Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Oleh :

Yunia Sari (15310068)

Anggi Tristianti (15310073)

Aulia Naili Sa’adah (15310074)

Aditiya Eka Saputra (15310084)

Vito Putra Prastya (153100)

Ikke Putri Silva (15310094)

Khadari Agung Cahyono (15310096)

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
2017/2018
KATA PENGANTAR

BISMIL~2

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “ Proyeksi Jumlah
Penduduk Kota Gorontalo Tahun 2011-2015 dengan Menggunakan pertumbuhan Eksponensial
(Solusi PD Variabel Terpisah)” ini disusun untuk untuk mengetahui laju pertumbuhan penduduk
setiap tahunnya dengan memanfaatkan data penduduk dari Badan Pusat Statistika Kota
Gorontalo dari tahun 2004-2009 serta meramalkan jumlah penduduk 5 tahun mendatang (2011-
2015) dengan menggunakan solusi persamaan diferensial variabel terpisah.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak sedikit menemui kesulitan dan hambatan baik
secara material maupun secara fisik namun berkat bantuan dan masukan dari berbagai pihak
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
kekeliruan yang disebabkan karena pengalaman dan pengetahuan penulis yang masih sangat
terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun senantiasa penulis harapkan
demi kesempurnaan pada penulisan selanjutnya.

