Anda di halaman 1dari 21

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

“KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK USIA TODDLER / BATITA (1-3 TAHUN)”

OLEH :

KELOMPOK II

INDAWATY UMAR

ADITYA EKA PUTRA

DEAIRAWAN MOHUNE

ISBAT

FATHAN AMAY

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberi
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat di selesaikan.

Ada pun tujuan dari pada penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Keperawatan Anak yang diberikan oleh Dosen yang bersangkutan. Selain itu, tujuan
kami menyusun makalah ini tidak lain untuk memperluas pengetahuan yang kami miliki
sekaligus dapat memperdalam wawasan kami sebagai mahasiswa tentang “Konsep Tumbuh
Kembang Anak Usia Toddler / Batita (1-3 Tahun)”.

Akan tetapi, dikarenakan kekurangan dan keterbatasan kami sebagai manusia biasa,
maka kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, segala
kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa kami terima dan menyambutnya dengan
tangan terbuka demi tercapainya makalah yang jauh lebih baik dan benar.

Demikian kiranya semoga dengan hadirnya makalah ini dapat membawa manfaat bagi kita
semua.

Gorontalo, April 2020

Tim Penyusun

Kelompok 2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Untuk mencapai perkembangan tumbuh kembang anak yang optimal perlu


diperhatikan beberapa aspek perkembangan, yakni sensoris, motorik, komunikasi bahasa
dan bicara, kognitif, kreatifitas seni, urus diri, emosi sosial, kerjasama, dan leadership,
moral & spriritual. Dimana perkembangan tersebut berkaitan dengan perkembangan otak
anak juga. Jika melihat dari perkembangan otak, otak terbagi menjadi 2 sisi yakni: Otak
kiri (hard skill 10%) spesific competencies yakni berhubungan dengan logika, berhitung,
rasional dan merencanakan. Otak kanan (soft skill 90%) basic competencies yakni
berhubungan dengan sensitiveness,self controlling, vision, communication, risk taking dan
continual learning.

Kemudian dalam tahap perkembangan tumbuh kembang anak, anak berusia 12 bulan
seharusnya sudah bisa untuk berjalan dituntun, makan dengan sendok, dipanggil datang,
dan bicara lebih dari 8 kata. Usia 18 bulan sudah bisa untuk naik tangga dibantu, susun
balok 6, dan mengikuti mimik. Anak usia 1-2 tahun cenderung gerakannya memakai otot-
otot besar, bergerak dengan banyak komponen tubuh dan dapat merangsang oksigenasi
otak. Dan untuk mengetahui anak sudah siap jalan atau belum dapat dilihat dari refleks
jinjit (plantar refleks) yang mulai hilang, atau sudah dapat melakukan koordinasi
kompleks.

1.2 TUJUAN

Selain sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Anak, pembuatan makalah ini juga
bertujuan agar mampu mengetahui tentang proses pertumbuhan dan perkembangan anak
pada usia toodler.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN ANAK USIA TODDLER

Anak usia toddler adalah anak usia 12 – 36 bulan (1-3 tahun) pada periode ini
anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana mengontrol orang
lain melalui kemarahan, penolakan dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode
yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara
optimal.

2.2 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA TODDLER

Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel seluruh bagian


tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan merupakan
bertambahnya sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh
kematangan belajar.

Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu
secara bertahap, berat dan tinggi anak senakin bertambah dan secara simultan mengalami
peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial, maupun spiritual.

Anak usia toddler memiliki karakteristik tersendiri dalam berbagai ranah


pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan biologis. Secara
umum pertumbuhan baik dari segi berat maupun tinggi badab berjalan cukup stabil atau
lambat. Rata – rata bertambah sekitar 2,3 kg/ tahun, sedangkan tinggi badan bertambah
sekitar 6 – 7 cm / tahun (tungkai bawah lebih dominant untuk bertambah dibanding 
anggota tubuh lainnya). Hampir semua fungsi tubuh sudah matang dan stabil sehingga
dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan dan stress, sehingga saat inisudah bisa
diajarkan toilet training.

