ABSTRAK
Keberadaan UMKM di Indonesia kini sangat diperhitungkan mengingat peranan penting serta
kontribusi yang telah diberikan UMKM terhadap perekonomian tanah air. UMKM menjadi salah
satu penggerak perekonomian yang sedang gencar digiatkan oleh pemerintah.
Namun, sebagian besar UMKM mengalami kesulitan dalam mencatat dan mengelola transaksi
keuangan. Padahal pencatatan transaksi keuangan yang cermat dan tepat akan membantu
UMKM dalam menyusun strategi keuangan yang efektif. Hal tersebut menyebabkan banyak
UMKM sulit untuk berkembang. Maka, untuk menjawab permasalahan dan kesulitan yang
dialami oleh UMKM dalam mengambil keputusan yang terkait operasional keuangan
perusahaan, perlu adanya pembuatan suatu model system manajemen keuangan terencana.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menunjukkan dan menjelaskan keadaan
manajemen keuangan beberapa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di daerah Banyumas
dan Wonosobo berdasarkan teori manajemen keuangan khususnya dalam hal pengaturan
keuangan dan fungsi manajemen keuangan. Dari hasil penelitian dapat kami simpulkan bahwa
dalam penelitian ini masih banyak UMKM yang belum melakukan system manajemen keuangan
dengan baik dan benar karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki serta sarana dan prasarana
yang ada.
ABSTRACT
The existence of MSME in Indonesia is now very calculated considering the important role and
contribution that MSME has made to the economy of the country. SMEs become one of the
economic drivers that are being intensified by the government.
The purpose of this research is to show and explain the financial management conditions of a
number of Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) in the Banyumas and Wonosobo
areas based on financial management theory, especially in terms of financial regulation and
financial management functions. From the results of the study we can conclude that in this study
there are still many MSMEs that have not done financial management systems properly and
correctly because of the limited knowledge they have and the available facilities and
infrastructure.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM ) adalah suatu usaha produktif milik sendiri atau
badan usaha yang diatur dalam undang-undang no 28 tahun 2008 dan mempunyai peranan
penting di Indonesia. Tingginya tingkat peranan UMKM tidak hanya diakui di Indonesia tetapi
juga di negara-negara ASEAN lainnya yang menganggap UMKM sebagai sumber pendapatan
nasional mereka. Peran UMKM selain dapat membantu dalam memajukan perekonomian
masyarakat, juga berperan dalam mendistribusikan perekonomian Indonesia secara merata.
Di Indonesia, usaha kecil mampu menyerap 88% tenaga kerja, bahkan kontribusi UMKM
terhadap PDB tahun 2009 adalah sebesar 55,56 persen dari total PDB Indonesia. Besaran PDB
Indonesia tahun 2009 mencapai Rp5.613,4 triliun dan mempunyai potensi sebagai salah satu
sumber penting pertumbuhan ekspor nonmigas. Pada tahun 2017, Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah mecatat kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 57,08 persen.
Bahkan, data per 2018 sektor UMKM menyumbang Rp8.400 triliun terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB). Angka tersebut setara dengan 60% dari Rp14.000 triliun PDB Indonesia di 2018.
Hal ini membuktikan bahwa berdirinya UMKM di Indonesia dapat membangkitkan semangat
masyarakat untuk terus berkembang dalam menciptakan suatu usaha yang berdampak besar bagi
perekonomian nasional.
Sejalan dengan pentingnya peran UMKM maka pemberdayaan UMKM merupakan hal yang tak
kalah penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Sumbangsih
UMKM terhadap PDB menjadikan indikator pentingnya UMKM dalam peningkatan
pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Namun, Eksistensi dan kinerja UMKM yang semakin
menggeliat tersebut bukan tanpa masalah dan kendala. Terdapat beberapa masalah pada UMKM
yang menjadi perhatian, diantaranya berkaitan dengan perilaku manajemen keuangan yaitu
permasalahan pengetahuan keuangan yang dimiliki. Pengetahuan keuangan terdiri dari
keterampilan keuangan dan penguasaan alat keuangan.
Permasalahan dalam hal keterampilan keuangan yang dialami para pelaku UMKM dimulai
dalam hal menyiapkan anggaran. Sangat jarang pelaku UMKM yang menyiapkan anggaran
keuangan dalam manajemen usahanya dan membuat pembukuan apapun terkait manajemen
usahanya, padahal minimal pelaku UMKM seharusnya memiliki buku catatan kas masuk dan kas
keluar. Namun pada kenyataanya para pelaku UMKM lebih tertarik membahas ide dan inovasi
bisnis, produksi dan target penjualan serta strategi pemasaran dibandingkan dengan berbicara
manajemen keuangan. Seharusnya pelaku UMKM membuat pembukuan terkait perencanaan
anggaran, pelaksanaan, dan pengendalian dalam keuangannya.
Sedangkan dalam hal penguasaan alat keuangan menyangkut tingkat pengetahuan pelaku usaha
dalam hal-hal terkait pencatatan dan pengelolaan keuangan. Banyak diantara mereka yang belum
memahami pentingnya pencatatan dan mengelola keuangan usahanya, padahal motivasi untuk
terus meningkatkan kemampuan dalam manajemen keuangan sangatlah penting.
