HASIL PERTANIAN
LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan guna memenuhi tugas praktikum Teknik Pasca Panen Hasil Pertanian
Oleh :
Kelas B
Kelompok 3
Zidan Ahmad Nabil NIM 191710201048
Zaedan Maulana NIM 191710201066
Ganesha Kencanaga Agroforesta NIM 191710201100
BAB 1. PENGUKURAN
2.1 Golongan bahan kadar air tinggi dan kadar air rendah
2.2 Rumus konversi nilai kadar air basis basah (m) menjadi basis kering (M)
Besarnya kadar air basis basah (m) dan kering (M) dirumuskan seperti ini:
Wair Wair Wair
𝑚= 100% 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑚 = 100% 𝑀= 100%
Wsample Wair + Wpadat Wpadat
Keterangan:
Wair : Massa air yang menguap (g) m : Kadar air basah (%)
Wsample : Massa sample (g) M : Kadar air kering (%)
Wpadat : Massa sample setelah dikeringkan (g)
Kadar air basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen,
sedangkan kadar air kering dapat lebih dari 100 persen. (Syarif dan Halid, 1993).
3
Aktivitas air juga dinyatakan sebagai potensi kimia dari air yang nilainya
bervariasi dari 0 sampai 1. Pada nilai aktivitas air sama dengan 0 berarti molekul
air yang bersangkutan sama sekali tidak dapat melakukan aktivitas dalam proses
kimia. Sedangkan nilai aktivitas air sama dengan 1 berarti potensi air dalam proses
kimia pada kondisi maksimal (Waluyo, 2001). Berdasarkan Tabel 1.1 golongan
bahan dengan aw tinggi yakni labu siam (0,91), tomat (0,90) dan wortel (0,90).
Sedangkan golongan bahan aw rendah yakni biji jagung (0,61), biji kacang (0,54)
dan bungkil kedelai (0,52).
2.4 Hubungan antara nilai kadar air dengan hasil pengukuran nilai aw
Pada Tabel 1.1 terlihat kadar air pada setiap bahan. Kadar air dan aktivitas
air tomat pada Tabel 1.1 sebesar 92% dan 0,90 sedangkan labu siam sebesar 96%
dan 0,91. Hal ini menunjukan ketika nilai kadar air tinggi, aktivitas air (aw) juga
tinggi. Hubungan kadar air dengan aktivitas air (aw) ditunjukkan dengan
kecenderungan bahwa semakin tinggi kadar air maka semakin tinggi pula nilai aw
nya. Kadar air dinyatakan dalam persen (%) pada kisaran skala 0-100, sedangkan
nilai aw dinyatakan dalam angka desimal pada kisaran skala 0-1,0 (Legowo dan
Nurmanto, 2004).
Aktivitas air (aw) berkaitan erat dengan kadar air, yang umumnya
digambarkan sebagai kurva isotermis, serta pertumbuhan bakteri, jamur dan
mikroba lainnya. Makin tinggi aw pada umumnya makin banyak bakteri yang dapat
tumbuh, sementara jamur tidak menyukai aw yang tinggi (Herawati, 2008).
BAB 3. PENUTUP
Keterangan:
Wair : Massa air yang menguap (g) m : Kadar air basah (%)
Wsample : Massa sample (g) M : Kadar air kering (%)
Wpadat : Massa sample setelah dikeringkan (g)
3. Berdasarkan Tabel 1.1 golongan bahan dengan aw tinggi yakni labu siam
(0,91), tomat (0,90) dan wortel (0,90). Sedangkan golongan bahan aw
rendah yakni biji jagung (0,61), biji kacang (0,54) dan bungkil kedelai
(0,52). Bahan pertanian perishable yang kita uji memiliki aw yang tinggi
dibandingkan dengan bahan pertanian non perishable.
4. Hal ini menunjukan ketika nilai kadar air tinggi, aktivitas air (aw) juga
tinggi. Hubungan kadar air dengan aktivitas air (aw) ditunjukkan dengan
kecenderungan bahwa semakin tinggi kadar air maka semakin tinggi pula
nilai aw nya.
5. Desikator sederhana laboratorium adalah wadah yang pada bagian dasarnya
berisi silika gel atau bahan kimia pengering lainnya. Pada praktikum ini,
eksikator digunakan untuk mendinginkan bahan setelah dimasukkan ke
dalam oven sehingga tidak panas ketika akan ditimbang dan juga mencegah
terjadinya penyerapan kembali air ketika di ruangan terbuka.
5
DAFTAR PUSTAKA
Bartono, P.H dan Ruffino, E.M. 2005. Food Product Management di Hotel dan.
Restoran. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Goeldner and Ritchie.
Daintith, J. (1994). Kamus Lengkap Kimia, Terjemahan Suminar Achmadi.
Erlangga, Jakarta.
Herawati, Heny. 2008. Penentuan Umur Simpan pada Produk Pangan. Jurnal
Litbang Pertanian Volume 27 Nomor 4 (124-130).
Legowo AM, Nurwantoro. 2004. Analisis Pangan. Program Teknologi Hasil.
Ternak. [Diktat Kuliah]. Fakultas Peternakan. Universitas diponegoro.
Semarang.
O’Kelly, B. C.dan V. Sivakumar. 2014. Water content determinations for peat
andorganic soils using oven-drying method. Journal of Drying
Technology. 32(1): 631-632.
Purwanti, Endang. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Direktoral Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Syarief, R. dan Halid, H. 1993. Teknologi Penyimpanan Pangan. Arcan: Bandung