Usia 1 tahun merupakan usia yang penuh berbagai hal yang menarik antara
lain berubah dalam cara makan, cara bergerak, juga dalam keinginan dan sikap atau
perasaan si kecil apabila disuruh melakukan sesuatu yang tidak ia sukai, ini akan
menyatakan sikap dan nalurinya mengatakan " tidak" baik dengan kata-kata maupun
perbuatan, meskipun sebetulnya hal itu di sukai. Kenyataan ini berbeda pada saat usia di
bawah satu tahun, si kecil akan menjadi seorang penyidik yang sangat menjengkelkan,
mereka akan menyelinap keluar masuk setiap sudut rumah, menyentuh semua benda yang
ditemukannya, menggoyangkan meja dan kursi, menjatuhkan benda apapun yang dapat
dijatuhkan, memanjat apa yang bisa dipanjat, memasukkan benda-benda kecil kedalam
benda yang lebih besar dan sabagainya. Pendek kata tangannya tidak bisa diam setiap hari.
Pada usia 2 tahun si kecil akan cenderung mengikuti orang tuanya kesana-kemari,
ikut ikutan menyapu, mengepel, menyiram tanaman, semua ini di lakukan dengan penuh
kesungguhan. Pada usia 2 tahun anak sudah mulai belajar bergaul, ia senang sekali
menonton anak lain bermain, perasaan takut dan cemas sering terjadi apabila orang tuanya
meninggalkan anak sendiri. Seandainya orang tua harus bepergian lama atau memutuskan
untuk kembali bekerja dan meminta bantuan orang lain untuk mengawasi anaknya,
biasanya anak tidak rewel pada saat orang tua pergi tetapi pada saat mereka kembali anak
akan terus-menerus melekat pada ayah dan ibunya dan tidak mengizinkan siapapun juga
mendekatinya, karena ia takut orang tuanya akan pergi lagi. Perasaan takut akan semakin
menghambat pada saat tidur ia mau berbaring jika ayah atau ibunya duduk di sampingnya.
Anak pada usia 3 tahun biasanya lebih mudah dikendalikan karena anak sudah
dalam perkembangan emosi, sehingga mereka menganggap ayah dan ibunya sebagai
orang yang istimewa. Sikap permusuhan dan kebandelan yang muncul pada usia antara 2
½ - 3 tahun tampaknya makin berkurang, Sikap pada orang tua bukan saja bersahabat
tetapi sangat ramah dan hangat. Anak menjadi sangat patuh pada orang tuanya, sehingga
mereka akan bertingkah laku baik dan menurut sekali. Jika keinginan mereka
bertentangan dengan kehendak orang tuanya karena mereka tetap makluk hidup yang
mempunyai pendapat sendiri. Pada usia 3 tahun anak cenderung meniru siapa pun yang
dilakukan orang tuanya sehari-hari disebut proses identifikasi. Dalam proses inilah
karakter anak di bentuk jauh lebih banyak dari petunjuk yang diterima dari orang tuanya,
seperti membentuk model diri mereka, membina kepribadian, membentuk sikap dasar,
baik terhadap pekerjaan, orang tua dan dirinya sendiri.
1. TINGGI BADAN
Rata-rata 7,5 cm pertahun. Untuk usia 2 tahun tinggi badan ± 86,6 cm. Tinggi
badan pada usia 2 tahun diharapkan setengah tinggi badan pada saat dewasa.
2. BERAT BADAN
Rata-rata naik 1,8-2,7 kg pertahun. Pada usia 2 tahun berat badannya rata-rata
12,3 kg. Berat badan naik empat kali pada usia 2,5 tahun.
3. LINGKAR KEPALA
Usia 1-2 tahun lingkar copula sama dengan lingkar dada. Lingkar kepala
meningkat total pada tahun ke dua yaitu 2,5 tahun, kemudian meningkat secara
perlahan-lahan rata-rata 0,5 inchi tiap tahun sampai 5 tahun kemudian.
4. NUTRISI
Berkembang secara perlahan-lahan,terjadi penurunan kebutuhan kalori,
protein, dan cairan. Kalori yang dibutuhkan 102 kcal/kg/hari. Protein yang dibutuhkan
112 g/kg/hari. Pada usia 18 bulan, toddler mengalami anoreksia, dan menjadi anak
yang suka memilih makanan, mempunyai makanan kesukaan, dan pada suatu waktu
makan dalam jumlah yang besar dan dilain waktu makan sangat sedikit.
Toddler berisiko tinggi untuk mengalami aspirasi terhadap makanan kecil,
seperti kacang. Toddler lebih suka makan sendiri dan dalam porsi yang kecil untuk
merangsang makannya. Frekuensi makan makanan kecil dapat diganti dengan makan
makannan lengkap. Makan tidak seharusnya dijadikan sebagai reward atau
punishment. Minum susu dibatasi tidak lebih dari satu lietr perhari intuk membantu
pemasukkan makanan yang kaya dengan zat besi. Hematokrit sehabaiknya digunakan
untuk pemeriksaan anemia.
5. POLA TIDUR
Total jumlah jam tidur dikurangi selama tahun kedua, menjadi ± 12 jam / hari.
Sebagian toddler tidur siang setiap harinya berakhir sampai pada tahun kedua atau
ketiga. Masalah tidur biasanya karena takut atau berpisah dengan orang tua.
6. KESEHATAN GIGI
Gigi primer sejumlah 20 lengkap pada usia 2,5 tahun. Kunjungan pemeriksan
gigi yang pertama sebaiknya bukan karna traumatik dan dilakukan sebelum toddler
berusia 2,5 tahun.
Gigi dibersihkan dengan sikat yang lembut dan air. Pasta gigi tidak yang
berbuih dan jika mengandung florida ini sangat berbahaya jika ditelan. Penambahan
florida diperlukn jika air tidak mengandung florida dan seharusnya makanannya tidak
menyebabkan gigi karies, seperti gula-gula.
7. PERKEMBANGAN KOGNITIF (OVERVIEW PIAGET)
Selama fase ini toddler :