Adanya fakta bahwa sebagian besar kesadaran pelaku UMKM untuk membuat pembukuan
dalam manajemen keuangan usahanya masih sangat rendah dimana mereka menganggap bahwa
membuat perencanaan anggaran adalah tidak penting dan dapat diatur dengan mudah serta tidak
memiliki dampak buruk bagi keberlangsungan usaha mereka. Pemikiran seperti inilah yang
mendasari kurangnya perhatian pelaku UMKM terhadap manajemen keuangan yang mereka
miliki.
Melihat adanya kendala yang sering terjadi dalam manajemen keuangan UMKM, maka kami
melakukan penelitian tentang bagaimana perencanaan anggaran , fungsi manajemen dan
pengendalian keuangan dalam manajemen keuangan UMKM yang berada di daerah Banyumas
dan Wonosobo.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menunjukkan dan menjelaskan keadaan
manajemen keuangan beberapa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berada di daerah
Banyumas dan Wonosobo berdasarkan teori manajemen keuangan khususnya dalam hal
pengaturan keuangan dan fungsi manajemen keuangan. Selain itu, untuk meningkatkan
kesadaran pelaku UMKM terhadap pentingnya manajemen keuangan, sebagai bahan evaluasi
bagi berbagai pihak terkait.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Pada Bab I pasal 1 UU No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM), maka yang dimaksud dengan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah:
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan
yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana
dimaksud dalam UndangUndang ini.
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini.
Berdasarkan definisi di atas maka pada intinya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah suatu
bentuk usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Dalam peranan di Indonesia, UMKM mampu menyerap tenaga kerja yang cukup signifikan dan
meningkatkan pendapatan masyarakat. Artinya, UMKM dapat dikatakan memiliki peran yang
cukup strategis dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran yang ada di Indonesia.
Setidaknya, ada 3 kontribusi UMKM dalam roda perekonomian Indonesia terutama kehidupan
masyarakat kecil. Tiga peran tersebut antara lain.
Fungsi utama dari manajemen keuangan adalah (1). Kegiatan mencari dana (obtain of fund) yang
ditujukan untuk keputusan investasi yang menghasilkan laba, dan (2) kegiatan menggunakan
dana (allocation of fund); dan (3) kegiatan mendistribusikan laba sebagai hasil kegiatan operasi.
Agar dapat mengambil keputusan keuangan yang tepat maka seorang pengelola keuangan harus
mengetahui tujuan yang ingin dicapai.
3. Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Data yang diperoleh dari
penelitian ini berupa data primer dengan menggunakan metode pengumpulan data
yaitu Wawancara tidak terstruktur antara peneliti dan narasumber yang diarahkan
oleh pewawancara untuk tujuan memperoleh informasi yang relevan, observasi, dan
studi dokumentasi.
Tabel 3.1
Daftar Informan
No Nama Usaha Jenis Usaha Nama Informan Jabatan
3.
4.
Peneliti memilih untuk melakukan penelitian kepada CV. Adi Daya Grup, Pisang Leleh
untuk menjadi bahan penelitian, dikarenakan telah memenuhi kriteria yang peneliti buat untuk
dijadikan bahan penelitian. Keempat UMKM tersebut telah mengaplikasikan manajemen
keuangan (kas) serta telah berdiri selama empat bulan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, meliputi: (a) Survei pendahuluan, yaitu
dengan menggali informasi mengenai UMKM serta SAK ETAP dan SAK EMKM sebagai
standar keuangan untuk UMKM melalui artikel dan internet; (b) Pengumpulan data, dilakukan
dengan melakukan wawancara secara daring yang dilakukan peneliti, dikarenakan upaya
pencegahan Covid-19 sehingga wawancara dilakukan secara daring. Observasi dalam penelitian
ini difokuskan untuk mengetahui praktik UMKM dalam melakukan manajemen keuangan (kas).
Setelah itu, studi dokumentasi dilakukan dengan menelaah dokumen-dokumen yang ada seperti
sertifikat pendirian, dokumen pencatatan pengeluaran dan pemasukan kas, dan informasi laba
DAFTAR PUSTAKA
Humaira, I., & Sagoro, E. M. (2018). Pengaruh pengetahuan keuangan, sikap keuangan, dan
kepribadian terhadap perilaku manajemen keuangan pada pelaku UMKM sentra kerajinan batik
KABUPATEN BANTUL. Nominal, Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, 7(1), 96-110.
Hasyim, D. (2013). Kualitas Manajemen Keuangan Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm)
(Studi Kasus Pada Distribution Store (Distro) Di Kota Medan). JUPIIS: JURNAL PENDIDIKAN
ILMU-ILMU SOSIAL, 5(2).
Santi, R. C. N., & Yulianton, H. (2016). Model Sistem Manajemen Keuangan Terencana Bagi
Start-Up Bisnis UMKM Berbasis Web.
Sutisna, H. (2000). Manajemen Keuangan.
Suci, Y. R. (2017). Perkembangan UMKM (Usaha mikro kecil dan menengah) di
Indonesia. Cano Ekonomos, 6(1), 51-58.
Anggraeni, F. D. (2013). Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Melalui
Fasilitasi Pihak Eksternal dan Potensi Internal (Studi Kasus Pada Kelompok Usaha" Emping
Jagung" di Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang). Jurnal Administrasi
Publik, 1(6), 1286-1295.
Layyinaturrobaniyah, L., & Muizu, W. O. Z. (2017). Pendampingan Pengelolaan Keuangan
USAha Mikro di Desa Purwadadi Barat dan Pasirbungur Kabupaten Subang. PEKBIS (Jurnal
Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis), 9(2), 91-103.