Gorontalo, 13 Januari 2011


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................... 7
1.4 Manfaat .................................................................................................. 7...........
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Demografi dan Laju Pertumbuhan Penduduk .......................... 8
2.2 Definisi Persamaan Diferensial................................................................ 9
2.3 Teori Kependudukan............................................................................. 10
2.4 Faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk...................... 11
BAB III GAMBARAN KOTA GORONTALO
3.1 Aspek Geografis..................................................................................... 12
3.2 Aspek Kesehatan.................................................................................... 12
3.3 Kecamatan ............................................................................................. 13
3.4 Kelurahan............................................................................................... 13
3.5 Ekonomi ................................................................................................ 15
BAB IV ANALISIS DATA
4.1 Model Peramalan ................................................................................... 16
4.2 Keadaan Penduduk Kota Gorontalo ..................................................... 16
4.3 Persentase Perubahan Penduduk Kota Gorontalo ................................ 17
4.4 Peramalan Jumlah Penduduk ................................................................ 20
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 31
5.2 Saran ...................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 32
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu bidang studi yang mempunyai peranan penting dalam bidang ilmu pengetahuan adalah
Matematika. Disiplin ilmu ini sering digunakan dalam semua disiplin ilmu yang ada. Baik dalam
bidang ekonomi, sosial, agama bahkan paling banyak digunakan dalam bidang teknologi dan
sains. Sehingga tidak heran jika salah satu tokoh matematikawan yang menyebut dirinya sebagai
pangeran para matematikawan Carl Friederich Gauss mengatakan bahwa ”mathematics is queen
of the science” matematika merupakan ratunya ilmu pengetahuan.
Salah satu peran matematika dalam bidang ekonomi berkaitan dengan persamaan diferensial.
Persamaan diferensial merupakan cabang dari matematika yang berperan penting dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satunya berhubungan dengan penduduk dan proyeksi jumlah
penduduk di masa mendatang.
Berbicara tentang penduduk, tentu tak lepas dari yang namanya populasi manusia.Populasi
manusia adalah ancaman terbesar dari masalah lingkungan hidup di Indonesia dan bahkan dunia.
Setiap orang memerlukan energi, lahan dan sumber daya yang besar untuk bertahan hidup. Kalau
populasi bisa bertahan pada taraf yang ideal, maka keseimbangan antara lingkungan dan
regenerasi populasi dapat tercapai. Tetapi kenyataannya adalah populasi bertumbuh lebih cepat
dari kemampuan bumi dan lingkungan kita untuk memperbaiki sumber daya yang ada sehingga
pada akhirnya kemampuan bumi akan terlampaui dan berimbas pada kualitas hidup manusia
yang rendah.
Dengan tingginya laju pertumbuhan populasi, maka jumlah kebutuhan makanan pun meningkat
padahal lahan yang ada sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan makanan, maka hutan pun
mulai dibabat habis untuk menambah jumlah lahan pertanian yang ujungnya juga makanan untuk
manusia. Konversi hutan menjadi tanah pertanian bisa menyebabkan erosi. Selain itu bahan
kimia yang dipakai sebagai pupuk juga menurunkan tingkat kesuburan tanah. Dengan adanya
pembabatan hutan dan erosi, maka kemampuan tanah untuk menyerap air pun berkurang
sehingga menambah resiko dan tingkat bahaya banjir. Tak dapat dipungkiri bahwa harapan hidup
layak telah menjadi impian dari semua penduduk di dunia ini. Termasuk halnya dengan
penduduk yang ada di sebuah kota kecil yang merupakan ibu kota dari propinsi Gorontalo, yakni
kota Gorontalo.
Kependudukan erat kaitannya dengan demografi. Demografi adalah merupakan ilmu yang dapat
memberikan gambaran mengenai jumlah penduduk dalam suatu wilayah tertentu. Dengan
mengetahui jumlah penduduk di suatu wilayah, maka dapat dipersiapkan segala bentuk kebijakan
untuk menangani kepadatan penduduk yang semakin meningkat.
Di era globalisasi seperti sekarang ini, masalah kependudukan merupakan permasalahan yang
sudah tidak asing lagi bagi kita mahasiswa dan juga masyarakat pada umumnya. Mulai dari
masalah kemiskinan, pengangguran, tempat tinggal, kebutuhan sandang pangan, dan masih
banyak lagi permasalahan yang berkaitan dengan kependudukan. Permasalahan ini ditimbulkan
oleh meningkatnya pertumbuhan penduduk setiap tahunnya dan kurangnya antisipasi dari
pemerintah dalam mengatasi lonjakan penduduk ini. Oleh karena itu, penulis berasumsi bahwa
peramalan jumlah penduduk di masa mendatang dapat memberikan kontribusi bagi pemerintah,
khususnya dalam mempersiapkan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kesejahteraan
masyarakat sehingga dapat menanggulangi efek yang ditimbulkan oleh pertumbuhan penduduk
yang semakin tinggi setiap tahunnya. Peramalan jumlah penduduk di masa mendatang dapat
menggunakan pertumbuhan eksponensial. Pertumbuhan eksponensial merupakan solusi dari
persamaan diferensial orde satu.
Bertolak dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
penduduk yang diformulasikan dengan judul ”Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Gorontalo 5
tahun ke depan (2011-2015) dengan menggunakan pertumbuhan eksponensial (Solusi
Persamaan Diferensial Orde Satu)”.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam tulisan ini yang menjadi permasalahan adalah “Bagaimanakah laju pertumbuhan
penduduk di Kota Gorontalo dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang (2011-2015) dengan
memanfaatkan solusi PD Variabel terpisah?”

1.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya
dengan memanfaatkan data penduduk dari Badan Pusat Statistika Kota Gorontalo dari tahun
2004-2009 serta meramalkan jumlah penduduk 5 tahun mendatang (2011-2015) dengan
menggunakan solusi persamaan diferensial orde satu.
1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat, yakni:
a. Bagi Mahasiswa
· Menambah pengetahuan tentang kependudukan khususnya di daerah kota Gorontalo
· Memperluas cakrawala berpikir mahasiswa tentang aplikasi dari persamaan Diferensial
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Bagi Masyarakat
· Memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang keadaan di masa mendatang
· Dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk membuka peluang kerja baru dalam
menangani masalah yang dapat ditimbulkan karena adanya kepadatan penduduk.
c. Bagi Pemerintah
· Sebagai masukan bagi pemerintah agar mempersiapkan kebijakan-kebijakan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, meskipun terjadi peningkatan jumlah penduduk.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Demografi, Proyeksi dan Laju Pertumbuhan Penduduk


