PENDAHULUAN
1
BAB II
a. Menurut Istilah
b. Menurut Bahasa
Arti Customer Service atau yang biasa disingkat dengan CS terdiri dari
kata Customer dan Service yang berasal dari bahasa inggris. Customer yang
berarti pelanggan, nasabah, atau customer. Service yang berarti layanan, jasa.
Jika di artikan secara keseluruhan mengandung arti pelayanan terhadap para
pelanggan.
c. Menurut makna
2
melalui pelayanan yang diberikan seseorang secara memuaskan. Pelayanan
yang diberikan termasuk menerima keluhan / masalah yang sedang dihadapi.
Menurut Kasmir (2003, 216) pengertian customer service secara
umum adalah “ setiap kegiatan yang diperuntukan atau ditujukan untuk
memberikan kepuasan kepada nasabah, melalui pelayanan yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan nasabah”.
Menurut Philip Kotler (2002,143) “pelayanan atau service adalah
setiap kegiatan atau mamfaat yang dapat diberikan suatu pihak kepada pihak lain nya
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan
sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk pisik”.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa customer service adalah
orang yang bertugas untuk memberikan pelayanan informasi dan merupakan
perantara antara bank dengan nasabah yang akan menggunakan produk
bank. Seorang Customer Service harus pandai dalam mencari jalan keluar untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh tamunya.
3
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa customer service memiliki dua fungsi
yaitu :
1. Mempertahankan nasabah lama agar tetap setia menjadi nasabah bank kita
melalui pembinaan hubungan yang lebih akrab dengan nasabah.
2. Berusaha untuk mendapatkan nasabah baru, melalui berbagai pendekatan.
Pelayanan itu diberikan kepada dua macam pelanggan, yaitu Internal
Customer dan External costumer. Internal customer adalah orang – orang yang
terlibat dalam proses produksi produk dan jasa yang kita hasilkan. Sedangkan
external customer adalah yang secara relatif mudah di identifikasi. Mereka adalah
orang – orang yang berada diluar organisasi suatu perusahaan, yang menerima
barang – barang atau jasa dari perusahaan.
Tugas tersebut harus dijalankan secara keseluruhan dan tidak dapat dilakukan
sebagian-sebagian. Hal ini disebabkan antara tugas yang satu dengan tugas yang lain
saling berkaitan erat. Guna menjalankan tugas tersebut Customer service dituntut
untuk memiliki kemampuan yang prima sepanjang hari.
Kemampuan prima dapat dilakukan melalui pelatihan yang mendalam
sebelum menjadi customer service. Hal yang paling penting adanya kemauan yang
besar dari customer service untuk terus belajar memahami berbagai karakter nasabah.
Kemudian, mampu mengoreksi setiap kesalahan yang dibuatnya baik sengaaja
maupun tidak sengaja.
Mengoreksi setiap tindakan atau perbuatan yang dilakukan adalah hal yang
positif. Koreksi diri melalui introspeksi diri dapat dilakukan setiap hari sehingga
kesalahan atau kekeliruan tidak terulang pada kasus yang sama. Kesalahan adalah
guru untuk mengoreksi diri.
Koreksi diri tidak selalu datang karena adanya masalah atau keluhan dari
nasabah semata, akan tetapi juga dapat dilakukan melalui kebaikan nasabah dengan
cara menanyakan secara halus bagaimana sebaiknya menurut nasabah. Hal ini dapat
ditanyakan langsung kepada tidak hanya satu nasabah, akan tetapi beberapa nasabah.
Semakin banyak nasabah yang ditanyakan, semakin baik. Janganlah sekali-kali
customer service membusungkan dada seolah-olah apa yang telah ia lakukan
merupakan yang terbaik.
4
2.3 Tugas-Tugas Customer Service
1. Sebagai Resepsionis
Dalam hal ini, customer service bertugas menerima tamu/nasabah yang dating
ke bank. Customer Service melayani pertanyaan yang diajukan tamu dan
memberikan informasi yang diinginkan selengkap mungkin dengan ramah, sopan,
menarik dan menyenangkan. Harus selalu memberikan perhatian, bicara dengan
suara lembut dan jelas, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti serta
mengucapkan salam, misalnya “Selamat pagi/siang/sore.” sesuai kondisi.
Selama melayani nasabah customer service tidak diperkenankan merokok,
makan, minum atau mengobrol sesama karyawan. Jika hal ini dilakukan,
konsentrasi terhadap pelayanan nasabah menjadi terganggu. Misalnya, mulut
mengunyah sesuatu akan mengganggu kualitas suara. Kemudian merokok dapat
mengganggu kesehatan nasabah dan menjadikan ruangan pengap. Demikian pula
berbicara dengan sesama karyawan ketika melayani nasabah dapat menyinggung
nasabah karena merasa diremehkan.
2. Sebagai Deskman
3. Sebagai Salesman
5
Sebagai Salesman, tugas customer service adalah berusaha sekuat tenaga
menjual produk perbankan. Tugas lainnya adalah melakukan cross selling
terhadap penjualan yang dilakukan. Sebagai penjual, customer service
mengadakan pendekatan dan mencari nasabah baru. Berusaha membujuk nasabah
yang baru serta berusaha mempertahankan nasabah yang lama.
Customer service juga berusaha mengatasi setiap permasalan yang dihadapi
nasabah. termasuk keberatan dan keluhan nasabah. Keluhan nasabah tentang
kelemahan produk perlu kita perhatikan. Hal ini merupakan informasi yang sangat
berharga, apalgai jika dibandingkan dengan produk pesaing.
Hubungan dengan nasabah harus selalu dijaga melalui berbagai cara. Nasabah
terkadang sering terpengaruh oleh hal yang dilakukan pesaing. Jika kita
mengalami gangguan dengan nasabah, bukan tidak mungkin nasabah kita akan
beralih ke bank pesaing kita.
Dalam hal ini, tugas seorang customer service harus menjaga image bank
dengan cara membina hubungan baik dengan seluruh nasabah sehingga nasabah
merasa senang, puas dan makin percaya kepada bank. Yang terpenting adalah
sebagai penghubung antara bank dengan seluruh nasabah.
5. Sebagai Komunikator
Tugas customer service yang terakhir adalah sebagai komunikator dengan cara
memberikan segala informasi dan kemudahan-kemudahan kepada nasabah. Selain
itu, juga sebagai tempat menampung keluhan, keberatan datau konsultasi.
6
3. Responsif: mau dan memapu melayani secara cepat dan tepat
4. Komunikatif: dengan penjelasan yang dapat dimengerti
5. Kredibilitas: kepercayaan public kepada organisasi/pegawainya
6. Keamanan: jaminan kerahasiaan untuk transaksi-transaksi
7. Kecakapan memadai: memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
memadai
8. Keramahan: keakraban dan keramahan pegawai
9. Pemahaman: berusaha mengetahui kebutuhan public
10. Hubungan: kemudahan untuk melakukan kontak dengan
pegawai/staf/pejabat
8
a. Memenuhi persyaratan fisik, mental, kepribadian maupun persyaratan
social
b. Mengenal banknya dengan baik
c. Mengenal produk-produk banknya, termasuk manfaat dan ciri-cirinya
d. Mengenal nasabah dengan keinginan dan kebutuhannya
e. Memiliki pengetahuan tentang menjual produk
f. Menguasai prosedur pelayanan dengan baik
g. Tahu etiket pelayanan
h. Memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar komunikasi
i. Memiliki pengetahuan tentang hubungan dengan nasabah (service skills)
j. Dapat mengoperasikan perlengkapan operasional dengan baik
k. Mengetahui ketentuan-ketentuan tentang rahasia bank (nasabah merasa
aman)
l. Dapat dipercaya, bertanggung jawab, cepat tanggap
m. Dapat membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
dihadapi nasabah (solusinya)
4. Pimpinan (management)
Ada partisipasi dan bimbingan secara aktif dan pimpinan.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa untuk memberikan sebuah pelayanan
yang prima kepada pelanggan bukanlah pekerjaan yang mudah. Tetapi bila beberapa
hal yang tersebut di atas dapat dilakukan, maka perusahaan yang bersangkutan akan
dapat meraih manfaat yang besar, terutama berupa kepuasan dan loyalitas pelanggan
yang besar.
Dengan memahami dan melaksanakan budaya pelayanan prima, maka daya
saing bank akan meningkat. Setiap pekerjaan adalah potret diri dari pelakunya.
Kadangkala kwalitas yang berbeda merupakan kegagalan dan keberhasilan dalam
melakukan sesuatu mendekati kebenaran atau melakukannya scara tepat, berkualitas
adalah seperti membubuhkan tanda tangannya sendiri. Jadi, kepuasan
customer/nasabah identik dengan “Sukses”.
10
2. Melayani pelanggan dengan berpikiran positif, sehat dan logis
3. Melayani pelanggan dengan sikap menghargai
4. Sikap pelayanan prima adalah: "benar atau salah tetap perusahaan saya "(right
or wrong is my corporate)"
ii. Attention
Dalam melakukan kegiatan layanan, seorang petugas pada perusahaan industri
jasa pelayanan harus senantiasa memperhatikan dan mencermati keinginan
pelanggan. Apabila pelanggan sudah menunjukkan minat untuk membeli suatu
barang/jasa yang kita tawarkan, segera saja layani pelanggan tersebut dan
tawarkan bantuan, sehingga pelanggan merasa puas dan terpenuhi keinginannya.
Pelayanan prima berdasarkan konsep Attention (perhatian) meliputi tiga
prinsip berikut ini:
1. Mendengarkan dan memahami secara sungguh-sungguh kebutuhan pelanggan
2. Mengamati dan menghargai perilaku pelanggan
11
4. Melayani pelanggan dengan cepat, tepat dan ramah.
iii. Action
Pada konsep perhatian, pelanggan "menunjukkan minat" untuk membeli
produk yang kita tawarkan. Pada konsep tindakan pelanggan sudah "menjatuhkan
pilihan" untuk membeli produk yang diinginkannya.
Terciptanya proses komunikasi pada konsep tindakan ini merupakan
tanggapan terhadap pelanggan yang telah menjatuhkan pilihannya, sehingga
terjadilah transaksi jual-beli.
Bentuk-bentuk pelayanan prima berdasarkan konsep Action (tindakan) adalah
o Segera mencatat pesanan pelanggan.
o Menegaskan kembali kebutuhan/pesanan pelanggan.
o Menyelesaikan transaksi pembayaran pesanan pelanggan.
o Mewujudkan kebutuhan para pelanggan
o Mengucapkan terimakasih diiringi harapan pelanggan akan kembali lagi.
2.7 Menciptakan citra yang positif dalam pelayanan
Menciptakan citra positif berarti:
Membantu nasabah melihat keistimewaan produk anda melalui cara yang
terbaik
Melakukan apa saja yang mungkin, untuk menampilkan citra positif dari
perusahaan dan layanan anda
Mengembangkan hubungan yang mampu membuat nasabah merasa
diistimewakan dan dihargai sebagai seorang pribadi.
Setiap kali memberikan layanan kepada nasabah berarti sedang
membangun citra positif bank/perusahaan.
“Membangun Citra”
Kesan masyarakat tentang cara kita melayani (mengatakan) dalam situasi tatap
muka, muncul lewat penampilan, dampaknya terutama dalam hal-hal:
1. Cara anda duduk/berdiri
Santunkah aau sebaliknya
2. Expresi wajah
Kelihatan capai, menggerutu, atau kesediaan menolong
12
3. Kegirangan, semangat membantu, energik, mau mendengar
Ataukah kebosanan
4. Busana,tata rambut sesuai dengan situasinya ?
Ataukah tidak
5. Keramahan atau kejelasan pembicaraan anda
Menawarkan bantuan atau sebaliknya
6. Lingkungan kantor/bank
Ruangan yang tersedia, kenyamanan dan keamanannya
Pelayanan yang memuaskan meliputi 3 (tiga) kelompok, yang
mencerminkan citra/image positif, nama baik/goodwill organisasi dan bank.
1. Kualitas produk dan layanan yang diberikan (keistimewaan produk anda)
2. Cara anda memberikan layanan tersebut (Apa saja yang anda lakukan)
3. Hubungan antar pribadi yang terbentuk, melalui layanan tersebut.
(Nasabah/langganan merasa istimewa, dihargai sebagai seorang pribadi)
Menurut para ahli, paling tidak ada dua factor utama yang mempengaruhi
pembentukan citra sebuah perusahaan.
Pertama, dari internal perusahaan, seperti kualitas SDM, budaya perusahaan
(corporate culture), fasilitas dan peralatan kerja, pola dan gaya manajemen yang
diterapkan, system dan informasi yang dipakai, kepemimpinan top management,
jenis dan klasifikasi produk yang dihasilkan, target pasar yang dibidik, penjabaran
visi dan misi perusahan, tingkat kesejahteraan karyawan, dan lain-lain, yang
munculnya dari kondisi internal perusahaan.
Kedua, dari kondisi external perusahaan, seperti: lingkungan dimana
perusahaan tersebut beroperasi, kondisi budaya, ekonomi, dan kelas masyarakat
yang menjadi pelanggan, peraturan perundangan yang ditetapkan oleh pemerintah
setempat, kondisi persaingan antarperusahaan atau antarproduk yang dihasilkan, dan
lain-lain, yang munculnya dari luar perusahan.
Dari berbagai penelitian dan literature yang ada, bahwa citra perusahaan lebih
banyak dinilai oleh para pelanggan. Pelanggan yang loyal akan merekomendasikan
kepada konsumen lain dengan mengatakan bahwa produknya berkualitas, produk
13
1. Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan untuk mendorong dan
menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.
2. SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus
dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu.
b. Tujuan SOP
1. Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat kinerja
petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau unit kerja.
2. Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam
organisasi
3. Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
petugas/pegawai terkait.
4. Melindungi organisasi/unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktek atau
kesalahan administrasi lainnya.
5. Untuk menghindari kegagalan/kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi
c. Fungsi
1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.
5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
14
untuk semua tingkat posisi klinis dalam satu unit yang mencerminkan fungsi,
tanggung jawab dan kualitas yang dibutuhkan.
Diskripsi jabatan pada dasarnya menggambarkan tentang bagaimana
kenyataan suatu kegiatan/pekerjaan dilakukan. Secara komprehensif diskripsi
akan berisi tentang:
1. Nama Jabatan : di sini akan disebutkan masa jabatan yang ada dan
sesuai dengan struktur organisasi yang telah dirancang dalam proses
pembuatan struktur organisasi sebelumnya. Sekaligus di sini akan
disebutkan nomor kode dari jabatan tersebut untuk memudahkan dalam
proses pendataan nantinya.
2. Kedudukan Jabatan : di sini akan disebutkan kedudukan jabatan
tersebut dalam struktur organisasi yang ada, misalkan berada di
departemen/bagian/seksi apa. Dari pernyataan ini akan dapat diketahui
dengan mudah tingkat/hirarki jabatan tersebut dalam struktur
organisasinya.
3. Ikhtisar Jabatan : menjelaskan mengenai tujuan umum atau tujuan
dasar dari suatu jabatan yang membedakannya dengan jabatan yang
lain. Ikhtisar jabatan ini bisa pula dikatakan sebagai kesimpulan
(summary) dari tugas-tugas pokok.
4. Tugas-Tugas Pokok : berisikan daftar tugas-tugas yang harus
dilaksanakan; meliputi tugas rutin (harian), tugas berkala (periodik
mingguan/bulanan), dan tugas insidentil/tambahan yang kejadiannya
berlangsung secara random.
Tugas-tugas yang dituliskan terutama sekali yang frekuensi kegiatannya
cukup sering. Dari daftar tugas ini, maka tugas-tugas apa saja yang harus
dilakukan suatu jabatan dan bagaimana tugas tersebut harus
dilaksanakan akan dituliskan serinci mungkin.
5. Wewenang : menunjukkan “the right & power” dari suatu jabatan untuk
memerintah, memutuskan, menegaskan aturan/prosedur yang harus
ditaati, dan sebagainya. Wewenang biasanya akan lebih banyak
ditujukan ke mereka yang memiliki kedudukan level/hirarki) yang
berada langsung di lini-atas suatu jabatan.
Selanjutnya diskripsi jabatan seringkali pula akan dilengkapi dengan
spesifikasi dan kondisi kerja di mana jabatan/kegiatan tersebut akan
15
diselenggarakan secara rutin. Dengan spesifikasi dan kondisi kerja, maka
di sini akan diberikan gambaran umum mengenai spesifikasi dan kondisi
kerja seperti posisi kerja, pengetahuan dan kecakapan teknis yang
diperlukan, kondisi kerja (temperatur, suara, penerangan dan kondisi
lingkungan fisik kerja lainnya) dan resiko-resiko kerja yang mungkin
dihadapi. Penggambaran tentang spesifikasi maupun kondisi kerja ini
prasyarat jabat dan sekaligus pula bisa dimanfaatkan untuk dasar
penentuan kompensasi jabatan.
