Aplikasi Psychrometric Chart PDF
Aplikasi Psychrometric Chart PDF
LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan guna memenuhi tugas praktikum Teknik Pasca Panen Hasil Pertanian
Oleh :
Kelas B
Kelompok 3
Zidan Ahmad Nabil NIM 191710201048
Zaedan Maulana NIM 191710201066
Ganesha Kencanaga Agroforesta NIM 191710201100
pound) dan diplotkan pada garis sumbu vertikal yang ada di bagian samping
kanan chart (Parish dan Putman, 1977).
6. Entalpi merupakan energi kalor yang dimiliki oleh suatu zat pada temperatur
tertentu, atau jumlah energi kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg
udara kering dan x kg air (dalam fasa cair) dari 0°C sampai mencapai t°C dan
menguapkannya menjadi uap air (fase gas). Harga entalpi dapat diperoleh
sepanjang skala di atas garis saturasi (Bhatia, 2012).
7. Temperatur titik embun (Suhu Pengembunan) (DP) adalah suhu di mana udara
mulai menunjukkan aksi pengembunan ketika didinginkan. Pada saat udara
ruang mengalami saturasi (jenuh) maka besarnya suhu DB sama dengan suhu
WB dan DP (Parish dan Putman, 1977).
1.2 Hasil penentuan sifat-sifat udara lembab dalam ruang pendingin dan
oven
Pada praktikum kali ini, praktikan mengukur sifat lembab udara pada
ruangan yang berbeda yakni ruangan pendingin kondisi 4 dan oven konveksi suhu
30°C. Hal tersebut ditujukan untuk membandingkan kelembapan pada kedua
ruangan. Diperoleh hasil pengukuran dan pengamatan pada tabel 1.2.
Tabel 1.2 Hasil penentuan sifat-sifat udara lembab dalam ruang pendingin dan oven
1.3 Hasil perhitungan sifat udara lembab berdasarkan data suhu dan RH
Berdasarkan data suhu dan RH yang sudah diketahui, praktikan
memperoleh hasil perhitungan sifat udara lembab yang lain dengan menggunakan
psychrometric chart pada tabel 1.3.
Tabel 1.3 Hasil perhitungan sifat udara lembab berdasarkan data suhu dan RH
Berdasarkan tabel 1.3, kelembaban relative (RH) sebesar 40% dan suhu
pengembunan 71,5°C. Suhu mempengaruhi peningkatan kelembaban relative
(Djaelani, 2015). Hubungan antara suhu dan kelembaban relative yaitu berbanding
terbalik. Berdasarkan tabel 1.2, ruang pendingin memiliki suhu lebih rendah sebesar
19,5°C daripada oven konveksi sebesar 87°C, namun ruang pendingin memiliki
kelembaban relative yang lebih besar sebesar 95% daripada oven konveksi sebesar
74%. Ketika suhu meningkat maka terjadi penurunan pada kelembaban relative.
Berdasarkan tabel 1.3, kelembaban relative sebesar 40% dan rasio
kelembaban sebesar 14,1 kg air/kg uk. Kelembaban relative mempengaruhi rasio
kelembaban. Kelembaban relative meningkat maka terjadi penurunan kemampuan
menampung uap air pada bahan, dan sebaliknya (Tanggasari,2014). Berdasarkan
tabel 1.2, ruang pendingin memiliki kelembaban relative yang lebih besar sebesar
95% daripada oven konveksi sebesar 74%, namun rasio kelembaban pada ruang
pendingin lebih kecil sebesar 5,4 kg air/kg uk sedangkan pada oven sebesar 21,8 kg
air/kg uk. Sehingga dapat disimpulkan kelembaban relative berbanding terbalik
dengan rasio kelembaban.
Pada tabel 1.3, diketahui kelembaban relative sebesar 40% dan entalpi
sebesar 71,5 kJ/kg uk. Kelembaban relative dapat mempengaruhi entalpi.
Hubungan antara nilai RH dan entalpi berbanding lurus terjadi ketika proses
pemanasan dan pelembaban, pemanasan sensible, serta pemanasan dan penurunan
kelembaban, dimana kenaikan atau penurunan RH diikuti dengan kenaikan dan
penurunan nilai entalpinya pula (Atmoko, 2018). Sedangkan hubungan nilai
kelembaban relative dengan entalpi berbanding terbalik terjadi ketika proses
pendinginan sensibel dan pemanasan dimana kenaikan nilai Rh akan menyebabkan
penurunan nilai entalpi dan sebaliknya. Berdasarkan tabel 1.2, rasio kelembaban
pada ruang pendingin lebih kecil sebesar 5,4 kg air/kg uk sedangkan pada oven
sebesar 21,8 kg air/kg uk tetapi entalpi pada ruang pendingan lebih kecil sebwsar
19,5 Kj/kg uk sedangkan pada oven sebesar 87 Kj/kg uk. Dapat disimpulkan bahwa
RH lembab berkaitan dengan nilai entalpinya karena RH mempengaruhi entalpi.
6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1.2 Grafik hasil perhitungan ruang pendingin dan oven konveksi