A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi larutan suatu zat dengan cara
mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain yang diketahui konsentrasinya. (Jamillah.2012.percobaan
titrasi.Laporan Kimia Dasar.1:2) Titrasi asam basa memerlukan indicator untuk menunjukan perubahan
warna pada setiap interval derajat keasaman pH. (Nuryanti, Siti., dkk.,2010.indikator titrasi asam basa
dari ekstrak bunga sepatu.Laporan Penelitian.30:1) atau sering juga disebut sebagai titik equivalen yaitu
saat dimana sejumlah asam tepat dinetralkan oleh basa. (Jamillah.2012.percobaan titrasi.Laporan Kimia
Dasar.1:2)
2. Kajian teori
Titrasi asam-basa dapat dinyatakan dalam representasi makroskopik, mikroskopik dan simbolik.
Representasi makroskopik menyangkut perubahan warna indikator saat titik akhir titrasi tercapai.
Representasi simbolik berkaitan dengan reaksi yang terjadi dan perhitungan pH larutan. Representasi
mikroskopik berkaitan dengan bagaimana cara asam dan basa bereaksi membentuk garam dan air serta
komponen-komponen apa yang terdapat dalam larutan. (Indrayani, Putu.,2012.Analisis Pemahaman
Makroskopik, Mikroskopik dan Simbolik Titrasi Asam-Basa.Tesis.1:1)
Trayek pH diperoleh dari data pengamatan perubahan warna dalam berbagai variasi pH. Trayek pH
adalah pH yang menyatakan perubahan warna menyolok.
3. Rumusan masalah
Bagaimana menentukan konsentrasi larutan asam basa menggunakan titrasi.
B. Metode
1. Alat
Sebuah labu takar berukuran 100 ml, 2 labu erlenmeyer berukuran 100 ml, sebuah buret berukuran 50
ml, sebuah statif dan klem, sebuah pipet volume berukuran 25 ml, sebuah corong kaca, sebuah pH
meter, gelas ukur 10 ml.
2. Bahan
Kristal asam oksalat, aquades, larutan NaOH 0,1M, larutan HCl 0,1M, larutan CH3COOH 0,1M, indicator
PP.
3. Prosedur Kerja
Membuat larutan baku primer asam oksalat, standarisasi larutan NaOH dengan larutan baku asam
oksalat, menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan baku sekunder NaOH, membuat kurva
titrasi.
Start
Membersihkan alat
Standarisasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat
Teteskan larut
dalam buret ke
dengan ber
digo
Catat volume (ml) NaOH
Lakukan percobaan secara duplo yang dipakai
Membersihkan alat
Start Reaksi : NaOH (aq) + HCl (aq) -> NaCl (aq) + H2O (l)
Start
Masukan 15 ml larutan HCl 0,1 M ke dalam Erlenmeyer dan ukur lalu catat pH-nya
Tambahkan 5 ml larutan HCl pertama dan kedua hingga terdapat penambahan 10 ml pada larutan HCl, aduk guncang.
Dengan cara yang sama, dengan mengganti larutan HCl dengan larutan CH3COOH 0,1 M
C. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Tabel data volume larutan NaOH yang didapat
Tabel diatas merupakan data yang didapat dalam percobaan penentuan konsentrasi larutan NaOH
dengan larutan baku asam oksalat. Data tersebut didapat dari perubahan warna larutan baku asam
oksalat yang telah diketahui konsentrasinya, yang sebelumnya dilakukan percobaan dengan mengisi
buret dengan larutan NaOH, mengisi larutan baku oksalat ke dalam labu Erlenmeyer sebanyak 15 ml dan
menambahkan 2-3 tetes indicator PP, lalu meneteskan larutan NaOH ke dalam larutan baku asam
oksalat sambil diguncang hingga terjadi perubahan warna, mencatat volume NaOH yang dipakai.
Percobaan dilakukan secara duplo dan kedua hasil yang didapat, dibuat menjadi harga rata-rata volume
larutan NaOH. Yang mana harga rata-rata tersebut dapat menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan
menggunakan persamaan :
V oksalat x M oksalat = V NaOH x M NaOH
15 ml x 0,1 M = 15 ml x M NaOH
M NaOH = 0,1 M
Volume larutan HCl (ml) Volume larutan NaOH Volume larutan NaOH
(ml) rata-rata (ml)
15 12,90 13,15
15 13,40
Tabel diatas merupakan data yang didapat dalam percobaan penentuan konsentrasi larutan HCl dengan
menggunakan larutan baku sekunder NaOH. Data tersebut didapat dari perubahan warna larutan NaOH
yang telah diketahui konsentrasinya, yang sebelumnya dilakukan percobaan dengan mengisi buret
dengan larutan NaOH, mengisi larutan HCl ke dalam labu Erlenmeyer sebanyak 15 ml dan
menambahkan 2-3 tetes indicator PP, lalu meneteskan larutan NaOH ke dalam larutan HCl sambil
diguncang hingga terjadi perubahan warna, mencatat volume NaOH yang dipakai. Percobaan dilakukan
secara duplo dan kedua hasil yang didapat, dibuat menjadi harga rata-rata volume larutan NaOH. Yang
mana harga rata-rata tersebut dapat menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan menggunakan
persamaan :
V HCl x M HCl = V NaOH x M NaOH
15 ml x M HCl = 13,15 ml x 0,1 M
M HCl = 0,09 M
Grafik penambahan titran dan PH pada titrasi NaOH dengan HCl
pH
14
12
10
8 pH
0
5 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
pH
14
12
10
8 pH
0
5 10 11 12 13 14 15 16 17 22 27 34
2. Pembahasan
Konsentrasi didapat dengan menentukan titik akhir titrasi yang kemudian dicari dengan menggunakan
persamaan V1 x M1 = V2 x M2. Volume didapat pada volume yang digunakan saat larutan tepat akan
berubah warna. Pada praktikum ini didapatkan molaritas NaOH sebesar 0,1 M dan molaritas HCl sebesar
0,09 M. Sedangkan titik ekivalen pada titrasi NaOH dengan HCl berada pada pH 8-10. Titik ekivalen pada
titrasi NaOH dengan CH3COOH berada pada pH antara 8-9.
Daftar Pustaka
Jamillah.2012.Percobaan Titrasi
Nuryanti,Siti.,dkk.2010.Indikator Titrasi Asam-Basa dari Ekstrak Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L).