2.1.1 Definisi Demografi
Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti “ Demos ”adalah rakyat atau penduduk
dan “ Grafein “ menulis. Jadi Demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai
rakyat atau penduduk. Istilah ini pertama kalinya oleh Achille Guillard dalam karangannya yang
berjudul “ Elements The Statistique Humaine on Demographic Compares “ pada tahun 1885.
Philip M. Hauser dan Duddley Duncan ( 1959 ) menngusulkan defenisi demografi sebagai
berikut: Demography is the study of the size, territorial distribution and composition of
population, changes there in and the components of a such changes which maybe identified as
natality, territorial movement ( migration ), and social mobility ( changes of states ).
Terjemahannya sebagai berikut: Demografi mempelajari jumlah, persebaran, territorial dan
komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang
biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak territorial ( migrasi ) dan mobilisasi
sosial ( perubahan status ).
Jadi, Demografi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu
wilayah. Struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur ini
slalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi, yaitu: kelahiran
( fertilitas ), kematian ( mortalitas ), dan migrasi penduduk.

2.1.2 Definisi Proyeksi Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk


Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama
6 bulan atau lebih dan atau orang yang berdomisili kurang dari 6 bulan dengan menetap.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu
tertentu dibandingkan dengan waktu sebelumnya.
Proyeksi penduduk adalah perhitungan yang menunjukkan angka fertilitas, mortalitas dan
migrasi dimasa yang akan datang. Perkiraan penduduk tidak hanya beberapa tahun, tetapi bisa
saja perkiraan beberapa puluh tahun yang akan datang. Semua perencanaan pembangunan sangat
membutuhkan data penduduk tidak saja pada saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada
masa-masa mendatang yang disebut dengan proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk bukan
merupakan ramalan jumlah penduduk untuk masa mendatang, tetapi juga perhitungan ilmiah
yang didasarkan asumsi dari komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran, kematian,
dan migrasi penduduk. Ketiga komponon inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk
dan struktur penduduk yang akan datang.
Untuk menentukan asumsi tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan dimasa yang akan
datang, diperlukan data yang menggambarkan keadaan dimasa lampau hingga kini, factor-faktor
yang mempengaruhi masa komponen, dan hubungan antara satu komponen dengan komponen
yang lain serta target yang akan dicapai di masa yng akan datang. Proyeksi penduduk ini secara
periodic perlu direvisi, karena sering terjadi bahwa asumsi tentang kecenderungan tingkat
kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk ( migrasi ) yang melandasi proyeksi lama tidak
sesuai lagi dengan kenyataan.
Indicator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksikan jumlah
penduduk di suatu wilayah dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk
yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk tersebut.
2.2 Definisi Persamaan Diferensial Orde 1
Persamaan diferensial adalah persamaan yang memuat derivative-derivatif, sekurang-
sekurangnya satu derivative dari suatu fungsi yang tidak diketahui. Pada persamaan diferensial
ada yang dinamakan orde dan derajat. Orde suatu persamaan diferensial ditunjukkan oleh tingkat
derivative yang tertinggi yang terdapat dalam persamaan tersebut. Sedangkan derajat/pangkat
dari suatu persamaan diferensial ditentukan oleh pangkat derivative yang mempunyai tingkat
tertinggi dalam persamaan tersebut. Jadi, suatu persamaan dikatakan persamaan diferensial orde
satu jika persamaan tersebut mempunyai turunan yang tertinggi dalam persamaan diferensial itu
adalah turunan pertama
Untuk meramalkan jumlah penduduk 5 tahun mendatang kita dapat memanfaatkan solusi
persamaan diferensial orde 1.

Bentuk umum PD Orde 1 yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Solusi untuk bentuk di atas adalah :


Karena dalam persamaan ini c = Po, maka solusinya menjadi

2.3 Teori Kependudukan


Teori-kependudukan dikembangkan oleh dua faktor yang sangat dominan, yakni
meningkatnya pertumbuhan penduduk di negara-negara berkembang sehingga menyebabkan
para ahli dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, serta
adanya masalah universal yang menyebabkan para ahli harus lebih mengembangkan teori-
kependudukan yang ada.
Menurut Thomas Robert Maltus, seorang pendeta Inggris yang hidup pada tahun 1766 hingga
tahun 1834. Pada permulaan tahun 1798 lewat karangannya yang berjudul: “Essai on Principle of
Populations as it Affect the Future Improvement of Societ,”, Malthus menyatakan bahwa
pertumbuhan penduduk cenderung melampaui pertumbuhan persediaan makanan ”penduduk
cenderung tumbuh secara deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, ...) sedangkan persediaan makanan cenderung
tumbuh secara deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, ...). Penduduk (seperti juga tumbuhan dan binatang)
apabila tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi dengan cepat
beberapa bagian dari permukaan bumi ini. Tingginya pertumbuhan penduduk ini disebabkan
karena hubungan kelamin antar laki – laki dan perempuan tidak bisa dihentikan. Disamping itu
Malthus berpendapat bahwa untuk hidup manusia memerlukan bahan makanan, sedangkan laju
pertumbuhan bahan makanan jauh lebih lambat dibandingkan dengan laju pertumbuhan
penduduk. Apabila tidak diadakan pembatasan terhadap pertumbuhan penduduk, maka manusia
akan mengalami kekurangan bahan makanan. Inilah sumber dari kemelaratan dan kemiskinan
manusia.
Untuk dapat keluar dari permasalah kekurangan pangan tersebut, pertumbuhan penduduk harus
dibatasi. Menurut Malthus pembatasan tersebut dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu
Preventive Checks, dan Positive Checks. Preventive Checks adalah pengurangan penduduk
melalui kelahiran. Positive Checks adalah pengurangan penduduk melalui proses kematian.
Apabila di suatu wilayah jumlah penduduk melebihi jumlah persediaan bahan pangan, maka
tingkat kematian akan meningkat mengakibatkan terjadinya kelaparan, wabah penyakit dan lain
sebagainya. Proses ini akan terus berlangsung sampai jumlah penduduk seimbang dengan
persediaan bahan pangan.
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Penduduk
2.4.1 Fertilitas (kelahiran)
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang
wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain, fertilisasi menyangkut banyaknya bayi yang
lahir hidup. Fertilitas memiliki arti yang hampir sama dengan natalitas. Yang berbedaa hanya
ruang lingkupnya. Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada perubahan penduduk.
Sedangkan natalitas menyangkut peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi
manusia.
2.4.2 Mortalitas (kematian)
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat
mempengaruhi perubahan penduduk. Data kematian sangat diperlukan antara lain untuk proyeksi
penduduk guna perancangan pembangunan.
2.4.3 Migrasi
Migrasi merupakan salah satu factor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk.
Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah khusus mengingat adanya
densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya factor – factor
pendorong dan penarik bagi orang-orang untuk melakukan migrasi.
Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari suatu tempat ke tempat lain
melalui batas politik/Negara ataupun batas administrasi/batas bagian dari suatu Negara.
Jadi,migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relative permanen dari suatu daerah ke
daerah lain.

