Penamaan[sunting | sunting sumber]
Nama landas pacu diambil dari arahnya dengan pembulatan ke puluhan terdekat, contoh: 36 untuk
landas pacu yang mengarah ke 360 derajat (utara). Karena sebuah landas pacu bisa dipakai dua
arah, penamaan pun ada dua dengan selisih 18. Contoh: landas pacu 09/27.
Apabila bandara memiliki beberapa landas pacu dengan arah sama, akan diidentifikasi dengan
penambahan huruf L, C, dan R untuk Left, Center, dan Right (kiri, tengah, kanan) yang ditambahkan
di akhir. Contoh: landas pacu 02R/20L.
1. Instrument precision; Alat-alat bantu navigasi penerbangan untuk landas pacu yang
dilengkapi alat bantu pendaratan Instrument Landing System (ILS) dan alat bantu
pendaratan visual.
2. Instrument non precision; Alat-alat bantu navigasi penerbangan untuk landas pacu yang
dilengkapi dengan alat bantu navigasi penerbangan Doppler Very High Frequency
Directional Omni Range (DVOR) dan alat bantu pendaratan visual.
3. Non instrument ; Alat-alat bantu navigasi penerbangan untuk landas pacu yang dilengkapi
dengan alat bantu navigasi penerbangan Non Directional Beacon (NDB).
Dimensi landas pacu[sunting | sunting sumber]
Teknis[sunting | sunting sumber]
Pada umumnya landasan pacu memiliki lapisan aspal "hotmix" dengan identifikasi angka derajat
dan arah yang dituliskan dengan huruf, serta garis garis yang mirip dengan "zebra cross" pada
ujung ujungnya yang semakin berkurang jumlah garisnya bila menuju ke tengah landasan yang
menunjukkan saat saat pesawat harus touch down (roda roda menyentuh landasan saat mendarat)
serta take off (melandas). Pada landasan-landasan tertentu, ujung ujung landasan yang digunakan
untuk touch down atau take offdigunakan lapisan beton, bukan aspal, untuk menghindari
melelehnya aspal pada saat pesawat take off dengan kekuatan mesin penuh, khususnya pesawat
tempur yang menggunakan mekanisme afterburner sehingga menimbulkan semburan api
pada nozzle (saluran buang) mesin pesawat. Aspal yang digunakan yang terbaik adalah aspal alam,
dan yang terbaik digunakan adalah aspal yang dihasilkan dari negara Trinidad dan Tobago, jadi
tidak menggunakan aspal hasil olahan minyak bumi, yang mudah mencair/melunak akibat panas
matahari, tekanan dan panas yang ditimbulkan dari semburan gas buang mesin pesawat. Pada
bagian bawah lapisan aspal digunakan lapisan batu kali, bukan batu koral seperti halnya
penggunaan pengaspalan jalan raya. Landasan pacu dibuat dengan perhitungan teknis tertentu
sehingga permukaannya tetap kering, sekalipun pada musim hujan, dan mencegah tergenangnya
landasan yang mengakibatkan pesawat mengalami aquaplanning, terutama saat mendarat yang
sangat membahayakan.
Pada tepi kanan dan kiri serta ujung ujung landas pacu diberi lampu-lampu dan tiang-tiang navigasi
yang digunakan untuk membantu navigasi terlebih lebih pada cuaca buruk dan penerbangan malam
hari.
Landas pacu bandara perintis memiliki konstruksi yang lebih sederhana dibandingkan bandara
bandara komersial terlebih lebih di kawasan terpencil. Landasan pacu ini dikenal sebagai airstrip.
Terkadang hanyalah lajur tanah yang diperkeras yang diberi lapisan rumput, dan untuk mencegah
amblasnya tanah digunakan lonjoran lonjoran baja atau alas marston (lapisan plat baja yang
berlubang lubang). Di Indonesia, landasan seperti ini digunakan di daerah pedalaman Irian
Jaya atau Papua. Konstruksi landas pacu seperti ini digunakan pada masa Perang Dunia II untuk
kepentingan militer karena pembuatannya lebih praktis.
Panjang landasan pacu bergantung pada suhu, kecepatan dan arah angin, serta tekanan udara di
sekitarnya. Di daerah gurun dan di dataran tinggi, umumnya landas pacu yang digunakan lebih
panjang daripada yang umum digunakan di bandara-bandara bahkanbandara internasional, karena
tekanan udara yang lebih rendah. Sebagai contoh, landas pacu di kota Doha, Qatar memiliki ukuran
panjang sampai lebih dari 5.000 meter.
Landasan tertentu dilengkapi dengan kabel penahan pesawat untuk pendaratan (arrester cable)
bahkan pelontar pesawat (catapult), terutama untuk landasan pendek dan landasan pada kapal
induk.
Pemeliharaan[sunting | sunting sumber]
Landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau kerikil, bahkan benda
benda asing lainnya yang akan membahayakan keselamatan penerbangan (dalam dunia
penerbangan, benda asing tersebut dikenal sebagai FOD). Kecelakaan pesawat terbang di
landasan pacu umumnya disebabkan karena adanya benda benda asing baik yang masuk ke dalam
mesin pesawat maupun merusak badan pesawat atau roda pesawat saat pesawat lepas landas atau
mendarat. Hal tersebut seperti yang dialami pesawat Concorde di Bandara Charles de
Gaulle, Paris, Perancis pada tahun 2000 yang menyebabkan pesawat terbakar dan jatuh yang
menewaskan seluruh penumpang, krew dan penduduk setempat. Selebihnya karena cuaca dan
bahkan gangguan burung sehingga umumnya di setiap bandara komersial bahkan perintis
dilengkapi menara pengawas yang mengawasi lalu lintas penerbangan, komunikasi bahkan
informasi cuaca. Pada bandara tertentu, dilengkapi sensor dan pengusir burung dan sensor cuaca
serta sensor untuk mengukur tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari mesin pesawat.
Selain itu pula, setiap landasan dilengkapi dengan kendaraan penyapu landasan dan peralatan
bahan kimia pembersih landasan khususnya untuk membersihkan sisa sisa jejak karet yang
ditimbulkan oleh roda-roda pesawat yang bila tidak dibersihkan juga dapat mengganggu
keselamatan penerbangan.
T
Shoulder
a
x
Runway i
w
a
y
Apron
Terminal penumpang
Parkir penumpang
Bandar Udara Internasional Frankfurt
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Frankfurt Airport
Flughafen Frankfurt am Main
IATA: FRA – ICAO: EDDF
Ikhtisar
Pemilik/Pengelola Fraport
Lokasi Frankfurt, Jerman
Condor Flugdienst
Penghubunguntuk
Lufthansa
Aerologic
Jet Executive
XL Airways Germany
2′0″LU 008°34′14″BT
Peta
FRA
Landas pacu
m ft
Statistik (2011)
Passengers 56.440.000
German AIP at EUROCONTROL[2]
Boeing 747-400 Garuda Indonesia di bandar udara Frankfurt pada tahun 2000, saat Garuda masih terbang ke
Jerman.
Bandar Udara Internasional Frankfurt am Main (juga disebut dengan nama Bandara Rhein-Main)
adalah bandara terbesar di Jerman dan sebagai Frankfurt-Flughafen merupakan bagian kota yang
mandiri dari kota otonom Frankfurt am Main.
Fasilitas teknik[sunting | sunting sumber]
Bandara Rhein-Main adalah bandara pertama dengan sistem pengurusan bagasi setengah otomatis
dan merupakan hub lalu lintas udara terbesar Jerman.
