dalam menyusun laporan keuanganya.
Kurangnya pengetahuan dan sosialisasi dari pemerintah tentang SAK ETAP dan SAK E
MKM menjadi salah satu faktor pemilik bisnis UMKM masih belum menerapkan laporan ses
uai standar yang berlaku. Namun pada dasarnya, para pengusaha UMKM menyadari akan pe
ntingnya menyusun laporan keuangan sesuai SAK EMKM dan ingin mencoba menyusun lap
oran keuangan sesuai standar yang berlaku demi kelangsungan pertumbuhan usaha bisnis mer
eka.
6. Keterbatasan dan Saran
Para pemilik bisnis UMKM enggan untuk memberikan informasi tentang laporan keuang
an mereka, sehingga tidak dapat mengetahui dan membandingkan isi dari laporan keuanga m
asing-masing UMKM.
Selain itu, dikarenakan sedang terjadi wabah pandemic yang melanda dunia ini, dan
pemerintah yang mewajibkan adanya physical distancing, maka peneliti mengalami beberapa
kesulitan yaitu seperti adanya keterbatasan dalam memperoleh informasi secara langsung
kepada informan dan peneliti juga tidak dapat memperoleh bukti secara langsung dengan
melakukan observasi di tempat.
Keterbatasan lain yang peneliti alami, yaitu terkait dengan jenis bidang UMKM yang
berbeda; UMKM jenis manufaktur dan jenis dagang, serta daerah informan yang berbeda-
beda. Hal ini mengakibatkan kurang adanya fokus pada jenis bidang UMKM yang diteliti,
serta jumlah sumber UMKM yang diteliti masih tergolong sangat sedikit jumlahnya.
Sehingga hasil pada penelitian kali ini dirasa masih kurang dalam menyimpulkan secara
keseluruhan praktik akuntansi yang di terapkan oleh pelaku UMKM.
Melihat hasil penelitan diatas, berikut beberapa rekomendasi saran yang dapat diberikan
oleh peneliti, yaitu:
a) UMKM dirasa sangat perlu memperhatikan penyusunan laporan keuangannya, dan
mulai menerapkan SAK EMKM, agar dapat memperoleh manfaat kedepannya
b) Sosialisasi penerapan SAK ETAP/EMKM yang dilakukan pemerintah masih kurang
efektif, hal ini perlu ditingkatkan lagi serta perlu adanya komunikasi dan pembinaan
yang diberikan oleh pemerintah kepada tiap pemilik bisnis UMKM tentang pentingn
ya praktik akuntansidalam penyusunan dan pencatatan laporan keuangan.

DAFTAR PUSTAKA
Ant, Redaksi WE Online, (20170, Laporan Keuangan Masih Amburadul, UMKM Sulit
Berkembang, https://www.wartaekonomi.co.id/read138494/laporan-keuangan-masih-
amburadul-umkm-sulit-berkembang, diakses tanggal 4 April 2020
Dwinanda, dkk.(2019). Interpretasi Praktik Akuntansi Menurut Persepektif Pengusaha Mikro
dan Kecil. Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen, 3(3): 183.
Kementerian PPN/Bappenas. 2016. Penguatan UMKM untuk Pertumbuhan Ekonomi yang
Berkualitas. Warta KUKM, 5(1): 4-5.
Pradana, A. A. (2019). Praktik Akuntansi dan Kemampuan Penyusunan Laporan Keuangan
Koperasi Lembaga Keuangan Mikro Artha Nugraha Getasan. Jurnal Akuntansi Profesi.
Putra, H. (2012). Penyusunan Laporan Keuangan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Berbasis Standar Akuntasi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
Prociding Call For Paper Pekan Ilmiah Dosen FEB-UKSW.
Rahayu, Ning, (2018), OJK: Kebutuhan Kredit UMKM Rp1.700 Triliun Per Tahun,
https://www.wartaekonomi.co.id/read166973/ojk-kebutuhan-kredit-umkm-rp1700-
triliun-per-tahun, diakses tanggal 4 April 2020
Rahmawati, T. dan Puspasari, R. O. (2017). Implementasi SAK ETAP dan Kualitas Laporan
Keuangan UMKM Terkait Akses Modal Perbankan. Jurnal Kajian Akuntansi
Universitas Swadaya Gunung Jati, 1(1) 49-62.
Rudiantoro Rizki dan Siregar Veronica Sylvia. (2012). Kualitas Laporan Keuangan UMKM
serta Prospek Implementasi Sak Etap. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 9 (1):
2-3.
Rizqi, N. (2017, November 26). Pengelolaan Laporan Keuangan UMKM Masih Lemah.
Diakses 28 Oktober 2019, dari Bisnis.com: https://www.bisnis.com
S., Sudirman, (2019), Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan
Menengah, https://www.kompasiana.com/sudirwans/5c326189677ffb3374334962/pene
rapan-standar-akuntansi-keuangan-entitas-mikro-kecil-dan-menengah, diakses tanggal
4 April 2020
Salmiah, N., Nanda, T., Adino, I., (2018). Pemahaman Pelaku UMKM Terhadap SAK
EMKM. Jurnal Akuntansi Dewantara Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, 2(2)
194-204.
Sasmita, D. A., Hanif, G. K., & Arinata, N. D. (2019). Interpretasi Praktik Akuntansi
Menurut Perspektif Pengusaha Mikro dan Kecil. Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi
dan Manajemen, 180-188.
Sulistyowati, Y. (2017). Listing Registration of SME Financial Reporting. Jurnal Ilmu
Manajemen dan Akuntansi.
Susanto, M., & Ainy, R. N. (n.d.). Penyusunan Laporan Keuangan U
Susanto Muhammad dan Ainy Nuzul Rintan. Penyusunan Laporan Keuangan Usaha Mikro
Kecil Menengah Berdasarkan Sak Emkm (Studi Kasus di Umkm Fresh Fish Bantul). 1-
2.
Sutrisno. (2007). Akuntansi Proses Penyusunan Laporan Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia

Anda mungkin juga menyukai