1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
(CSR) semakin berkembang pesat seiring banyak kasus yang terjadi dimana
Indonesia. Sesuai dengan isi pasal 74 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang
perseroan terbatas, Program CSR merupakan salah satu kewajiban yang harus
alam dan tidak dibatasi kontribusinya serta dimuat dalam laporan keuangan.1
1
Dwi Kartini, Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep Sustainability
Management dan Implementasi di Indonesia (Cet. 1; Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 128.
2
“Tambang Banyak Picu Masalah” (Liputan), Kompas, 20 Februari 2012.
2
membantu pengamanan di Freeport, menghadapinya dengan kekerasan. Dalam kasus
Lapindo akibat kelalaian perusahaan pada saat aktivitas pengeboran masih dirasakan
usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single
bottom line), melainkan sudah meliputi aspek keuangan, sosial, dan lingkungan yang
biasa disebut sinergi tiga elemen (Triple bottom line) yang merupakan kunci dari
saja namun sudah bayak perusahaan yang mengungkapkan CSR secara sukarela pada
3
“Revitalisasi Pertambangan,”Situs Resmi Universitas Diponegoro. http://fe.undip.ac.id/
index.php/arsip-berita/61- dosen/551-prof-budi-s-revitalisasi-pertambangan (Diakses tanggal 24 Juni
2012) .
4
Bramantia Adhi Cahya, “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung jawab
Sosial Perusahaan: Studi pada Bank di Indonesia Periode Tahun 2007-2008” (Skripsi Sarjana, Fakultas
Ekonomi Diponegoro, Semarang, 2010), h. 16.
5
Chaerul D. Djakman dan Novita, “Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Luas
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris pada
Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2006,” Simposium Nasional Akuntansi:
h. 2.
6
Nazli A. Mohd Ghazali, “Ownersip structure and Corporate Social Responsibility Disclosure:
Some Malaysia Evidence,” Emerald Group Publshing Limited, Vol.7 No.3: h. 261.
3
dan ekonomi di dalam laporan tahunan atau laporan terpisah adalah untuk
lingkungan dan masyarakat sekitar seperti pendirian sekolah sebagai salah satu upaya
dalam jangka panjang. Sebagaimana Allah telah menjanjikan balasan berkali-kali lipat
atas harta yang dinafkahkan dijalan Allah dalam QS. Al- Baqarah: 261 :
7
Yusuf Mansur, An Introduction to The Miracle of Giving (Cet. 6; Jakarta: Zikrul Hakim, 2010),
h. 23.
4
Dalam al-qur’an sungguh sudah sangat jelas bahwa akan ada balasan lebih atas
harta yang dinafkahkan dijalan Allah. Melalui CSR inilah diharapkan perusahaan
menafkahkan sebagian dari profit yang didapatkan dari hasil aktivitas perusahaan.
Dalam sebuah hadis Rasulluhah SAW yang diriwayatkan oleh At-Tarmidzi, Rasulullah
bersabda: “tidak akan pernah berkurang harta yang disedekahkan kecuali ia bertambah,
bertambah, bertambah.”8
berkelanjutan. Program CSR yang meliputi aspek lingkungan, energi, kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja, produk, keterlibatan masyarakat dan lain sebagainya akan
bermanfaat untuk jangka panjang perusahaan. sebagaimana firman Allah SWT dalam
CSRnya, berdasarkan ayat di atas, jelas bahwa Allah tidak akan membuatnya rugi,
selain ganjaran pahala kepada para owners perusahaan “hal ini berguna untuk
8
Yusuf Mansur, op.cit., h.xi.
9
Teungku Muhammad Hasbi, Al-Islam 2 (Semarang: Pustaka Rezki Putra, 2007), h. 34.
5
membantu perusahaan dalam memperbaiki finansial performance dan meningkatkan
tidak terlepas dari siapa pemilik (owner) dan bagaimana struktur kepemilikan
mempengaruhi cukup besar dalam jumlah kegiatan sosial yang diungkapkan dalam
laporan tahunan perusahaan sehingga peran dari para pemilik perusahaan menentukan
cekupan implementasi penerapan CSR dalam perusahaan.11 Hal ini sejalan dengan
kesimpulan yang diambil oleh Wong Yong Oh, Chank &Martinov yang menyimpulkan
bahwa: “We conclude that different owners have differential impacts on the firm’s CSR
dua yaitu kepemilikan asing dan kepemilikan institusional sedangkan penelitian Wong
10
Nurdisal M. Rachaman, Asep Efendi, dan Emir Wicaksana, Panduan Lengkap Perencanaan
CSR (Cet. 1; Jakarta: Penebar Swadaya, 2011), h. 16.
11
Nazli A. Mohd Ghazali, op. cit., h. 261.
12
Wong Yong Oh dan Young Kyung Chan, “The Effect of Ownership Structure on Corporate
Social Responsibility: Empirical Evidence from Korea,” Journal International Springer Science &
Business Media, No. 104 (2011): h. 285.
13
Chaerul D. Djakman dan Novita, op. cit., h. 6.
6
semakin besar kepemilikan institusional semakin efektif pemanfaatan aktiva
perusahaan dan diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegah terhadap
pemborosan yang dilakukan oleh manajer14
adalah agen pemilik perusahaan 'yang tidak menanggung semua konsekuensi dari
masa yang akan datang sehingga kepedulian akan lingkungan sosial perusahaan juga
meningkat.
dilakaukan di beberapa negara seperti Korea yang dilakukan oleh Won Yong Oh dkk,
Malaysia oleh Mohd Ghazali dan beberapa negara di Eropa . di Indonesia penelitian
serupa telah dilakukan oleh Novita & Djakman namun ownership structure hanya
perbedaan dari penelitian Novita & Djakman (2008) yaitu klasifikasi ownership
terhadap luas pengungkapan tanggung jawaban sosial dalam annual report, padahal
menurut Oh, Chang dan Martynov, kepemilikan yang berbeda akan memiliki dampak
14
Ibid., h. 7.
15
Wong Yong Oh dan Young Kyung Chan, op. Cit., h. 284.
7
yang berbeda terhadap keterlibatan pengungkapan CSR.16 Berdasarkan hasil
atas, masalah yang akan diteliti selanjutnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
CSR di perusahaan publik yang yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2009 -2011.
2. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
a. Manfaat Teoritis
16
Ibid., h. 40.
8
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi yang
b. Manfaat Praktis
c. Kebijakan
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
9
Bab ini memuat tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan
sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan
BAB V PENUTUP
Bab menjelaskan mengenai kesimpulan atas hasil dan saran-saran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
Terdapat beberapa definisi CSR. Menurut Lingkar studi CSR Indonesia, CSR
adalah :
Upaya sungguh-sungguh dari entitas bisnis untuk meminimalkan dampak negatif
dan memaksimalkan dampak posistif operasinya terhadap seluruh pemangku
kepentingan dalam rana ekonomi, sosial, dan lingkungan agar mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan.17
Adapun rumusan CSR dari The Global Reporting Initiative (GRI), dimensi sosial dari
dalamnya karyawan, konsumen, komunikasi, lokal, rantai pasokan serta rekan bisnis.20
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa CSR adalah suatu
dampak positif kepada para pemangku kepentingan untuk masa sekarang dan di masa
yang akan datang. Sehingga dengan CSR ini diharapkan perusahaan lebih
17
Nurdisal M. Rachaman, Asep Efendi, dan Emir Wicaksana,op.cit., h. 15.
18
Reni Retno Anggriani, “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial 9dalam Laporan Keuangan Tahunan,” Simposium
Nasional Akuntansi 9, (2006): h. 14.
19
Mohammad Nasir dan Darwin Warisi, “Pengaruh Good Corporate governace dalam
Mewujudkan Corporate Social Responsibility,” Jurnal Akuntansi Keuangan dan Perpajakan, No 1
(2008): h. 40..
20
Dwi Kartini, op. cit., h. 4.
