Letusan Krakatau Purba, diperkirakan pada tahun 416 Masehi, mungkin dapat
ditafsirkan dari kitab pedalangan Pustaka Raja Purwa yang isinya antara lain
menyatakan
Dari hasil analisis, diketahui bahwa Anak Krakatau kehilangan lebih dari 2/3
ketinggian dan volumenya dalam beberapa minggu terakhir.Berkurangnya tinggi
Gunung Anak Krakatau diperkirakan karena adanya proses rayapan tubuh gunung
disertai laju erupsi yang tinggi pada 24-27 Desember 2018.Sebagian besar massa yang
kolaps itu diperkirakan longsor ke laut. Itu bisa menjelaskan pergerakan air laut dan
munculnya gelombang tinggi hingga lima meter yang menerjang pesisir Selat Sunda
di Pulau Jawa dan Sumatera.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan tsunami Selat
Sunda mengakibatkan 431 orang tewas, ribuan luka-luka dan 15 orang dikabarkan
masih hilang. Sementara itu, tsunami dan ancaman erupsi Krakatau juga membuat
lebih dari 40 ribu orang harus mengungsi.
Perubahan tubuh Gunung Anak Krakatau. PVMBG memperkirakan yang semula
tinggi 338 meter, saat ini 110 meter. Volume Anak Krakatau hilang 150-170 juta m3.
Volume saat ini 40-70 juta m3. Berkurangnya volume tubuh GAK disebabkan proses
rayapan tubuh & erosi Satelit memperlihatkan citra Anak Krakatau secara jernih, baik
malam ataupun siang hari, tanpa gangguan awan.
Awalnya, tinggi kerucut Anak Krakatau mencapai angka 338 meter, kini hanya
tersisa 110 meter. Selain tinggi yang tergerus, volume gunung berapi itu juga
menyusut. PVMBG menyebut sekitar 150-170 juta meter kubik hilang akibat longsor
dan menyisakan volume gunung sebanyak 40-70 juta meter kubik.
Kendati demikian, tidak diketahui volume massa gunung yang longsor ke laut
pada 22 Desember ataupun hari-hari setelahnya, saat aktivitas vulkanik Anak
Krakatau terus meningkat.
Citra satelit gunung anak krakatau dari radarAlos – 2 milik jepang
Mitigasi bencana
1. Mitigasi bencana letusan gunung dengan peringatan dini kepada masyarakat dari BMKG
untuk mengungsi dan menyelamatkan diri
2. mitigasi bencana tsunami akibat longsoran gunung akibat erupsi yaitu dengan penanaman
hutan mangrove di sekitaran pantai antara banten dan lampung
DAMPAK ERUPSI GUNUNG KRAKATAU
Mitigasi bencana
1. Mitigasi bencana letusan gunung dengan peringatan dini kepada masyarakat dari BMKG
untuk mengungsi dan menyelamatkan diri
2. mitigasi bencana tsunami akibat longsoran gunung yang erupsi yaitu dengan penanaman
hutan mangrove di sekitaran pantai antara banten dan lampung