Anda di halaman 1dari 8

“Saya menyatakan bahwa jawaban pada ujian ini adalah benar hasil pekerjaan saya sendiri,

jika jika ditemukan saya melakukan kecurangan pada ujian ini, saya siap menanggung sanksi
akademik sesuai dengan peraturan ITS”

a. Sebutkan peralatan / sistem nya


1. Generator
2. Transformator
3. Motor
4. Gardu Induk
5. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
6. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
b. Sebutkan jenis pemeliharaannya
1. Generator
 Stator Test
 Stator Core Mechanical Test
1. Core Tightness
2. Vibration Test

 Stator Core Electrical Test


1. Electromagnetic Core Imperfection Detector
2. Rated Flux with Infrared Scan

 Stator Winding Mechanical Test


1. Wedge Tightness
2. Stator End-Winding Vibration
 Stator Winding Electrical Test
1. Insulation Resistance
2. Polarization Index
3. DC Leakage or Ramped Voltage
4. DC Hi-Pot
5. AC Hi-Pot
6. Partial Discharge
7. Power Factor Test

 Rotor Test

 Rotor Mechanical Test


1. Rotor Vibration
2. Rotor Non-Destructive Examination Inspection Techniques

 Rotor Electrical Test


3. Winding Resistance
4. Insulation Resistance
5. Polarization Index
6. DC Hi-Pot
7. AC Hi-Pot
8. Shorted Turns Direction

2. Transformator
 In Service Inspection
 In Service Measurement
 Shutdown measurement
 Shutdown function check

3. Motor
 Pengujian Prediktif (Predictive Testing)
 Pengujian Diagnosis (Diagnostic Testing)

4. Gardu Induk
 Pemutus Tegangan
 Current Transformer
 Relay

5. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)


 Predictive Maintenance
 Preventive Maintenance
 Corrective Maintenance
 Breakdown Maintenance

6. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)


 Pemeliharaan Rak PHB TR Gardu Distribusi
 Mengganti Fuse pada PHB TR
 Penyeimbangan Beban pada SUTR

c. Sebutkan jenis pemeliharaannya


1. Generator
1. Stator Core Mechanical Test
• Core Tightness (Tes Kekencangan) , memastikan bawa inti stator masih
kencang
• Tes Vibrasi pada Inti dan Frame , Getaran maksimum < 50 mikrometer untuk
peak to peak (tanpa filter)

2. Stator Core Electrical Test


• EL CID (Electromagnetic Core Imperfection Detector) , Dirancang sebagai
sumber eksitasi untuk teks fluks pada inti stator
• Rated Flux with Infrared Scan , Tes menggunakan energi tinggi untuk
memeriksa integritas dari isolasi antara laminasi dalm inti stator

3. Stator WindingMechanical Test


• Wedge Tightness (Kekencangan Penjepit), Disebut juga tes kekencangan
penjepit stator
• Stator End-Winding Vibration , Batas vibrasi yang ditoleransi dapat bervariasi
dari satu produsen dengan yang lain.
4. Stator Winding Electrical Test
• Series Winding Resistance , Mendeteksi korsleting belitan
• insulation Resistance , Mengetahui Tahanan iisolasidari peralatan
• Polarization Index, Mengetahui Tahanan isolasi dari peralatan
• DC Leakage or Ramped Voltage, Memantau arus bocor DC ketika tegangan
DC meningkat
• DC Hi-Pot , untuk mengetahui jika terdapat kebocoran arus pada saat test
tegangan tersebut.
• AC Hi-Pot , Memberikan informasi kebocoran pada Kapasitansi isolasi belitan

• Partial Discharge (PD) , On-lineanalisis partial discharge dapat dilakukan


dengan instrumentasi dan metode modern dengan Stator Slot Coupler, Corona
Probingdll

• Dissipation/Power Factor Test, Untuk mengukur kualitas isolasi ground-wall


secara menyeluruh

4. Pemeliharaan pada Rotor


1. Rotor Mechanical Test
 Rotor Vibration
Pengukuran online paling penting yang diambil pada mesin untuk mengetahui
puncakgetaran pada bearing
 Rotor Nondestructive Examination Inspection Techniques
Mencari retak dan insklusi dalam komponen dinamis yang menerima tekanan paling
kuat

2. Rotor Electrical Test


Umumnya, tes pada rotor hampir sama dengan tes pada stator yang telah dijelaskan
sebelumnya, yaitu:
 Winding Resistance
 Insulation Resistance
 Polarization Index
 DC Hi-Pot
 AC Hi-Pot
 Shorted Turns Detection

2. Transformator
 In Service Inspection
Pemeliharaan yang dilakukan secara dini untuk mendeteksi adanya
ketidaknormalan yang mungkin terjadi didalam trafo tanpa terjadi pemadaman
listrik. Pemeliharaan yang dilakukan berupa pemeriksaan kipas pendingin,
pemeriksaan silica gel, pemeriksaan level minyak, pemeriksaan suhu belitan,
pemeriksaan kebocoran minyak, dan pemeriksaan grounding.
 In Service Measurement
Pemeliharaan yang dilakukan untuk mengetahui keadaan trafo lebih detail tanpa
terjadi pemadaman listrik. Pemeliharaan yang dilakukan berupa thermovisi /
thermal image, dissolved gas analysis (DGA), dan pengujian furan.
 Shutdown measurement
Pemeliharaan yang dilaksanakan saat pemeliharaan rutin atau saat investigasi
ketidaknormalan. Pemeliharaan yang dilakukan berupa pengukuran tahanan isolasi
(Insulation Resistance), pengukuran tangen delta (TanDelta Measurement),
pengukuran SFRA (SFRA), Ratio Test, pengukuran tahanan DC (RDC), dan HV
test
 Shutdown function check
Pemeliharaan yang dilakukan dengan tujuan untuk menguji fungsi dari relay-relay
proteksi maupun indicator yang terdapat pada transformator. Pemeliharaan yang
dilakukan berupa relay buchoz, relay jansen, relay sudden pressure, relat thermal,
dan oil level

3. Motor
a. Pengujian Prediktif (Predictive Testing)
(1) Pengujian Tahanan Isolasi (Insulation Resistance (IR) Test)
Test yang dilakukan untuk mengetahui Tahanan isolasi dari peralatan
Hasil (Result): Nilai tahanan isolasi, umumnya Ratusan sampai Ribuan megaohm

(2) Pengujian Indeks Polarisasi


Test ini didasarkan dari IR yang dikembangkan sehingga didapatkan index yang
menyatakan kekuatan Isolasi secara keseluruhan/terintegrasi. Metodenya adalah
dengan mengukur isolasi motor pada menit 1 dan 10. IP adalah hasil bagi pengukuran
pada menit ke-10 dibagi hasil pada menit ke-1
Peralatan yang digunakan Megaohmmeter
Hasil yang didapat Nilai IP motor (The value of PI motor)

(3) Pengujian Potensial Tinggi Arus Searah


Digunakan untuk mengukur kekuatan dielektrik insulation. Pengukuran dilakukan
pada Phasa-Ground. Dapat digunakan untuk indikasi kekuatan insulation terhadap
gangguan Transient Overvoltage yang dapat mengakibatkan hubung singkat satu
phasa
Peralatan (Equipment) : Hi-Pot Tester
Hasil (Result) : Kekuatan Dielektrik Insulation

(4) Pengujian Kapasitansi Belitan


Untuk mendeteksi kontaminasi pada winding atau kondisi yang terlalu lembab (To
detect contamination on winding or too moist condition)
Peralatan (Equipment) : Capacitance Tester
Hasil (Results) : Capacitance winding

b. Pengujian Diagnosis (Diagnostic Testing)


