Anda di halaman 1dari 31

TUGAS PENYUSUNAN BAHAN AJAR

Disusun oleh :
KHAERUL HABIBI 19020016

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH HIDAYATULLAH
Batam
MATERI AJAR DALAM 1 KEGIATAN BELAJAR
PEMBELAJARAN 3 TEMA 2
Satuan Pendidikan : SDTQ-ASK Batam

Kelas /Semester : 6 /1
Tema : Khulafaur Rasyidin (Tema 2)
Muatan Terpadu : Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Pembelajaran ke :3
Alokasi waktu : 1 hari (6x35 menit)

Standart Kompetensi : Mengenal sejarah kekhalifahan dalam Islam

Indikator : 1. Menjelaskan arti dan tugas Khulafaur Rasyidin


2. Mengenal silsilah dan kepribadian para sahabat
3. Menunjukkan contoh-contoh dari nilai positif dari para sahabat
4. Meneladani nilai-nilai positif dari kekhalifahan para sahabat
Tujuan Pembelajaran : 1. Agar siwa dapat memahami arti dan tugas Khulafaur Rasyidin
2. Siswa dapat mengetahui silsilah dan kepribadian para sahabat
3. siswa dapat meneladani nilai-nilai positif dari kekhalifahan
para sahabat

Ayo, bacalah dengan cermat!

1. Pengertian khulafaur rasyidin

Khulafaurrasyidin berasal dari dua kata yaitu khulafa dan arrasyidin.Kata khulafa

adalah bentuk jamak dari kata khalifah yang berarti pengganti, pemimpin atau

penguasa,sedang arrasyidin adalah bentuk jamak dari kata arrasyid yang berarti orang

yang mendapat petunjuk atau orang yang bijaksana.

Arti khulafaur rasyidin menurut bahasa adalah pemimpin atau penguasa yang bijaksana

dan selalu mendapat petunjuk dari Allah Subhahu wa ta’ala.


Arti khulafaur rasyidin secara istilah adalah pemimpin-pemimpin umat atau agama dan

negara sebagai pengganti Rasulullah setelah beliau wafat untuk melanjutkan misi dan

perjuangan Rasulullah yang sangat mulia,yaitu menjunjung tinggi syariat agama Allah

Subhahu wa ta’ala.

Sahabat Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam yang mendapat gelar khulafaur rasyidin

ada empat orang, yaitu:

a. Abu Bakar Ash Shiddik

b. Umar bin Khotob

c. Usman bin Affan

d. Ali bin Abi Thalib

Keempat orang tersebut adalah sahabat setia Rasulullah yang selalu mendampingi

beliau dalam memperjuangkan agama baik dalam senang maupun susah.

Khulafaurrasyidin memegang kendali pemerintahan islam selama 30 tahun menurut

hitungan tahun hijriah yaitu dari tahun 11 H -40 H atau 29 tahun menurut hitungan tahun

masehi yaitu dari tahun 623M-661M.

Pemerintahan khulafaur rasyidin berkedudukan di Madinah Al Munawarah dengan ibu

kotanya Madinah.

Pada masa inilah kepemimpinan agama dan negara menyatu dan merekalah pemimpin ideal

setelah Rasulullah wafat. Mereka dengan jelas mengikuti segala cara yang dilakukan

Rasulullah.Masa ini disebut Golden Age (Abad Keemasan).

2. Tugas-tugas Khulafaurrasyidin

Setelah Rasulullah wafat, tugas-tugas yang bersangkutan dengan ketatanegaraan

diteruskan oleh empat khalifah yang disebut khulafaurrasyidin. Adapun tugas kenabian

teleh berakhir dan tidak tergantikan oleh siapapun.Sebagaimana firman Allah Subhahu wa

ta’ala dalam Surah Al-Ahzab ayat 40, yang artinya :


"Muhammad itu bukanlah bapa dari seseorang di antara kamu,tetapi dia adalah utusan

Allah dan penutup para nabi. Allah maha mengetahui segala sesuatu". (QS.Al-

Ahzab/33:40).

Adapun tugas khulafaurrasyidin sebagai pemimpin negara setelah Rasulullah adalah

sebagai berikut.

a. Memimpin umat islam dan pemerintahan

b. Menegakan yang hak dan memerangi yang batil

c. Melanjutkan dakwah dan ajaran Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam serta

membina,mengatur dan mengarahkan umat islam sesuai dengan Al Quran da Al Hadist.

d. Menyebarkan agama islam keseluruh penjuru dunia

e. Memperhatikan kesejahteraan umat islam

f. Memerangi mereka yang merongrong dan merusak ajaran agama islam,seperti

memerangi kaum yang murtad, kaum yang enggan membayar zakat,serta nabi palsu

untuk diarahkan kepada ajaran agama islam.

g. Menjamin keamanan dan keselamatan orang-orang bukan islam yang tinggal di dalam

wilayah kekuasaan khalifah. Kelompok ini banyak bermunculan setelah nabi

wafat,faktor penyebabnya antara lain sebagai berikut

1. Mereka belum kuat imannya.

2. Mereka masuk islam karena takut diperangi Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam

dan kaum muslimin.

3. Mereka menginginkan harta rampasan dan kedudukan dari Rasulullah Shalallahu alaihi

wa sallam.

4. Mengembangkan ajaran agama islam kepada mereka yang belum mengetahui tentang

ajaran agama islam.

Sebagai khulafaur rasyidin harus memiliki sifat-sifat ,antara lain:

a. Berilmu agama yang tinggi ,luas dan mendalam.


b. Taat dan patuh pada agama.

c. Adil dan bijaksana.

d. Berwibawa dan berdisiplin yang kuat.

e. Berani bertindak dalam menegakkan kebenaran dan berkemauan keras.

Dengan sifat-sifat mulia yang dimilikinya tersebut, khulafaur rasyidin dapat

melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.

Tugas Individu

1. Tulis dalam buku tugasmu,tentang pengertian dan tugas khulafau rrasyidin !

2. Tulis menurut pendapatmu, bagaimana kriteria pemimpin yang bijaksana!

Tugas Kelompok

Buatlah kelompok yang terdiri dari beberapa siswa, kemudian diskusikan bersama

kelompokmu masalah- masalah berikut!

1. Siapakah khulafaur rasyidin?

2. Apa tugas-tugas khulafaur rasyidin?

3. Kapan masa khulafaur rasyidin?

4. Apakah khulafaur rasyidin itu telah mencerminkan kepemimpinan rasulullah?

5. Mungkinkah kepemipinan seperti khulafaur rasyidin dapat terwujud di masa sekarang?

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

1. Jelaskan pengertian dari khulafaurrasyidin secara bahasa dan istilah!

2. Sebutkan sahabat yang termasuk khulafaur rasyidin!

3. Jelaskan tugas-tugas khulafaur rasyidin!

4. Tulislah ayat yang menjelaskan bahwa Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam adalahh

nabi terakhir!

5. Kapan seorang pemimpin dianggap bijaksana? jelaskan!


1. KHALIFAH ABU BAKAR R.A.
A. Silsilah Abu Bakar Ash Shiddik

Abu Bakar putra dari pasangan Abu Kuhafah dan Umul Khair Salamah.Nama aslinya

adalah Ka'bah yang kemudian diganti oleh Rasulullah dengan Abdullah.Nama lengkapnya

adalah Abdullah bin Abi Kuhafah bin Usman bin Amir bin Kaa'b bin Sa'ad bin Taim bin

Murah bin Lua'i.Nama Abu Bakar diberikan setelah dia masuk islam.Sedangkan gelar Ash

Shiddik diberikan karena dia adalah orang pertama yang membenarkan Rasulullah ketika

beliau Isra Mi'raj.Abu Bakar lahir di Mekah pada tahun 573 M atau dua tahun sesudah

penyerbuan tentara bergajah ke Mekah.Beliau berasal dari keturunan kabilah/suku Taim.

Garis keturunan Abu Bakar dengan garis keturunan nabi Muhammad SAW bertemu pada

Murrah bin Ibnu Ka'ab.

B. Keteledanan dari Kepribadian Abu Bakar

Abu Bakar adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam,

dia selalu menemani Rasulullah dalam berbagai situasi baik dalam kondisi susah maupun

senang ,diantaranya ketiika Rasulullah hijrah dari Mekah ke Madinah.

Keperibadian Abu Bakar yang terkenal adalah kejuuran dan kedermawanannya.Adapun

diantara keperibadian Abu Bakar yang perlu diteladani,antara lain sebagai berikut.

1. Sikap rendah hati

Abu Bakar dikenal sebagai orang yang rendah hati,selalu berpenampilan

sederhana,baik sebelum maupun ketika menjadi khalifah.Sebagai seorang khalifah dia

tidak menggunakan singgasananya untuk kepentingan peribadi.

2. Berhati tenang

Sikap dan pembawaannya yang selalu tenang melekat dalam diri Abu Bakar.Hal ini

terlihat ketika Rasulullah wafat.Pada saat itu semua orang bingung dan tidak percaya

bahwa Rasulullah telah wafat. Beliau langsung datang dan menyingkap kain yang menutupi

wajah Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam kemudian menciumnya seraya berkata"Maut

yang telah ditakdirkan Allah bagi Anda sekarang telah Anda rasakan ,setelah itu Anda

tidak akan menemukan kematian untuk selama lamanya." Wajah Rasulullah kemudian di
tutup kembali,lalu keluar menemui kaum muslimin,seraya berkata: "Hai kaum muslimin

,barang siapa yang menyembah Muhammad,kini Muhammad telah wafat dan barang siapa

yang menyembah Allah Subhahu wa ta’ala, Allah Maha hidup dan tidak akan mati".

