Anda di halaman 1dari 8

APLIKASI PSYCHROMETRIC CHART

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan guna memenuhi tugas praktikum Teknik Pasca Panen Hasil Pertanian

Oleh :
Kelas B
Kelompok 3
Zidan Ahmad Nabil NIM 191710201048
Zaedan Maulana NIM 191710201066
Ganesha Kencanaga Agroforesta NIM 191710201100

LABORATORIUM ENJINIRING HASIL PERTANIAN


JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
1

BAB 1. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Identifikasi psychrometric chart dan bagian bagiannya


Psychrometric merupakan kajian tentang sifat-sifat campuran udara dan uap
air. Uap air adalah bentuk gas dari air pada temperatur di bawah titik uap air, yang
nilainya tergantung pada tekanan atmosfer. Uap air dapat menguap pada tekanan
yang sangat rendah (Widodo dan Syamsuri, 2008).
Dalam psychrometrik perlu diketahui komponen-komponen yang
digunakan untuk mengidentifikasi sifat-sifat termodinamika udara yang
diantaranya adalah temperatur bola kering (dry bulb temperature), temperatur bola
basah (wet bulb temperature), titik embun (dew point), tekanan uap air (vapor
press), entalpi, volume spesifik (spesific volume), kelembapan relatif (relative
humidity), dan kelembapan spesifik (humidity ratio) (Sugiarto, 2012).
Dari hasil praktikum aplikasi psychrometri chart diperoleh data yang
disajikan pada tabel 1.1 berikut

Tabel 1.1 Hasil identifikasi bagian-bagian psychrometric chart

Nomor pada Nama sifat


psychrometric udara Definisi
chart lembab
Suhu bola kering adalah temperatur yang
Suhu bola
1 biasanya dianggap sebagai suhu udara, dan
kering
memang suhu termodinamik sebenarnya.
Temperatur bola basah adalah suhu yang didapat
bila udara didinginkan pada tekanan konstan
Suhu bola
2 sampai jenuh (100% kelembaban) oleh
basah
penguapan air yang panas laten untuk
penguapan air berasal dari udara tersebut.
Volume spesifik didefinisikan sebagai jumlah
Volume
3 meter kubik yang ditempati oleh satu kilogram
spesifik
zat tertentu.
Kelembaban relatif adalah jumlah uap air yang
Kelembaban
4 terkandung di dalam campuran air-udara dalam
relatif
fase gas.
2

Rasio kelembaban (Wud) adalah berat atau


Rasio
5 massa air yang terkandung dalam setiap
kelembaban
kilogram udara kering.
Entalpi adalah istilah dalam termodinamika
6 Entalpi yang menyatakan jumlah energi dari suatu
sistem termodinamika.
Suhu Pengembunan yaitu suatu zat murni yang
Suhu mengalami perubahan fase dimana uap air mulai
7
pengembunan mengembun ketika campuran udara dan uap air
di dinginkan

Berdasarkan Tabel 1.1, bagian bagian psychrometric chart diantaranya yaitu:


1. Temperatur bola kering (DB) merupakan temperatur yang diukur dan dibaca
melalui skala termometer sensor kering dan terbuka. Suhu DB ini merupakan
ukuran panas sensibel. Perubahan suhu DB menunjukkan adanya perubahan
panas sensibel (Sugiarto, 2012).
2. Temperatur bola basah (WB) adalah kondisi temperatur saat terjadi
kesetimbangan antara campuran udara dan uap air. Suhu WB merupakan
ukuran panas total (entalpi). Perubahan suhu WB menunjukkan adanya
perubahan panas total (Sugiarto, 2012).
3. Volume spesifik merupakan salah satu bentuk sifat intensif dari suatu materi
atau zat, dan didefinisikan sebagai kebalikan dari masa jenis atau densitas.
Menurut Moran dan Shapiro (1998: 14), volume spesifik suatu zat akan
memiliki nilai yang berbeda-beda dari satu titik dengan titik yang lain, karena
volume spesifik tersebut merupakan sifat intensif.
4. Kelembapan relatif (RH) merupakan perbandingan tekanan uap air terhadap
tekanan uap air jenuh pada temperatur konstan pada suatu ruang atau lokasi
tertentu. Kelembapan relatif dinyatakan dalam satuan persen atau disebut %RH
(Parish dan Putman, 1977).
5. Rasio kelembaban (W) adalah massa uap air (mu) yang terkandung dalam
udara lembap per-satuan massa udara kering (ma) pada atmosfer. Rasio
kelembaban diukur dalam satuan grains per pound udara (7000 grains = 1
3