 Membuat klasifikasi yang sederhana.


 Menggabungkan satu kejadian dengan kejadian yang bersamaan.
 Menunjukkan pemikiran yang egosentrik.
8. BAHASA
Bahasa adalah alat berkomunikasi berdasarkan visual daripada rangsangan
pendengaran,dan penglihatan,yang mempunyai tiga bentuk secara umum yaitu bahsa
lisan,tulisan,dan bahasa isyarat.

Usia 15 bulan toddler menggunakan bahasa jargon. Saat 2 tahun, toddler bicara
± 300 kata, menggunakan 2-3 prae dan juaga menggunakan pronoun. Saat 2, 5 tahun
toddler suka menyebutkan bagian depan atau belakangnya saja.

Pemerolehan bahasa pada anak usia 1 – 3 tahun merupakan proses yang


bersifat fisik dan psikhis. Secara fisik, kemampuan anak dalam memproduksi kata-
kata ditandai oleh perkembangan bibir, lidah, dan gigi mereka yang sedang tumbuh.
Pada tahap tertentu pemerolehan bahasa (kemampuan mengucapkan dan memahami
arti kata juga tidak lepas dari kemampuan mendengarkan, melihat, dan mengartikan
simbol-simbol bunyi dengan kematangan otaknya. Sedangkan secara psikhis,
kemampuan memproduksi kata-kata dan variasi ucapan sangat ditentukan oleh situasi
emosional anak saat berlatih mengucapkan kata-kata. Anak-anak yang mendapatkan
bimbingan dan dorongan moral yang sangat kuat akan memperoleh kata-kata yang
banyak dan bervariasi dibandingkan anak-anak lainnya.

9. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Istilahnya "to hold on , to let go ". Toddler telah dikembangkan rasa percaya
dirinya dan siap untuk diberi kebebasan untuk menyatakan tentang dirinya atau
mengontrol hubungan terhadap teman dekatnya, tergantung dan otonomi. Toddler
mulai belajar ketrampilan sosial :
 Individual ( membedakan dirinya dengan yang lainnya )
 Berpisah dengan orang tuanya.
 Kontrol terhadap fungsi tubuhnya.
 Berkomunikasi dengan kata-kata.
 Berperilaku sosial yang pantas.
 Toddler belajar menunda kesenangan yang diinginkan.
Toddler sering mengatakan "tidak ". Kata "ya" digunakan untuk menunjukkan
ketergantungannya. Perasan ragu dan malu dapat berkembang jika ia tegantung pada
saat –saat tertentu. Dimana ia dapat menggunakan ketrampilan barunya atau jika ia
merasa tidak tida mampu ketika mencoba ketrmpilan yang baru.
TAKUT
Umumnya ketakutan toddler meliputi :
 Kehilangan orang tua (kecemasan untuk berpisah)
 Cemas terhadap orang-orang yang baru
 Suara yang keras, seperti vacum cleaner
 Pergi tidur
 Binatang yang besar
 Dukungan emosi, kenyamanan, dan pemberian contoh yang sederhana
dapat mengurangi ketakutan pada toddler.
10. SOSIALISASI
Interaksi toddler didominasi oleh sifat keagamaan, sifat negatif, dan
ketidaktergangtungan. Kecemasan berpisah yang memuncak berbeda-beda pada
toddler. Pergantian terhadap benda-benda tertentu sangat penting khususnya selama
waktu berpisah , seperti saat tidur siang.
Kemarahan dapat digunakan untuk menyatakan ketidaktergantungan dan
pengabaian terhadap mereka. Sering berannganggapan negatif. Jalan terbaik untuk
mengurangi kata"tidak" adalah dengan mengurangi pertanyaan –pertanyaan yang
dapat dijawa hanya dengan kata "tidak ".
BERMAIN DAN MAINAN
Toddler menginginkan bermain bersama, mereka bermain dalam waktu
yang lama. Meniru adalah bentuk yang peling sering mereka lakukan.
Ketrampilan gerakan dapat ditingkatkan dengan mainan dyang ditarik dan
didorong. Pemberian perhatian yang singkat pada toddler dapat menyebabkan
perubahan dari frekuensi bermain. Mainan yang tepat untuk toddlerseharusnya
aman (mempunyai bagian yang dapat dilepas) dan yang mendoromg untuk
meniru, mengembangkan bahasa, dan ketrampilan motoriknya, contohnya :
 Boneka, peralatan rumah tangga.
 Telpon mainan
 Kuda ayunan, balok-balok kayu, dan puzzle.
DISIPLIN
Tidak membatasi kebebasan toddler adalah suatu penangan karena jika
dibatasi / dilarang toddler menjadi ingin mencobanya. Seharusnya disiplin
diukur dengan :
 Konsisten
 Dilakukan setelah ada kesalahan
 Direncanakan sebelumnya
 Diorientasikan untuk berperilaku tidak seoerti anak-anak
 Dilakukan secara pribadi sehingga tidak menyebabkan malu
11. PERKEMBANGAN MOTORIK
a) MOTORIK KASAR
Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang berhubungan
dengan gerak-gerak kasar yang melibatkan sebagian besar organ tubuh seperti
berlari, dan melompat .perkembangan motorik kasar sangat dipengaruhi oleh
proses kematangan anak semakin karena proses kematangan anak juga bisa
berbeda.

 Usia 15 bulan , berjalan tanpa bantuan


 Usia 18 bulan , berjalan naik dengan berpegangan satu tangan
 Usia 24 bulan berjalan naik turundalam satu waktu.
 Usia 30 bulan , melompat dengan kedua kaki.

b) MOTORIK HALUS
Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan
dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-
tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui
kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle,
menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya,
membuat garis, melipat kertas dan sebagainya.

 Usia 15 bulan , menyusun dua balok menar dan scribbles secara


spontan
 Usia 18 bulan , menyusun 3-4 balok menara.
 Usia 24 bulan, membuat gerakan yang lurus
 Usia 30 bulan , menyusun 8 balok menara

Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum


 menggambar mengikuti bentuk
 menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran
 membuka menutup kotak
 menggunting kertas mengikuti pola garis lurus

12. PERKEMBANGAN MORAL (OVERVIEW KOHLBERG)


Toddler adalah substage yang pertama yang kas pada tahap preconvensional,
yang meliputi punishment dan orientasi kan pada ketaatan. Pola disiplin
mempengaruhi perkembangan moral toddler :
 Hukuman fisik dan pengambilan hak-hak khusus cenderung membentuk moral
yang negatif.
 Menghilangkan cinta dan perasaan sebagai bentuk dari hukuman menimbulkan
perasaan bersalah pada toddler.
 Disiplin diukur secara tepat dengan memberikan penjelasan yang sederhana
mengapa perbuatan nya tidak diperbolehkan, memberikan pujian terhadap
perbuatan yang baik.

13. PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL


Fase anal, 8 bulan – 4 tahun, meliputi daerah anus dan pantat, dan aktivitas
seksual berpusat pada pengeluaran dan menahan kotoran tubuh. Tahap ini fokus pada
perubahan dari fase oral ke anal, dengan penekanan pada kontrol BAB yaitu kontrol
dari neuromuskular dan spinkter analnya.
a) PERKEMBANGAN SEKSUALITY
 Belajar kata-kata mungkin dari penggabungan dengan anatomi dan
eliminasi.
b) TOILET TRAINING
Merupakan aspek penting dalam perkembangan anak usia toddler.
Latihan untuk bekemih dan defekasi adalah tugas anak usia toddler. Pada tahap
usia toddler, kemampuan sfingter uretra untuk mengontrol rasa ingin
beerkemih dan sfingter ani untuk mengontrol rasa ingin defekasi mulai
berkembang.
Toilet training pada anak merupakan usaha untuk melatih anak agar
mampu mengontrol dalm melakukan buang air kecil dan buang air besar. Tolet
training ini dapat berlangsung pada fase kehidupan anak: 18 bulan-2 tahun.
Keberhasilan toilet training tergantung pada: Persiapan fisik, Persiapan
psikologis, Persiapan intelektual.
Dalam proses toilet training diharapkan terjadi pengaturan impuls atau
rangsangan dan instink anak dalam melakukan buang air besar atau buang air
kecil.
Suksesnya toilet training tergantung kesiapan yang ada pada diri anak
& keluarga, seperti kesiapan fisik, dimana kemampuan anak secara fisik sudah
kuat dan mampu. Indikator anak kesiapan fisik: anak mampu duduk atau
berdiri.
Indikator kesiapan psikologis: adanya rasa nyman sehingga anak
mampu mengotrol dan konsentrasi dalam merangsang BAK dan BAB
Indikator kesiapan intelektual: anak paham arti BAK atau BAB    
memudahkan pengontrolan     anak dapat mengetahui kapan saatnya harus
BAB dan BAK anak memiliki kemandirian dalam mengontrol BAB dan BAK.
 CARA TOILET TRAINING PADA ANAK
a. TEKNIK LISAN
 Cara:pemberian instruksi pada anak dengan kata-kata
sebelum & setelah BAK/BAB
 Teknik ini mempunyai nilai yang cukup besar dalam
memberikan rangsangan untuk BAK/BAB            karena
persiapan psikologis anak semakin matang     mampu
dengan baik BAB/BAK.
b. TEKNIK MODELLING
 meniru untuk buang air besar atau memberikan contoh
 Dampak jelek cara ini apabila contoh yang diberikan
salah       kebiasaan yang salah pada anak
 INDIKASI KESIAPAN ORANG TUA UNTUK TOILET
TRAINING
 Mengenal tingkat kesiapan anak untuk berkemih/defekasi
 Ada keinginan untuk meluangkan waktu yang diperlukan untuk
latihan berkemih atau defekasi
 Tidak mengalami konflik atau stres kluarga yang berarti

 KESIAPAN ANAK
a. FISIK
 Usia 18 – 24 bulan, Pengontrolan saraf volunter spinkter
ani dan uretra
 Mampu untuk tetap kering (menahan BAK) selama 2
jam.
 Perkembangan ketrampilan motorik kasar : duduk,
jongkok, berjalan.
 Perkembangan ketrampilan motorik halus : mampu
membuka celana dan berpakaian.
b. PSIKOLOGIS
 Mengenai adanya dorongan untuk miksi dan defikasi.
 Kemampuan berkomunikasi : verbal dan non verbal
mengindikasikan dorongan untuk miksi atau defikasi.
 Kemampuan kognitif : meniru dengan tepat tingkah laku
dan mengikuti pengarahan.
 Mengekspresikan keinginan untuk menyenangkan orang
tua.
 Mampu duduk atau jongkok diatas toilet 5 – 10 menit
tanpa cerewet atau turun.
 Mengikuti tingkat kesiapan anak.
 Keinginan untuk meluangkan waktu : perlu kesabaran
dan pengertian.
 Tidak ada stress keluarga atau perubahan seperti :
perceraian, pindah rumah, mendapat adik baru atau akan
berlibur.
 Memberi pujian jika anak berhasil.
c. MENTAL
 Mengenal rasa yang dating
 Komunikasi secara verbal dan nonverbal
 Ketrampilan kognitif untuk mengikuti perintah atau
mengikuti orang lain
d. PERSAINGAN DENGAN SAUDARA KANDUNG
(SIBLING RIVALRY)
Keluarga mendapat bayi baru : dapat menimbulkan
krisis bagi toddler. Toddler tidak membenci atau marah pada
bayi, tetapi karena :
 Perubahan merasa ada saingan.
 Perhatian ibu terbagi.
 Kebiasaan rutin menjadi berubah menyebabkan anak
bertingkahlaku invantil
Perlu persiapan toddler untuk menerima kehadiran
saudara kandungnya mulai  sejak bayi dalam
kandungan.