BAB III
A. Kondisi Geografis
1. Batas Administrasi
Kabupaten Semarang secara geografis terletak pada 110°14’54,75’’ sampai
dengan 110°39’3’’ Bujur Timur dan 7°3’57” sampai dengan 7°30’ Lintang Selatan.
Secara administratif letak geografis Kabupaten Semarang dibatasi oleh 6 Kabupaten pada
sisi-sisinya. Di sisi barat, Wilayah Kabupaten Semarang berbatasan dengan wilayah
administrasi Kabupaten Kendal dan Kabupaten Temanggung, di sisi selatan berbatasan
dengan Kabupaten Boyolali, sementara di sisi timur wilayah Kabupaten Semarang
berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak dan sebelah
utara berbatasan dengan Kota Semarang. Selain itu ditengah-tengah Kabupaten Semarang
juga terdapat Wilayah Administrasi yaitu Kota Salatiga.
2. Luas Wilayah
Luas Kabupaten Semarang secara keseluruhan sebesar 950,2067 km2 atau sekitar
2,92% dari luas Provinsi Jawa Tengah, secara administratif terdiri 19 wilayah
Kecamatan, 208 Desa, dan 27 Kelurahan. Kabupaten Semarang diuntungkan secara
geografis mengingat posisinya yang strategis terletak diantara jalur penghubung segitiga
pusat perkembangan wilayah Jogjakarta, Solo, dan Semarang (Joglosemar). Posisi
strategis tersebut merupakan kekuatan yang dapat dijadikan sebagai modal pembangunan
daerah.
GAMBARAN KABUPATEN SEMARANG
A. Kondisi Geografi
Kabupaten Semarang secara geografis terletak pada 110°14’54,75’’ sampai dengan
110°39’3’’ Bujur Timur dan 7°3’57” sampai dengan 7°30’ Lintang Selatan. Secara administratif
letak geografis Kabupaten Semarang dibatasi oleh 6 Kabupaten pada sisi-sisinya. Di sisi barat,
Wilayah Kabupaten Semarang berbatasan dengan wilayah administrasi Kabupaten Kendal dan
Kabupaten Temanggung, di sisi selatan berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, sementara di sisi
timur wilayah Kabupaten Semarang berbatasan dengan Wilayah Kabupaten Grobogan dan
Kabupaten Demak dan sebelah utara berbatasan dengan Kota Semarang. Selain itu ditengah-
tengah Kabupaten Semarang juga terdapat Wilayah Administrasi yaitu Kota Salatiga.. Batas-
batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara
Kabupaten Bone Bolango
Selatan
Teluk Tomini
Barat
Kabupaten Gorontalo
Timur
Kabupaten Bone Bolango
Kota ini merupakan dataran rendah dengan ketinggian 0–500 m di atas permukaan laut dengan
curah hujan rata–rata 129 mm per bulan dan suhu rata-rata 26,5 °C. Kota Gorontalo menempati
satu lembang yang sangat luas yang membentang hingga di wilayah Kabupaten Bone Bolango
dan Kabupaten Gorontalo. Wilayah pinggiran pantainya berupa perbukitan yang tersusun dari
batuan Karst termasuk yang berbatasan dengan pantai yang berada di Teluk Tomini. Daerah ini
sangat rawan banjir, nyaris pintu air keluar adalah muara Sungai Bone. Muara ini adalah
pertemuan air dari sungai Bone dan sungai Bolango sebelum menyatu dengan air laut. Di muara
ini juga terdapat pulau (delta) yang mulai membesar dan ditumbuhi aneka tanaman termasuk
kelapa. Setiap hari dari kedua sungai ini mengalir air bersih yang belum dimanfaatkan secara
optimal. Sebagian dataran dimanfaatkan untuk bertanam padi karena air mengalir sepanjang
tahun. Di beberapa daerah terdapat kantong-kantong air yang ditumbuhi tanaman Tumbango.
· Kesehatan
Rumah Sakit yang besar di Kota Gorontalo adalah Rumah Sakit Aloei Saboe yang hingga kini
masih rumah sakit terbesar di kawasan Teluk Tomini. Masalah kesehatan yang pernah muncul
adalah Busung Lapar dan Kaki Gajah. Khusus Kaki Gajah, daerah ini memang banyak terdapat
tempat-tempat yang berair seperti rawa-rawa sehingga nyamuk banyak bersarang di sini. Kasus
terakhir yang ditangani adalah penderita Kaki Gajah yang berada di kelurahan Liluwo yang
rumah penderitanya di depan rumah Medi Botutihe, Walikota Gorontalo.
· Kecamatan
Kota Gorontalo terdiri dari enam kecamatan, yaitu:
Kecamatan Kota Selatan
Kecamatan Kota Utara
Kecamatan Kota Barat
Kecamatan Kota Timur
Kecamatan Kota Tengah
Kecamatan Dungingi
· Kelurahan
Keenam kecamatan tersebut memiliki 49 kelurahan, 459 RW dan 1.302 RT. Penduduk kota pada
tahun 2006 sebanyak 147.296 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk efektif 1,864 jiwa/km²
dan laju pertumbuhan 6,58% dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
Adapun 49 kelurahan tersebut adalah sebagai berikut:
Kecamatan Kota Barat terdiri atas 7 kelurahan, yaitu:
Dembe I
Buladu
Buliide
Lekobalo
Molosipat W
Pilolodaa
Tenilo
Kecamatan Dungingi terdiri atas 5 kelurahan, yaitu:
Huangobotu
Libuo
Tomulabutao
Tomulabutao Selatan
Tuladenggi