pound) dan diplotkan pada garis sumbu vertikal yang ada di bagian samping
kanan chart (Parish dan Putman, 1977).
6. Entalpi merupakan energi kalor yang dimiliki oleh suatu zat pada temperatur
tertentu, atau jumlah energi kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg
udara kering dan x kg air (dalam fasa cair) dari 0°C sampai mencapai t°C dan
menguapkannya menjadi uap air (fase gas). Harga entalpi dapat diperoleh
sepanjang skala di atas garis saturasi (Bhatia, 2012).
7. Temperatur titik embun (Suhu Pengembunan) (DP) adalah suhu di mana udara
mulai menunjukkan aksi pengembunan ketika didinginkan. Pada saat udara
ruang mengalami saturasi (jenuh) maka besarnya suhu DB sama dengan suhu
WB dan DP (Parish dan Putman, 1977).
1.2 Hasil penentuan sifat-sifat udara lembab dalam ruang pendingin dan
oven
Pada praktikum kali ini, praktikan mengukur sifat lembab udara pada
ruangan yang berbeda yakni ruangan pendingin kondisi 4 dan oven konveksi suhu
30°C. Hal tersebut ditujukan untuk membandingkan kelembapan pada kedua
ruangan. Diperoleh hasil pengukuran dan pengamatan pada tabel 1.2.

Tabel 1.2 Hasil penentuan sifat-sifat udara lembab dalam ruang pendingin dan oven

Ruang pengukuran udara lembab


Sifat lembab udara
Ruang pendingin Oven konveksi
Suhu bola kering (°C) 5,4 31,5
Suhu bola basah (°C) 5,4 27,4
Volume spesifik (m3/kg uk) 79,7 89,2
Kelembaban relatif (%) 95 74
Rasio kelembaban (kg air/kg
5,4 21,8
uk)
Entalpi (kJ/kg uk) 19,5 87
Suhu pengembunan (°C) 19,5 87
4

Menurut Umar (2013), tinggi rendahnya kelembaban udara di suatu tempat


sangat bergantung pada beberapa faktor sebagai berikut: suhu, tekanan udara,
pergerakan angin, kuantitas dan kualitas penyinaran, vegetasi, dan ketersediaan air
di suatu tempat (air, tanah, perairan). Suhu dan kelembaban sangat erat
hubungannya, karena jika suhu rendah maka kelembaban tinggi.
Berdasarkan tabel 1.2, suhu bola kering pada ruang pendingin sebesar 5,4°C
sedangkan pada oven sebesar 31,5°C. Suhu bola basah pada ruang pendingin
sebesar 5,4°C sedangkan pada oven sebesar 27,4. Volume spesifik pada ruang
pendingin sebesar 79,7 m/kg uk sedangkan oven sebesar 89,2 m/kg uk. Kelembaban
relatif pada ruang pendingin sebesar 95% sedangkan pada oven sebesar 74%. Rasio
kelembaban pada ruang pendingin sebesar 5,4 kg air/kg uk sedangkan pada oven
sebesar 21,8 kg air/kg uk. Entalpi pada ruang pendingan sebasar 19,5 Kj/kg uk
sedangkan pada oven sebesar 87 Kj/kg uk. Nilai suhu pengembunan pada ruang
pendingin sebesar 19,5°C sedangkan pada oven sebesar 87°C. Karena suhu pada
ruang pendingin lebih rendah dan kelembaban relative pada ruang pendingin tinggi,
maka ruang pendingin lebih lembab daripada oven konveksi.

1.3 Hasil perhitungan sifat udara lembab berdasarkan data suhu dan RH
Berdasarkan data suhu dan RH yang sudah diketahui, praktikan
memperoleh hasil perhitungan sifat udara lembab yang lain dengan menggunakan
psychrometric chart pada tabel 1.3.

Tabel 1.3 Hasil perhitungan sifat udara lembab berdasarkan data suhu dan RH

Sifat Lembab Udara Nilai Metode Grafis


Suhu bola kering (°C) 35
Suhu bola basah (°C) 24
Volume spesifik (m3/kg uk) 89,2
Kelembaban relatif (%) 40
Rasio kelembaban (kg air/kg uk) 14,1
Entalpi (kJ/kg uk) 71,5
Suhu pengembunan (°C) 71,5
5