14. PENATALAKSANAAN HOSPITALISASI PADA TODDLER


Konsep body image, khususnya batasan tubuh, adalah hal yang kurang
dipahami pada toddler. Reaksi toddler terhadap nyeri sebagian besar seperti pada
infant dan banyak dipengaruhi oleh pengalaman yang lalu. (Usia 18 bulan waktu
kecemasan untuk berpisah memuncak)
Reaksi terhadap hospitalisasi : Respon stress, mekanisme pertahanannya yang
utama mengalami kemunduran. Toddler juga merasakan kehilangan kontrol terhadap
pembatasan fisik, kehilangan rutinitas, ketidak bebasan, dan takut terhadap luka atau
nyeri tubuh.
Hospitalisasi mendukung timbulnya kecemasan untuk berpisah, yang memiliki
tiga fase :
 Protes : respon normal dalam hospitalisasi, menangis ke orang tuanya, secara
verbal atau fisik menyerang yang lainnya,dan berusaha mencari orang tuanya.
 Putus asa : tidak tertarik terhadap lingkungan dan mainan disekitarnya, pasif,
depresi, dan tidak nafsu makan.
 Denial : penyesuaian diri dengan menunjukan rasa benar-benar tertarik , tapi
dalam kenyataannya tetap denial, biasanya terjadi setelah waktu yang yang
lama berpisah, jarang terlihat dalam hospitalisasi anak-anak.

Intervensi Keperawatan
 Mengijinkan protes dan mengijinkan untuk tinggal bersama.
 Mendorong penggunaan benda-benda dari rumah (anak berpikir
bergabung dengan orang tuanya )yang dapat diletakkan disebelah anak.
 Menganjurkan orang tua untuk tidak diam-diam meninggalkan ruangan
atau keluar dari rumah sakit ketika anak tidur.
 Menggunakan kata-kata yang digunakan anak.( untuk benda-benda
yang berbeda, toileting, dan sebagainya). Meneruskan rutinitas di
rumah jika memungkinkan.

Kenyaman fisik dan keamanan


 Mengeksplor kemampuan toddler untuk siap mengembangkan
ketrampilan otot (Mengkaji kemampuan sebelum di rumah sakit)
kemudian memberi mainan yang dapat dimanipulasi, memberikan
aktivitas yang dapat di awasi, sehingga menggunakan ruang bermain.
 Setelah mengkaji level fungsi anak, perawatan mandiri yang tepat
(dalam semua kelomoik usia) , untuk contoh makan sendiri, toileting di
rumah, menggunakan baju sendiri, dan menjaga kebersihan diri
(mencuci muka dan tangan, mengosok gigi).

Intervensi Kognitif
 Mendorong belajar sensori motorik melalui meniru.
 Meningkatkan kemampuan bahasa (mengkaji vokabulary, menghindari
bicara sepeti pada anak-anak, menggunakan aktivitas yang
menggunakan bahasa).
 Memberikan penjelasan yang sederhana untuk suatu prosedur.
(penggunaan alat-alat).