(1) Pengujian Perbandingan Surja
Digunakan untuk mendeteksi kerusakan insulation turn-turn, coilcoil, dan phasa-
phasa. (Used to detect turn-turn, coil-coil and phase-phase insulation failure)
Peralatan (Equipment) Surge Comparison Tester Hasil (Result) Bentuk gelombang
setiap belitan (Waveform each coil) Analisis (Analysis) Pada kondisi normal,
bentuk gelombang dari setiap pengukuran adalah identik. Jika diketahui terdapat
bentuk gelombang dan magnitude yang berbeda diindikasi terdapat kerusakan

(2) Pengujian Resistansi Belitan


Digunakan untuk mendeteksi kondisi unbalance, yang tidak disebabkan masalah
insulation atau partial discharge. (Used to detect unbalanced condition, that not
caused by insulation problem or partial discharge) Peralatan (Equipment)
Ohmmeter Hasil (Result) Nilai resistansi belitan tiap phasa dan antar phasa
(Winding resistance value each phase and inter phase) Analisis (Analysis)
Toleransi ketidak-seimbangan setiap phasa adalah 1 % (The tolerance of unbalance
each phase is 1%).

(3) Pengujian Keseimbangan Induktif


Digunakan untuk mendeteksi kondisi unbalance, yang tidak disebabkan masalah
insulation atau partial discharge. (Used to detect unbalance condition, that not caused
by insulation problem or partial discharge) Peralatan (Equipment) Inductance
meter Hasil (Result) Nilai Induktansi belitan tiap phasa dan antar phasa (Winding
inductance value each phase and inter phase) Analisis (Analysis) Toleransi
ketidak-seimbangan setiap phasa adalah 3 % (The tolerance of unbalance each phase
is 3%)
4. Gardu Induk
Pemutus Tenaga (PMT)
a. Pengujian Tahanan Isolasi
Proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation Tester untuk memperoleh
hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi pemutus tenaga antara bagian yang diberi
tegangan (fasa) terhadap badan (case) yang ditanahkan maupun antara terminal
masukan (I/P terminal) dengan terminal keluaran (O/P terminal) pada fasa yang
sama.
b. Pengujian Tahanan Kontak
Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan.
Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor
bertemu secara fisik sehingga arus/energi listrik dapat disalurkan tanpa hambatan
yang berarti. Pertemuan dari beberapa konduktor menyebabkan suatu
hambatan/resistan terhadap arus yang melaluinya sehingga akan terjadi panas dan
menjadikan kerugian teknis. Rugi ini sangat signifikan jika nilai tahanan kontaknya
tinggi. Kondisi ini sangat signifikan jika jumlah sambungan konduktor pada salah
satu jalur terdapat banyak sambungan sehingga kerugian teknis juga menjadi besar,
tetapi masalah ini dapat dikendalikan dengan cara menurunkan tahanan kontak
dengan membuat dan memelihara nilai tahanan kontak sekecil mungkin.
c. Pengujian Serempak
Pengujian Keserempakan bertujuan untuk mengetahui waktu kerja PMT secara
individu serta untuk mengetahui keserempakan PMT pada saat menutup ataupun
membuka
d. Pengujian Vakum
Pengujian Vakum adalah pengujian pada circuit breaker yang bertujuan untuk
mengetahui apakah tingkat kevakuman ruang kontak utama (Breaking chamber)
PMT tetap hampa sehingga masih berfungsi sebagai media pemadam busur api
listrik.

Current Transformer (CT)


 Assessment test adalah pengujian untuk memeriksa kesesuaian data CT dengan
standar yang digunakan.
 Pengujian Rasio Test adalah Pengujian ini dilakukan untuk mengukur rasio arus
pada CT dengan mempertimbangkan rasio eror arus dan perpindahan fasa.
 Pengujian resistansi CT Bertujuan untuk mengukur resistansi CT pada belitan
primer dan belitan sekunder CT.