11
meminimalkan dampak negatif dari operasi perusahaannya, terutama pada perusahaan
sumber daya alam yang jika tidak dikendalikan dengan baik bisa saja mengakibatkan
eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, pencemaran lingkungan, dan tidak
Terjemahan :
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari mereka itu
adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)."21
Pada ayat ini sudah jelas bahwa Allah telah memperingatkan tentang kerusakan
yang terjadi di dunia ini, baik di darat, laut maupun udara adalah akibat ulah perbuatan
manusia itu sendiri. Kerusakan di darat seperti hutan, pencemaran oleh limba industri
21
Mohammad Noor, et al., Al Qur’an Al Karim dan Terjemahannya Departemen Agama RI,
Semarang: Toha Putra, 1416H, juz 30, h.326.
12
dan lain sebagainya. Allah memperingatkan itu, karena dampak negatifnya akan
dirasakan manusia itu sendiri. Tidak sepantasnya alam ini dirusak karena ini
merupakan salah satu karunia tuhan, untuk itu seharusnya pemilik perusahaan (owners)
harus memperhatikan tanggung jawab sosial dan dampak dari aktivitas bisnis
perusahaannya.
pelaksanaan program CSR oleh perusahaan tidak terlepas dari keputusan yang diambil
horizons.”23 (pemilik yang berbenda memiliki tujuan yang berbeda dalam pengambilan
keputusan), Senada dengan itu penelitian Alakent & Ahsan juga mengungkapkan
bahwa: “We argue that different categories of owners may differ in terms of firms’
keputusan mengenai partisipasi perusahaan dalam CSR dapat berbeda pula akibat
22
Ismail Solihin, Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability, (Cet. 1;
Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 6.
23
Robert Hoskisson, “Conflicting Voices: The Effects of Institusional Ownersip Heterogeneity
and Internal Governance on Corporate innovation Strategis,” In Press AMJ. h.12.
24
M.Ozon E Alakent dan M Ahsan, “Institutional Ownership and Corporate Political
Strategies: Does Heterogeneity of institutional Owners Matter,” Strategic Management Review, No 4.
h. 67.
13
Secara khusus, para pemilik (misalnya, pemilik institusional, pemilik asing,
Jadi, mengingat bahwa tindakan sosial perusahaan dapat dilihat sebagai bentuk
dimiliki oleh investor atau pemodal asing (foreign investors). Kepemilikan asing
akan mempengaruhi tingkat pengungkapan sosial perusahaan. hal ini sesuai dengan
bukti empiris yang dikemukakan dalam Wong Yong Oh, Chank &Martinov. Lebih
asia.”26
sosial.
Banyak perusahaan investor Amerika dan Eropa yang berperilaku anti sosial.
Oleh karena itu dalam rangka menegaskan pengaruh positif kepemilikan asing
perlu mengidentifikasi investor asing dari segi orientasi investasinya.27
25
Ririn Dwi Anggriani, “Pengungkapan Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Asing
Terhadap Pengungkapan pertanggungjawaban Sosial Perusahaan dalam Annual Report (Studi Empiris
pada Perusahaan Non Keuangan yang Tercatat di BEI tahun 2008-2009” (Skripsi Sarjana, Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang, 2010), h. 12.
26
Wong Yong Oh dan Young Kyung Chan, op. Cit., h. 8.
27
Ibid., h. 7.
14
2. Kepemilikan Institusional (institusional ownership)
Selian itu tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha
pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat
memonitor manajemen.”30
28
Ririn Dwi Anggriani, op. cit,. h.20.
29
Wong Yong Oh dan Young Kyung Chan, op. cit., h. 8.
30
Chaerul D. Djakman dan Novita, op.cit., h. 13.
31
Sunarto, “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Return
On Asset Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio: Studi Kasus Pada Saham LQ45
di Bursa Efek Jakarta,” (Tesis, Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, 2004), h. 4.
15
yang akan datang sehingga kepedulian akan lingkungan sosial perusahaan juga
meningkat.
C. TEORI STAKEHOLDERS
berbagai pihak yang terkena pengaruh dari tindakannya. Acuan pertimbangan para
manajer dalam mengambil keputusan dan tindakan bukan semata-mata para pemegang
saham, melainkan juga pihak lain mana pun yang terkena pengaruhnya.
menyatakan bahwa yang dimaksud para pihak berkepentingan adalah setiap kelompok
yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam
D. TEORI LIGITIMASI
Menurut Tilling, “Legitimacy theory has become one of the most cited theories
within the social and environmental accounting area.”32 Memang teori legitimasi telah
menjadi teori paling sering dikutip terkait mengenai akuntansi sosial mengingat
32
Matthew Tilling, “Refinements to Legitimacy Theory in Social and Enviromental
Accounting.” Commerce Research Paper Series, no. 04-6. h.5.
16
perusahaan adalah bagian dari masyarakat. Posisi perusahaan sebagai bagian dari
masyarakat ini akan berimbas kepada operasi perusahaan yang sering kali
Menurut Novita & Djakman, Kesadaran antara tindakan perusahaan dan nilai-
nilai masyarakat tidak selamanya seperti yang diharapkan. Tidak jarang akan terjadi
perbedaan potensial antara perusahaan dan nilai-nilai sosial yang dapat mengancam
sebagai berikut :
Legitimacy is a generalized perception or assumption that the actions of an entity
are desirable, proper, or appropriate within some socially constructed system of
norms, values, beliefs, and definitions.34
Jadi Tindakan yang dilakukan entitas harus sesuai dengan nilai – nilai sosial mengingat
politis.35 Selain itu juga, CSR Disclosure dapat memberikan informasi mengenai
sejauh mana organisasi atau perusahaan memberikan kontri-busi positif maupun
33
Novita & Chaerul D. Djadman, “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Luas
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan Tahunan Perusahaan Studi
Empiris padaPerusahaanPublik yang Tercatat di BEI tahun 2006.” Simposium Nasional Akuntansi 11.
(2008): h. 4.
34
Matthew Tilling, “Refinements to Legitimacy Theory in Social and Enviromental
Accounting.” Commerce Research Paper Series, no. 04-6. h.5.
35
Megawati Chank & Yulius Jogi Christiwan, “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility terhadap Abnormal Return, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 13, no.1. h. 13.
17
Manajer adalah agen pemilik perusahaan tidak menanggung semua
bahwa kepentingan manajer selaku pengelola perusahaan akan dapat berbeda dengan
hasil dari pengambilan kutusan dapat dipengaruhi oleh adanya konflik kepentingan
F. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian mengenai pengaruh ownership structure terhadap luas
dilakukan di beberapa negara seperti Korea yang dilakukan oleh Won Yong Oh dkk
(2011), Malaysia oleh Mohd Ghazali (2007) dan beberapa negara di Eropa . di
Indonesia penelitian serupa telah dilakukan oleh Novita & Djakman (2008) namun
kepemilikan institusional. letak perbedaan dari penelitian ini dengan Novita &
Tabel 2.1
Daftar Penelitian Terdahulu
36
Sunarto, “Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Return
On Asset dan Debt to Equity Ratio terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Kasus pada Saham LQ45 di
Bursa Efek Indonesia). Tesis. H. 21.
18
Tahun Peneliti dan Judul PenelitianCSR Hasil Penelitian
Measures
2007 Nazli A. Mohd Ghazali GRI Ownership Structure berpengaruh
Ownership Structure and (Global signifikan terhadap CSR Disclosure
Corporate Social Reporting pada laporan tahunan perusahaan.
Responsibility Dsiclosure: Initiative)
Some Malaysian Evidence
19
Empiris pada Perusahaan
Non Keuangan yang
Tercatat di BEI Tahun 2008-
2009).
G. HIPOTESIS
H. RERANGKA PIKIR
sosial (CSR Disclosure) pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode
sebagai berikut :
Gambar 2.1
Rerangka Pikir
Kepemilikan
Asing
Kepemilikan
Keterangan :
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
21
kuantitatif pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan
Tempat penelitian adalah pada Pusat Informasi Pasar Modal Makassar (PIPM)
yang berlokasi di Makassar. Dan waktu penelitian berlangsung tanggal 1 Juli sampai
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 - 2011. Pemilihan perusahaan
dari satu kelompok industri yaitu industri pertambangan sebagai sampel dimaksudkan
untuk menghindari adanya bias yang disebabkan oleh efek industri (industrial effect).38
terhadap lingkungan alam, keselamatan dan kesejahteraan tenaga kerja, serta konflik
sosial dengan masyarakat sekitar lokasi pertambangan. Selain itu, peneliti mengambil
periode penelitian selama 3 tahun, yakni dari tahun 2009 – 2011 dimaksudkan untuk
lebih mendapatkan hasil akurat karena CSR merupakan suatu kegiatan yang sifatnya
berkelanjutan (sustainability), sehingga pengaruh ownership structure terhadap luas
pengungkapan CSR harus dilihat dalam jangka waktu yang cukup lama atau jangka
panjang.39 20
37
Nur Idrianto dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi &
Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 2009), h.12.
38
Andi Fitriyana Zulkifli, “Anlisis Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Respondibility
Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia” (Skripsi
Sarjana, Fakultas Ekonomi UNHAS, Makassar, 2011), h.40.
39
Ibid., h.40.
22
Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Judment Sampling yaitu “tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya
Jenis data dalam penelitian ini adalah data dokumenter (documentary data).
Data dokumenter adalah jenis data penelitian baik berupa jurnal maupun dalam bentuk
laporan.41 Data dokumenter dalam penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan
perusahaan publik yang tercatat di BEI tahun 2009-2011. Penelitian ini juga
menggunakan data panel (pooled data) karena memiliki beberapa objek dan beberapa
periode waktu. Berdasarkan Sumber data, penelitian ini menggunakan data sekunder
(secondary data). Menurut Indrianto dan supomo, “data sekunder merupakan sumber
data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara,”42 dalam hal ini peneliti memperoleh laporan tahunan perusahaan tambang
40
Nur Idrianto dan Bambang Supomo, op. cit., h. 131.
41
Ibid., h.146.
42
Ibid., h. 147.
23
melalui Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) perwakilan Makassar dan melalui website
Untuk memperoleh informasi dan data sebagai bahan penulisan ini, maka
metode pengumpulan data yang digunakan adalah penelusuran data sekunder, yaitu
penggunaan data yang berasal dari dokumen-dokumen yang sudah ada berupa laporan
kuangankan perusahaan.43 hal ini dilakukan dengan cara melakukan penelusuran data-
data yang diperlukan dari Bursa Efek Indonesia melalui kantor perwakilan yaitu Pusat
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah kembali dianalisis dengan
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali “Uji formalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
43
Ibid., h. 151.
44
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Cet. 4; Semarang,
2009), h. 147.
24
uji Kolmogorov Smirnov. Data yang normal diperoleh apabila nilai signifikasi
b. Uji Multikolinieritas
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variable
independen.46
c. Uji Heteroskedastisitas
independen. “Pengujian ini juga bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
variabel-variabel bebasnya.48
45
Ibid., h. 95.
46
Ibid.,
47
Ibid., h. 125.
48
Ibid.,
25
d. Uji Autokorelasi
Bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ada korelasi
t-1. Autokorelasi juga dapat diartikan bahwa terdapat korelasi antar anggota
autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians sampel tidak dapat
autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan Pengujian terhadap nilai uji
2. Uji Hipotesis
non parametrik digunakan jika distribusi data yang digunakan tidak normal.51 Salah
satu jenis dari uji parametrik adalah uji regresi dan untuk menguji hipotesis yang
diajukan peneliti maka akan dilakukan dengan uji koefisien determinasi, uji
terdiri dari satu variabel dependen dan beberapa variabel independen, Regresi
49
Algifari, Analisis Regresi Teori,Kasus, dan Solusi (Cet. 3; Yogyakarta: BPFE, 2011), h.88.
50
Ibid., h. 89.
51
Nur Idrianto dan Bambang Supomo, op. cit., h. 167.
26
maupun dependen.52 Metode statistik digunakan dengan tingkat taraf
Dimana;
β0 = Intercept
e = Error
52
Imam Ghozali, op. cit. h.142.
27
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Model yang
adalah dengan melihat signifikansi (α) dengan ketentuan jika F hitung lebih kecil
dari pada F tabel artinya secara statistik dapat dibuktikan bahwa semua variabel
Sebaliknya jika jika F hitung lebih besarl dari pada F tabel artinya secara statistik
regresi dengan t tabel sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Jika t
hitung koefisien regresi lebih kecil dari t tabel, maka variabel independen
hipotesis ditolak. Sebaliknya jika t hitung lebih besar dari t tabel, maka variabel
hipotesis diterima.56
53
Algifari, op.cit. h. 46.
54
Iman Ghozali, op. cit. h. 128.
55
Algifari, op. cit. h. 73.
56
Ibid., h. 74.
28
G. DEFINISI VARIABLE OPERASIONAL
bahwa:
Indikator GRI terdiri dari 3 fokus pengungkapan, yaitu ekonomi, lingkungan,
dan sosial sebagai dasar sustainability reporting. Indikator GRI ini dipilih
karena merupakan aturan internasional yang telah diakui oleh perusahaan di
dunia. Content analysis adalah salah satu metode pengukuran CSRDI yang
sudah banyak digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya.59
Pendekatan ini pada dasarnya menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap
item CSR dalam instrument penelitian diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0
jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item dijumlahkan untuk
diungkapkan.
57
Chaerul D. Djakman dan Novita, op. cit., h. 6.
58
Cermelo Reverte, “Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure Ratings by
Spanish listed firms,” Journal of Business Ethics, (2009): h. 4.
59
Ahmad Nurkrim, “Corporate Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Social Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia)” (Tesis ), h. 39.
29
∑SM : Jumlah skor maksimal.
2. Variabel Independen
a. Kepemilikan Asing
b. Kepemilikan Institusional
dimiliki oleh pihak institusi lain baik kepemilikan perusahaan atau lembaga
60
Sunarto, “Analisis Pengaruh KepemilikanManajerial, Investment Opportunity Set, Return
On Asset Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio (Studi Kasus Pada Saham LQ45
di Bursa Efek Jakarta)” (Tesis), h. 54.
30
ini menggunakan persentase kepemilikan saham manajer /direksi (>5%)
yang dilihat dalam laporan tahunan perusahaan untuk tahun 2009 – 2010.
sebagai berikut :
jumlah saham Manajerial x 100%
Kepemilikan Manajerial =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
BAB IV
31
PT Adaro Indonesia, operasi penambangan batubara Adaro Energy dilakukan
Selatan sejak tahun 1992. Tambang batubara tunggal terbesar di belahan Selatan
direncanakan untuk tambang Tutupan adalah 5,0 bcm/ton sedangkan untuk Wara
adalah sekitar 1-2 bcm/ton. Grup Adaro dikenal sebagai salah satu produsen dengan
biaya terendah di dunia, yang menduduki posisi di antara lima eksportir batubara
termal terbesar, dan merupakan pemasok batubara termal ke pasar domestik yang
Sebagai bukti dari keahlian dan pengalaman dari para anggota manajemen yang
telah bertugas sejak awal sejarah Adaro, yaitu Alastair Grant (pemasaran) and Chia
Ah Hoo (operasional) yang terus menjalankan kegiatan inti dari operasional Adaro
Indonesia, Adaro Indonesia secara konsisten meningkatkan produksi setiap
tahunnya sejak operasi komersial dimulai di tahun 1992. Sekitar 85% dari EBITDA
Adaro Energy saat ini berasal dari Adaro Indonesia. Tetapi, kontribusi dari anak
perusahaan yang lain juga akan meningkat seiring pertumbuhan dan peningkatan
30
labanya.
32
Antam merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan
terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang
tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan Antam
mineral yang dimiliki. Antam memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di
Eropa dan Asia. Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya
jumlah cadangan dan sumber daya yang dimiliki, Antam membentuk beberapa
usaha patungan dengan mitra internasional untuk dapat memanfaatkan cadangan
Antam memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang berhati-
hati. Antam didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui
tunggal. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997
status foreign exempt entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi
Hal ini dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna
pada komoditas inti nikel, emas, dan bauksit melalui peningkatan output produksi
33
melalui pengembangan bisnis hilir. Antam juga akan mempertahankan kekuatan
batubara, minyak & gas bumi, energi terbarukan. Perseroan didirikan pada tahun
1988 di Medan dengan nama PT Anugrah Tambak Perkasindo. Pada tahun 2002,
mencatatkan seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh pada Bursa
dari Medan ke Jakarta, dan diversifikasi bidang usaha Perseroan ke bidang usaha
pertambangan umum dan pembangunan infrastruktur. Keputusan RUPSLB
pertambangan minyak dan gas bumi dan bidang industri pembangkit tenaga listrik
34
PT. Bumi Resources Tbk adalah perusahaan yang bergerak dibidang tambang
minyak dan gas alam, batu bara dan timah. Pada tahun 1990 PT. Bumi Resources
Tbk yang selanjutnya disingkat Bumi melakukan penawaran umum perdana saham
yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Pada tanggal 31 Agustus 1998,
melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) luar biasa diputuskan untuk
mengubah bisnis utama perseroan dari bidang perhotelan dari pariwisata menjadi
Arutmin Indonesia (Arutmin) dari BHP Minerals Exploration Inc Pada saat
dengan empat open-cut tambang batubara, Senakin, Satui, Asam -asam dan
penawaran yang kompetitif intens, BUMI mengakuisisi Herald Resources Ltd dari
Australia untuk Aus $ 552.000.000. Seng, timah dan operasi emas terletak di
Sumatera Utara.
Pendiri The Dato Tuck Kwong memulai bisnis di Indonesia pada tahun 1973.
Setelah itu pada bulan November 1997, Dato 'Low mengakuisisi konsesi
Bayan Group terlibat dalam penambangan terbuka dari berbagai batubara dari
35
menghasilkan batubara mulai dari semi-soft coking coal untuk ramah lingkungan
Pekerjaan dan tiga Kuasa Pertambangan (KP) yang diberikan oleh Pemerintah
Sumber daya Grup Bayan berupa batubara dan cadangan telah diverifikasi
potensial aset batubara baru dan ekspansi sarana infrastruktur untuk melengkapi
melalui anak perusahaannya, PT Harta Prima Abadi Mineral dan PT Karya Utama
Tambang Jaya. Didirikan pada tahun 1992 melakukan penawaran umum perdana
pada 20 Maret 2002. Pada Juni 2007 melakukan penawaran umum terbatas 1, dan
marmer selama lebih dari tiga puluh tahun. Perusahaan yang didirikan tahun 1974
36
mulai menambang batu marmer putih gading (beige marble) dari lokasi
pelaksanaan akuisisi ini, pada bulan Juli 1996, Citatah mencatatkan sahamnya di
Bursa Efek Jakarta dan menghimpun dana sebesar Rp 104,5 miliar melalui emisi
di sebelah timur kota Jakarta. Selama masa reorganisasi antara 1998 dan 2002,
37
Perseroan didirikan di Jakarta dengan nama PT Electronika Nusantara
Anggaran Dasar No.10 tanggal 13 Februari 1969 di hadapan Notaris Tan Thong
Kie SH, yang kemudian diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.
35, Tambahan No. 58 tanggal 2 Mei 1969. Perseroan mengawali kiprahnya sebagai
Sehingga pada akhir tahun 2006, Perseroan secara total memiliki 14 anak
menawarkan Jasa Hulu Migas Terintegrasi (Integrated Oil & Gas Services) dengan
Empat anak perusahaan yang menjadi tulang punggung bisnis jasa migas
38
penunjang bisnis utama. Kini, Perseroan memimpin industri jasa terintegrasi di
bidang hulu migas, dengan layanan terbaik bagi pelanggannya yaitu perusahaan-
pengembang dan eksplorasi dalam sektor hulu minyak dan gas bumi. Mengakuisisi
RHI Corporation (RHI), pemilik Kondur Petroleum S.A. (Kondur), operator KKS
Malacca Strait dan menguasai 34,46% working interest atas Malacca Strait. Pada
Februari 2004, mengakuisisi PT Imbang Tata Alam (ITA) yang mengusai 26,03%
working interest di KKS Malacca Strait. Kondur dan ITA bersama-sama memiliki
60,49% working interest di KKS Malacca Strait. Pada Maret 2004, mengakuisisi
Kalila Energy Ltd. (KEL) dan Pan Asia Enterprise Ltd. (PAN), menjadi pemilik
langsung 100% Lapindo Brantas Inc. (“Lapindo”). Lapind memiliki 50% working
interest dan merupakan operator KKS Brantas. Tercatat di Bursa Efek Jakarta
dengan kode saham ENRG. Pada Agustus 2004, Mengakuisisi KKS Tonga senilai
US$11,8 juta.
juta). Perolehan ini digunakan untuk membayar sebagian besar pinjaman (US$250
juta) dan untuk mengamankan akuisisi 10% kepemilikan KKS Masela dari INPEX.
keuangan perseroan membaik dari 3,2 kali (2009) menjadi 0,6 kali (2010).
39
Perseroan menyelesaikan transaksi akuisisi 10% KKS Masela dari INPEX. Dengan
menjadi 531 juta barrel ekuivalen minyak. Pada 2007 Mengakuisisi 18,73% porsi
efektif pada KKS ONWJ senilai US$2,4 / barel yang meningkatkan cadangan
72%.red 18
modal asing (PMA) yang mendapatkan izin usaha dari pemerintah Indonesia untuk
Perusahaan ini didirikan pada Juli 1968. Saat ini kami beroperasi di Pulau Sulawesi
Juli 1968. Lalu pada 15 Januari 1996, menandatangani perjanjian modifikasi dan
perpanjangan kontrak awal KK, yang berlaku mulai 1 April 2008 sampai 28
Desember 2025.
Pada awalnya, luas area konsesi awal perusahaan kami sebesar 218,528 hektar:
pemerintah menyetujui pelepasan area KK dari total sekitar 28,000 hektar, atau
sekitar 12.8 persen dari luas total KK pada 2010. Setelah pelepasan lahan tersebut,
luas total area KK kami saat ini meliputi 190,000 hektar. Tahapan operasional kami
mencakup kegiatan penambangan dan pengolahan bijih nikel menjadi nikel dalam
40
matte tingkat menengah, yang mengandung rata-rata 78 persen nikel dan 20 persen
Vale Canada (sebelumnya Vale Inco Limited), anak perusahaan dari Vale –
bisnis logam dasar dan produsen nikel kedua terbesar di dunia, merupakan
pemegang saham mayoritas (58.73 persen) Vale Indonesia. Sisanya dimiliki oleh
Sumitomo Metal Mining Co. Ltd. (20.09 persen), publik dan lainnya (21.18
persen). Vale Indonesia, telah siap menjadi salah satu produsen nikel utama di
Didirikan pada tahun 1988, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM) adalah
dunia. Sejak berdiri, ITM telah dikenal sebagai produsen utama batubara dan telah
berdiri pada tahun 1988 sebagai Perseroan Terbatas, kemudian pada tahun 2007
diakuisisi oleh Grup Banpu Thailand dan selanjutnya pada bulan Desember 2007
menjadi perusahaan terbuka. Banpu melalui PT Centralink Wisesa International
Banpu Minerals (Singapore) Pte. Ltd. Sebesar 73,72% dan porsi saham publik
menjadi 26,28%. Pada tahun 2010, Banpu Minerals (Singapore) PTe. Ltd. Menjual
41
mayoritas sebesar 65% dan selebihnya dimiliki masyarakat dengan jumlah rendah
Pada Juni 1980, Medco Energi didirikan oleh seorang pengusaha muda
Indonesia setempat, Pak Arifin Panigoro. Medco Energi mulai dengan pengeboran
minyak dan gas. Produksi dimulai ketika Medco Energi mengakuisisi eksplorasi
dan produksi Tesoro kontrak di Kalimantan Timur (TAC dan PSC) pada tahun
1992 dan 100% saham PT Stanvac Indonesia dari Exxon dan Mobil Oil pada tahun
1995. Selanjutnya, seiring dengan masuknya Mr John Sadrak Karamoy pada tahun
1992.
Penawaran Umum Perdana (IPO) pada tahun 1994 didukung Medco Energi
untuk memperluas bisnis ke industri kimia yang digunakan cadangan gas dari Blok
terintegrasi dengan keterlibatan bisnis dalam eksplorasi minyak dan gas dan
produksi, jasa pengeboran, produksi metanol dan yang paling baru-baru ini,
utama di bidang sewa guna usaha, anjak piutang dan pembiayaan konsumen.
42
Perseroan dengan PT Caraka Berkat Sarana pada tahun 2006, Perseroan melakukan
Adapun perjalanan Perseroan semenjak didirikan sampai dengan saat ini adalah
Sarana dan berganti nama menjadi PT Mitra Investindo Tbk. Tahun 2008,
Pada 1983 PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK) didirikan terutama adalah
Total E&P Indonesie, dan pelanggan baru PKPK sejak 2011 adalah Salamander
operasi usahanya di wilayah lain, seperti di blok Kangean dan Pagerungan untuk
PT EMP Kangean, serta yang terbaru di wilayah Sampang (Madura) untuk Santos
Energy Ltd, namun pada dasarnya wilayah usaha utama PKPK adalah Kalimantan
Timur – sedemikian rupa pengembangan usaha PKPK di sektor lainnya di
43
Penawaran Umum 20,83% kepada masyarakat, dan mencatatkan saham- sahamnya
pada Bursa Efek Indonesia pada Juli 2007. Sektor-sektor usaha terkini yang
Indonesia, Total E&P Indonesie, Salamander Energy Ltd, dan Santos Energy Ltd,
jasa perkebunan untuk grup perusahaan Smart, pertambangan batubara, serta sewa
alat berat sebagai sektor penunjang bagi sektorsektor usaha utama tersebut.
Belanda tahun 1919 dengan menggunakan metode penambangan terbuka (open pit
44
energi nasional, pada 1993 Pemerintah menugaskan Perseroan untuk
mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia dengan kode
“PTBA.”
didirikan pada tahun 1972 berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 75 tanggal 21
perubahan dan yang terakhir dengan Akta No. 93 tanggal 16 Februari 2012. Pada
tahun 1990 saham perusahaan dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya (kini Bursa Efek Indonesia) dengan kode perdagangan PTRO, dan nama
mengakuisisi perusahaan, dan pada akhir tahun ini saham Indika di perusahaan
mencapai 98,55%.
energi dunia. Didirikan pada tahun 1981 di bawah PT Kurnia Kapuas Utama Glue
45
nama menjadi PT Resource Alam Indonesia Tbk dan mulai proses diversifikasi ke
pertambangan batubara.
yaitu Simpang Pasir, Gunung Pinang dan Bayur. Dalam klasifikasi industri 2008
perusahaan ini di BEI berubah dari kimia untuk pertambangan batubara Pada tahun
Barokah, Tegal Anyar dengan total produksi diperkirakan pada tahun 2010 dari 2,2
juta ton.
Didirikan pada tanggal 22 Agustus 1984, PT Radiant Utama Interinsco Tbk (RUIS)
telah memiliki pengalaman dalam industri Minyak dan Gas Indonesia selama lebih
dari 35 tahun dalam menyediakan jasa teknis penunjang untuk sektor minyak dan
gas dari hulu sampai hilir, serta industri terkait lainnya. Dalam perjalanannya,
Pada tahun 2006, saham Perseroan pertama kali ditawarkan kepada masyarakat
dan efektif tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 12 Juli 2006 dengan jumlah
saham yang tercatat sebanyak 770,000,000 lembar saham. Pada tahun 2008,
pada Radiant Bukit Barisan yang memiliki 51% kepemilikan atas blok migas South
West Bukit Barisan di Sumatera Barat. Pada tahun 2011, perusahaan telah
mengakuisisi asset berupa Mobile Offshore Production Unit (MOPU) dari Maleo
46
PT Timah (Persero) Tbk adalah perusahaan milik negara (BUMN) yang
oleh publik yang menjadikan perseroan ini go public. Hal ini sejalan dengan tujuan
dan juga sekaligus eksportir timah terbesar dunia, PT Timah (Persero) Tbk
menguasai hak penambangan timah seluas 513.042 hektar dengan 117 Izin Usaha
Pertambangan (IUP) baik di darat (Onshore) maupun di laut (Offshore) dengan
wilayah operasi yang meliputi provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Kepulauan
(Persero) yang seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. Tahun
dan sejak saat itu 35 % saham perusahaan dimiliki oleh publik dan 65 % sahamnya
yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan bulan Desember tahun 2011
sebanyak 31 perusahaan. berdasarkan kriteria dari teknik pemilihan sampel yang telah
Tabel 4.1
47
Daftar Perusahaan Pertambangan yang Menjadi Sampel
KODE
No. NAMA PERUSAHAAN
PERUSAHAAN
1. ADRO PT Andro Energi Tbk
2. ANTM PT Aneka Tambang (Persero) Tbk
3. ATPK PT Atpk Resources Tbk
4. BUMI PT Bumi Resources Tbk
5. BYAN PT Bayan Resources Tbk
6. CITA PT. Cita Mineral Investindo Tbk
7. CTTH PT. Citatah Industri Marmer Tbk
8. ELSA PT. Elnusa Tbk
9. ENRG PT. Energi Mega Persada Tbk
10. INCO PT. Internasional Nickel Indonesia Tbk
11. ITMG PT. Indo Tambang Raya Mega Tbk
12. MEDC PT. Medco Energi Internasional Tbk
13. MITI PT. Mitra Investindo Tbk
14. PKPK PT. Perdana Karya Perkasa Tbk
15. PTBA PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
16. PTRO PT. Petrosea Tbk
17. KKGI PT. Resource Alam Indonesia Tbk
18. RUIS PT. Radiant Utama Interinsco Tbk
19. TINS PT. Timah (Persero) Tbk
dalam penelitian ini karena tidak memenuhi syarat dari metode purposive sampling
48
Perusahaan tersebut adalah: PT Apexindo Pratama Duta Tbk (delisting di tahun 2010)
Selain itu, ada pula 10 perusahaan pertambangan yang baru listing (terdaftar)
di BEI misalnya yang baru terdaftar di tahun 2010 adalah: PT Darma Henwa tbk, PT
Garda Tuju Buana Tbk, PT Ratu Prabu Energi Tbk. Dan perusahaan yang baru terdaftar
di tahun 2011 adalah: PT Berau Coul Energi Tbk, PT Borneo Lumbung Energi dan
Metal Tbk, PT Harun Energi Tbk, PT Delta Dunia Makmur Tbk, PT Benakat
Pertrolium Energi Tbk, PT Central Omega Resources Tbk, PT. Exploitasi Energi
Indonesia Tbk. Berdasarkan kriteria dan teknik pemilihan sampel yang telah
pemangku kepentingan dalam rana ekonomi, sosial, dan lingkungan agar mencapai
diungkapkan oleh perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini disajikan
dalam laporan tahunan (annual report) selama tiga tahun berturut – turut yakni tahun
bentuk penjelasan kualitatif. Berikut ini merupakan gambaran secara umum yang
memuat mengenai konsep atau komitmen CSR perusahaan, jenis kegiatan CSR, dan
biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan kegiatan CSR tersebut yang disajikan secara
lebih ringkas.
49
Sebagai perusahaan penambangan dan energi publik, Adaro Energy
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik, yang berjalan seiring dengan
masyarakat setempat dan melestarikan lingkungan operasionalnya, dan hal ini akan
terus menjadi panduan bagi praktek dan metode bisnis Adaro Energy.
Pada tahun 2011, program CSR dan lingkungan Adaro Energy memperoleh
pengakuan baik nasional maupun internasional. Adaro Energy memenangi
juga Adaro Energy peroleh untuk program Kesehatan Ibu, Bayi dan Balita
tahun 2011.
Secara ringkas program CSR yang dilakukan oleh PT Adaro Energy Tbk yaitu:
a. Peningkatan sumber pendapatan masyarakat dengan memperhatikan
ekonomi daerah
50
e. Mewujudkan Masyarakat yang trampil melalui Program Persiapan
a. Komitmen perusahaan
Antam memiliki komitmen kuat dalam melaksanakan CSR, baik pada tataran
Antam, dan oleh karena itu hubungan harmonis antar stakeholders selalu
ditingkatkan.
bagian dari kepatuhan atas kegiatan CSR sekaligus sebagai salah satu usaha
masyarakat.
51
Antam menempatkan dana khusus untuk membiayai pelaksanaan
PKBL yang didapat melalui penyisihan dari perolehan laba bersih pada periode
disalurkan sebagai pinjaman bergulir (revolving fund) bagi pelaku usaha mikro,
skala mikro, kecil dan koperasi. Sementara untuk Program Bina Lingkungan
dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari ketentuan yang ada yaitu meliputi
Rp73,4 miliar di tahun 2011. Sementara untuk program Bina Lingkungan, kami
yang berkelanjutan tidak dapat dicapai tanpa membangun kepercayaan dan adanya
52
hubungan yang saling menguntungkan dengan masyarakat setempat.
berperilaku sebagai warga korporasi yang baik seringkali hanya dipandang sebagai
pelengkap atau sebagai “pemanis” saja. Tetapi bagi kami, hal ini adalah aktifitas
tahun yang belum pernah terpecahkan sejak perusahaan mulai beroperasi. Dengan
dalam pasar global yang demikian kompetitif akan dapat dicapai tidak hanya
dengan mengejar keuntungan, tetapi harus juga meliputi tiga dimensi penciptaan
nilai, yaitu Profit, People, dan Planet (Pendapatan, Masyarakat dan Planet). Hal ini
telah menjadikan Corporate Social Responsibility (CSR) termasuk kegiatan
Tbk.
53
Bumi Resources Tbk berkembang melalui akuisisi beberapa perusahaan.
anak perusahaan, yaitu KPC dan Arutmin. Kegiatan CSR memang merupakan
dikatakan berhasil, kegiatan ini belum dilandasi strategi besar dan belum
program CSR dalam tujuan strategis BUMI, dan mempraktikkan CSR tidak
Sebesar US$ 5 juta dana yang dikeluarkan untuk program CSR di bidang-
- Pembibitan buah
- Kesehatan Ibu-Anak
54
- Palang Merah Indonesia
- Beasiswa
- Infrastruktur pendidikan
- Kewirausahaan
- Penelitian
- Peningkatan kapasitas guru
lokal
- BLK Mandiri
- Sarana ibadah
- Peningkatan fasilitas kota
- Keanekaragaman hayati
- Hutan lindung
- Seni-budaya
- Pengelolaan sampah
55
- Desa Mandiri
- Olahraga
- Keorganisasian lembaga
- Event masyarakat
dicapai dengan membangun kemitraan yang kuat atas dasar kepercayaan dan rasa
saling menghormati.
harmonis.
Pada tahun 2011, Bayan mengeluarkan Rp. 15,7 miliar untuk meningkatkan
56
kesehatan, perbaikan infrastruktur dan pengembangan masyarakat yang
a. Pendidikan
generasi baru tenaga profesional yang terampil dan ahli Upaya-upaya Perseroan
bulanan gratis dan bantuan bahan makanan bergizi, vitamin dan suplemen
tambahan. Program donor darah diadakan secara rutin bekerja sama dengan
c. Infrastruktur
sosial dan memberikan keamanan yang lebih baik bagi masyarakat. Bayan telah
memulai suatu program listrik masuk desa bagi para warga Sungai Cuka dan
d. Pertumbuhan Ekonomi
57
Bayan mendukung pertumbuhan usaha kecil untuk menjamin kesejahteraan
e. Pengelolaan Lingkungan
nasional dan daerah yang menjunjung rehabilitasi lingkungan. Pada tahun 2011,
Bayan telah mengeluarkan biaya sebesar IDR 21,0 miliar untuk berbagai
Cita Mineral Investindo bertekad untuk menjalankan tata kelola perusahaan dan
kembali atas sekitar 25 hektar tanah. Perusahaan juga mempunyai sistem untuk
memastikan bahwa mutu air di sekitar tambang dan pabriknya tetap terpelihara
58
sehingga memenuhi standar yang ditentukan, dan kerap kali melakukan pengujian
sampel air.
membantu penyediaan pasokan listrik kepada lebih dari 100 rumah tangga di desa
Kegiatan usaha yang dilakukan Perseroan tidak terlepas dari kegiatan sosial
Konsep yang dibangun oleh Perseroan dalam tanggung jawab social perusahaan ini
59
Alokasi dana CSR sebagian besar dilakukan melalui bentuk bina kemitraan dan
pendidikan, hal ini merupakan program lanjutan jangka panjang Perseroan untuk
Disamping itu, pelestarian alam dan lingkungan hidup juga turut menjadi fokus
Gerakan hijau (Go Green) dilakukan melalui inisiasi derma pohon oleh
karyawan dan turut serta dalam revitalisasi hutan lindung sungai Wain di
Balikpapan dan konservasi Borneo Orang Utan Survival Foundation. Sepanjang
2010 tanggap bencana alam juga dengan cepat dilakukan oleh Perseroa untuk
diantaranya bantuan untuk korban banjir Wasior, korban tsunami Mentawai, serta
korban letusan gunung Merapi. Untuk kedepannya Program CSR Perusahaan akan
tersebut dampak dari aktivitas proyek langsung dirasakan oleh masyarakat dan
lingkungan sekitarnya.
Program CSR yang dilaksanakan oleh unit bisnis Perseroan ini telah
mendapatkan penghargaan. Platinum Award dalam bidang ekonomi untuk Program
Lembaga Keuangan Mikro dan Gold Award dalam bidang sosial untuk program
Pemberian Makanan Tambahan dan kelas ibu hamil pada Indonesia CSR Award
2011. Di bidang pendidikan, saat ini telah ratusan putra daerah yang meningkat
life skill training. Program pelatihan telah memberikan ketrampilan, baik dalam
60
bentuk pembuatan pangan olahan sagu, sablon hingga penyiaran untuk Radio
BPMIGAS akan menentukan program apa saja yang disetujui dan besar
Dari segi anggaran jumlah ini naik 6,2% dibandingkan anggaran tahun 2010
Jawab Sosial Perusahaan tahun 2011 adalah sebesar Rp3.373.398.804 naik 39%
mendasar.
Keselamatan:
61
Implementasi Vale Critical Activity Requirement (CAR).
(untuk Tahap Dasar) yang mengacu pada ISO 14001 dalam bidang
62
Terus meningkatkan kualitas emisi udara, pengawasan air buangan, dan
hidup.
mengikuti Pedoman GCG yang diterbitkan oleh Komite Nasional untuk Tata
Kelola Perusahaan dan berupaya untuk mencapai standar internasional serta praktik
63
b. Menyediakan pendidikan berkualitas, kualitas hidup yang layak dan
antara Perseroan dengan masyarakat, mitra kerja dan para pemangku kepentingan.
jalan desa, penyediaan generator sebagai rintisan alat penerangan dan penyediaan
air bersih. Perseroan tengah mempelajari program CSR mendatang yang lebih
64
dengan tetap memperhatikan sumber daya alam yang tersedia, budaya serta
Sebagian besar dari mereka tinggal di daerah-daerah yang sangat terpencil, di mana
taraf kesehatan maupun pendidikannya jauh di bawah kawasan perkotaan. Untuk
Dalam rangka melakukan kegiatan di atas, kami merekrut dua orang konsultan dari
luar perusahaan.
Mereka bekerja sama dengan tim perusahaan untuk menilai tingkat ekonomi,
sejumlah program yang menghasilkan dampak positif dan nyata bagi masyarakat
Kelompok
tanggung jawab perusahaan yang terintegrasi dalam bentuk “Pedoman CSR PTBA”
yang mencakup enam fokus kegiatan, yaitu bidang: (1) ekonomi, (2) lingkungan,
65
(3) hak azasi manusia, (4) praktik ketenagakerjaan dan kelaikan kerja, (5) tanggung
jawab produk, dan (6) kemasyarakatan. Keenam fokus kegiatan tersebut mengacu
meliputi:
luas.
tambang.
kesejahteraan karyawan.
hasil kegiatan operasional dari sisi kinerja ekonomi, sosial dan lingkungan,
dan lingkungan. Kegiatan tersebut juga merupakan salah satu bentuk Tanggung
66
16. Implementasi CSR PT Petrosea Tbk
Corporate Social Responsibility (CSR) bagi masyarakat adalah sebagai salah satu
antara lain:
keselamatan dalam berkendara sejak usia dini, Perusahaan bekerja sama dengan
berkendara dengan aman bagi siswa di lima sekolah dari tingkat Sekolah Dasar
dengan baik dan benar telah di berikan sejak dini, melalui kegiatan program
bersama ini, generasi muda diharapkan dapat menjadi agent of change dalam
sekolah
dengan jam masuk dan pulang anak sekolah, maka bis karyawan Perusahaan
dimanfaatkan sebagai sarana transportasi antar jemput siswa dan guru SD 010
67
Muara Tae dan SMP Negeri 40 Sendawar setiap hari sekolah di lokasi proyek
belajar mengajar
17. Implementasi CSR PT. Resource Alam Indonesia Tbk
a. Pendidikan
sekolah melalui penyediaan air bersih dan fasilitas sekolah. Pada tahun 2011,
masyarakat lokal termasuk, sumber air bersih, mengingat ini masih sulit bagi
68
mengurangi risiko kematian saat melahirkan dan juga meningkatkan
perkembangan bayi.
program CSR.
tanggung jawab sosial melalui berbagai kegiatan sosial. Oleh karena itu, RUIS
sosial. . Kegiatan sosial dari perusahaan untuk tanggung jawab sosial cukup
69
a. Pemberdayaan
keterampilan masyarakat.
b. Lingkungan
c. Educaton
beasiswa untuk mahasiswa, RUIS juga membantu biaya operasional TPA dan
d. Kesehatan
gratis "sunatan masal" dan perawatan medis umum. Selain itu, RUIS juga
memiliki kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun. Kegiatan donor darah
ini. Karyawan RUIS terlihat sangat bersemangat untuk kegiatan ini, hal ini bisa
menjadi bukti dari peserta keseluruhan setiap tahun. Lebih dari 100 karyawan
Oleh karena itu, Perusahaan selalu merangkul semua pihak dan mendorong
70
keterlibatan pemerintah (baik pusat maupun daerah) dan masyarakat sekitar melalui
program-program CSR-nya. Hal ini dilakukan agar semua pihak dapat merasa
Sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya CSR untuk tahun 2011, Perusahaan
dana tersebut, yakni senilai Rp 60,0 miliar, untuk disalurkan ke berbagai sektor.
Untuk tahun 2012, Perusahaan menganggarkan dana dengan total nilai Rp 61,2
energi, kesehatan, dan keselamatan tenaga kerja, lain-lain tentang tenaga kerja,
produk, keterlibatan masyarakat dan umum. Pada setiap kategori tersebut terdiri
disebut metode content analysis. Metode tersebut merupakan sebuah metode yang
pada laporan tahunan (annual report) perusahaan dapat diukur melalui pemberian
71
skor. Untuk setiap item informasi CSR yang diungkapkan oleh perusahaan diberi
skor ‘1’ dan untuk setiap item informasi CSR yang tidak diungkapkan oleh
perusahaan diberi angka ‘0’. Dengan menjumlahkan semua angka ‘1’, maka
didapatlah jumlah angka yang merupakan total informasi CSR yang dilaporkan
rumus yaitu jumlah total pengungkapan CSR dibagi dengan skor maksimum yaitu
72
PKPK 0,2278 0,2278 0,2405
Dengan melihat tabel 4.2 ringkasan hasil perhitungan CSRDI selama tahun
alam, dalam hal ini bahan tambang seperti batubara, minyak bumi, gas bumi, timah,
kepemilikan asing adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak
investor asing. Maka kepemilikan asing dalam penelitian ini menggunakan persentase
kepemilikan saham asing (>5%) yang dilihat dalam laporan tahunan perusahaan untuk
tahun 2009 – 2011 dengan menggunakan perhitungan rumus jumlah saham asing
73
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki
oleh pihak institusi lain baik kepemilikan perusahaan atau lembaga lain. dalam
dilihat dalam laporan tahunan perusahaan untuk tahun 2009 – 2011. Kepemilikan
persentase kepemilikan saham manajer /direksi/ komisaris (>5%) yang dilihat dalam
laporan tahunan perusahaan untuk tahun 2009 – 2010. Kepemilikan manajerial dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut jumlah saham manajerial dibagi
Tabel 4.3
Ringkasan Hasil Perhitungan Variabel Independen selama Tahun 2009-2011
PERUSAH 2009 2010 2011
AAN ASI. INS. MNG. ASI. INS. MNG. ASI. INS. MNG.
ADARO 5,60% 43,91% 21,67% 5,60% 43,91% 15,92% 5,60% 43,91% 15,92%
ANTM 0,00% 65,00% 0,00% 0,00% 65,00% 0,00% 0,00% 65,00% 0,00%
ATPK 65,67% 20,00% 16,20% 75,21% 20,13% 20,20% 77,37% 5,00% 8,30%
BAYAN 14,25% 6,60% 75,4% 32,67% 14,20% 6,00% 32,67% 6,00% 32,60%
BUMI 6,27% 20,00% 15,00% 5,05% 20,00% 10,20% 29,18% 20,00% 12,09%
CITA 72,66% 19,14% 7,80% 90,15% 6,38% 7,80% 90,15% 6,38% 10,20%
74
CTTH 40,3% 6,05% 6,2% 46,4% 12,49% 6,20% 46,4% 5,81% 6,58%
ELSA 7,00% 78,25% 5,90% 37,67% 41,67% 7,00% 5,30% 72,71% 7,00%
ENRG 0,00% 45,01% 20,00% 6,78% 33,28% 6,00% 24,36% 8,75% 6,45%
INCO 79,86% 14,00% 12,03% 79,86% 14,00% 12,03% 78,82% 14,00% 10,00%
ITMG 73,72% 0,00% 0,00% 65% 0,00% 0,00% 65,00% 0,00% 0,00%
MEDC 50,7% 0,00% 0,00% 50,7% 0,00% 0,00% 50,7% 12,65% 0,00%
MITI 28,73% 13,05% 5,34% 24,64% 7,79% 5,34% 23,96% 7,79% 0,00%
PKPK 9,00% 11,5,% 63,23% 9,00% 12,3% 41,57% 9,00% 13,6% 49,73%
PTRO 0,00% 98,55% 0,00% 0,00% 98,55% 0,00% 0,00% 98,55% 0,00%
PTBA 19,39% 69,67% 5,00% 21,77% 68,38% 19,39% 18,74% 68,06% 5,61%
RAIN 50,63% 15,8% 0,00% 51,15% 15,8% 0,00% 45,11% 15,8% 0,00%
RUIS 21,53% 65,85% 5,62% 23,11% 65,09% 0,00% 20,52% 61,58% 0,00%
TINS 0,00% 65,00% 0,00% 0,00% 65,00% 0,00% 0,00% 65,00% 0,00%
diperlukan dalam analisis regresi linear terpenuhi, Uji asumsi klasik dalam
penelitian ini menguji normalitas data secara statistik, uji heteroskedastisitas, uji
a. Uji Normalitas
75
normal atau mendekati normal, Untuk menguji normal data ini menggunakan
metode analisis grafik dan melihat normal probability plot, Hasil scatter plot
Gambar 4.1
Garafik Histogram
Gambar 4.2
76
Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik yaitu dengan
data residual terdistribusi secara normal atau tidak, maka dilakukan pengujian
Unstandardized
Residual
N 57
Normal Mean .0000000
Parametersa,b Std. Deviation .11653426
Most Extreme Absolute .145
Differences Positive .145
Negative -.061
Kolmogorov-Smirnov Z 1.091
Asymp. Sig. (2-tailed) .185
sebesar 0,185, Karena nilai p lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
data residual terdistribusi secara normal, Dengan kata lain, model regresi yang
77
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
ada tidaknya multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF,
Jika nilai tolerance di atas 0,10 dan VIF di bawah nilai 10 maka dinyatakan
bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai tolerance dibawah
0,10 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) di atas 10, Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas antar variabel bebas dalam
Tabel 4.5
Coefficientsa
Collinearity Statistics
1(Constant)
78
c. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.3
titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0 pada sumbu Y, Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada data yang akan digunakan.
d. Uji Autokorelasi
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi kita harus melihat nilai uji
Tabel 4.6
79
Model Summaryb
dan du = 1,681, Oleh karena nilai DW hitung > du, maka dapat disimpulkan
regresi yang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau
sebagai berikut :
satu satuan maka variabel terikat (CSRDI) akan naik sebesar 0,002
80
dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi
adalah tetap,
akan turun sebesar 0,001 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang
akan naik turun 0,002 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang
Tabel 4.7
81
Model Summaryb
Dari tabel 4,7 diketahui bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,120,
Hal ini berarti bahwa 12% CSRDI dapat dijelaskan oleh variasi variabel
dependen.
Tabel 4.8
82
ANOVAb
Total .864 56
Dari uji Anova atau Uji F pada tabel 4.8 di atas, nilai F hitung 2,404
ditolak.
5%),
Tabel 4.9
83
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
siginfikansinya dibawah 0,05 (0,02 < 0,05), dan t hitung > t tabel yaitu 2,396 >
bahwa probabilitas signifikansinya jauh di atas 0,05 dan t hitung < dari t tabel,
dan t hitung < dari t tabel yaitu -1,070 < 1,676, Hal ini dapat disimpulkan bahwa
sebesar -1,559 yang menunjukkan lebih kecil dari t tabel 1,676 dengan
probabilitas signifikansi 0,096 yang berati lebih besar dari 0,05, Hal ini
84
institusional, kepemilikan manajerial secara simultan tidak berpengaruh terhadap
Bursa Efek Indonesia. Hal ini terlihat dari nilai probabilitas signifikansi yang
pengaruh sebesar 12% dan selebihnya 88% (100% - 12%) diterankan oleh variabel
lain di luar model. Hal ini berarti ownership structure mampu menjelaskan adanya
terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011 dengan variasi pengaruh sebesar 12%.
Hasil ini pula mendukung pernyataan dalam teori yang mengatakan bahwa
tanggung jawab sosial perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2009-
2011 dari hasil tersebut mendukung pernyataan Anggriani yang mengatakan bahwa
Hasil pengujian H1b dan H1c gagal menolak Ho pada tingkat signifikasi 5%
85
kepemilikan manajerial. Artinya kepemilikan institusional dan kepemilikan
ini tidak mendukung teori keagenan, yang menyatakan bahwa “semakin banyak
Namun penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wong
Yong dan yang dilakukan oleh Ghazali yang menemukan adanya pengaruh.
Hasil pengujian variabel kepemilikan institusional konsisten dengan penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Mahmud & Djakman yang hasilnya tidak ditemukan
adanya pengaruh terhadap luas pengungkapan CSR namun tidak konsisten dengan
manajerial juga konsisten dengan hasil penelitian Febriana & Suaryana, dan
penelitian Wong Yong di Korea yang hasilnya tidak ditemukan adanya pengaruh
86
terhadap luas pengungkapan CSR, namun tidak konsisten dengan hasil penelitian
Anggriani.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
sebagai berikut :
87
1. Berdasarkan hasil pengujian melalui program SPSS 19.0 for windows, nilai
dan selebihnya 88% (100% - 12%) diterankan oleh variabel lain di luar model.
12%.
2. Hasil uji t (t-test) dengan program SPSS 19.0 for windows , menunjukkan nilai
0,02 untuk variabel kepemilikan asing yang berarti bahwa hipotesis H1a
berarti bahwa hipotesis H1b dan H1c ditolak. Artinya kepemilikan institusional
tahun 2009-2011.
86
3. hasil uji hipotesis F (simultan) menunjukkan bahwa ketiga variabel independen
88
ini terlihat dari nilai probabilitas signifikansi yang menunjukkan 0,078 berada
B. SARAN
atau kegiatan CSR yang diungkapkan sesuai dengan acuan yang berlaku secara
DAFTAR PUSTAKA
Alakent, M. Ozor E & M Ahsan. Institutional ownership and corporate political
Strategies: does heterogeneity of institutional owners Matter?. Strategic
Management Review, 4 (1), 2010.
Algifari, Anlisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi. Cet. 3; Yogyakarta: BPFE, 2011.
89
Anggraini, Ririn Dwi. “Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Asing
Terhadap Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan dalam
Annual Report (Studi Empiris pada Perusahaan Non Keuangan Yang Tercatat
Di BEI Tahun 2008-2009).” Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro, Semarang, 2011.
Anggriani, Reni Retno. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan
Tahunan : Studi Empiris pada Perusahaan-perusaan yang Terdaftar Bursa Efek
Jakarta,” Simposium Nasional Akuntansi 9, 2006.
Branco, Manuel Castelo dan Lu´cia Lima Rodrigues,“Factors Influencing Social
Responsibility Disclosure by Portuguese Companies”. Journal of Business
Ethics. 2008.
Cahya, Bramantya Adhi, “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung
Jawab Social Perusahaan (Corporate Social RESPONSIBILITY) (Studi pada
Bank di Indonesia Periode Tahun 2007-2008),” Skirpsi, 2009.
Chang, Megawati & Yulius Jogi Christiawan, “Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibility Terhadap Abnormal Return,” Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, vol. 13, no. 1, 2009.
Coffey, Bettey S & Gerel X Frixel, “Institusional Ownership of Stock and Dimensions
of Corporate Social Performents : An Empirical Examination,” Journal
International Springer Science & Business Media, 2010.
Gassing, Qadir & Wahyuddin Halim, ed. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Makassar: Alauddin Press, 2009.
Ghazali, Nazli A. Mohd, “Ownership structure and corporate social responsibility
disclosure: some Malaysian evidence,” Emerald Group Publishing Limited,
VOL. 7 NO. 3, 2007.
Ghozali, Imam. Aplikasi analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cet. 4;
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006.
Hasbi, Teungku Muhammad, Al-Islami, vol. 2. Semarang: Pustaka rezeki Putra, 2007.
Hoskisson, Robert E. & dkk, “Conflicting Voices: The Effects of Institutional
Ownership Heterogeneity and Internal Governance on Corporate Innovation
Strategies.” In Press – AMJ, 2011.
Ikhsan, Arfan. Akuntansi Lingkungan & Pengungkapannya. Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008.
Indrianto, Nur dan Bambang Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi
& Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 2009.
Kartini, Dwi. Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep Sustainability
Management dan implementasi di Indonesia. Cet. 1; Bandung: Refika Aditama,
2009.
Mansur, Yusuf, An Introduction to The Miracle of Giving. Jakarta: Zikrul Hakim, 2008.
90
Nasir, Mohammad & Darwin Warisi, “Pengaruh Good Corporate governace dalam
Mewujudkan Corporate Social Responsibility,” Jurnal Akuntansi Keuangan
dan Perpajakan Vol. 1 No.2, 2008.
Novita & Chaerul D. Djakman,“Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Luas
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada Laporan
Tahunan Perusahaan; Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang Tercatat di
Bursa Efek Indonesia tahun 2006.”Simposium Nasional Akuntansi 11, 2008.
Nurkrim, Ahmad. Corporate governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya Terhadap
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris pada
Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia). Tesis, 2009.
Oh, wong yong ect, “The Effect of Ownership Structure on Corporate Social
Responsibility: Empirical Evidence from Korea,” Journal International
Springer Science & Business Media, 2011.
Rachman, Nurdizal M, Asep Efendi dan Emir Wicaksana. Panduan Lengkap
Perencanaan Corporate Social Responsibility. Jakarta: Penebar
Swadaya,2011.
Reverte,Cermelo, Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure Ratings
by Spanish Listed Firms. Journal of Business Ethics, 2009.
Setiawan, Maman dkk, “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Karakteristik Perusahaan,
dan Karakteristik Tata Kelola Korporasi Terhadap Kinerja Perusahaan : Studi
Kasus Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta,” 2006.
http://pustaka.unpad.ac.id di akses tgl 14/12/2011.
Solihin, Ismail. Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability. Cet. 1;
Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Suarjono. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE,
2010.
Sukatha, I Made. Pengaruh Manajemen Laba, dan Kepemilikan Manajerial pada
Kesejahteraan Pemegang Saham Perusahaan Target Akuisisi.
http://www.ejournal.unud.ac.id di akses tgl 14/12/2011.
Sunarto. 2004. Analisis Pengaruh KepemilikanManajerial, Investment Opportunity
Set, Return On Asset Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Dividend Payout
Ratio (Studi Kasus Pada Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta). Tesis.
Tilling, Matthew. Refinements to Legitimacy Theory in Social and Environmental
Accounting. Commerce Research Paper Series no. 04-6, 2006.
91