Intervensi psikososial dan emosi


 Mendorong toddler merasakan memiliki otonomi dengan mendorong
perawatan mandiri, partisipasi dalam berdoa waktu tidur.
 Mendorong toddler untuk belajar untuk berpisah dengan orang tua
(Mengkaji keluarga dengan koping berpisah, mendorong untuk
melakukan kunjungan, mengunakan primary nurse, menganjurkan
untuk membawa foto orang tua).
 Mendorong adaptasi social (memberi reinforcemenr terhadap
kemampuan berperilaku sosial, mendorong untuk bermain bersama).
 Mempertahankan kebiasaan rutin dan keagamaan (mengkaji kebiasaan
rutin, khususnya waktu tidur, mengidentifikasi kesukaan,
mempertahankan kegiatan keagamaan yang mungkin).

2.3 PETUNJUK BIMBINGAN USIA TODDLER


a. PETUNJUK BIMBINGAN USIA 12-18 BULAN
 Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi adanya perubahan tingkah laku dari
toddler, terutama negativistic dan ritualisme. Negativistic adalah perilaku yang
bertentangan dengan kebiasaaan.
 Mengkaji kebiasaan makan sekarang dan menganjurkan penyapihan dari botol
secara bertahap, serta meningkatkan pemasukan makanan padat.
 Menyediakan makanan kecil/selingan diantara 2 waktu makan dengan rasa yang
disukai, serta adanya jadwal waktu makan yang rutin.
 Mengkaji pola tidur malam, terutama kebiasaan minum malam memakai botol
yang merupakan penyebab utama gigi berlubang dan perilaku menunda yang
memperlambat jam tidur.
 Menyiapakan orang tua untuk mencegah bahaya yang potensial terjadi di rumah,
seperti kecelakaan kendaraan bermotor dan bahaya/kecelakaan jatuh. Berikan
saran yang sesuai untuk pengamanan di rumah.
 Mendiskusikan kebutuhan akan adanya ketentuan-ketentuan atau aturan yang
disertai dengan disiplin yang lembut dan cara-cara yang mengatasi negativistic
dan tempertantrum, serta menekankan pada keuntungan yang positif dari disiplin
yang tepat atau sesuai.
 Mendiskusikan mainan baru yang dapat mengembangkan motorik halus, motorik
kasar, bahasa, pengetahuan dan keterampilan social.

b. PETUNJUK BIMBINGAN USIA 18-24 BULAN


 Menekankan pentingnya persahabatan sebaya dalam bermain.
 Menggali kebutuhan untuk menyiapan kehadiran saudara kandung/adiknya dan
menekankan tentang pentingnya persiapan anak terhadap kehadiran bayi baru.
 Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap gigi dan tipe kebersihan di
rumah, serta kebiasaan makan yang merupakan factor penyebab gigi berlubang
dan menyarankan pentingnya penambahan fluoride untuk memperkuat
pertumbuhan tulang.
 Mendiskusikan metode disiplin yang ada dan keaktifannya serta menggali
perasaan orang tua mengenai negativistic anaknya dengan menekankan bahwa
negativistic adalah aspek penting dari perkembangan self assertion
(penonjolan/tntutan diri) dan independensi dan bukan merupakan tanda
kemanjaan.
 Mendiskusikan tanda-tanda kesiapan untuk toilet training dan menekankan
pentingnya menunggu kesiapan fisik dan psikologi anak.
 Mendiskusikan berkembangnya rasa takut, seperti yang timbul ketika ada
kegelapan atau suara keras, dan kebiasaan seperti membawa selimut atau
mengisap jari. Menekankan bahwa hal ini normal dan merupakan perilaku yang
bersifat sementara.
 Menyiapkan orang tua akan adanya tanda-tanda regresi ketika anak mengalami
stress.
 Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah sesaat dengan mudah dari orang
tuanya di bawah asuhan keluarga.
 Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk mengekspresikan perasaan
lelah, frustasi dan jengkel dalam merawat balita.
 Menunjukkan harapan akan adanya perubahan pada anak di tahun mendatang
seperti lingkup perhatian anak yang semakin luas dan berkurangnya negativistic
serta adanya perhatian yang menyenangkan orang lain.

c. PETUNJUK BIMBINGAN USIA 24-36 BULAN


 Mendiskusikan pentingnya kebutuhan anak untuk meniru dan dilibatkan dalam
kegiatan.
 Mendiskusikan kegiatan yang dilakukan dalam toilet training terutama dengan
harapan-harapan dan sikap yang realistis dalam menghadapi keadaan-keadaan,
seperti mengompol dan buang air besar di celana.
 Menekankan keunikan dari proses berpikir anak toddler, terutama melalui bahasa
yang ia gunakan, pemahamannya terhadap waktu, dan ketidakmampuannya
untuk melihat kejadian dari perspektif yang lain.
 Menekankan disiplin dengan tetap terstruktur secara benar dan nyata, ajukan alas
an yang rasional, serta hindari kebingungan dan salah pengertian.
 Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau pusat penitipan anak pada siang
hari (play group)

