I. Apa sebenarnya Perjanjian Baru itu -- yaitu perjanjian ilahi, yang kepadanya kita berpegang melebihi segala sesuatu yang berasal dari manusia, yang kita dahulukan melebihi perjanjian yang lama. Perjanjian Baru adalah Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah (ay. 1). ■ Inilah Injil, inilah perkataan Allah, yang tepat dan benar (Why. 19:9; 21:5; 22:6). Ini perkataan yang baik dan patut diterima sepenuhnya, yang membawa kabar kesukaan bagi kita. ■ Inilah Injil tentang Yesus Kristus, Juruselamat yang diurapi, Mesias yang dijanjikan dan dinantikan. Injil sebelumnya [Matius] diawali dengan silsilah Yesus Kristus -- namun itu hanya sekadar pendahuluan, sedangkan Injil ini langsung berbicara tentang pokoknya -- Injil Yesus Kristus. Injil ini disebut Injil-Nya, bukan saja karena Dialah perancangnya dan karena Injil ini berasal dari-Nya, tetapi juga karena Dia sendirilah yang menjadi intinya, dan karena Injil ini sepenuhnya berbicara tentang diri-Nya. ■ Yesus inilah Anak Allah. Kebenaran ini merupakan fondasi Injil, dan atas kebenaran ini pula Injil ditulis untuk membuktikan bahwa Dialah Anak Allah. Sebab, seandainya Yesus bukan Anak Allah, maka sia-sialah kepercayaan kita.