Anda di halaman 1dari 4

DAMPAK ERUPSI GUNUNG KRAKATAU

1. Erupsi gunung krakatau purba (416 M)

Letusan Krakatau Purba, diperkirakan pada tahun 416 Masehi, mungkin dapat
ditafsirkan dari kitab pedalangan Pustaka Raja Purwa yang isinya antara lain
menyatakan

“ ... ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung


Batuwara. Ada pula goncangan bumi yang menakutkan,
kegelapan total, petir dan kilat. Kemudian datanglah badai
angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai
menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari
Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung
Kamula.... Ketika air menenggelamkannya, pulau
Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulau Sumatra ”

Pakar geologi Berend George Escher dan beberapa ahli lainnya berpendapat


bahwa kejadian alam yang diceritakan berasal dari Gunung Krakatau Purba, yang
dalam teks disebut Gunung Batuwara. Menurut Pustaka Raja Purwa, tinggi Krakatau
Purba ini mencapai 2.000 meter di atas permukaan laut, dan lingkaran pantainya
mencapai 11 kilometer.
Akibat ledakan yang hebat itu, tiga per empat tubuh Krakatau Purba hancur
menyisakan kaldera (kawah besar) di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya
dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Panjang (Rakata Kecil) dan Pulau Sertung.
Letusan gunung ini disinyalir bertanggung jawab atas terjadinya tahun kegelapan di
muka bumi. Wabah sampar terjadi karena suhu bumi menurun. Sampar ini secara
signifikan mengurangi jumlah penduduk di muka bumi.
Ledakan Krakatau Purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan
perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut
telah membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur
sebesar 5-10 derajat selama 10-20 tahun.
2. Erupsi 1883
Pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat jam 10.20, terjadi ledakan pada gunung
tersebut. Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas
Oxford Inggris yang juga penulis National Geographic mengatakan bahwa ledakan
itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling
meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern. Suara letusannya terdengar sampai
4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat
itu.
Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau
mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah
modern. The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan
yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.
Ledakan Krakatau telah melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan
volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencapai 80 km. Benda-
benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatra
bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru.
Letusan itu menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta
sebagian Gunung Rakata di mana setengah kerucutnya hilang, membuat cekungan
selebar 7 km dan sedalam 250 meter. Tsunami (gelombang laut) naik setinggi 40
meter menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai. Tsunami
ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah laut.
Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang Di Ujungkulon, air
bah masuk sampai 15 km ke arah barat. Keesokan harinya sampai beberapa hari
kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tidak lagi melihat matahari.
Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii,
pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer.

Gunung krakatau 1883 sebelum erupsi

3. Erupsi gunung anak krakatau (2018)

Dari hasil analisis, diketahui bahwa Anak Krakatau kehilangan lebih dari 2/3
ketinggian dan volumenya dalam beberapa minggu terakhir.Berkurangnya tinggi
Gunung Anak Krakatau diperkirakan karena adanya proses rayapan tubuh gunung
disertai laju erupsi yang tinggi pada 24-27 Desember 2018.Sebagian besar massa yang
kolaps itu diperkirakan longsor ke laut. Itu bisa menjelaskan pergerakan air laut dan
munculnya gelombang tinggi hingga lima meter yang menerjang pesisir Selat Sunda
di Pulau Jawa dan Sumatera.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan tsunami Selat
Sunda mengakibatkan 431 orang tewas, ribuan luka-luka dan 15 orang dikabarkan
masih hilang. Sementara itu, tsunami dan ancaman erupsi Krakatau juga membuat
lebih dari 40 ribu orang harus mengungsi.
Perubahan tubuh Gunung Anak Krakatau. PVMBG memperkirakan yang semula
tinggi 338 meter, saat ini 110 meter. Volume Anak Krakatau hilang 150-170 juta m3.
Volume saat ini 40-70 juta m3. Berkurangnya volume tubuh GAK disebabkan proses
rayapan tubuh & erosi Satelit memperlihatkan citra Anak Krakatau secara jernih, baik
malam ataupun siang hari, tanpa gangguan awan.
Awalnya, tinggi kerucut Anak Krakatau mencapai angka 338 meter, kini hanya
tersisa 110 meter. Selain tinggi yang tergerus, volume gunung berapi itu juga
menyusut. PVMBG menyebut sekitar 150-170 juta meter kubik hilang akibat longsor
dan menyisakan volume gunung sebanyak 40-70 juta meter kubik.
Kendati demikian, tidak diketahui volume massa gunung yang longsor ke laut
pada 22 Desember ataupun hari-hari setelahnya, saat aktivitas vulkanik Anak
Krakatau terus meningkat.
Citra satelit gunung anak krakatau dari radarAlos – 2 milik jepang