Sikap ketenangan Abu Bakar inilah yang menjadiikan suasana menjadi tenang sehingga

umat yang resah bahkan tidak bisa menerima kenyataan akan wafatnya Rasulullah

Shalallahu alaihi wa sallam menjadi tenang kembali.

3. Mempunyai sikap penyabar

Salahsatu sikap istimewa yang dimiliki Abu Bakar adalah selalu sabar dalam menjalani

berbagai masalah.Sabar menghadapi cercaan,hinaan,dan ancaman dari kaum kafir

kuraisy,dialah satu-satunya sahabat yang selalu mendampingi nabi,baik pada saat senang

maupun susah.Terutama ketika hijrah Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam ke

Habsyi atau Madinah dan sikap ini terlihat ketika menjadi khalifah.

4. Bersikap adil dan suka bermusyawarah.

Hal ini terlihat ketika Abu Bakar hendak memerangi pasukan Romawi, Abu Bakar

memanggil Ali, Umar, Usman, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqas, Said bin Zaid,

Abu Ubaidah bin Jarrah dan beberapa sahabat dari kaum Muhajirin dan Ansor ntuk

membahas mengenai penyerangan tesebut.

5. Bersikap dermawan.

Seluruh harta benda Abu Bakar dipertaruhkan untuk kepentingan dan kemajuan

Islam.Bahkan

saat Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam hijrah ke Madinah,Abu Bakar membawa semua

hartanya sebanyak lima atau enam ribu dirham untuk bekal perjalanan.

6. Memerhatikan kaum yang tetindas.

Abu Bakar tidak segan-segan mengeluarkan harta bendanya untuk membantu kaum

duafa yang tertindas oleh majikannya.

Diantara budak yang telah dibebaskan oleh sahabat Abu Bakar adalah:

a. Bilal bin Rabah,budak dari Umayah bin Khalaf.


b. Abu Fukaifah,budak dari Safwan bin Umayyah.

c. Amir bin Fahairah,budak dari Tufail bin Abdullah Al Azdi.

d. Labibah,budak dari Bani Muammal bin Habib Adi.

7. Selalu membela dan membenarkan berita dari Rasulullah

Abu Bakar adalah orang pertama yang masuk Islam dari golongan orang tua,Setelah

beliau memeluk agama Islam,dia berhasil mengajak teman-temannya memeluk agama

islam,seperti Usman bin Affan,Abdulrrahmam bin Auf,Talhah bin Ubaidillah,Saad bin Abi

Waqas,Zubair bin Awwam,Abu Ubaidillah bin Jarrah,Abdullah bin Masu'd,dan Arqam bin

Abil Arqam.

Pada waktu peristiwa Isra Mi'raj beliau merupakan orang yang pertama

membenarkan,perca

ya akan peristiwa Isra Mi'raj disaat banyak orang yang tidak percaya sehingga saat itulah

Abu Bakar diberi

gelar "Ash Shiddik" artinya yang percaya atau membenarkan.Sejak saat itulah Rasulullah

memanggil Abu Bakar dengan gelar Ash Shiddik.

C. Kekhalifahan Abu Bakar Ash Shiddiq (Tahun 11-13H atau 632-634M)

1. Pemilihan Abu Bakar Sebagai Khalifah

Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang

akan menggantikan dirinya sebagai pemimpin ummat Islam setelah beliau wafat.Rasulullah

SAW.menyerahkan perspalan tersebut kepada kaum muslimin untuk menentukannya.

Karena itulah setelah beliau wafat dan belum lagi jasadnya dikebumikan sejumlah tokoh

terkemuka berkumpul di saqifah(balai kota)Bani Sai'dah,Madinah.

Sejumlah tokoh,baik dari Ansar maupun Muhajirin sedang ramai memusyawarahkan

siapa yang berhak menggantikan kepemimpinan Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. Pihak

Ansar selangkah lebih cepat karena mereka sudah menyepakati Saa'd bin Ubaidillah

sebagai pemimpin kaum muslimin.


Berita tentang pertemuan tersebut tersiar sampai ketelinga orang-orang yang

sedang mengurus jenazah Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. Untuk itu di utuslah tiga

sahabat senior,yaitu Abu Bakar,Umar bin Khatab dan Abu Ubaidah Ibnu Jarrah untuk

menghadiri pertemuan tersebut. Dengan adanya ketiga sahabat senior,terjadilah

perdebatan antara kelompok Ansar dan Muhajirin.

Masing-masing mengemukan alasan tentang siapa yang paling berhak menggantikan

Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. Dari pihak Muhajirin yang berbicara adalah Abu

Bakar,Umar bin Khatab,dan Abu Ubaidah bin Jarrah, sedangkan dari pihak Ansar yang

bericara adalah Saa'd Ibnu Ubadah ,Hutab inbu Munzir dan Basyir Ibnu Saa'd.

Pembicaraan semakin meruncing dan elum ada titik temu sampai Abu Ubaidah

berbicara:"Sahabat-sahabatku dari kalangan Ansar, kalian adalah pihak pertama yang

menolong dan membela agama Islam.Oleh karena itu janganlah kamu menjadi orang

pertama yang memecah belah dan merusaknya". Setelah mendengar pidato dari Abu

Ubaidah Ibnu Jarrah tersebut,suasana menjadi cair. Kesempatan ini tidak disia-siakan

oleh Abu Bakar untuk mengambil keputusan.Dia yang duduk diantara Umar dan Abu

Ubaidah segera memegang kedua tangan sahabatnya itu seraya berkata : "Ini Umar dan

Abu Ubaidah berikanlah ikrar kepada tuan -tuan yang kalian sukai!". Tetapi seruan Abu

Bakar tidak ada yang menyambut .Umar dan Abu Ubaidah memahami hal itu bahwa mereka

berdua kurang disukai. Akhirnya mereka yang berbalik mengikrarkan Abu Bakar sebagai

khalifah.Orang-orang yang hadir.baik golongan Ansar maupun Muhajirin dapat menerima

Abu Bakar sebagai pemimpin mereka.

Adapun alasan terpilihnya Abu Bakar sebagai khalifah,adalah sebagai berikut:

a. Abu Bakar adalah sahabat yang paling senior/tertua.

b. Abu Bakar memiliki keeribadian dan akhlak mulia.

c. Abu Bakar dekat dan dicintai Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam sehingga

mengetahui bagaimana cara memimpin umat dan negara,dan dapat memperhitungkan

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.


d. Abu Bakar sangat disegani kaum kafir quraisy karena beliau tegas dan keras,tetapi

baik hati.

e. AbuBakar adalah orang yang ditunjuk Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam sebagai

imam salat ketika beliau sakit dan dalam tugas yang lain. Dengan alasan tersebut tidak

ada seorangpun yang menolak Abu Bakar diangkat menjadi khaliah. Dia diangkat menjadi

khalifah yang pertama pada tahun 11 H atau 632 M. Setelah dibaia't kemudian Abu Bakar

berpidato :"Wahai manusia!Saya telah diangkat untuk mengendalikan urusanmu,padahal

aku bukanlah orang yang terbaik diantara kalian.Jika aku menjalankan tugasku dengan

baik,ikutilah aku,tetapi jika aku berbuat salah maka luruskanlah aku! Hendaklah kamu taat

kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya.Jika aku tidak taat kepada Allah

dan Rasul-Nya , kamu tidak perlu menaatinya".

2. Meneladani usaha-usaha (jasa-jasa) yang dilakukan Abu Bakar selama menjadi

Khalifah. Hal-hal penting yang dilakukan Abu Bakar selama menjadi khalifah adalah

sebagai berikut.

1. Memberangkatkan pasukan Usamah

Setelah resmi menjadi khalifah,Abu Bakar segara memberangkatkan pasukan Usamah.

Pasukan ini tertahan setelah sampai di sebuah tempat dekat Madinah bernama Zu

Khasyab,tempat ketika Usamah mendapat berita tentang sakitnya Rasulullah Shalallahu

alaihi wa sallam. Abu Bakar tidak peduli pada pendapat yang mendesak dibekukannya

pasukan Usamah dengan alasan tersebarluasnya kemurtadan disebagian barisan. Beliau

juga tidak memperdulikan usaha penggantian Usamah dengan orang lain.

Ketika mendapat mandat dari Abu Bakar,Usamah langsung bergerak dengan

pasukannya. Setiap kali melewati kabilah yang warganya mengalami banyak

kemurtadan,Usamah dapat mengembalikannya lagi kepada agama Islam. Orang-orang yang

murtad merasa gentar karena mereka merasa yakin seandainya kaum muslimin tidak dalam

posisi yang amat kuat,niscaya mereka tidak akan keluar dengan pasukan seperti ini

menghadapi orang Romawi.Sesampainya di negri Romawi pasukan Usamah menyerbu

mereka hingga Allah memberikan kemenangan pada pihak kaum muslimin.