16
Kualitas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan standar
pelayanan yang telah dibakukan sebagai pedoman dalam pemberian layanan. Standar
pelayanan adalah ukuran yang telah ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan
yang baik.
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, salah satu factor yang menentukan
tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan, menurut John Sviokla, adalah
kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan.
Keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan yang berkualitas kepada para
pelanggannya, pencapaian pangsa pasar yang tinggi, serta peningkatan laba
perusahaan tersebut sangat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan (Zeithmal,
Berry dan Parasuraman: 1996). Konsekuensi atas pendekatan kualitas jasa suatu
produk memiliki esensi penting bagi strategi perusahaan untuk mempertahankan diri
dan mencapai kesuksesan dalam menghadapi persaingan.
Salah satu pendekatan kulitas jasa yang banyak dijadikan acuan dalam riset
pemasaran adalah model SERVQUAL (Service Quality) yang dikembangkan oleh
Parasuraman, Zeithmal, dan Berry dalam serangkaian penelitian mereka terhadap
enam sector jasa : reparasi, peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan
telepon jarak jauh, serta perbankan ritel dan pialang sekuritas.
SERVQUAL dibangun atas adanya perbandingan dua factor utama, yaitu
persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (perceived service) dengan
layanan yang sesungguhnya diharapkan (expected service).
Jika kenyataannya lebih dari yang diharapkan maka layanan dapat dikatakan
berkualitas, dan sebaliknya. Singkat kata, kualitas jasa dapat didefinisikan sebagai
seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang
mereka terima (Parasuraman, dkk., 1998).
Harapan para pelanggan pada dasarnya sama dengan layanan seperti apakah
yang seharusnya diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan. Harapan para
pelanggan ini didasarkan pada informasi yang disampaikan dari mulut ke mulut,
kebutuhan pribadi, pengalaman masa lalu, dan komunikasi eksternal (iklan dan
berbagai bentuk promosi perusahaan lainnya).
17
ke atas, disimpulkan bahwa terdapat lima dimensi SERVQUAL sebagai berikut
(Parasuraman, dkk., 1998):
1. Berwujud (tangible), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan
prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan
sekitarnya merupakan bukti nayta dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi
jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik (contoh : gedung, gudang dan lain-lain),
perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi) serta penampilan
pegawainya.
2. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja
harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu,
pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang
simpatik dan dengan akurasi tinggi.
3. Ketanggapan (responsiveness), yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada pelanggan,
dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu
persepsi yang negative dalam kualitas pelayanan.
4. Jaminan dan kepastian (assurance), yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan
kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para
pelanggan kepada perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain
komunikasi (communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security),
kompetensi (competence), dan sopan santun (courtesy).
5. Empati (empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan konsumen. Di mana suatu perusahaan
diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan,
memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
18
BAB III
KESIMPULAN
19
Namun, dalam praktiknya masih terdapat kendala – kendala dalam kegiatan
menjalin hubungan dengan pelanggan, seperti hal berikut :
1. Customer service kurang bisa menjaga konsistensi sikap dalam melayani
nasabah sesuai standar operasional perusahaan, tidak dengan segera melayani
nasabah yang telah datang ke Bank dan kurang menguasai pengetahuan
tentang produk dengan baik,
2. Customer service kurang menguasai produk dan jasa yang ditawarkan
perusahaan, sehingga ketika nasabah bertanya, membutuhkan waktu untuk
membaca terlebih dahulu pedoman yang ada
3. Komputer yang eror membuat database tidak bisa muncul di layar, sehingga
hal ini menjadi penghambat pekerjaan seperti customer service tidak bisa
mengenali nasabah dengan baik
4. Pemberian reward masih ditujukan kepada nasabah-nasabah tertentu saja yaitu
nasabah potensial yang memiliki jumlah saldo tertentu atau nasabah lama yang
sudah loyal terhadap perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/51450658/makalah-CS ( di akses pada tanggal 28- 05-
2020 )
20