Foto pada Juli 2018. Foto pada septembet 2018.


.
Awal mula erupsi material pijar memperlihatkan situasi
yang keluar dari kawah yang jauh berbeda dari foto
puncak Anak Krakatau sebelumnya.

Foto pada 23 desember 2018.


memperlihatkan puncak
erupsi gunung anak
krakatau.

Mitigasi bencana

1. Mitigasi bencana letusan gunung dengan peringatan dini kepada masyarakat dari BMKG
untuk mengungsi dan menyelamatkan diri
2. mitigasi bencana tsunami akibat longsoran gunung akibat erupsi yaitu dengan penanaman
hutan mangrove di sekitaran pantai antara banten dan lampung
DAMPAK ERUPSI GUNUNG KRAKATAU

1. Erupsi gunung krakatau purba (416 M)


Letusan Krakatau Purba, diperkirakan pada tahun 416 Masehi, Akibat ledakan
yang hebat itu, tiga per empat tubuh Krakatau Purba hancur menyisakan kaldera
(kawah besar) di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai Pulau
Rakata, Pulau Panjang (Rakata Kecil) dan Pulau Sertung. Letusan gunung ini
disinyalir bertanggung jawab atas terjadinya tahun kegelapan di muka bumi. dan
Wabah sampar yang terjadi karena suhu bumi menurun
Ledakan Krakatau Purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan
perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik. Ledakan tersebut
telah membentuk perisai atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur
sebesar 5-10 derajat selama 10-20 tahun. ledakan ini membentuk 2 gunung baru yaitu
gunung danan dan gunung perbuwatan
2. Erupsi 1883
Pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat jam 10.20, terjadi ledakan pada gunung
tersebut. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang
diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II Ledakan Krakatau
telah melemparkan batuan dan abu vulkanik dengan Semburan debu vulkanisnya
mencapai 80 km.
Letusan itu menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta
sebagian Gunung Rakata di mana setengah kerucutnya hilang, Tsunami naik setinggi
40 meter Tsunami ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga longsoran bawah
laut.
Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang, air bah masuk sampai
15 km ke arah barat. Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian,
penduduk Jakarta dan Lampung tidak lagi melihat matahari. Gelombang Tsunami
yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika
Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer.

3. Erupsi gunung anak krakatau (2018)


BNPB menyebutkan tsunami Selat Sunda mengakibatkan 431 orang tewas, ribuan
luka-luka. Sementara itu, tsunami dan ancaman erupsi Krakatau juga membuat lebih
dari 40 ribu orang harus mengungsi..
Kendati demikian, tidak diketahui volume massa gunung yang longsor ke laut
pada 22 Desember ataupun hari-hari setelahnya, saat seterusnya aktivitas vulkanik
Anak Krakatau terus meningkat.

Mitigasi bencana
1. Mitigasi bencana letusan gunung dengan peringatan dini kepada masyarakat dari BMKG
untuk mengungsi dan menyelamatkan diri
2. mitigasi bencana tsunami akibat longsoran gunung yang erupsi yaitu dengan penanaman
hutan mangrove di sekitaran pantai antara banten dan lampung

Anda mungkin juga menyukai