Kecamatan Kota Selatan terdiri atas 10 kelurahan, yaitu:


Biawao
Biawu
Donggala
Limba B
Limba U Dua
Limba U Satu
Pohe
Siendeng
Tanjungkramat
Tenda
Kecamatan Kota Timur terdiri atas 11 kelurahan, yaitu:
Botu
Bugis
Heledulaa
Heledulaa Selatan
Ipilo
Leato Selatan
Leato Utara
Moodu
Padebuolo
Talumolo
Tamalate
Kecamatan Kota Utara terdiri atas 10 kelurahan, yaitu:
Bulotada Timur
Bulotadaa
Dembe II
Dembejaya
Dulomo
Dulomo Selatan
Molosipat U
Wongkaditi
Wongkaditi Barat
Kecamatan Kota Tengah terdiri atas 6 kelurahan, yaitu:
Dulalowo
Dulalowo Timur
Liluwo
Paguyaman
Pulubala
Wumialo
· Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi tahun 2002 mencapai 6,59%, sementara PDRB harga konstan tahun 2002
sebesar 246.604,30 juta rupiah dan pendapatan per kapita sebesar Rp. 3.795.931,44,- Aktivitas
perekonomian penduduk lebih banyak bergerak di bidang jasa sehingga sektor ini
menyumbangkan kontribusi terbesar untuk pembentukan PDRB yang disusul sektor-sektor
lainnya.
BAB IV
ANALISIS DATA
4.1 Model Peramalan
Pertumbuhan jumlah penduduk pada dasarnya dapat mempengaruhi kesejahteraan kota
Gorontalo. Oleh karena itu, kita perlu memprediksikan jumlah penduduk untuk masa mendatang.
Untuk memprediksikan jumlah penduduk 5 tahun mendatang, kita menggunakan model
peramalan yang berbentuk model eksponensial yang merupakan solusi umum dari PD orde satu.
Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
Pt = Po . ert
atau
Keterangan :
Pt = jumlah penduduk pada tahun t
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
r = tingkat pertumbuhan penduduk
t = jangka waktu antara Pt dengan Po
e = bilangan pokok dalam sistem logaritma (e= 2,718282)
4.2 Keadaan Penduduk Kota Gorontalo Tahun 2003 – 2010
Tabel jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dari tahun 2003 – 2010
Kecamatan Jumlah
Tahun Kota Kota Kota Kota Kota
Dungingi
Barat Selatan Timur Utara Tengah
2003 17.172 15.424 32.911 36.632 42.215 - 147.354
2004 17.257 15.500 33.073 36.812 45.438 - 148.080
2005 18.419 16.529 34.535 39.191 27.748 19.968 156.390
2006 18.651 16.737 34.970 39.685 28.098 20.220 158.360
2007 17.364 18.776 34.277 39.838 29.195 22.988 162.438
2008 19.767 20.840 36.084 41.849 30.789 24.538 173.867
2009 20.844 21.952 38.277 43.449 32.415 25.924 182.861
2010* 20.201 21.534 35.934 42.086 33.117 27.121 179.991

Sumber : BPS Kota Gorontalo


: 2010* (angka sementara hasil sensus penduduk tahun 2010)

Anda mungkin juga menyukai