2.4 FAKTOR PENGARUH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA


TODDLER
Faktor Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan Anak, yaitu :
1. Faktor herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai
tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor herediter adalah bawaan, jenis
kelamin, ras, suku bangsa.
2. Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan
tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki antara lain
a) Lingkungan pranatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir sampai
yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin, kebiasaan
merokok dan lain-lain.
b) Lingkungan postnatal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga,
posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.

2.5 MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAMANAN / KESEHATAN


PADA TODDLER
Toddler sering menalami luka seperti pada infant, meliputi ;
 Jatuh
 Aspirasi
 Keracunan
 Lemas kekurangan oksigen
 Luka bakar
 Kecelakaan oleh kendaraan umum

Intervensi keperawatan :
 Jatuh : Menganjurkan kepada orang tua untuk memasang pengaman tempat tidur,
memasang pagar/pegangan pada tangga, menutup semua jendela yang terbuka,baru
menganjurkan toddler untuk bermain.
 Aspirasi dan keracunan : Anjurkan orang tua meletakkan semua zat-zat yang beracun
terkunci, jauh dari jangkauan anak-anak. Karena anak dapat memanjat dan
membukanya. Pastikan obat dalam keadaan tertutup, dan pindahkan barang-barang
yang kecil, yang mudah mengakibatkan aspirasi dari lingkunan anak. Anjurkan orang
tua untuk menyimpan nomor telpon pusat kontrol racun sehingga dapat menelpon
sewaktu-waktu jika diperlukan.
 Kekurangan oksigen : Anjurkan orang tua untuk mengajarkan kepada toddler
keamanan di air untuk membantu mencegah tenggelam di bak mandi atau kolam.
 Luka bakar : Anjurkan orang tua untuk menghindarkan menggunakan taplak meja
(keingintahuan toddler dapat menyebabkannya menarik taplak tersebut untuk melihat
apa-apa yang ada di atas meja, makanan dan minuman yang panas mungkin
menjatuhinya), untuk mengajarkan kepada toddler apa artinya "panas", untuk
menyimpan korek di tempat yang terkunci, dan mengamankan dari aliran/tempat
pemasangan listrik.
 Kecelakaan oleh kendaraan umum : Anjurkan orang tua untuk mengajarkan
bagaimana menyeberang jalan yang aman, tapi tidak bermain di jalan. Anjurkan orang
tua untuk mengaasi penggunaan sepeda roda tiga dan bermain di halaman .

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Usia batita merupakan masa keemasan bagi perkembangan anak. Pada usia 1-3
tahun inilah perkembangan otak, psikologi, sosial, dan fisik anak berjalan dengan cepat.
Tahap-tahap perkembangan batita dapat dilihat dari bertambahnya kemampuan anak
dalam bersosialisasi, perkembangan mental, dan aktifitas fisiknya.

Perkembangan batita sejatinya merupakan perkembangan yang sangat cepat


hingga mau tidak mau, orangtua harus selalu waspada dan selalu bersiap untuk “terkejut”
melihat perkembagan batita mereka.

3.2 SARAN

Hal – hal yang perlu diperhatikan di dalam melakukan didikan anak usia
toddler dengan tujuan meningkatkan kecerdasan anak perlu diperhatikan perkembangan
dan pertumbuhannya dalam aspek fisik dan pisikis yang didampingi dengan perhatian
pula pda gangguan – gangguan yang dialami oleh anak dan cara penanggulangan serta
cara mengatasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Ari, Sulistyawati. 2014. Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Salemba Medika
Barbara, Konzier. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Volume 1. Jakarta :
EGC

Dwi, Sulityo. 2011. Pertumbuhan Perkembangan Anak danRemaja. TIM.Jakarta

Dian, Adriyana. 2011. Tumbuh Kembang Dan Terapi Bermain PadaAnak. Jakarta : Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai