Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah : Kepemimpinan Islam

KARAKTERISTIK
KEPEMIMPINAN RASULULLAH
SAW DAN KHULAFA AL
RASYIDIN

Dosen : Dr. H. Musrifu, Mhi

Kelompok II
Cecep Rustan / 0008 04 24 2017
Dwi Nurmagfira M / 0007 04 24 2017
TEORI KEPEMIMPINAN

Secara etimologi, kepemimpinan berasal dari kata


dasar pemimpin, dalam bahasa
Inggrisnya leadership yang berati kepemimpinan,
dari kata dasar leader berarti pemimpin dan akar
katanya to lead yang terkandung beberapa arti
yang saling erat berhubungan; bergerak lebih
awal, berjalan di awal, mengambil langkah awal,
berbuat paling dulu, mempelopori,
mengarahkan pikiran atau pendapat orang lain,
membimbing, menuntun, menggerakkan orang
lain melalui pengaruhnya.
GAYA KEPEMIMPINAN RASULLULAH

Periode Makkah o Jiwa kepemimpinannya didapat dari


Kakeknya (Abdul Muthalib).
 Lahir di Makkah 12 Rabiul Kemudian Pamannya (Abu Thalib)
Awwal 571 M. melalui “menggembala kambing dan
berdagang”.
 Keturunan Suku Quraisy yang  Karekter kepemimpinannya
dikenal dengan pemimpin besar merupakan gabungan dari teori
dan terhormat di Jazirah Arab. heriditas (turunan Suku Quraisy) yang
ditempa dengan pengalaman dalam
lingkungannya (teori environmental).
 Dilamar Khodijah karena
keluhuran akhlaknya.  Dakwah dilakukan bertahap, dengan
strategi yang tepat dan akhlak
karimah.
 Dipercaya menyelesaikan konflik  Salah satu strategi dakwahnya diawali
Hajar Aswad karena dikenal dengan rekruitmen orang-orang
sebagai al-Amin (dapat kunci, yaitu Abu Bakar (Bangsawan),
dipercaya). Menyelesaikan Utsman (Pengusaha), Khadijah
konflik tersebut dengan cerdas. (Wanita/Saudagar), Ali
(Pemuda/Cendekiawan)
GAYA KEPEMIMPINAN RASULLULAH

 Periode Madinah
 Periode kepemimpinan formal.

 Nabi tidak hanya menjadi pemimpin spiritual,


namun juga pemimpin formal.
 Meletakkan dasar masyarakat Islami:

 Mendirikan Masjid Nabawi yang multi-purpose.

 Mempersaudarakan kaum muslimin (muhajirin-


anshar).
 Membuat Piagam Madinah: Persatuan,
kebebasan beragama, dll (47 Pasal).
CIRI KEPEMIMPINAN NABI MUHAMMAD

 Beliau memiliki sifat-sifat yang mulia sejak usia dini.


 Beliau selalu bertindak sesuai perintah Allah SWT.
 Dalam hal-hal yang tidak diatur Allah SWT secara
langsung, beliau selalu bermusyawarah dengan para
sahabat.
 Beliau mampu menyelesaikan segala perbedaan
pendapat dengan bijaksana.
 Beliau selalu menghormati semua pendapat yang
disampaikan kepadanya.
 Beliau selalu bersama rakyatnya dan sangat
memahami perasaan rakyatnya.
 Beliau tidak hanya memberi arahan atau
membimbing dari balik meja, namun juga terjun
langsung ke lapangan.
KUNCI KESUKSESAN DARI KEPEMIMPINAN
NABI MUHAMMAD SAW

 Akhlak rasul terpuji tanpa cela.


 Karakter Rasulullah yang tahan uji, tangguh, ulet,
sederhana dan bersemangat tinggi.
 Sistem dakwah nabi menggunakan metode himbauan,
hikmah, dan bijaksana.
 Tujuan perjuangan nabi untuk kebenaran dan keadilan,
menghancurkan yang batil,dan tanpa pamrih.
 Prinsip persamaan.
 Prinsip kebersamaan.
 Mendahulukan kepentingan dan keselamatan pengikut.
 Memberikan kebebasan berkreasi dan berpendapat
serta mendelegasikan wewenang.
 Tipe kepemimpinannya kharismatis dan demokratis.
KEPEMIMPINAN AL-KHULAFA’ AL-RASYIDUN (632-
661 M)

 PEMERINTAHAN MEREKA DIANGGAP SEBAGAI


PEDOMAN DALAM PERILAKU POLITIK DAN
ADMINISTRASI
 PEMERINTAHAN YANG TIDAK MELEMBAGA MENJADI
SEBUAH DINASTI
 HIDUP DAN KARYA MEREKA MENJADI SUMBER
INSPIRASI
 SELAMA 30 TAHUN MASA PEMERINTAHAN MEREKA,
ISLAM MENYEBAR KE EMPAT PENJURU DUNIA
1. ABU BAKAR AL-SHIDDIQ (632-634 M)

 Khalifah pengganti Rasulullah Muhammad SAW


‫لستُ خليفة هللا ولكنّي خليفة رسول هللا‬
‫صلّى هللا عليه وسلّم‬
“Saya bukan pengganti Allah, akan tetapi pengganti
Rasulullah Saw”

 Mengumpulkan al-Qur’an
 Kebesaran jiwanya tampak dari pidatonya saat
dilantik menjadi khalifah
 Tipe kepemimpinan yang mengedepankan
musyawarah
 Peduli rakyat dengan direalisasikannya baitul mal
 Sederhana gaya hidupnya
 Pemberani dan tegas dalam menumpas ketidakadilan,
misalnya memerangi orang yang Islam yang tidak
mau membayar zakat,

Nilai Kepemimpinan Abu Bakar:


Bijaksana
Tawadhu’
Demokratis
Terbuka akan Kritik
Peduli kepada kesejahteraan rakyat
2. UMAR IBN AL-KHATTHAB (634-644 M)

 Umar dikenal sebagai “al-faruq” karena


ketegasannya dalam memimpi
 Menciptakan Penanggalan Hijriyah
 Umar tidak akan makan daging dan minyak
samin sebelum kaum muslimin memakannya
 Jika ada anak kambing mati di tepi sungai
Eufrat, maka Umar adalah orang yang paling
sedih
 Kisah Ibu Vs Anak (susu)
Nilai Kepemimpinan Umar bin al-Khattab:

• Tegas
• Menolak Fasilitas Negara
• Sederhana Gaya Hidup
• Positive Thinking
• Administrator Ulung
• Mengutamakan kepentingan rakyat
• Terbuka terhadap masukan
3. UTSMAN IBN AFFAN (644-656 M)
 Memasukan hadiah mutiara ke Baitul Mal
 Pembangunan bendungan
 Pengaturan Irigasi
 Pembukuan Mushaf al-Qur’an
 Permasalahan sedemikian kompleks
 Dianggap nepotis karena pada masa kepemimpinannya
banyak dipegang oleh keluarganya. Padahal utsman
hanya mempertahankan jabatan pejabat yg diangkat
oleh khalifah sebelumnya
 Demonstrasi dan pemberontakan tidak dapat
dikendalikan, hingga Utsman terbunuh
Nilai Kepemimpinan Utsman bin Affan:
• Jujur
• Berhati lembut
• Dermawan
4. ALI IBN ABI THALIB (656-661 M)

 Penggagas Tata Bahasa Arab (Ilmu Nahwu)


 Restrukturisasi administrasi
 Mencopot gubernur dan pejabat yg diangkat
khalifah sebelumnya
 Mengembalikan tanah Negara yang dibagi-bagikan
Utsman bin Affan kepada keluarganya, seperti
hibah dan pemberian yang tidak diketahui
alasannya secara jelas
 Memfungsikan kembali baitul maal
 Disibukkan dg kasus terbunuhnya utsman ibn affan.
Abdullah ibn saba sang provokator
 Thalhah, Zubair dan Aisyah menguasai Makkah hingga
Bashrah. Thalhah dan Zubair gugur. Aisyah dipulangkan ke
Makkah  Perang Jamal
 Persaingan & pembangkangan dari Mu’awiyah ibn Abi
sufyan  Perang Siffin
 Tahkim (Perdamaian): Abu Musa al-Asy’ary vs Amr ibn ‘Ash.
Ali harus melepaskan klaim sebagai khalifah, selanjutnya
diadakan pemilihan baru
 Sekitar 2000 pengikut Ali kecewa dan menyempal
(KHAWARIJ)
 Khawarij memberontak dan menciptakan huru-hara,
berakhir dengan terbunuhnya Ali
Nilai Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib:
Cerdas
Pemberani
Manajer yang baik

Perkataan Ali :
“Sesuatu yang benar tetapi tidak dimanaj dengan
baik, akan dikalahkan oleh suatu kebathilan yang
dimanaj dengan baik.”
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai