Pertemuan 11 Kelompok 9 Nama: Glenn Armartya Bagaskara NIM : 1500011914003
Eksistensialisme Marcel berdasarkan kesetiaan, harapan dan cinta. Menurutnya,
dalamintersubjektivitas atau hubungan antar-individu diperlukan adanya kesetiaan, yaitu setia padajanji, kebaikan dan sebagainya. Aspek terpenting dari kesetiaan adalah cinta, sebab orangyang sungguh-sungguh setia pastilah ia mencintai. Setia ini hanya mungkin jika seorang individumenganggap orang lain sebagai bagian dari dirinya. Hal ini sangat bertolak belakang daripemikiran Sartre yang menganggap bahwa orang lain adalah neraka. Selain itu, ia pun selalumelibatkan Tuhan dalam setiap pemikirannya. Adapun salah satu kata kunci untuk melukiskan hubungan manusia dengan sesamanyaadalah “kehadiran” (presence). “Hadir” di sini tidak diartikan secara objektif, dengan menerapkankategori-kategori ruang dan waktu, melainkan suatu pertalian batin antara dua orang atau lebihyang bebas sehingga masing-masing pihak mampu secara efektif berpartisipasi satu denganyang lain. “Kehadiran” merupakan sebuah misteri, yaitu suasana yang menyelimuti ikatan hubungan pribadi, maka hanya dengan jalan berpartisipasi dengan sang misteri itu sendiri sajalahkita akan bisa memahami dan merasakan nuansa “kehadiran”. Dua orang baru dikatakan“hadir” satu sama lain bila mereka mengarahkan diri yang satu kepada yang lain dengan carayang sangat berlainan dari cara ketika menghadapi objek lain selain manusia (benda, pohon,dan sebagainya). “Kehadiran” hanya dapat diwujudkan jika “Aku” berjumpa dengan “Engkau”, karena “kehadiran” merupakan hasil dari perjumpaan. “Perjumpaan” di sini bagi Marcel, bukan dalam arti yang dangkal seperti halnya ketika seseorang berpapasan atau bertemu dengan orang lain di suatu tempat. Tetapi, “perjumpaan” memiliki makna yang mendalam, yaitu suatu keadaan di mana dua individu mengadakan suatu kontak dalam bentuk hubungan yang intim, yang mana keduanya saling membuka diri dan hati yang secara fisik diwujudkan dengan senyum,bahasa tubuh dan tutur kata. “Perjumpaan” memiliki arti “bersama dengan”, karena pada saatberada dalam perjumpaan, dua individu yang berjumpa masing-masing menganggap satu samalain sebagai diri yang personal. Tidak akan ada saya yang sekarang jika saya tdak adanya pertemuan antara intersubjektivitas. saya pun memiliki hasrat untuk tumbuh dan ingin bisa membantu dengan oriebntasi yang saya buat. Maka dari itu kehadiran intersubjektivitas sebagai penyokong saya dalam membantu keberlangsungan saya sebagai manusia yang independent dengan prinsip yang telah saya buat. Dengan itu semua saya bisa membuat konsep hidup saya dengan matang.