Relay
 OCR
Dilakukan untuk mengetahui arus kerja dari phasa ke phasa. Relay ini akan bekerja
bila arus yang mengalir melebihi nilai setting arusnya. Relay bekerja dengan
membaca input berupa besaran arus kemudian membandingkan dengan nilai setting,
apabila nilai arus terbaca oleh relay melebihi nilai setting, maka relay akan mengirim
perintah trip PMT setelah tunda waktu yang diterapkan pada setting.

 DGR
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui arus kerja dari phasa ke tanah. Prinsip
kerja DGR sama dengan OCR, yang membedakan hanyalah pada fungsi dan elemen
sensor arus. OCR biasanya memiliki 2 atau 3 sensor arus (untuk 2 atau 3 fasa)
sedangkan GFR hanya memiliki 1 sensor arus (satu fasa).

5. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)


 Predictive Maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi dari suatu
peralatan listrik sehingga dapat diketahui gejala kerusakan peralatan tersebut dari
awal.
 Preventive Maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan secara berkala untuk mencegah terjadinya kerusakan
pada peralatan secara tiba – tiba dan mempertahankan performa kerja peralatan
yang optimal sesuai umur teknisnya. Pemeliharaan ini berdasarkan instruction
manual peralatan, standar internasional yang ada (IEC, IEEE, dll), dan pengalaman
operasi di lapangan.
 Corrective Maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan terencana sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
ketika peralatan mengalami performa kerja yang rendah atau kelainan.
Pemeliharaan ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi semula peralatan yang
disertai dengan perbaikan dan penyempurnaan instalasi.
 Breakdown Maintenance
Pemeliharaan yang dilakukan secara darurat dan mendadak. Pemeliharaan ini
dilaksanakan apabila terjadi kerusakan mendadak pada peralatan.

6. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)


1. Pemeliharaan Rak PHB TR Gardu Distribusi
Pemeliharaan Rak PHB TR ini dilakukan secara berkala atau bisa disebut dengan
preventive maintenance untuk mengurangi adanya kontaminankontaminan yang
dapat merusak Rak PHBTR. • Rak PHB TR sangat penting dalam jaringan distribusi
tegangan rendah karena di dalamnya memuat rangkaian penghubung antara jaringan
tegangan menengah dan jaringan tegangan rendah. Juga terdapat NH Fuse yang
digunakan sebagai pengaman arus lebih dan hubung singkat.

2. Mengganti Fuse pada PHB TR


• Penggantian fuse pada peralatan hubung bagi merupakan salah satu bentuk
pemeliharaan korektif.Karena dilakukan ketika terjadi kerusakan. • Sebelum dan
sesudah penggantian fuse pasti dilakukan pengukuran. Sebelum penggantian,fuse
diukur untuk mengetahui fuse bagian mana yang putus. Sesudah penggantian,
diukurlah tegangan dan beban jurusan sebagai langkah pemeliharaan korektif untuk
penyempurnaan agar di dapatkan keandalan yang lebih baik.

3. Penyeimbangan Beban pada SUTR


• Penyeimbangan beban pada SUTR merupakan jenis pemeliharaan korektif.
Pemeliharaan ini dilakukan setelah adanya data pengukuran sebelumnya. Dilakukan
untuk menyempurnakan sistem sehingga didapatkan keandalan yang lebih baik. •
Ketidak seimbangan pada sistem distribusi dapat mempengaruhi kinerja trafo,
mengakibatkan adanya aliran arus pada kawat netral sehingga membuat pertambahan
losses, hantaran pada fasa yang mengalami beban lebih akan mengalami panas, drop
tegangan ujung pada jaringan fasa beban lebih dan semua hal itu berujung pada
menurunnya kualitas tenaga listrik di tingkat konsumen

Anda mungkin juga menyukai