Berbeda dengan Bandara Schiphol Amsterdam yang di sedikit lebih kecil, bandara ini tidak memiliki
enam landas pacu namun hanya tiga saja. Dua landasan paralel sepanjang 4.000 meter dan selebar
60 meter (landasan selatan lebarnya 45 meter serta ada dua bahu masing-masing berukuran 7,5
meter) dan landas pacu di barat sepanjang 4.000 meter, dengan lebar 45 meter serta masing-
masing bahu jalan selebar 7,5 meter.
Berbeda dengan Amsterdam ketiga landasan tidak bisa digunakan secara mandiri satu sama lain,
namun paling tidak pada waktu yang bersamaan. Landas-landas pacu yang memiliki jarak 518
meter satu sama lain hanya bisa digunakan secara estafet saja, karena dengan turbulensi yang
terjadi setiap pendaratan, pesawat-pesawat tidak bisa digunakan satu sama lain.
Kapasitas bandara (Agustus 2006) adalah 82 gerakan penerbangan setiap jam antara pukul 6.00
sampai 14.00 dan 83 gerakan penerbangan antara pukul 14.00 sampai 22.00.
Bandara Frankfurt adalah salah satu bandara dunia yang menggunakan sistem pengurusan bagasi
otomatis mulai pada tahun 1972.
Landasan gelinding
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jalan rayap bandar udara (warna biru)
Bandar udara
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Bandar Udara Internasional San Francisco, Amerika Serikat, pada malam hari
Daftar isi
[tampilkan]
Lapangan terbang Cililitan (kini Bandar Udara Halim Perdanakusuma) pada tahun 1930-an
Pada masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang bisa didarati pesawat
dari arah mana saja tergantung arah angin.[butuh rujukan]
Di masa Perang Dunia I, bandar udara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya penggunaan pesawat
terbang danlandas pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang, bandar udara mulai ditambahkan
fasilitas komersial untuk melayani penumpang.
Sekarang, bandar udara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam perkembangannya, berbagai
fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik merek ternama apalagi di
bandara-bandara baru.
Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga sebagai terminal lalu
lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yg berstatus bandar udara internasional ditempatkan petugas
bea dan cukai. Di indonesia bandar udara yang berstatus bandar udara internasional antara lain Kuala Namu
(Deliserdang), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sultan Aji Muhammad Sulaiman (Kota
Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi.
Runway atau landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya
tergantung dari besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat
kecil, landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis
umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil
berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak
ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani
adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara
yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan lebar 45-60 meter.
Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar udara
international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya lalu lintas.
Apron atau tempat parkir pesawat yang dekat dengan terminal building,
sedangkan taxiway menghubungkan apron dan runway. Konstruksi apron umumnya beton bertulang,
karena memikul beban besar yang statis dari pesawat.
Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara khusus pemantau
yang dilengkapi radio control dan radar.
Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka disediakan unit penanggulangan
kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan pemadam kebakaran, mobil pemadam
kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulans, dan peralatan penolong lainnya.
Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.
Sisi Darat (Land Side)[sunting | sunting sumber]
Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang atau pergi. Di
dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ, Custom - Inmigration - Quarantine)
untuk bandar udara internasional, dan ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas untuk
kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui garbarata
atau avio bridge. Di bandar udara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui tangga (pax step) yang bisa
dipindah-pindah.
Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan terminal
Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk taksi
Pelataran pesawat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Apron)
Artikel bertopik transportasi ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.
Terminal bandar udara
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Di terminal, penumpang membeli tiket, menitipkan bagasinya, dan diperiksa pihak keamanan.
Bangunan yang menyediakan akses ke pesawat (melalui gerbang) disebut 'concourse. Tetapi,
sebutan "terminal" dan "concourse" kadang-kadang digunakan berganti-ganti, tergantung
konfigurasi bandara.
Bandara kecil memiliki sebuah terminal sementara bandara besar memiliki beberapa terminal
dan/atau concourse. Di bandara kecil, bangunan terminal tunggal melayani semua fungsi sebuah
terminal dan concourse.
Beberapa bandara besar memiliki terminal yang terhubung dengan banyak concourse melalui jalan
setapak, jembatan layang, atau terowongan bawah tanah (seperti Bandar Udara Internasional
Denver. Beberapa bandara besar memiliki lebih dari satu terminal, masing-masing dengan satu
concourse atau lebih (seperti Bandar Udara La Guardia New York). Bandar udara besar lainnya
memiliki terminal ganda dimana masing-masing telah termasuk fungsi sebuah concourse
(seperti Bandar Udara Internasional Dallas/Fort Worth).
Kebanyakan terminal bandara dibangun dengan gaya biasa. Tetapi, beberapa bandara,
seperti Bandar Udara Internasional Baghdad, berbentuk monumental, sementara yang lainnya
merupakan karya besar arsitektur, seperti Terminal 1 bandar udara Charles de Gaulle
dekat Paris atau Terminal 5 di Bandar Udara JFK New York. Beberapa termianl dirancang sesuai
dengan budaya daerah sekitarnya, contohnya terminal di Sunport Internasional Albuquerque di New
Mexico, yang dirancang dengan gaya Kebangkitan Pueblo yang dipopulerkan oleh arsitek John Gaw
Meem.
Terminal bandar udara awalnya terbuka langsung menuju landasan: penumpang dapat berjalan
atau menumpang bus menuju pesawatnya, dan bahkan banyak bandara besar memiliki "gerbang
bus" untuk melayani pesawat di terminal utama.
Sebuah rancangan pier menggunakan bangunan panjang dan sempit dengan pesawat yang diparkir
di kedua sisi. Salah satu ujungnya terhubung dengan area tiket dan pengklaiman bagasi. Pier
memberikan kapasitas pesawat yang tinggi dan bentuknya yang sederhana, tetapi sering
menghasilkan jarak yang jauh dari counter pendaftaran ke gerbang (lebih dari setengah mil
di Bandar Udara Internasional Kansai). Kebanyakan bandara internasional besar memiliki pier,
termasuk Bandar Udara Internasional O'Hare Chicago, Bandar Udara Internasional
Frankfurt, Bandar Udara London Heathrow, Bandar Udara Amsterdam Schiphol, Bandar Udara
Internasional Bangkok dan Bandar Udara Internasional Miami.
Suatu terminal satelit merupakan sebuah bangunan yang dihubungkan dari bangunan bandara
lain, sehingga pesawat dapat parkir di sekitar jangkauannya. Bandara pertama yang menggunakan
terminal satelit adalah Bandar Udara London Gatwick. Fasilitas ini menggunakan sebuah
terowongan pejalan kaki bawah tanah untuk menghubungkan satelit dengan terminal utama. Ini juga
pertama kalinya di Bandar Udara Internasional Los Angeles, tetapi telah diubah menjadi pier.
Bandara pertama yang menggunakan sebuah pemindah orang untuk menghubungkan terminal
utama dengan satelit adalah Bandar Udara Internasional Tampa, yang masih beroperasi. Bandar
Udara Internasional Charles de Gaule Paris (Terminal 1) dan Bandar Udara London
Gatwick (Terminal Selatan) memiliki terminal satelit sirkuler. Bandar Udara Internasional
Orlando dan Bandar Udara Internasional Pittsburgh memiliki terminal satelit ganda. Bandar Udara
Internasional Denver, Bandar Udara Internasional Cincinnati/Norhtern Kentucky, dan Bandar Udara
Internasional Hartsfield-Jackson Atlanta memiliki terminal satelit linear yang terhubung dengan lalu
lintas bawah tanah pusat. Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur memiliki sebuah terminal satelit
berpotongan yang digunakan untuk penerbangan internasional.
Zona[sunting | sunting sumber]
Pra-Keamanan
Counter pendaftaran
toko eceran dan restoran
Setelah Keamanan