0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas peran akuntansi lingkungan terhadap program kemitraan dan bina lingkungan PT Pelindo Cabang Tanjung Emas dalam meningkatkan keterampilan warga Tambak Lorok untuk pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Tujuannya adalah mengetahui peran akuntansi lingkungan terhadap program tersebut serta bagaimana program tersebut dapat mengembangkan keterampilan warga untuk pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Dokumen tersebut membahas peran akuntansi lingkungan terhadap program kemitraan dan bina lingkungan PT Pelindo Cabang Tanjung Emas dalam meningkatkan keterampilan warga Tambak Lorok untuk pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Tujuannya adalah mengetahui peran akuntansi lingkungan terhadap program tersebut serta bagaimana program tersebut dapat mengembangkan keterampilan warga untuk pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Dokumen tersebut membahas peran akuntansi lingkungan terhadap program kemitraan dan bina lingkungan PT Pelindo Cabang Tanjung Emas dalam meningkatkan keterampilan warga Tambak Lorok untuk pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Tujuannya adalah mengetahui peran akuntansi lingkungan terhadap program tersebut serta bagaimana program tersebut dapat mengembangkan keterampilan warga untuk pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PT PELINDO CAB. TANJUNG EMAS
DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN WARGA TAMBAK LOROK (Dalam Prespektif Pengentasan Kemiskinan Dan Pengangguran)
Nama : Hanik Suciati
Nim : 1605046125
A. Latar Belakang Masalah 1. Kemiskinan dan Penggaguran adalah masalah
mendasar bagi negara berkembang, termasuk Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hasil survei tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2018 hanya turun 5,13% turun dari bulan Februari 2017 hanya 5,33% dari total jumlah penduduk di Indonesia. Sedangkan pada bulan Maret 2018, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 25,95 juta orang (9,82%), berkurang sebesar 633,2 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta orang (10,12%). Hal ini merupakan permasalahan nasional dimana pemerintah diharapkan dapat segera menekan angka kemiskinan dan pengangguran tersebut. Bukan hanya pemerintah, Pihak swasta juga diharapkan mengambil peran untuk membantu pemerintah menekan angka kemiskinan dan pengangguran di negara ini. Pemerintah telah mengambil inisiatif untuk mendorong peran pihak swasta dengan diterbitkannya UU No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan UU No 25 tahun 2007 tentang penanaman Modal yang mewajibkan perusahaan yang mengeksploitasi sumber daya alam untuk mengeluarkan dana tanggung jawab sosial perusahaan. Diharapkan dengan peraturan ini, sektor swasta dapat lebih meningkatkan perannya dalam mengatasi permasalahan sosial seperti kemiskinan dan pengangguran melalui kebijakan dana tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsbility (CSR). 2. CSR (Corporate Social Responbility) secara harfiah adalah respon sosial atau tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. CSR berhubungan erat dengan pembangunan berkelanjutan yakni perusahaan tidak hanya semata berfokus pada aspek ekonomi tetapi juga harus menimbang dampak sosial dan lingkungan yang timbul dari keputusan itu, baik untuk jangka pendek maupun untuk jangka yang lebih panjang. Sebagai perusahaan yang berada di tengah masyarakat PT Pelindo III Cab. Tanjung Emas memiliki tanggung jawab yang besar terhadap masyarakat dan lingkungan khususnya yang berada di sekitar wilayah perusahaan. Pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan berlandaskan 3 aspek utama, yakni masyarakat (people), lingkungan (planet), keuntungan (profit). Komitmen PT Pelindo III Cab. Tanjung Emas dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya diwujudkan melalui program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). PKBL pada praktiknya lebih menekankan pada pembangunan sosial dan mengembangkan potensi masyarakat yang kemudian di arahkan kepada pengembangan ekonomi kerakyatan. Pedoman pelaksanaan program CSR dan PKBL disusun dan ditetapkan guna mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan usaha yang dijalankan Perusahaan bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. 3. Akuntansi lingkungan itu sendiri merupakan tanggung jawab sosial yang dilakukan sebuah perusahaan terhadap lingkungan yang berada di sekitar perusahaan tersebut didirikan. Akuntansi lingkungan sangat diperlukan bagi setiap perusahaan serta fungsi dan peran Akuntansi Lingkungan terhadap perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan sebuah tanggung jawab sosial yang ditimbulkan. Hadirnya Akuntansi Lingkungan ini untuk menuntut kerugian yang ditimbulkan oleh perusahaan, agar perusahaan tersebut dapat bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan. Salah satu wilayah yang berada di sekitar PT Pelindo Cab. Tanjung Emas yakni Tambak Lorok, Sebagaian besar penduduk di Tambak Lorok bermata pencaharian sebagai Nelayan atau Buruh. Hal ini menyebabkan tingkat Kemiskinan di Tambak Lorok semakin meningkat karena upah Nelayan maupun Buruh minim. Keterbatasan kemampuan penduduk migran juga menyebabkan banyak penduduk tersebut menganggur. PT Pelindo Cab. Tanjung Emas memiliki tanggung jawab yang besar dalam menciptakan lingkungan yang baik dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di wilayah Tambak Lorok. 4. Penelitian mengenai CSR menemukan hasil yang beragam. Savira Putri Anriza CSR PT Pelabuhan (Perlindo) III : Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan bahwa penerapan PKBL di PT Pelindo III dikampung Lawas Maspati telah sesuai dengan 3 pilar kegiatan CSR.. Sandra (2013) Hasil penelitian ini menemukan bahwa pengungkapan TBL pada perusahaan Jepang lebih luas dibandingkan dengan di Indonesia, terutama pada pengungkapan lingkungan. Verani : Hasil penelitian ini menunjukan Pengungkapan Akuntansi Lingkungan di negara berkembang masih kurang Referensi dan rendahnya kesadaran Pelaporan dampak lingkungan. 5. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Peran Akuntansi Lingkungan Terhadap Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan Pt Pelindo Cab. Tanjung Emas Dalam Meningkatkan Keterampilan Warga Tambak Lorok (Dalam Prespektif Pengentasan Kemiskinan Dan Pengangguran)”. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Peran Akuntansi Lingkungan Terhadap Program PT Pelindo III Cabang Tanjung Emas 2. Bagaimana PKBL PT Pelindo III Cab Tanjung Emas Dalam Meningkatkan Keterampilan Warga Tambak Lorok Untuk Pengentasan kemiskinan dan Pengangguran Tujuan 1. Untuk mengetahui peran Akuntansi Lingkungan terhadap PKBL PT Pelindo III Cab Tanjung Emas 2. Untuk mengetahui PKBL PT Pelindo dalam mengembangkan keterampilan warga Tambak Lorok dalam perspektif pengentasan dan pengangguran. D. Teori 1. Teori Stakeholder 2. Teori Kontrak Sosial 3. Green Accounting E. Metode 1. Jenis Penelitian : Deskriptif Kualitatif 2. Teknik Pengumpulan Data : Wawancara, Kajian Pustaka, Dokumentasi F. Penelitian Terdahulu 1. Ressi Putri Avicenia (2014) : Analisa Implementasi Konsep Triple Bottom Line Pada Program CSR Sebagai Bagian Dari Perusahaan 2. Savira Putri Anriza (2018) : CSR PT Pelabuhan (Perlindo) III 3. Novita Ainur Rosyidah (2017) : Analisis Pengungkapan Triple Bottom Line Dan Faktor Yang Mempengaruhi 4. Rizky Intan Naomi (2018) : Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Triple Bottom Line (Studi Empiris pada perusahaan BUMN Non Perbankan yang Terdaftar di BEI Tahun 2011 - 2015) 5. Meilanny Budiarti S dan Santoso Tri Raharjo : CSR Dari Sudut Pandang Perusahaan 6. Nurfajriyah (2010) : Implementasi Konsep Triple Bottom Line Pada Pt. Pertamina (Persero) Jakarta 7. Ratih Hidayati dan Hendra Wijayanto (2018) : Pengaruh Program Csr Terhadap Brand Image Perusahaan 8. Fitri Yanti dan Ni Ketut Rasmini (2015) : Analisis Pengungkapan Triple Bottom Line Dan Faktor Yang Mempengaruhi 9. Adhi Karyo Nugraha dan Agus Purwanto (2013) : Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Struktur Kepemilikan, Dan Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Triple Bottom Line Di Indonesia 10. Cita Insaniah Muhammad, Santoso Tri Raharjo, dan Risna Resnawaty : Pelaksanaan Csr Pt. Indonesia Power Upjp Kamojang 11. Sandra Aulia z dan Tb. Mh. Idris Kartawijaya (2013) : Analisis Pengungkapan Triple Bottom Line Dan Faktor Yang Mempengaruhi (Lintas Negara Indonesia Dan Jepang) 12. Verani Corolina, Riki Martusa, Meythi : Akuntansi Lingkungan: Solusi untuk Problematika Penerapan CSR di Indonesia G. Daftar Pustaka 1. UU No 40 Tahun 2007 2. UU No 25 Tahun 2007 3. Id.m.wikipedia 4. www.bps.go.id 5. Kompasiana.com 6. www.pelindo.co.id 7. Jurnal Savira Putri Anriza CSR PT Pelabuhan (Perlindo) III 8. Jurnal Novita Ainur Rosyidah : Analisis Pengungkapan Triple Bottom Line Dan Faktor Yang Mempengaruhi 9. Jurnal Rizky Intan Naomi : Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Triple Bottom Line 10. Jurnal Verani Corolina, Riki Martusa, Meythi : Akuntansi Lingkungan: Solusi untuk Problematika Penerapan CSR di Indonesia 11. Jurnal Sandra Aulia z dan Tb. Mh. Idris Kartawijaya (2013) : Analisis Pengungkapan Triple Bottom Line Dan Faktor Yang Mempengaruhi (Lintas Negara Indonesia Dan Jepang)