Anda di halaman 1dari 12

A.

Pendahuluan
Isu sosial dan lingkungan kini menjadi isu yang menarik dan menjadi
sebuah hal yang harus diperhatikan oleh banyak pihak. Isu sosial dan
lingkungan ini sangat terkait dengan kehidupan manusia yang tidak bisa di
lepaskan dari permasalahan sosial dan lingkungan. Permasalahan yang
dibahas bukan mengenai peningkatan kesejahteraan sosial dan kelestarian
lingkungan tetapi merupakan permasalahan sosial dan kerusakan lingkungan.
Tentu ini menjadi perhatian semua pihak bahwa pada saat ini terjadi
permasalahan sosial dan lingkungan yang dampaknya dapat merusak
kehidupan secara luas. Terdapat banyak faktor - faktor yang menyebabkan
permasalahan sosial dan lingkungan. Permasalahan sosial yang terkait
dengan kesejahteraan, misalnya kemiskinan, pengangguran dan masalah
sosial lainnya1. Dan permasalahan dalam bidang lingkungan, misalnya ahli
fungsi lahan, kebakaran hutan dan erosi. Tulisan ini tidak membahas
mengenai faktor - faktor yang menyebabkan terjadinya permasalahan sosial
dan lingkungan tetapi mencoba untuk memberikan pemahaman mengenai
solusi yang dapat ditawarkan dilihat dari sudut pandang ekonomi. Bidang
ekonomi sering dikatakan sebagai sumber penyebab masalah sosial dan
lingkungan. Alih fungsi lahan oleh perusahaan, kesehatan masyarakat yang
terganggu akibat operasional perusahaan menjadi dalih dari beberapa pihak
untuk menyatakan bahwa bidang ekonomi sebagai salah satu penyebab dari
permasalahan sosial dan lingkungan. Salah satu solusi dari bidang ekonomi
yaitu adanya konsep tanggung jawab sosial dan lingkungan dari perusahaan.
Konsep bisnis yang harus dijalankan oleh perusahaan seiring dengan adanya
tuntutan bagi perusahaan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Konsep tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan akan
memunculkan konsep Akuntansi sosial dan lingkungan. Akuntansi sosial dan
lingkungan muncul karena adanya perhatian yang luas dari masyarakat
terhadap bidang sosial dan lingkungan, khususnya dalam menilai kinerja
sosial dan lingkungan perusahaan.2
Pada tahun 1990-an komite standar akuntansi internasional (The
International Accounting Standards Committe/IASC) mengembangkan
konsep tentang prinsip-prinsip Akuntansi Internasional, termasuk

1
Putu sukma kurniawan, konsep tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan dan social and environmental
accounting sebgai wujud implementasi enterprise theory
2
ibid
pengembangan Akuntansi sosial dan lingkungan.3 Akuntansi sosial dan
Lingkungan merupakan praktek menggabungkan prinsip-prinsip pengelolaan
lingkungan dan konservasi ke dalam praktek pelaporan yang meliputi analisa
biaya dan manfaat. Akuntansi sosial dan lingkungan telah lama menjadi
perhatian Akuntan dan penting karena perusahaan perlu menyampaikan
informasi mengenai aktivitas sosial dan perlindungan terhadap lingkungan
kepada stakeholder perusahaan.4 Akuntansi sosial dan lingkungan merupakan
tanggung jawab sosial yang dilakukan sebuah perusahaan terhadap
lingkungan yang berada di sekitar perusahaan tersebut didirikan. Stakeholder
merupakan pihak pemangku kepentingan atau beberapa kelompok orang
yang memiliki kepentingan di dalam perusahaan yang dapat mempengaruhi
atau dipengaruhi oleh tindakan bisnis secara keseluruhan.5 Akuntansi sosial
dan lingkungan sangat diperlukan bagi setiap perusahaan serta fungsi dan
peran Akuntansi sosial dan lingkungan terhadap perhitungan biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan sebuah tanggung jawab sosial yang
ditimbulkan. Hadirnya Akuntansi sosial dan lingkungan ini untuk menuntut
kerugian yang ditimbulkan oleh perusahaan, agar perusahaan tersebut dapat
bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan.
Akuntansi sosial dan lingkungan digunakan untuk menilai biaya lingkungan
penuh yang terkait dengan kegiatan perusahaan6. Biaya lingkungan
merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan berhubungan dengan
kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dan perlindungan yang dilakukan.
Biaya lingkungan yang di gunakan di definisikan sebagai biaya-biaya yang
terjadi karena adanya kualitas lingkungan yang buruk yang mungkin terjadi.
Biaya-biaya lingkungan seperti biasanya berkaitan dengan sumber daya alam
(energi, udara, air) di masukan ke dalam satu jalur “biaya operasi” atau biaya
administrasi yang diperlakukan independen dengan proses produksi. Sistem
kerja pada Akuntansi sosial dan lingkungan menyesuaikan keuntungan yang
dihasilkan oleh sebuah perusahaan dengan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan untuk mengganti semua kerugian yang ditimbulkan.7
CSR adalah tanggung jawab sebuah organisasi terhadap dampak-dampak

3
Susiana sari, “Penerapan Akuntansi Lingkungan Untuk Mengoptimalakan Tanggung Jawab Industri Gula”,(Vol.
12 no. 1, 2013)
4
Agung suaryana, “Implementasi Akuntan Sosial dan Lingkungan di Indonesia”
5
Accounting.binus.ac.id
6
Wahyu Mega Pratiwi, “Akuntansi Lingkungan Sebagai Strategi Pengelolaam dan Pengungkapan Tanggung jawab
Lingkungan pada Perusahaan Manufaktur”, 2013
7
Arif Dwi Susanto, “Penerapan Biaya Lingkungan dalam Perlindungan Sumberdaya Alam dan Kelestarian
Lingkungan”, (Vol. 11 No 1, 2018)
dari keputusan-keputusan dan kegiatan-kegiatannya pada masyarakat dan
lingkungan yang diwujudkan dalam bentuk perilaku transparan dan etis yang
sejalan dengan pembangunan berkelanjutan termasuk kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat; mempertimbangkan harapan pemangku
kepentingan, sejalan dengan hukum yang ditetapkan dan norma-norma
perilaku internasional; serta terintegrasi dengan organisasi secara
menyeluruh.8
CSR secara harfiah adalah respons sosial atau tanggung jawab terhadap
seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen,
karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek
operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan9. CSR sebagai salah satu bukti komitmen dunia usaha dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan penduduk Indonesia semakin
meningkat10. CSR merupakan komitmen perusahaan untuk ikut serta dalam
membangun keberlanjutan ekonomi, sosial, maupun lingkungan.11
CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan yakni
perusahaan tidak hanya semata berfokus pada aspek ekonomi tetapi juga
harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusan
itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang.
Praktek pengungkapan CSR mengacu pada aspek lingkungan dan sosial, yang
semakin meningkat. Pemerintah Indonesia memberikan respon yang baik
terhadap pelaksanaan CSR dengan mengajurkan praktik tanggung jawab
sosial sebagaimana dimuat dalam undang-undang No 40 tahun 2007 tentang
perseroan terbatas.12
CSR menurut perspektif ekonomi islam yaitu menggagas pemberdayaan
masyarakat yang berbasis syariah. Praktik CSR yang masih belum efektif
sejatinya disebabkan oleh paradigma CSR yang masih didominasi oleh
prinsip ekonomi konvensional, terutama yang berhaluan kapitalisme.
Sehingga, meskipun semangat utama CSR adalah mempromosikan bisnis
yang memiliki tanggung jawab etis dan sosial, CSR kemudian merosot
menjadi program-program eksploitatif yang terselubung. Praktik CSR

8
Rendi Mahendra, ‘ISO 26000 sebagai Standar Global dalam Pelaksanaan CSR’, https://isoindonesiacenter.com,
diakses 19 Desember 2019.
9
Wikipedia.org
10
Ida Ri’aeni, “Visi Pembangunan Berkelanjutan Program CSR Pada Perusahaan Di Cirebon”, 2016
11
Catur wuri endah lestari, “penerapan akuntansi pertanggungjawaban sosial pada PG.Ngadirejo Kab Kediri”,
2015
12
Sri suryaningsum,dkk.,”Corporate social Responsbility untuk peningkatan ekonomi masyarakat: model terbaik
untuk perusahaan terhutang”,(vol.13 no. 2, 2015)
seringkali tidak memasukan etika bisnis islami dalam bingkai ekonomi islam
atau yang sering disebut ekonomi syariah. CSR islami bertujuan menciptakan
kebajikan yang dilakukan bukan melalui aktivitas-aktivitas yang bersifat
ribawi, melainkan yang berup zakat, infaq, sedekah, dan wakaf.13 CSR Islami
memberi petunjuk bahwa anggaran CSR yang harus dialokasikan perusahaan
sekurang-kurangnya sebesar 2,5% dari laba bersih perusahaan. Investaasi
Ziswaf (zakat, infaq, sadaqah, dan wakaf) yang peruntukannya disesuaikan
dengan karakteristik penerima dan kondisi masyarakat. Misalnya, infaq di
berikan kepada kelompok fakir miskin yang tidak bisa berusaha, sedangkan
zakat dan wakaf diberikan kepada kelompok miskin (kaum mustadhafin atau
kelompok yang dimiskinkan) untuk kegiatan ekonomi produktif. Sistem
qardhul hasan yakni program pemberian modal yang diangsur tanpa
penambahan apapun dan tujuannya untuk pemandirin usaha. Sistem bagi hasil
yang dapat diterapkan kepada kelompok ekonomi yang bisa memberi
keuntungan, namun seluruh bagi hasil tersebut tetap ditujukan untuk
pemberdayaan.14
Konsep Triple Bottom Line (people, planet, dan profit) merupakan
konsep bisnis dan mengedepankan konsep pemberdayaan masyarakat baik
karyawan, konsumen, maupun masyarakat secara umum menjadikan entitas
ekonomi berorientasi untuk mengedukasi dan mengadvokasi manusia sebagai
faktor utama menjaga pertumbuhan dan kelanjutan usaha yang manusiawi.
Entitas ekonomi menjadikan kelestarian alam sebagai dasar untuk bukan
hanya menjaga keberlanjutan bahan baku dan energi, tetapi benar-benar
menjaga lestarinya planet bumi sebagai satu-satunya tempat hidup.15
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III merupakan
perusahaan yang berperan dalam mengelola dan membawahi 43 (empat puluh
tiga) pelabuhan umum di 7 (tujuh) wilayah provinsi Indonesia. Didirikan
pada 1 Desember 1992. Setelah cukup lama berkiprah sebagai Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam sektor Perhubungan, Perseroan
senantiasa bekerja keras dalam memenuhi segala tugas wewenang, dan
tanggung jawabnya untuk mengelola 43 (empat puluh tiga).
PT Pelabuhan Indonesia, Pelindo III (Persero) Cab Tanjung Emas
Semarang, dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), diresmikan

13
Edi suhartono, CSR & COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi, Bandung; penerbit alfabeta,
2010,h.100
14
ibid
15
Nur Fajriyah, “implementasi konsep triple bottom line pada pt Pertamina (Persero), 2007-2009, h.23
pada tahun 1985. Pelabuhan ini merupakan satu-satunya pelabuhan di kota
Semarang.16 sebagai sebuah perusahaan yang berada di tengah-tengah
masyarakat PT Pelindo Cab Tanjung Emas memiliki tanggung jawab sosial di
masyarakat.
Komitmen PT Pelindo III Cab. Tanjung Emas dalam melaksanakan
tanggung jawab sosialnya diwujudkan melalui PKBL (Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan). Pelaksanaan ketentuan tersebut dilaksanakan dengan
dasar UU No. 19 tahun 2003 tentang BUMN kemudian diatur lebih lanjut
17
dalam peraturan Menteri BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 yang
menyatakan maksud dan tujuan pendirian BUMN tidak hanya mengejar
keuntungan melainkan turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada
pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.
PKBL (Program Kemitraaan dan Bina Lingkungan) yang mengharuskan
BUMN untuk menyisihkan keuntungan sebesar 2% dari laba bersihnya demi
membantu permodalan bagi usaha kecil/koperasi serta pemberdayaan kondisi
lingkungan oleh BUMN melalui program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Program Kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan
usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri, melalui pemanfaatan dana
bergulir dari perseroan. Sedangkan, Bina Lingkungan adalah kondisi sosial
masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN18.
PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) pada praktiknya lebih
menekankan pada pembangunan sosial dan mengembangkan potensi
masyarakat yang kemudian di arahkan kepada pengembangan ekonomi
kerakyatan.
Pembangunan sosial bertujuan untuk mempromosikan menjadi lebih
baik, melalui penciptaan perubahan sosial sehingga masalah sosial dikelola,
kebutuhan terpenuhi dan kesempatan untuk kemajuan disediakan.19
Pembangunan sosial adalah sebuah proses dimana menyangkut interaksi
komunikasi, tindakan, persepsi mereka dan tanggapan mereka. Sedangkan
pengembangan masyarakat adalah bentuk kerja masyarakat, yang berusaha
untuk melibatkan orang-orang dengan kepentingan bersama biasanya di
sebuah wilayah tertentu untuk datang bersama-sama, mengidentifikasi
masalah bersama dan bekerja bersama-sama untuk mengatasinya.

16
Seputarsemarang.com
17
BUMN.go.id
18
Bumn.go.id
19
Academia.edu
Permasalahan yang terjadi dalam lingkup sosial dan lingkungan
merupakan tantangan yang menciptakan peluang baru bagi perusahaan untuk
bertanggung jawab terhadap masalah di sekitarnya termasuk masalah
pengangguran, kemiskinan, kerusakan lingkungan, bencana alam, dan lain
sebagainya.20 Sebagai perusahaan yang berada di tengah masyarakat PT
Pelindo III Cab. Tanjung Emas memiliki tanggung jawab yang besar terhadap
masyarakat dan lingkungan khususnya yang berada di sekitar wilayah
perusahaan.21 Salah satu wilayah yang berada di sekitar PT Pelindo Cab.
Tanjung Emas yakni Tambak Lorok. Kampung Tambak Lorok terletak di
wilayah kelurahan Tanjung Emas, kecamatan Semarang Utara. Tambak
Lorok merupakan salah satu di antara kampung-kampung daerah pantai di
Kota Semarang yang terletak di tepi kali Banjir Kanal Timur dan Kali
Banger.
Pemerintah telah mengambil inisiatif untuk mendorong peran pihak
swasta dengan diterbitkannya UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas yang di dalamnya tercantum perusahaan berperan serta dalam
pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan
dan lingkungan yang bermanfat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas
setempat, maupun masyarakat pada umumnya.22 dan UU No 25 tahun 2007
tentang penanaman Modal yang mewajibkan perusahaan yang
mengeksploitasi sumber daya alam untuk mengeluarkan dana tanggung jawab
sosial perusahaan.23
Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan pemahaman mendalam
mengenai tanggung jawab sosial dan akuntansi lingkungan dalam bentuk
penerapan sustainability reportin, yang sangat dibutuhkan dalam keberhasilan
sustainability development bagi semua pihak.

B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana tanggung jawab sosial perusahaan dan akuntansi lingkungan
dalam bentuk penerapan sustainability reporting (study kasus di PT
20
Novita ainur Rosyidah, “analisis penerapan triple bottom line dan faktor yang mempengaruhinya”, (vol 3 no.4,
2017)
21
Pelindo.co.id
22
Undang-Undang dasar RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
23
Undang-Undang Dasar RI Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal
Pelindo Cab Tanjung Emas?
2. Bagaimana tanggung jawab sosial dan akuntansi lingkungan PT Pelindo
Cab Tanjung Emas dalam perspektif Syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Penelitian ini bertujan untuk :
1. Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab sosial PT Pelindo Cab
Tanjung Emas dalam bentuk penerapan sustainability reporting.
2. Untuk mengetahui bagaimana tanggung jawab sosial PT Pelindo Cab
Tanjung Emas dalam perspektif Syariah.
Penelitian ini memiliki manfaat sebagai sarana informasi dan
pengetahuan mengenai tanggung jawab sosial dan akuntansi lingkungan.
Disamping itu penelitian ini ikut berkontribusi secara akademis bagi
pengembangan ilmu akuntansi dan juga memberikan kontribusi dalam
perkembangan yang memungkinkan untuk mengatur biaya konservasi
lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan-kegiatan konservasi
lingkungan yang efektif dan efisien serta sesuai dengan pengambilan
keputusan.

D. Tinjauan Pustaka
Sustainability Reporting menurut World Business Council for
Sustainability Development merupakan komitmen berkelanjutan perusahaan
untuk bertindak sesuai dengan etika yang berlaku dengan berkontribusi
kepada masyarakat luas. Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan
di dalam laporan tahunan maupun laporan terpisah yang disebut
sustainability reporting (laporan keberlanjutan). Media pengungkapan yang
banyak dipilih perusahaan khususnya perusahaan terbuka di Indonesia adalah
dengan media laporan tahunan.24 Elkington (1997) dalam Triple Bottom Line
(TBL) nya menyatakan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan terbagi menjadi tiga kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja
lingkungan dan kinerja sosial. Perkembangan lain terkait dengan isu
lingkungan adalah diperkenalkannya triple bottom line report.25

24
Hadi, Nor. (2011). Corporate Social Responsibility.Yogyakarta: Graha Ilmu.

25
Elkington, J., 1997. Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line of 21st entury
Business. Capstone Publishing, Oxford, UK.
Menurut Darwin (2006) perusahaan yang sukses dalam menjalankan
sustainability reporting memiliki tiga nilai dasar yang ditanam secara
mendalam bagi perusahaan yaitu memiliki ketangguhan ekonomi, tanggung
jawab lingkungan dan akuntabilitas sosial. Jika kinerja keuangan suatu
perusahaan tercermin dalam laporan keuangannya, maka kinerja sosial
lingkungan perusahaan dapat dilihat melalui sebuah laporan yang disebut
laporan keberlanjutan sustainability reporting.26
Riset tentang tanggung jawab sosial dalam perspektif syariah selama ini
pada praktiknya masih banyak perusahaan yang masih menjalankan CSR
seadanya dan belum sejalan dengan prinsip CSR yang baik. Selain itu,
perusahaan yang menjalankan CSR berpijak pada prinsip ekonomi islam
masih teramat sedikit. Kajian tentangCSR dan pemberdayaan masyarakat
yang berbasis syariah juga belum terbilang banyak. Praktik CSR yang masih
belum efektif sejatinya disebabkan oleh paradigma CSR yang masih
didominasi oleh prinsip ekonomi konvensional, terutama yang berhaluan
kapitalisme. Sehingga, meskipun semangat utama CSR adalah
mempromosikan bisnis yang memiliki tanggung jawab etis dan sosial, CSR
kemudian merosot menjadi program-program eksploitatif yang terselubung.
Kegiatan-kegiatan CSR yang seharusnya menguntungkan kedua belah pihak,
perusahaan dan masyarakat, berubah menjadi hanya menguntungkan pihak
perusahaan. Alih-alih memberdayakan masyarakat, CSR malahan
“memperdayakan” masyarakat.27 Selain itu, tidak sedikit program-program
CSR yang berupa bantuan modal usaha atau pemberian kredit usaha kecil
dalam skema “simpan-pinjam” ribawi. Meskipun ditemukan beberapa kasus
keberhasilan, tidak dapat dipungkiri praktik seperti ini beroperasi mirip
rentenir dengan “bunga” pinjaman yang kadang-kadang lebih besar daripada
bank. Singkatnya, praktik CSR seringkali tidak memasukan etika bisnis
islami dalam bingkai ekonomi islam atau yang sering di sebut ekonomi
syariah.28

E. Kerangka Teori
Pentingnya tanggung jawab sosial dan lingkungan bagi suatu perusahaan

26
Lindrianasari. 2007. Hubungan antara Kinerja Lingkungan dan Kualitas
Pengungkapan Lingkungan dengan Kinerja Ekonomi Perusahaan di Indonesia.
JAAI Vol 11 No. 2.
27
Edi suhartono, CSR & COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi, Bandung; penerbit alfabeta,
2010,h.96
28
ibid
yang terbukti dengan dikeluarkannya Undang-Undang (UU) Perseroan
Terbatas No 40 Tahun 2007, khususnya pada pasal74 yang menyatakan
bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau
berkaitan dengan sumber daya alam wajib untuk melaksanakan tanggung
jawab sosial dan lingkungan.29 Hal ini semakin di perkuat dengan
dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2012 tentang
Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas pada pasal 6
dinyatakan bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dimuat
dalam laporan tahunan Perseroan dan dipertanggungjawabkan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).30
Setelah UU Nomor 40 Tahun 2007 mewajibkan perusahaan perseroan
yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan
sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan
lingkungan, PP Nomor 47 Tahun 2012 telah mewajibkan perusahaan tersebut
untuk melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam
laporan tahunan. PP Nomor 47 Tahun 2012 ini tidak menghalangi perseroan
lainnya berperan serta melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Walaupun klausul mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan telah
dimuat dalam UU tersebut, namun luas pengungkapan mengenai CSR sendiri
belum diatur dan hanya beberapa perusahaan saja yang wajib
mengungkapkan pelaksanaanya.31
Dalam menganalisis perkembangan CSR di dapatkan bahwa terdapat
keterbatasan alam dalam mendukung kehidupan manusia sehingga perlu
adanya upaya untuk menyadarkan dan membuat manusia peduli tidak hanya
terhadap lingkungan hidup tapi juga pada lingkungan sosialnya.
Sustainability reporting atau laporan keberlanjutan merupakan bentuk laporan
yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka untuk mengungkapkan
atau mengkomunikasikan kepada seluruh pemangku kepentingan mengenai
kinerja lingkungan, sosial dan tata kelola yang baik (LST) secara akuntanbel.
Para akuntan menyadari bahwa pentingnya penyusunan sustainability report
karena di dalamnya terdapat prinsip dan standar pengungkapan yang mampu
mencerminkan tingkat aktivitas perusahaan secara menyeluruh dan tentu saja
berbeda dengan yang di ungkapkan dalam laporan keuangan.
Mannan (1982) mendefinisikan ekonomi islam sebagai ilmu sosial yang
29
Ojk.go.id
30
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id
31
ibid
mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat dalam perspektif nilai-
nilai islam. Ekonomi Islam, menurut Nejatullah Shidiqqi (1992) adalah
tanggapan pemikir-pemikir muslim terhadap tantangan ekonomi pada
zamannya yang didasari oleh Al-Quran dan sunnah serta didukung oleh
argumentasi dan pengalaman empiris. Selain memberi pesan tentang
keimanan, Al-quran mengingatkan penganutnya bahwa pernyataan keimanan
kepada Allah, kitab-nya, dan Hari Kiamat saja tidaklah cukup jika tidak
disertai dengan kepedulian dan pelayanan kepada kerabat, anak yatim, orang
miskin dan musafir serta menjamin kesejahteraan merek yang membutuhkan
pertolongan32. Dalam konteks ini, maka CSR Islami adalah CSR yang
merujuk pada praktik bisnis yang memiliki tanggung jawab etis secara Islami.
Perusahaan memasukan norma-norma agama islam yang ditandai oleh adanya
komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial di dalam praktik
bisnisnya.33

F. Metodologi Penelitian
Penelitian ini mendeskripsikan tentang bagaimana tanggung jawab sosial
perusahaan dan Akuntansi lingkungan PT Pelindo III Cab. Tanjung Emas
dengan penerapan sustainability reporting dan dalam perspektif syariah.
Sumber datanya berupa data primer yaitu diperoleh secara langsung dari
sumber asli (tanpa perantara) dan data sekunder diperoleh secara tidak
langsung (diperoleh dan dicatat dari pihak lain).
Jenis analisis data yang dipakai analisis deskriptif yaitu mengumpulkan
data, mengklasifikasikan dan menganilisis.