2. Penumpasan Nabi Palsu

Setelah nabi Shalallahu alaihi wa sallam wafat banyak orang yang keluar dari Islam

begitu juga ada beberapa orang yang mengaku sebagai nabi palsu,yaitu:

1. Musailamah Al Kazzab dari Bani Hanifah di Yamamah.

2. Sajah Tamimiyah dari Bani Tamim.

3. Al Aswad Al Anshi dari Yaman

4. Tulaihah bin Khuwailid dari Bani Asad di Najad.

Adanya nabi palasu akan membahaakan agama dan negara Islam.Olehkarena itu Abu

Bakar menugaskan pasukan yang dipimpin oleh panglima Khalid bin Walid untuk

menghancurkan mereka. Dalam misi ini pasukan muslim mendapat kemenangan yang

gemilang.Musailamah dapat dibunuh oleh Wahsyi,Al Aswad dibunuh oleh isterinya

sendiri,Tulaihah kembali memeluk agama Islam, sedang Sajjah melarikan diri. Setelah

pasukan muslim dapat mengendalikan keadaan,suasana kehidupan Islam kembali damai

sebagaimana pada zaman Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam.

3. Memerangi Orang Murtad dan yang tidak membayar Zakat

Selain menghadapi pemberontakan yang dilakukan oleh para nabi palsu dan

pendukungnya, AbuBakar pun dihadapkan pada permasalahan yang dilakukan oleh kaum

murtad. Maksud kaum murtad disini adalah mereka yang erbalik menjadi kafir sesudah

mereka masuk Islam,mereka menolak membayar zakat dan melaksanakan salat. Abu Bakar

sebagai pemimpin yang bijaksana tidak serta merta meyerang mereka.Dia memulainya

dengan menyeru mereka agar bertobat atas kesalahan mereka .Dakwah mulai digiatkan

dikalangan mereka untuk mengembalikan mereka kepada jemaah kaum muslimin.Usaha itu

gagal,bahkan kaum murtadin dari kabilah Abs dan Zubyan mendahului menyerang

Madinah.Mereka memanfaatkan keadaan Madinah yang sedang ditinggal oleh sebagian

pasukan muslimin yang sedang menghadapi tentara Romawi dibawah komandan

Usamah.Rencana kabilah Abs dan Zubyan segara diketahui, AbuBakar kemudian

menghimpun sisa-sisa pasukan yang tidak ikut dalam menghadapi paukan Romawi.
Abu Bakar menugaskan kepada Ali bin Abi Thalib,Zubair,Thalhah dan Abdulah bin

Masu'd, untuk menghadapi mereka dipintu gerbang kota Madinah dan sebagian yang lain

berkumpul di mesjid dalam keadaan siap tempur.Ketika para pembangkang itu menyerbu

Madinah Abu Bakar dan pasukannya dapat menyergap dan menghantam ereka di luar

kota,sehingga mereka lari tunggang langgang.

Dengan kemenangan ini akhirnya seluruh kabilah taat kembali membayar zakat dan

mereka berikrar kembali untuk menjadi muslim yang taat serta keadaan negara mulai

normal kembali.

4. Mengumpulkan ayat-ayat Al Qur'an dalam satu buku

Dalam perang Riddah(perang mengatasi kabilah-kabilah yang murtad) yang terjadi di

Yamamah kaum muslimin telah memetik kemenangan yang gemilang. Tetapi dibalik itu telah

menyisakan permasalahan yang mendalam, yaitu kaum muslimin kehilangan 1200 orang

anggotanya.Mereka gugur sebagai suhada. Hal yang lebih mencemaskan dan sangat

menyedihkan bahwa 70 orang diantara yang gugur itu ialah para sahabat yang hafal (hafiz)

Al Qur'an.

Hal tersebut mengusik fikiran Umar bin Khatab,dia khawatir akan akan gugurnya

sahabat yang hafal Al Qur'an yang lainnya dalam perang selanjutnya.Lalu dia mengusulkan

kepada Abu Bakar agar Al Qur,an segera dikumpulkan dengan alasan khawatir di tempat

lain akan bertambah banyak penghafal Al Qur'an yang gugur.Akibatnya Al Qur'an akan

banyak yang hilang, kecuali jika himpun.

Abu Bakar menerima usulan Umar tersebut.Maka dibentuklah panitia penghimpun

Al Qur'an yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit,dari tim inilah terkumpul susunan lembaran

ayat-ayat Al Qur'an sebagaimana petunjuk Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. Setelah

tekumpul kemudian mushaf tersebut diberikan kepada Hafsah yaitu (istri Rasulullah)

untuk disimpan.

5. Pembebasan Irak dari kekuasaan Persia.

Orang-orang Arab yang tinggal di Irak bekerja sebagai petani.Hasil tani yang mereka

peroleh yang menjadi bagiannya sedikit sekali,sebab sebagian besar hasil pertaniannya itu
diambil oleh pejabat-pejabat Persia yang menguasai Irak.Orang-orang Arab disana

diperlakukan tidak adil,dihina dan direndahkan martabat kemanusiaannya.

Abu Bakar sebagai khalifah Islam sangat peduli terhadap penderitaan mereka,untuk

itu Abu Bakar memerintahkan kepada panglima-panglimanya untuk membebaskan para

petani di Irak dari cengkraman penguasa Persia.Disamping itu,alasan lain yang mendorong

Abu Bakar membebaskan Irak yaitu:

a. Mengejar para pemberontak pendukung nabi palsu yang melarikan diri ke Irak.

b. Melindungi kaum muslimin dari penguasa zalim bangsa Persia.

c. Atas peritaan penduduk setempat teruama dari golongan bangsa Arab agar

dibebaskan dari penindasan penguasa Persia.

Daerah-daerah di Irak yang berhasil dibebaskan dari penguasaan Persia adalah;

a. Qatif dan Hajar,di utara Bahrain.

b. Harf dab Khazimah,di selatan Basrah.

c. Mazar,Walajah,Allis dan Agmisis,disebelah barat Basrah.

d. Hirah dan Ubullah,ditepi sungai Euprat.

e. Al Anbar dan Ainuttamr,disebelah Barat Madain.

f. Firad,di utara Al Anbar,dekat perbatasan Romawi.

6. Kebijakan Abu Bakar dalam pembebasan Syam

Pembebasan wilayah Syam yang meliputi Syiria,Palestina,Israel,Libanon dan Yordania

pada masa khalifah Abu Bakar bertujuan untuk menundukan kembali kaum murtad dibagian

utara Madinah, yaitu wilayah Daumatuljandal, Tabuk, dan Mu'tah.

Untuk membebaskan wilayah Syam,Abu Bakar menugaskannya kepada Khalid bin

Said, kemudian digantikan oleh Yazid bin Abu Sofyan.Pasukan kaum Muslimin dibawah

panglima Yazid bin Abu Sofyan berhasil menguasai wilayah tersebut.Untuk membina

daerah yang telah dikuasai dipercayakan kepada Khalid bin Said.Tugas ini dilaksanakan

dengan baik.
Keberhasilan tersebut menimbulkan kecemburuan dari pihak penguasa Romawi.

Mereka mempersiapkan armada untuk menyerang wilayah-wilayah yang sudah bergabung

dengan kekuasaan Islam

Rencana tersebut sudah lebih dahulu diketahui oleh Khalid bin Said,maka ia segara

meminta bantuan pasukan kepada khalifah Abu Bakar Maka Abu Bakar segera mengirim

empat pasukan yaitu:

1. Pasukan pertama dibawah pimpinan Abu Ubaidah bin Jarrah bertugas di wilayah

Hims.

2. Pasukan kedua dibawah pimpinan Yazid bin Abu Sofyan,bertugas diwilayah Damsik.

3. Pasukan ketiga di bawah pimpinan Amru bin Ash,bertugas diwilayah Palestina.

4. Pasukan keempat dibawah pimpinan Syurabil bin Hasanah,bertugas diwilayah

Yordan.

Abu Ubaidah sebagai panglima tertinggi pasukan,tidak mampu menembus

pertahanan musuh. Mendengar berita itu Abu Bakar segera memanggil Khalid bin Walid

dan pasukannya yang telah menguasai Irak untuk bertugas di Syam.Akhirnya pasukan kaum

muslimin dibawah panglima Khalid bin Walid dapat mengalahkan pasukan Romawi.Perang ini

terjadi diwilayah Yarmuk,sehingga dikenal dengan perang Yarmuk.Disaat pasukan kaum

muslimin merayakan kemenangan terdengar berita yang menyedihkan yaitu wafatnya

Khalifah Abu Bakar pada tahun 13H atau 634M.

E. Meneladani Nilai-nilai Positif dari Khalifah Abu Bakar As Siddiq

1. Kesabaran Abu Bakar dalam menemani hijrah Rasulullah saw.menuju Madinah.

Perjalanan Abu Bakar menemani hijrah Rasulullah saw.ke Madinah merupakan

perjalanan yang penuh dengan resiko,karena harus mengarungi sahara yang luas dibawah

terik matahari yang sangat panas dan menyilaukan pandangan.Resiko yang paling tinggi

ialah kemungkinan tertangkapnya oleh komplotan pemuda Quraisy yang terus mengejar

hendak membunuhnya.Tetapi Abu Bakar tidak takut sedikitpun akan resiko tersebut

karena Abu Bakar sangat mencintai Rasulullah saw.daripada dirinya,maka Abu Bakar tetap

sabar dan setia mendampingi Rasulullah saw.dengan resiko yang dihadapinya.


Pada saat persembunyian mereka di Gua Tsur hampir diketahui oleh para pemuda

Quraisy, Abu Bakr gelisah dan gemetar ketakutan.Dia tidak menghawatirkan dirinya

tetapi yang dikhawatirkan adalah Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam. Kemudian

Rasulullah saw.membesarkan hati Abu Bakar dengan perkataan:"Jangan takut

dan sedih, Allah selalu bersama kita." Mendengar perkataan itu,kegelisahan Abu Bakar

sedikit reda. Ia yakin akan kebenaran yang dikatakan Rasulullahsaw.pasti Allah akan

menolong kekasih-Nya.

Setelah terlepas dari masalah itu,kemudian Abu Bakar dengan penuh kesabaran

mendampingi Rasul Shalallahu alaihi wa sallam untuk melanjutkan perjalanannya hijrah

ke Madinah.Akhirnya perjalanan yang penuh dengan bahaya itu dapat dilaluinya dengan

baik dan selamat.

Dari paparan diatas,kita selaku anak muslim yang baik dan saleh harus mampu

meneladani Abu Bakar,diantaranya sebagai berikut:

a. Berusaha untuk mencintai Rasulullah saw.sepenuh hati dengan menjadi pengikutmya

yang setia sampai akhir zaman.

b. Bersabar dalam menghadapi permasalahan hidup dan kehidupan.

c. Bertemanlah dengan anak-anak yang baik dan taat beribadah

2. Keyakinan Abu Bakar ketika menerima berita tentang Isra dan Mi'raj Rasulullah

Shalallahu alaihi wa sallam. Keyakinan Abu Bakar terhadap apa yang di ceritakan dan apa

yang dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam patut kita teladani. Kita selaku

umat Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam harus memiliki keyakinan yang tinggi terhadap

apa yang diucapkan, dilakukan dan apa yang ditetapkan Rasulullah Shalallahu alaihi wa

sallam dalam hadisnya itu adalah benar. Sebab Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam itu

dimaksum atau dijaga oleh Allah Subhahu wa ta’ala dari kesalahan.

Misalnya,keyakinan bahwa kita akan mempertanggung jawabkan perilaku kita selama

didunia . Nanti hanya ada dua golongan manusia yaitu:

a. Orang-orang yang taat kepada Allah Subhahu wa ta’ala dan Rasul-Nya mereka akan

mendapat kebahagiaan surga dengan segala keindahannya.


b. Orang-orang yang menentang Allah swt dan Rasul-Nya,mereka akan mendapat azab

neraka dengan segala kepedihannya.

F. Akhir Hayat Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar menderita sakit sejak pertempuran Aj Nadaini di negeri Syam sedang

berlangsung. Akan tetapi,sebelum wafat beliau berwasiat kepada para sahabatnya agar

setelah dia wafat nanti,mereka mengangkat Umar bin Khattab sebagai penggantinya.Hal

ini dilakukan untuk menghindari perpecahan dikalangan umat Islam.

Khalifah Abu Bakar Shiddiq memerintah selama 2 tahun 3 bulan 10 hari (11-13

H/632-634 M). Beliau meninggal pada tanggal 23 Jumadil Akhir 13 H dalam usia 63 tahun

karena sakit dan dimakamkan disamping makam Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam.

Tugas Kelompok

Buatlah kelompok yang terdiri dari beberapa siswa,kemudian susunlah sebuah karya

tulis dengan judul- judul berikut, judul boleh memilih, kemudian kumpulkan pada guru mu!

1. Suasana pemilihan khalifah setelah Rasulullah saw wafat.

2. Kepribadian Abu Bakar Ash Shiddiq.

3. Jasa-jasa Abu Bakar selama menjadi khalifah.

Tugas Rumah

Buatlah ringkasan materi usaha dan jasa Abu Bakar selama menjadi khalifah dan

mintalah paraf dari orangtuamu!

A. Riwayat Hidup Umar bin Khattab

1. Silsilah Umar bin Khattab

Ia adalah Umar bin Al-Khatthab bin Nufail bin Adi bin ‘Abdul Uzza bin Riyah bin

‘Abdullah bin Qurth bin Razah bin Adi bin Ka’ab bin Luai, Abu Hafsh Al-‘Adawi. Ia dijuluki

Al-Faruq.

Ibunya bernama Hantamah binti Hisyam bin al-Mughirah. Ibunya adalah saudari

tua dari Abu Jahal bin Hisyam.


Ia adalah seseorang yang berperawakan tinggi, kepala bagian depannya botak,

mampu bekerja dengan kedua tangannya secara seimbang, matanya hitam, dan berkulit

kuning. Ada pula yang mengatakan kulitnya putih hingga kemerah-merahan. Giginya putih

bersih dan mengkilat. Selalu mewarnai janggutnya dan merapikan rambutnya dengan inai

(daun pacar) (Thabaqat Ibnu Saad, 3:324).

Amirul mukminin Umar bin Khatthab adalah seorang yang sangat rendah hati dan

sederhana, tetapi ketegasannya dalam permasalahan agama adalah ciri khas yang kental

melekat padanya. Ia suka menambal bajunya dengan kulit, dan terkadang membawa ember

di pundaknya, tetapi sama sekali tak menghilangkan ketinggian wibawanya. Kendaraannya

adalah keledai tak berpelana, hingga membuat heran pastur Jerusalem saat berjumpa

dengannya. Umar jarang tertawa dan bercanda, di cincinnya terdapat tulisan “Cukuplah

kematian menjadi peringatan bagimu hai Umar (kafaa bil mauti waa’izhon yaa ‘Umar).”

Umar masuk Islam ketika berusia dua puluh tujuh tahun.

2. Keutamaan Umar bin Al-Khatthab

– Umar adalah Penduduk Surga yang Berjalan di Muka Bumi

Diriwayatkan dari Said bin Al-Musayyib bahwa Abu Hurairah berkata, ketika kami berada

di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

ُ‫ فَ َولَّيْت‬، ُ‫غي َْرتَه‬


َ ُ‫ فَذَك َْرت‬، ‫ب‬ َّ ‫ص ُر فَقَالُوا ِلعُ َم َر ْبن ِْالخ‬
ِ ‫َطا‬ ْ َ‫ فَقُ ْلتُ ِل َم ْن َهذَا ْالق‬، ‫ص ٍر‬ ِ ِ‫ام َرأَة ٌ تَت ََوضَّأ ُ إِلَى َجان‬
ْ َ‫ب ق‬ ْ ‫ فَإِذَا‬، ‫بَ ْينَا أَنَا نَائِ ٌم َرأ َ ْيتُنِى فِى ْال َجنَّ ِة‬
َّ ‫سو َل‬
ِ‫َللا‬ ُ ‫َار َيا َر‬ ُ ‫علَيْكَ أَغ‬
َ َ ‫ع َم ُر َوقَا َل أ‬
ُ ‫ فَ َبكَى‬. » ‫ُم ْد ِب ًرا‬

“Sewaktu tidur aku bermimpi seolah-olah aku sedang berada di surga. Kemudian aku

melihat seorang wanita sedang berwudhu di sebuah istana (surga), maka aku pun bertanya,

‘Milik siapakah istana ini?’ Wanita-wanita yang ada di sana menjawab, ‘Milik Umar.’ Lalu

aku teringat dengan kecemburuan Umar, aku pun menjauh (tidak memasuki) istana itu.”

Umar radhiallahu ‘anhu menangis dan berkata, “Mana mungkin aku akan cemburu kepadamu

wahai Rasulullah.” (HR. Bukhari, no. 3242 dan Muslim, no. 2395)

Subhanallah! Kala Umar masih hidup di dunia bersama Rasulullah dan para sahabatnya,

tetapi istana untuknya telah disiapkan di tanah surga.


3. Mulianya Islam dengan Perantara Umar

Dalam sebuah hadisnya Rasulullah pernah mengabarkan betapa luasnya pengaruh Islam di

masa Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu. Beliau bersabda,

َّ ‫ َو‬، ‫ض ِعيفًا‬
ُ‫َللا‬ َ ‫عا‬ ً ‫ع ذَنُوبًا أ َ ْو ذَنُوبَي ِْن ن َْز‬
َ َ‫ فَ َجا َء أَبُو بَ ْك ٍر فَنَز‬، ‫ب‬ ٍ ‫علَى قَ ِلي‬ ُ ‫أ ُ ِريتُ فِى ْال َمن َِام أَنِِّى أ َ ْن ِز‬
َ ٍ‫ع بِدَ ْل ِو بَ ْك َرة‬
‫ض َربُوا‬
َ ‫اس َو‬ ُ َّ‫ى الن‬ َ ‫ فَلَ ْم أ َ َر‬، ‫ت غ َْربًا‬
َ ‫ع ْبقَ ِريًّا يَ ْف ِرى فَ ِريَّهُ َحت َّى َر ِو‬ ْ َ‫ب فَا ْست َ َحال‬
ِ ‫َطا‬ َّ ‫ع َم ُر ب ُْن ْالخ‬ ُ ‫ ث ُ َّم َجا َء‬، ُ‫يَ ْغ ِف ُر لَه‬
َ َ‫» بِع‬
‫ط ٍن‬

“Aku bermimpi sedang mengulurkan timba ke dalam sebuah sumur yang ditarik dengan

penggerek. Datanglah Abu Bakar mengambil air dari sumur tersebut satu atau dua timba

dan dia terlihat begitu lemah menarik timba tersebut, -semoga Allah Ta’ala

mengampuninya-. Setelah itu datanglah Umar bin al-Khattab mengambil air sebanyak-

banyaknya. Aku tidak pernah melihat seorang pemimpin abqari (pemimpin yang begitu

kuat) yang begitu gesit, sehingga setiap orang bisa minum sepuasnya dan juga memberikan

minuman tersebut untuk onta-onta mereka.” (HR. Bukhari, no. 3682)

Abdullah bin Mas’ud mengatakan, “Kami menjadi kuat setelah Umar memeluk Islam.”

Diriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa

sallam berdoa,

« ‫ َقا َل َو َكانَ أ َ َحبَّ ُه َما ِإلَ ْي ِه‬.» ‫ب‬ َّ ‫الر ُجلَي ِْن ِإلَيْكَ بِأ َ ِبى َج ْه ٍل أ َ ْو ِبعُ َم َر ب ِْن ْالخ‬
ِ ‫َطا‬ ِ ِّ ‫اإل ْسالَ َم ِبأ َ َح‬
َّ ‫ب َهذَي ِْن‬ ِ ‫اللَّ ُه َّم أ َ ِع َّز‬
‫ع َم ُر‬
ُ

“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah seorang yang lebih Engkau cintai dari kedua

laki-laki ini: Abu Jahal atau Umar bin Al-Khaththab.” Sang perawi mengatakan, ternyata

yang lebih dicintai oleh Allah adalah Umar. (HR. Tirmidzi, no. 3681; Ahmad, 2:95. Al-

Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

ُ ‫َما ِز ْلنَا أ َ ِع َّزة ً ُم ْنذُ أ َ ْسلَ َم‬


‫ع َم ُر‬

“Kami terus merasakan harga diri yang tinggi semenjak Umar masuk Islam.” (HR. Bukhari,

no. 3863)
4. Kesaksian Ali bin Abi Thalib Tentang Umar bin al-Khattab

Diriwayatkan dari Ibnu Mulaikah, dia pernah mendengar Abdullah bin Abbas berkata,

“Umar radhiallahu ‘anhu ditidurkan di atas kasurnya (menjelang wafatnya), dan orang-

orang yang berkumpul di sekitarnya mendoakan sebelum dipindahkan –ketika itu aku hadir

di tengah orang-orang tersebut-. Aku terkejut tatkala seseorang memegang kedua

pundakku dan ternyata ia adalah Ali bin Abi Thalib. Kemudian Ali berkata (memuji dan

mendoakan Umar seperti orang-orang lainnya), “Engkau tidak pernah meninggalkan

seseorang yang dapat menyamai dirimu dan apa yang telah engkau lakukan. Aku berharap

bisa menjadi sepertimu tatkala menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demi Allah, aku

sangat yakin bahwa Allah akan mengumpulkanmu bersama dua orang sahabatmu (Rasulullah

dan Abu Bakar).

Aku sering mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ع َم ُر‬ ُ ‫ َودَخ َْلتُ أَنَا َوأَبُو بَ ْك ٍر َو‬، ‫ع َم ُر‬


ُ ‫ َوخ ََرجْ تُ أَنَا َوأَبُو بَ ْك ٍر َو‬، ‫ع َم ُر‬ ُ ‫ذَ َهبْتُ أَنَا َوأَبُو بَ ْك ٍر َو‬

“Aku berangkat bersama Abu Bakar dan Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar,

dan aku keluar bersama Abu Bakar dan Umar.” (HR. Bukhari, no. 3685)

– Umar adalah Seorang yang Mendapat Ilham

Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda,

‫ب‬
ِ ‫َطا‬ ُ ُ‫ فَإِنَّه‬، ‫ َو ِإنَّهُ ِإ ْن َكانَ ِفى أ ُ َّم ِتى َه ِذ ِه ِم ْن ُه ْم‬، َ‫ضى قَ ْبلَ ُك ْم ِمنَ األ ُ َم ِم ُم َحدَّثُون‬
َّ ‫ع َم ُر ب ُْن ْالخ‬ َ ‫ِإنَّهُ قَ ْد َكانَ ِفي َما َم‬

“Sesungguhnya di antara orang-orang sebelum kalian terdapat sejumlah manusia yang

mendapat ilham. Apabila salah seorang umatku mendapatkannya, maka Umar bin Khatthab-

lah orangnya.” (HR. Bukhari, no. 3469).

5. Wibawa Umar

Dari Aisyah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫إن الشيطان يفرق من عمر بن الخطاب‬

“Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu Umar.” (HR. Ibnu ‘Asakir dari ‘Aisyah)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Umatku yang paling penyayang adalah

Abu Bakar dan yang paling tegas dalam menegakkan agama Allah adalah Umar.” (HR.

Tirmidzi dalam al-Manaqib, hadits no. 3791)

Demikianlah di antara keutamaan Umar bin al-Khattab yang secara langsung

diucapkan dan dilegitimasi oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah

meridhai Umar bin al-Khattab.

Tugas Individu

1. Jelaskan secara singkat silsilah dari Umar Bin al-Khattab!

2. Jelaskan apa yang menjadi keutamaan Umar Bin al-Khattab!

3. Tentang Utsman bin ‘Affan


A. Silsillah Utsman Bin Affan

Beliau adalah Utsman bin Affan bin Abi Al-Ash bin Umayyah bin Abdu Asy-Syams

bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwai bin Ghalib bin Fihr

bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin

Nizar bin Ma’addu bin Adnan. Nama kunyahnya adalah Abu Amr dan Abu ‘Abdillah.

Amirul mukminin, dzun nurain, telah berhijrah dua kali, dan suami dari dua orang

putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ibunya bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabiah

bin Hubaib bin Abdu Asy-Syams dan neneknya bernama Ummu Hakim Al-Baidha binti

Abdul Muththalib, bibi Rasulullah dari pihak bapak. Dari sisi nasab, orang Quraisy satu ini

memiliki kekerabatan yang sangat dekat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain

sebagai keponakan Rasulullah, Utsman juga menjadi menantu Rasulullah dengan menikahi

dua orang putri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan keutamaan ini saja, sulit bagi

seseorang untuk mencelanya, kecuali bagi mereka yang memiliki kedengkian di hatinya.

Seorang tokoh di masyarakat kita saja akan mencarikan orang yang terbaik menjadi suami

anaknya, apalagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentulah beliau akan memilih orang

yang terbaik untuk menjadi suami putrinya.


Utsman bin Affan termasuk di antara sepuluh orang sahabat yang dijamin masuk

surga, beliau juga menjadi enam orang anggota syura, dan salah seorang khalifah al-

mahdiyin, yang diperintahkan untuk mengikuti sunahnya.

B. Ciri Fisik dan Akhlak Utsman

Utsman adalah seorang yang rupawan, lembut, mempunyai janggut yang lebat,

berperawakan sedang, mempunyai tulang persendian yang besar, berbahu bidang,

rambutnya lebat, dan bentuk mulutnya bagus.

Az-Zuhri mengatakan, “Beliau berwajah rupawan, bentuk mulut bagus, berbahu bidang,

berdahi lebar, dan mempunyai telapak kaki yang lebar.”

Amirul mukminin Utsman bin Affan terkenal dengan akhlaknya yang mulia, sangat

pemalu, dermawan, dan terhormat. Terlalu panjang untuk mengisahkan kedermawanan

beliau pada kesempatan yang sempit ini. Untuk kehidupan akhirat, menolong orang lain,

dan berderma seolah-olah hartanya seringan buah-buah kapuk yang terpecah lalu

kapuknya terhembus angin yang kencang.

Utsman bin ‘Affan masuk Islam di awal mula melalui dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq.

C. Keutamaan Utsman bin ‘Affan

Pertama: Utsman adalah Penduduk Surga yang Hidup di Bumi

Dari Abu Musa Al-Asy’ari, ia berkata,

‫ فَقَا َل« ائْذَ ْن‬، ‫ فَ َجا َء َر ُج ٌل َي ْست َأْذ ُِن‬، ‫ب ْال َحائِ ِط‬ ِ ‫طا َوأ َ َم َرنِى بِ ِح ْف ِظ َبا‬ ً ‫ى – صلى هللا عليه وسلم – دَ َخ َل َحا ِئ‬ َّ ‫أ َ َّن النَّ ِب‬
‫ ث ُ َّم َجا َء‬، ‫ع َم ُر‬ ِّ ِ َ‫ ث ُ َّم َجا َء آخ َُر يَ ْست َأْذ ُِن فَقَا َل « ائْذَ ْن لَهُ َوب‬، ‫ فَإِذَا أَبُو بَ ْك ٍر‬. » ‫ش ْرهُ بِ ْال َجنَّ ِة‬
ُ ‫ فَإِذَا‬. » ‫ش ْرهُ بِ ْال َجنَّ ِة‬ ِّ ِ َ‫لَهُ َوب‬
َ‫عفَّان‬ ُ ‫عثْ َم‬
َ ‫ان ب ُْن‬ ُ ‫ فَإِذَا‬. »ُ‫صيبُه‬ َ ‫علَى بَ ْل َوى‬
ِ ُ ‫ست‬ َ ‫ش ْرهُ بِ ْال َجنَّ ِة‬ َ َ‫ ف‬، ‫آخ َُر يَ ْست َأْذ ُِن‬
ِّ ِ َ‫س َكتَ ُهنَ ْي َهةً ث ُ َّم قَا َل « ائْذَ ْن لَهُ َوب‬

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke sebuah kebun dan memerintahkanku

untuk menjaga pintu kebun tersebut. Kemudian datang seorang lelaki untuk masuk, beliau

bersabda, “Izinkan dia masuk, kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga.”

Ternyata laki-laki tersebut adalah Abu Bakar. Setelah itu datang laki-laki lain meminta

diizinkan masuk, beliau bersabda, “Izinkan dia masuk, kemudian beritakan kepadanya

bahwa ia masuk surga.” Ternyata lelaki itu adalah Umar bin Al-Khaththab. Lalu datang lagi

seorang lelaki meminta diizinkan masuk, beliau terdiam sejenak lalu bersabda, “Izinkan ia
masuk, kemudian beritakan kepadanya bahwa ia masuk surga disertai dengan cobaan yang

menimpanya.” Ternyata lelaki tersebut adalah Utsman bin Affan. (HR. Bukhari, no. 3695)

Kedua: Kedudukan Utsman Dibanding Umat Islam Lainnya

Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda, “Sesungguhnya aku melihat bahwa aku di letakkan di sebuah daun timbangan

dan umatku diletakkan di sisi daun timbangan lainnya, ternyata aku lebih berat dari

mereka. Kemudian diletakkan Abu Bakar di satu daun timbangan dan umatku diletakkan di

sisi yang lainnya, ternyata Abu Bakar lebih berat dari umatku. Setelah itu diletakkan

Umar di sebuah daun timbangan dan umatku diletakkan di sisi yang lainnya, ternyata dia

lebih berat dari mereka. Lalu diletakkan Utsman di sebuah daun timbangan dan umatku

diletakkan di sisi lainnya, ternyata dia lebih berat dari mereka.” (Al-Ma’rifatu wa At-

Tarikh, 3: 357).

Hadist yang serupa juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari jalur Umar bin al-

Khattab.

Hadist ini menunjukkan kedudukan Abu Bakar, Umar, dan Utsman dibandingkan seluruh

umat Nabi Muhammad yang lain. Seandainya orang-orang terbaik dari umat ini

dikumpulkan, lalu ditimbang dengan salah seorang dari tiga orang sahabat Nabi ini, niscaya

timbangan mereka lebih berat dibanding seluruh orang-orang terbaik tersebut.

Ketiga: Utsman itu Pria Pemalu

Dari Utsman [ibnu Affan] dan ‘Aisyah, keduanya menceritakan,

‫ البسا ً مرط‬،‫أن أبا بكر استأذن على رسول هللا صلى هللا عليه وسلم – وهو مضطج ٌع على فراش عائشة‬
‫ فأذن‬،‫ ثم استأذن عمر رضي هللا عنه‬.‫ ثم انصرف‬،‫ فقضى إليه حاجته‬،‫ فأذن ألبي بكر وهو كذلك‬-‫عائشة‬
‫ “اجمعي‬:‫ وقال لعائشة‬.‫ فجلس‬،‫ ثم استأذنت عليه‬:‫ قال عثمان‬.‫ ثم انصرف‬،‫ فقضى إليه حاجته‬،‫له وهو كذلك‬
‫ يا رسول هللا! لم أرك فزعت ألبي بكر‬:‫ فقالت عائشة‬:‫قال‬. ُ‫ فقضيت إليه حاجتي ثم انصرفت‬.”‫إليك ثيابك‬
،‫ “إن عثمان رجل حيي‬: ‫وعمر رضي هللا عنهما كما فزعت لعثمان؟ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
ِّ ‫ أن ال يبلغ إل‬-‫ وأنا على تلك الحال‬-‫وإني خشيت أن أذنتُ له‬
‫ي في حاجته‬
“Suatu ketika Abu Bakar meminta izin untuk menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam – ketika itu beliau sedang berbaring di tempat tidur Aisyah sambil memakai kain

panjang istrinya-. Beliau lalu mengizinkan Abu Bakar dan beliau tetap dalam keadaan

semula. Abu Bakar lalu mengutarakan keperluannya lalu pergi. Setelah itu datanglah Umar
ibnul Khaththab radliallahu ‘anhu meminta izin dan beliau mengizinkannya masuk sedang

beliau masih dalam kondisi semula. Umar lalu mengutarakan keperluannya lalu setelah itu

ia pun pergi.

Utsman [ibnu Affan] berkata, “Lalu saya meminta izin, beliau lalu duduk”. Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam berkata pada Aisyah, “Tutupkanlah bajumu padaku”. Lalu kuutarakan

keperluanku lalu saya pun pergi.

Aisyah lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, tindakanmu terhadap Abu Bakar dan ‘Umar

radliallahu ‘anhuma kok tidak seperti tindakanmu pada Utsman [?]” Rasulullah shallallahu

‘alaihi wa sallam lalu menjawab, “Sesungguhnya Utsman adalah seorang pria pemalu dan

saya khawatir jika dia kuizinkan dan saya dalam keadaan demikian, dia lalu tidak

mengutarakan keperluannya.” (Shahih)-Ash Shahihah (1687): [Muslim: 44-Kitab Fadhoil

Ash Shohabah, hal. 26-27]

Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam juga mengatakan tentang Utsman,


ُ‫أَالَ أ َ ْست َِحى ِم ْن َر ُج ٍل ت َ ْست َِحى ِم ْنهُ ْال َمالَئِ َكة‬
”Apakah aku tidak malu pada seseorang yang para Malaikat saja malu kepadanya.” (HR.

Muslim, no.6362).

D. Kabar Tentang Kekhalifahan dan Orang-orang Yang Akan Memberontaknya

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, Rasulullah pernah mengutus seseorang untuk

memanggil Utsman. Ketika Utsman sudah datang, Rasulullah menyambut kedatangannya.

Setelah kami melihat Rasulullah menyambutnya, maka salah seorang dari kami menyambut

kedatangan yang lain. Dan ucapan terakhir yang disampaikan Rasulullah sambil menepuk

pundak Utsman adalah:

“Wahai Utsman, mudah-mudahan Allah akan memakaikanmu sebuah pakaian

(mengamanahimu jabatan khalifah), dan jika orang-orang munafik ingin melepaskan

pakaian tersebut, jangalah engkau lepaskan sampai engkau bertemu denganku

(meninggal).” Beliau mengulangi ucapan ini tiga kali. (HR. Ahmad).

Dan akhirnya perjumpaan yang disabdakan Rasulullah pun terjadi. Dari Abdullah

bin Umar bahwa Utsman bin Affan berbicara di hadapan khalayak, “Aku berjumpa dengan

Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam di dalam mimpi, lalu beliau mengatakan, ‘Wahai Utsman,
berbukalah bersama kami’.” Maka pada pagi harinya beliau berpuasa dan di hari itulah

beliau terbunuh. (HR. Hakim dalam Mustadrak, 3:103).

Katsir bin Ash-Shalat mendatangi Utsman bin Affan dan berkata, “Amirul mukminin,

keluarlah dan duduklah di teras depan agar masyarakat melihatmu. Jika engkau lakukan

itu masyarakat akan membelamu. Utsman tertawa lalu berkata, ‘Wahai Katsir, semalam

aku bermimpi seakan-akan aku berjumpa dengan Nabi Allah, Abu Bakar, dan Umar, lalu

beliau bersabda, ‘Kembalilah, karena besok engkau akan berbuka bersama kami’. Kemudian

Utsman berkata, ‘Demi Allah, tidaklah matahari terbenam esok hari, kecuali aku sudah

menjadi penghuni akhirat’.” (Ibnu Saad dalam ath-Thabaqat, 3:75).

Demikianlah sedikit cuplikkan tentang keutamaan Utsman bin Affan yang mungkin

tertutupi oleh orang-orang yang lebih senang memperhatikan aib-aibnya. Padahal aib itu

sendiri adalah fitnah yang dituduhkan kepadanya. Semoga Allah meridhai Utsman bin

Affan dan memasukkannya ke dalam surga yang penuh kedamaian.

Tugas Kelompok

Diskusikanlah dengan teman kelompokmu tentang keutamaan Utsman Bin Affan

dibandingkan dengan umat islam lainnya. Lalu jelaskan dengan ringkas di depan kelas!

4. Tentang ‘Ali bin Abi Thalib


A. Silsilah Ali bin Abi Thalib

Beliau adalah ‘Ali bin Abi Thalib (‘Abdu Manaf) bin ‘Abdul Muththalib (Syaibah) bin

Hasyim (‘Amr) bin ‘Abdi Manaf (Al-Mughirah) bin Qushai (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin

Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin

Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan. Beliau adalah Abu Al-Hasan

dan Al-Husain (putra beliau adalah Al-Hasan dan Al-Husain). Ali diberi kunyah Abu Turab,

sepupu (anak dari saudara laki-laki ayah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam)

sekaligus menantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari putri beliau, Fathimah Az-

Zahra.

Ibu beliau adalah Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai,

ibunya digelari wanita Bani Hasyim pertama yang melahirkan putra Bani Hasyim.
Ali memiliki beberapa saudara laki-laki: Thalib, ‘Aqil, dan Ja’far. Mereka semua

lebih tua dari beliau, masing-masing terpaut sepuluh tahun. Beliau memiliki dua orang

saudari perempuan: Ummu Hani’ dan Jumanah. Keduanya adalah putri Fathimah bin Asad,

ia telah masuk Islam dan turut berhijrah.

Ayah beliau bernama Abu Thalib. Abu Thalib adalah paman kandung yang sangat

menyayangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nama Abu Thalib yang sebenarnya

adalah Abdu Manaf. Demikianlah disebutkan oleh Imam Ahmad dan ulama-ulama ahli nasab

dan sejarah.

Abu Thalib ini sangat menyayangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi ia

tidak beriman kepada beliau. Bahkan ia mati di atas kekufuran seperti yang telah

diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari.

Ali bin Abi Thalib termasuk salah seorang dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk

surga dan salah seorang dari enam orang ahli syura. Beliau termasuk sahabat yang

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dalam keadaan rida kepadanya. Beliau adalah

khalifah Rasyid yang keempat.

B. Sifat Fisik ‘Ali

Beliau memiliki kulit berwarna sawo matang, bola mata beliau besar, dan berwarna

kemerah-merahan, berperut besar, dan berkepala botak. Beliau berperawakan pendek dan

berjanggut lebat. Dada dan kedua pundak beliau padat dan putih, beliau memiliki bulu dada

dan bahu yang lebat, berwajah tampan, dan memiliki gigi yang bagus, ringan langkah saat

berjalan.

C. Keislaman ‘Ali bin Abi Thalib dan Peran Beliau Sebelum Diangkat Menjadi Khalifah

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu masuk Islam saat beliau berusia tujuh tahun,

ada yang mengatakan delapan tahun, ada pula yang mengatakan sepuluh tahun. Beliau

termasuk orang yang pertama-tama masuk Islam. Beliau adalah dari kalangan anak-anak

yang pertama kali masuk Islam, sebagaimana Khadijah adalah wanita yang pertama kali

masuk Islam, Zaid bin Haritsah adalah budak (mawla) yang pertama kali masuk Islam, Abu

Bakar adalah lelaki merdeka yang pertama kali masuk Islam. Motif ‘Ali bin Abi Thalib
masuk Islam dalam usia muda disebabkan ia berada di bawah tanggungan Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu pada saat penduduk Makkah tertimpa paceklik dan

kelaparan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengambilnya dari ayahnya. Ali bin Abi

Thalib kecil hidup bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Allah mengutus

beliau menjadi seorang rasul yang membawa kebenaran, Khadijah serta ahlul bait beliau,

termasuk di dalamnya Ali bin Abi Thalib segera memeluk Islam.

Ali turut berhijrah setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari kota

Makkah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menugaskannya untuk membereskan utang

piutang beliau dan mengembalikan barang-barang yang dititipkan kepada beliau. Kemudian

Ali menyusul beliau setelah melaksanakan perintah beliau dan turut berhijrah. Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersaudarakannya dengan Sahal bin Hunaif.

Ali ikut serta dalam perang Badar, dan beliau memiliki jasa yang besar dalam

peperangan tersebut. Beliau juga turut serta dalam peperangan Uhud, pada saat itu beliau

tergabung dalam sayap kanan pasukan yang memegang panji setelah Mush’ab bin Umair

radhiyallahu ‘anhu. Beliau juga turut serta dalam perang Khandaq. Dalam peperangan ini

beliau berhasil menewaskan jagoan Arab dan salah seorang pemberani mereka yang sangat

popular, yakni Amr bin Abdu Wud Al-‘Amiri. Beliau juga turut serta dalam perjanjian

Hudaibiyah dan Baiat Ar-Ridhwan. Beliau juga mengikuti peperangan Khaibar. Dalam

peperangan ini beliau menunjukkan aksi yang luar biasa dan kepahlawanan yang

mengagumkan. Allah memberi kemenangan lewat tangannya. Dalam peperangan ini beliau

berhasil menewaskan Marhaban Al-Yahudi.

Beliau juga mengikuti Fathul Makkah, peperangan Hunain, dan peperangan Thaif.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat ke Tabuk, beliau mengangkatnya

sebagai pengganti beliau di Madinah.

Sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam

pandangan Ali bin Abi Thalib sama seperti umara’ dari kalangan sahabat yang lainnya,

beliau berpandangan menaati Abu Bakar merupakan kewajiban dan merupakan perkara

yang paling ia sukai.


Ketika Abu Bakar wafat lalu Umar memegang jabatan khalifah atas dasar wasiat

Abu Bakar kepadanya, Ali bin Abi Thalib termasuk salah seorang sahabat yang membaiat

Umar. Ali selalu bersama Umar dan memberikan masukan positif kepadanya.

Ketika Umar ditikam dan beliau menyerahkan urusan musyawarah kepada enam

orang sahabat, salah seorang di antara mereka adalah ‘Ali bin Abi Thalib. Lalu mereka

menetapkan dua orang calon yaitu Utsman dan Ali. Lalu Utsman terpilih menjadi khalifah.

Namun begitu, Ali tetap mendengar dan taat kepada Utsman.

D. Keutamaan Ali bin Abi Thalib

– ‘Ali termasuk orang yang dijamin masuk surga

Dari Sa’id bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ُ ‫الرحْ َم ِن َوأَبُو‬
َ ‫عبَ ْيدَة‬ َ ‫ط ْل َحةُ َو‬
َّ ُ‫ع ْبد‬ َ ‫الزبَي ُْر َو‬
ُّ ‫ى َو‬
ٌّ ‫ع ِل‬
َ ‫ان َو‬ ُ ‫ع َم ُر فِى ْال َجنَّ ِة َو‬
ُ ‫عثْ َم‬ ُ ‫عش ََرة ٌ فِى ْال َجنَّ ِة أَبُو بَ ْك ٍر فِى ْال َجنَّ ِة َو‬
َ
ٍ َّ‫س ْعدُ ب ُْن أَبِى َوق‬
‫اص‬ َ ‫َو‬

“Ada sepuluh orang yang dijamin masuk surga: Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman

di surga, ‘Ali di surga, Az-Zubair di surga, Thalhah di surga, ‘Abdurrahman (bin Auf) di

surga, Abu Ubaidah (bin Al-Jarrah) di surga, dan Sa’ad (bin Abi Waqqash) di surga.”

َّ ‫ش ْدت ُ ُمونِى ِب‬


ِ‫اَّلل‬ َ َ‫َللاَ َيا أ َ َبا األَع َْو ِر َم ِن ا ْل َعا ِش ُر قَا َل ن‬ ُ ‫ع ِن ْال َعا ِش ِر فَقَا َل ْالقَ ْو ُم نَ ْن‬
َّ َ‫شدُك‬ َ َ‫س َكت‬َ ‫َقا َل َف َعدَّ هَؤُ الَ ِء ال ِت ِّ ْس َعةَ َو‬
‫س ِم ْعتُ ُم َح َّمدًا يَقُو ُل‬ َ ‫ َو‬.‫ع ْم ِرو ب ِْن نُفَ ْي ٍل‬ َ ‫سى أَبُو األَع َْو ِر ُه َو‬
َ ‫س ِعيدُ ب ُْن زَ ْي ِد ب ِْن‬ َ ‫ قَا َل أَبُو ِعي‬.‫أَبُو األَع َْو ِر فِى ْال َجنَّ ِة‬
ِ ‫ص ُّح ِمنَ ْال َحدِي‬
‫ث األ َ َّو ِل‬ َ َ ‫ ُه َو أ‬.

Anak Sa’id berkata, “Kalau dihitung ada sembilan, lantas tidak disebutkan yang kesepuluh.”

Orang-orang berkata, “Kami berdoa kepada Allah, wahai Abul A’war siapakah yang

termasuk yang kesepuluh.” Sa’id berkata, “Kalian mohon berdoa kepada Allah untukku

semoga termasuk yang kesepuluh tersebut yang berada di surga.” Abu ‘Isa berkata, “Abul

A’war itu adalah Sa’id bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail. Aku mendengar Muhammad sedang

berkata bahwa hadits ini lebih sahih dari hadits pertama.” (HR. Tirmidzi, no. 3748. Al-

Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).


Dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda,

‫الز َبي ُْر فِى ْال َجنَّ ِة‬


ُّ ‫ط ْل َحةُ فِى ْال َجنَّ ِة َو‬ َ ‫ى فِى ْال َجنَّ ِة َو‬ َ ‫ان فِى ْال َجنَّ ِة َو‬
ٌّ ‫ع ِل‬ ُ ‫عثْ َم‬ ُ ‫ع َم ُر فِى ْال َجنَّ ِة َو‬
ُ ‫أَبُو َب ْك ٍر فِى ْال َجنَّ ِة َو‬
‫ع َب ْيدَة َ ب ُْن ْال َج َّراحِ فِى ْال َجنَّ ِة‬
ُ ‫س ِعيدٌ فِى ْال َجنَّ ِة َوأَبُو‬
َ ‫س ْعدٌ فِى ْال َجنَّ ِة َو‬َ ‫ع ْوفٍ فِى ْال َجنَّ ِة َو‬ َ ‫الرحْ َم ِن ب ُْن‬َّ ُ‫ع ْبد‬
َ ‫َو‬

“Abu Bakar di surga, ‘Umar di surga, ‘Utsman di surga, ‘Ali di surga, Thalhah di surga, Az-

Zubair di surga, ‘Abdurrahman bin ‘Auf di surga, Sa’ad (bin Abi Waqqash) di surga, Sa’id

(bin Zaid) di surga, Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah di surga.” (HR. Tirmidzi, no. 3747 dan

Ahmad, 1:193. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).

– Rasulullah Mengumumkan di Khalayak Bahwa Allah dan Rasul-Nya Mencintai Ali

Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda saat perang Khaibar,

« ‫اس لَ ْيلَت َ ُه ْم‬


ُ َّ‫فَ َباتَ الن‬. » ُ‫سولُه‬ َّ ُ‫ َوي ُِحبُّه‬، ُ‫سولَه‬
ُ ‫َللاُ َو َر‬ َ ‫غدًا َر ُجالً يُ ْفت َ ُح‬
َّ ُّ‫ ي ُِحب‬، ‫علَى َيدَ ْي ِه‬
ُ ‫َللاَ َو َر‬ َ َ‫الرا َية‬ ِ ‫ألُع‬
َّ ‫ْط َي َّن‬
‫ فَبَ َرأ َ َكأ َ ْن‬، ُ‫عا لَه‬َ َ‫ع ْينَ ْي ِه َود‬
َ ‫صقَ فِى‬ َ ‫ فَ ِقي َل يَ ْشت َ ِكى‬. » ‫ى‬
َ َ‫ فَب‬، ‫ع ْينَ ْي ِه‬ َ َ‫طى فَغَدَ ْوا ُكلُّ ُه ْم يَ ْر ُجوهُ فَقَا َل « أَيْن‬
ٌّ ‫ع ِل‬ َ ‫أَيُّ ُه ْم يُ ْع‬
‫ ث ُ َّم‬، ‫سا َحتِ ِه ْم‬
َ ِ‫علَى ِر ْسلِكَ َحتَّى ت َ ْن ِز َل ب‬ َ ‫ فَقَا َل « ا ْنفُ ْذ‬. ‫طاهُ فَقَا َل أُقَاتِلُ ُه ْم َحتَّى يَ ُكونُوا ِمثْلَنَا‬
َ ‫ فَأ َ ْع‬، ‫لَ ْم يَ ُك ْن بِ ِه َو َج ٌع‬
‫َللاُ بِكَ َر ُجالً َخي ٌْر لَكَ ِم ْن أ َ ْن يَ ُكونَ لَكَ ُح ْم ُر‬ َ ‫َللاِ أل َ ْن يَ ْهد‬
َّ ‫ِى‬ َّ ‫ فَ َو‬، ‫علَ ْي ِه ْم‬ ُ ‫ َوأ َ ْخبِ ْر ُه ْم بِ َما يَ ِج‬، ‫اإل ْسالَ ِم‬
َ ‫ب‬ ِ ‫ع ُه ْم إِلَى‬
ُ ‫ا ْد‬
‫» النَّعَ ِم‬

“Sungguh akan diberikan bendera (yang biasa dibawa oleh pemimpin pasukan, pen.) besok

pada orang yang akan didatangkan kemenangan melalui tangannya di mana ia mencintai

Allah dan Rasul-Nya, lalu Allah dan Rasul-Nya pun mencintai dirinya.” Lalu kemudian para

sahabat bermalam dan mendiskusikan siapakah di antara mereka yang nanti akan diberi

bendera tersebut. Tiba waktu pagi, mereka semua berharap-harap bisa mendapatkan

bendera itu. Namun, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam malah bertanya, “Di manakah ‘Ali?”

Ada yang menjawab bahwa matanya ‘Ali sedang sakit. (Lalu ‘Ali dibawa ke hadapan Nabi,

pen.), lantas beliau mengusap kedua matanya dan mendoakan kebaikan untuknya. Lantas ia

pun sembuh seakan-akan tidak pernah sakit sebelumnya. Lantas bendera tersebut

diberikan kepada ‘Ali dan ia berkata, “Aku akan memerangi mereka hingga mereka bisa

seperti kita.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Jalanlah perlahan-

lahan ke depan hingga kalian sampai di tengah-tengah mereka. Kemudian dakwahilah


mereka pada Islam dan kabari mereka tentang perkara-perkara yang wajib. Demi Allah,

sungguh jika Allah memberi hidayah pada seseorang lewat perantaraanmu, maka itu lebih

baik dari unta merah.” (HR. Bukhari, no. 3009 dan Muslim, no. 2407).

E. Kedudukan Ali di Sisi Rasulullah

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash ia berkata,

‫ان فَقَا َل « أ َ َما‬ ِّ ِ ‫ساءِ َو ْال‬


ِ َ‫ص ْبي‬ َ ِِّ‫َللاِ ت ُ َخ ِلِّفُنِى فِى الن‬ ُ ‫ب فِى غ َْز َوةِ تَبُوكَ فَقَا َل يَا َر‬
َّ ‫سو َل‬ َ ‫ى بْنَ أَبِى‬
ٍ ‫طا ِل‬ َّ ‫ع ِل‬ َّ ‫سو ُل‬
َ -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ‫َللا‬ َ َّ‫َخل‬
ُ ‫ف َر‬

َّ ِ‫غي َْر أَنَّهُ الَ نَب‬


‫ى بَ ْعدِى‬ َ ‫َارونَ مِ ْن ُمو‬
َ ‫سى‬ َ ‫» ت َْر‬.
ُ ‫ضى أ َ ْن ت َ ُكونَ مِ نِِّى بِ َم ْن ِزلَ ِة ه‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah meninggalkan ‘Ali bin Abi Thalib saat perang

Tabuk (untuk menjaga para wanita dan anak-anak di rumah). Ali pun berkata, ‘Wahai

Rasulullah, engkau hanya menugasiku untuk menjaga anak-anak dan wanita di rumah?’ Maka

beliau menjawab, ‘Tidakkah engkau rela mendapatkan kedudukan di sisiku seperti

kedudukan Harun di sisi Musa, hanya saja tidak ada nabi setelahku?” (HR. Bukhari, no.

4416 dan Muslim, no. 2404. Lafaz hadits ini dari Bukhari).

Ayah Dari Pemimpin Pemuda Surga

Dari Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

bersabda,

‫ب أ َ ْه ِل ْال َج َّن ِة‬


ِ ‫شبَا‬
َ ‫سيِِّدَا‬ َ ‫سنَ َو ْال ُح‬
َ َ‫سيْن‬ َ ‫َوأ َ َّن ْال َح‬

“Sesungguhnya Al-Hasan dan Al-Husain adalah pemimpin para pemuda di surga.” (HR.

Tirmidzi, no. 3781. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).

Cintailah ‘Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib mengatakan,

َ‫ى أ َ ْن الَ ي ُِحبَّ ِنى إِالَّ ُمؤْ ِم ٌن َوال‬ ِّ ِ ‫ى األ ُ ِ ِّم‬


َّ َ‫ ِإل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬ َ َّ‫َوالَّذِى فَلَقَ ْال َحبَّةَ َو َب َرأ َ الن‬
ِّ ِ ِ‫س َمةَ ِإنَّهُ لَ َع ْهدُ النَّب‬
‫ض ِنى ِإالَّ ُمنَا ِف ٌق‬
َ ‫يُ ْب ِغ‬

“Demi Dzat yang membelah biji-bijian dan melepaskan angin. Sesungguhnya Nabi telah

berjanji kepadaku bahwa tidak ada yang mencintaiku kecuali ia seorang mukmin, dan tidak

ada yang membenciku kecuali ia seorang munafik.” (HR. Muslim, no. 78).
F. Peristiwa Terbunuhnya Ali bin Abi Thalib

Amirul Mukminin menghadapi masalah yang berat, kondisi negara saat itu tidak

stabil, pasukan beliau di Irak dan di daerah lainnya membangkang perintah beliau, mereka

menarik diri dari pasukan. Kondisi di wilayah Syam juga semakin memburuk. Penduduk

Syam tercerai berai ke utara dan selatan. Setelah peristiwa tahkim, penduduk Syam

menyebut Mu’awiyah sebagai amir.

Ibnu Jarir dan pakar sejarah lainnya menyebutkan bahwa tiga orang Khawarij,

mereka adalah ‘Abdurrahman bin ‘Amr (Ibnu Muljam Al-Himyari), Al-Burak bin ‘Abdillah

At-Tamimi, dan Amr bin Bakr At-Tamimi, mereka mengenang Kembali perbuatan Ali bin

Abi Thalib yang membunuh teman-teman mereka di Nahrawan, mereka memohon rahmat

untuk teman-teman mereka itu. Masing-masing mereka ingin membunuh Ali, Mu’awiyah,

dan ‘Amr bin Al-‘Ash. Ibnu Muljam membunuh Ali saat mau berangkat shalat Shubuh,

Ketika itu Ibnu Muljam berkata, “Tidak ada hukum kecuali milik Allah, bukan milikmu, dan

bukan milik teman-temanmu, hai Ali!”

Ali terbunuh pada malam Jumat waktu sahur pada 17 Ramadhan 40 H. Masa

kekhalifahan Ali adalah 5 tahun kurang 3 bulan. Beliau meninggal dunia dalam usia 63

tahun.

Setelah Ali wafat, kedua putranya yaitu Al-Hasan dan Al-Husain yang memandikan

jenazah beliau dibantu oleh Abdillah bin Ja’far. Kemudian jenazahnya dishalatkan oleh

putra tertua beliau, Al-Hasan. Jenazah Ali dimakamkan di Darul Imarah di Kufah.

Semoga Allah senantiasa meridai ‘Ali bin Abi Thalib.

Tugas individu

Jelaskan secara singkat kedudukan Ali bin Abi Thalib di sisi Rasulullah!
DAFTAR PUSTAKA

https://rumaysho.com/26766-syarhus-sunnah-keutamaan-ali-bin-abi-thalib.html

https://rumaysho.com/26610-syarhus-sunnah-keutamaan-umar-bin-al-khatthab.html

http://euis-sri.blogspot.com/2012/03/sejarah-kebudayaan-islam-kelas-vi-bab-1.html

10 Sahabat Dijamin Surga, M. Ahmad Isa, Pustaka Imam Syafi’i

Anda mungkin juga menyukai