Berdasarkan tabel 1.3, kelembaban relative (RH) sebesar 40% dan suhu
pengembunan 71,5°C. Suhu mempengaruhi peningkatan kelembaban relative
(Djaelani, 2015). Hubungan antara suhu dan kelembaban relative yaitu berbanding
terbalik. Berdasarkan tabel 1.2, ruang pendingin memiliki suhu lebih rendah sebesar
19,5°C daripada oven konveksi sebesar 87°C, namun ruang pendingin memiliki
kelembaban relative yang lebih besar sebesar 95% daripada oven konveksi sebesar
74%. Ketika suhu meningkat maka terjadi penurunan pada kelembaban relative.
Berdasarkan tabel 1.3, kelembaban relative sebesar 40% dan rasio
kelembaban sebesar 14,1 kg air/kg uk. Kelembaban relative mempengaruhi rasio
kelembaban. Kelembaban relative meningkat maka terjadi penurunan kemampuan
menampung uap air pada bahan, dan sebaliknya (Tanggasari,2014). Berdasarkan
tabel 1.2, ruang pendingin memiliki kelembaban relative yang lebih besar sebesar
95% daripada oven konveksi sebesar 74%, namun rasio kelembaban pada ruang
pendingin lebih kecil sebesar 5,4 kg air/kg uk sedangkan pada oven sebesar 21,8 kg
air/kg uk. Sehingga dapat disimpulkan kelembaban relative berbanding terbalik
dengan rasio kelembaban.
Pada tabel 1.3, diketahui kelembaban relative sebesar 40% dan entalpi
sebesar 71,5 kJ/kg uk. Kelembaban relative dapat mempengaruhi entalpi.
Hubungan antara nilai RH dan entalpi berbanding lurus terjadi ketika proses
pemanasan dan pelembaban, pemanasan sensible, serta pemanasan dan penurunan
kelembaban, dimana kenaikan atau penurunan RH diikuti dengan kenaikan dan
penurunan nilai entalpinya pula (Atmoko, 2018). Sedangkan hubungan nilai
kelembaban relative dengan entalpi berbanding terbalik terjadi ketika proses
pendinginan sensibel dan pemanasan dimana kenaikan nilai Rh akan menyebabkan
penurunan nilai entalpi dan sebaliknya. Berdasarkan tabel 1.2, rasio kelembaban
pada ruang pendingin lebih kecil sebesar 5,4 kg air/kg uk sedangkan pada oven
sebesar 21,8 kg air/kg uk tetapi entalpi pada ruang pendingan lebih kecil sebwsar
19,5 Kj/kg uk sedangkan pada oven sebesar 87 Kj/kg uk. Dapat disimpulkan bahwa
RH lembab berkaitan dengan nilai entalpinya karena RH mempengaruhi entalpi.
6

DAFTAR PUSTAKA

Atmoko,Tri. 2018. Karakteristik Mesin Penghasil Air Dari Udara Menggunakan


Mesin Siklus Kompresi Uap Dengan Tambahan Kipas Pemadat Udara
Berkecepatan Putaran Kipas 300 Rpm Dan 350 Rpm. Skripsi Teknik
Mesin : Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta
Bhatia, A. 2012. Principles of Evaporative Cooling System. Philadelphia: PDH
online course.
Djaelani,M.A. 2015. Pengaruh Pencelupan Pada Air Mendidih Dan Air Kapur
Sebelum Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur. Buletin Anatomi Dan
Fisiologi Volume Xxiii, Nomor 1
Moran, M. J. dan Howard N. Shapiro.1998. Termodinamika Teknik Jilid 1.
Translated by Nugroho, Y.S. 2004. Jakarta : Erlangga.
Parish, O. O., and Putman, T. W. 1977. Equation For The Determination Of
Humidity From Dewpoint And Psychrometric Data. Washington:
National Aeronautics And Space Administration.
Stoecker, W. F., and Jones, J. W. 1989. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, edisi
ke-2. Alih bahasa Ir.Supratman Hara. Jakarta: Erlangga.
Sugiarto, Y. 2012. Pengeringan (Lanjutan). [Materi Kuliah]. Fakultas Teknologi
Pertanian. Universitas Brawijaya.
Tanggasari, D. 2014. Sifat-Sifat Teknik Dan Karakteristik Pengeringan Biji Jagung
(Zea Mays L) Pada Alat Pengering Fluidized Beds. Skripsi Fatepa:
Universitas Mataram.
Umar, M. R., 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Jurusan Biologi
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Widodo, S., dan Syamsuri, H. 2008. Sistem Refrigerasi dan Tata Udara. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
7

LAMPIRAN

Lampiran 1.1 Grafik setiap nama sifat udara lembab


Keterangan garis warna
Merah : Volume spesifik Hijau : Rasio kelembapan
Kuning : Kelembapan relative Biru : Suhu bola basah
Hitam : Suhu bola kering Ungu : Entalpi dan Suhu pengembunan

Lampiran 1.2 Grafik hasil perhitungan ruang pendingin dan oven konveksi

Lampiran 1.3 Grafik hasil dan perhitungan sifat udara lembab

Anda mungkin juga menyukai