G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam menyusun penelitian ini terbagi ke dalam
lima bab, yaitu :
Bab I, merupakan Pendahuluan yang menjelaskan latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka teori dan metode penelitian.
Bab II, menjelaskan tentang beberapa pokok teori yang terkait dengan
tanggung jawab sosial perusahaan dan akuntansi lingkungan dengan

32
Syaparudin, “ekonomi islam: solusi terhadap berbagai permasalahan sosial ekonomi”, h.4
33
Edi suhartono, CSR & COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi, Bandung; penerbit alfabeta,
2010,h.101
penerapan sustainability reporting dan dalam perspektif syariah.
Bab III, menjelaskan tanggung jawab sosial perusahaan dan akuntansi
lingkungan PT Pelindo III Cab Tanjung Emas, profil PT Pelindo III Cab
Tanjung Emas.
Bab IV, memaparkan tanggung jawab sosial perusahaan dan Akuntansi
Lingkungan PT Pelindo III Cab tanjung emas dengan penerapan
sustainability reporting dan dalam perspektif syariah.
Bab V, berisi penutup, yang menjelaskan kesimpulan sebagai hasil dari
penelitian dan saran-saran.

Daftar Pustaka

Academia.edu

Accounting.binus.ac.id

Agung Suaryana, “Implementasi Akuntan Sosial dan Lingkungan di


Indonesia”.

Arif Dwi Susanto, “Penerapan Biaya Lingkungan dalam Perlindungan


Sumberdaya Alam dan Kelestarian Lingkungan”, (Vol. 11 No 1, 2018)

BUMN.go.id

Catur Wuri Endah Lestari, “Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial


Pada Pg.Ngadirejo Kab Kediri”, 2015

Edi suhartono, CSR & COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era


Globalisasi, Bandung; penerbit alfabeta, 2010,h.96

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id

Ida Ri’aeni, “Visi Pembangunan Berkelanjutan Program CSR Pada


Perusahaan Di Cirebon”, 2016

Kurniawan, Putu Sukma. “Konsep Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan


Perusahaan dan Social and Environmental Accounting Sebagai Wujud
Implementasi Enterprise Theory”, 2007-2009.

Novita Ainur Rosyidah, “Analisis Penerapan Triple Bottom Line Dan Faktor
Yang Mempengaruhinya”, (Vol 3 No.4, 2017)

Nur Fajriyah, “Implementasi Konsep Triple Bottom Line Pada PT. Pertamina
(Persero), 2007-2009, h.23

Ojk.go.id

Pelindo.co.id
Rendi Mahendra, ‘ISO 26000 sebagai Standar Global dalam Pelaksanaan
CSR’, https://isoindonesiacenter.com, diakses 19 Desember 2019.

Seputarsemarang.com

Sri Suryaningsum,Dkk.,”Corporate Social Responsbility Untuk Peningkatan


Ekonomi Masyarakat: Model Terbaik Untuk Perusahaan Terhutang”,(Vol.13
No. 2, 2015)

Suhartono, Edy. 2010, CSR & COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan di Era
Globalisasi, Bandung: penerbit alfabeta, h.100.

Susiana Sari, “Penerapan Akuntansi Lingkungan Untuk Mengoptimalakan


Tanggung Jawab Industri Gula”,(Vol. 12 no. 1, 2013).

Syaparudin, “ekonomi islam: solusi terhadap berbagai permasalahan sosial


ekonomi”, h.4

Undang-Undang Dasar RI Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal

Undang-Undang Dasar RI Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

Wahyu Mega Pratiwi, “Akuntansi Lingkungan sebagai Strategi Pengelolaan


dan Pengungkapan Tanggung jawab Lingkungan pada Perusahaan
Manufaktur”, 2013.

Wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai