Mudik merupakan salah satu fenomena unik bagi masyarakat Indonesia. Aktivitas
pulang kampung yang jamak dilakukan masyarakat ini rasanya menjadi ritual yang
tak terpisahkan di kala idul fitri menjelang. Khususnya bagi para perantau yang
mengadu nasib di perkotaan, pulang kampung dan bertemu orang tua serta sanak
saudara rasanya menjadi penawar dahaga dari hiruk pikuk dalam mencari nafkah.
Kemacetan dan rasa lelah di perjalanan acapkali dianggap sebagai harga yang
pantas untuk melepas rasa rindu.
Namun pada idul fitri di tahun ini segalanya akan berbeda. Kemunculan varian baru
virus corona, yaitu virus SARS-Cov-2 yang menyebabkan wabah Corona Virus
Disease (Covid-19) benar-benar mengubah wajah dunia. Pertama kali dideteksi di
Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China pada akhir 2019, virus ini kini telah menyebar ke
seluruh penjuru dunia. Pada 11 Maret 2020, organisasi kesehatan dunia, WHO telah
resmi menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global. Data dari John Hopkins
University, hingga 2 Mei 2020 menunjukkan terdapat 3.362.778 kasus positif corona
di dunia dengan 239.227 korban jiwa.
Selain menghantam sendi-sendi ekonomi dunia, corona juga merubah cara manusia
dalam berinteraksi. Di seluruh dunia, orang-orang telah merubah kebiasaan mereka
dalam bekerja, beribadah, serta beraktivitas sosial. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi risiko penularan virus corona baru yang begitu masif. WHO
merekomendasikan penerapan physical distancing, yaitu menjaga jarak dari orang
lain sekurang-kurangnya 1 meter. Ramai-ramai negara di dunia menerapkan
lockdown baik berskala regional maupun nasional untuk membatasi pergerakan
manusia.
Untuk menjawab pertanyaan ini Tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) melalui Pusat Sistem Audit Teknologi telah melakukan pemodelan
penyebaran Virus Corona baru dengan pendekatan System Dynamics. Dikutip dari
Wikipedia, System Dynamics adalah suatu metode pemodelan yang diperkenalkan
oleh Jay Forrester pada tahun 1950-an dan dikembangkan di MIT Amerika Serikat.
Metode System Dynamics menggunakan hubungan sebab-akibat dalam menyusun
model suatu sistem yang kompleks, sebagai dasar untuk memahami perilaku sistem
yang dinamis tersebut. Kasus pandemi Covid-19 merupakan salah satu contoh
permasalahan yang kompleks dan membutuhkan berbagai asumsi sebagai batasan,
sehingga metode System Dynamics dianggap tepat untuk memodelkan penyebaran
pandemi tersebut.
Pemodelan ini dilakukan untuk mengetahui pola perilaku penularan dan penyebaran
virus, memperkirakan masa puncak dan selesainya pandemi, serta memonitor
kebijakan yang diambil dengan realisasi data kejadian. Running model dilakukan tim
BPPT mulai 10 Februari 2020, sekitar 20 hari sebelum kasus pertama. Hal ini
dilakukan dengan asumsi jumlah penduduk awal yang tertular sebanyak dua orang.
Dalam pemodelan yang dilakukan Tim BPPT, terdapat 4 skenario. Skenario ke-0
menggambarkan skenario tanpa adanya intervensi kebijakan yang dilakukan untuk
menanggulangi penyebaran Covid-19. Skenario ke-1 dilakukan dengan melakukan
kebijakan ringan seperti work from home (WFH), libur sekolah, dan social
distancing. Skenario ke-2 meliputi pemodelan kebijakan pada skenario ke-1
ditambah dengan kebijakan PSBB. Skenario ke-3 meliputi pemodelan kebijakan
pada skenario ke-2 ditambah dengan peningkatan dan penyediaan fasilitas
kesehatan. Dan skenario ke-4 meliputi pemodelan kebijakan pada skenario ke-3
ditambah dengan kemungkinan apabila masyarakat tidak mematuhi himbauan untuk
tidak melakukan mudik.
Dari hasil validasi yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa simulasi skenario ke-3
menunjukkan tren penambahan kasus positif harian yang hampir identik dengan
penambahan kasus sebenarnya yang dirilis Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-
19. Dari hasil simulasi skenario ke-3, diperoleh titik puncak konfirmasi kasus positif
terjadi pada 14 April 2020 sebanyak 486 konfirmasi kasus positif per hari. Adapun
berdasarkan data Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 konfirmasi kasus positif
harian terbesar terjadi pada tanggal 24 April 2020 dengan 436 konfirmasi kasus
positif per hari.
Namun ada fakta yang kurang mengenakkan. Pada skenario ke-4 Tim BPPT
memprediksi bahwa apabila himbauan untuk tidak mudik tidak dipatuhi masyarakat,
maka akan terjadi titik puncak ke-2 dari pandemi Covid-19 di Indonesia. Titik puncak
ke-2 diprediksi akan terjadi sekitar akhir Mei hingga awal Juni dengan kenaikan
konfirmasi kasus positif hingga mencapai 367 konfirmasi kasus positif per hari.
Munculnya titik puncak ke-2 membuat waktu selesainya pandemi Covid-19 di
Indonesia menjadi mundur dari prediksi awal. Tidak dipatuhinya himbauan untuk
tidak mudik, diprediksi membuat titik reda penambahan konfirmasi kasus positif
mundur dari 28 Juni 2020 menjadi 26 Juli 2020. Sontak hal ini tentu membuat
masyarakat harus lebih bersahabat dengan kondisi pembatasan sosial yang akan
berlangsung menjadi lebih lama. Aktivitas mudik diprediksi dapat menjadi mata
rantai penyebaran virus corona baru.
Grafik Hasil Pemodelan Tim BPPT. Jika masyarakat tetap mudik secara serentak menjelang Idul
Fitri, maka konfirmasi kasus positif harian akan kembali bertambah menuju titik puncak ke-2 dan
menyebabkan waktu berakhirnya pandemi semakin lama.
Hasil pemodelan Tim BPPT ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
para stakeholder dalam merumuskan kebijakan terkait himbauan pelarangan mudik.
Partisipasi aktif masyarakat juga dibutuhkan untuk menunda mudik. Seperti pesan
yang selalu disampaikan Achmad Yurianto bahwa virus Corona baru ini dapat
berpindah karena dibawa oleh manusia. Sehingga cara terbaik untuk memutus mata
rantai penularan adalah untuk tidak bepergian, tetap di rumah, dan menjaga
physical distancing.
Kita mungkin perlu belajar dari kasus penyebaran Covid-19 di China. Berbagai
penelitian mengklaim bahwa mobilitas 5 juta orang yang meninggalkan Wuhan pada
momen libur Imlek menjadi salah satu penyebab tersebarnya pandemi Covid-19 di
seantero China. Kita juga perlu belajar dari kasus penyebaran Covid-19 di Italia,
mobilitas orang dalam jumlah besar yang berbondong-bondong meninggalkan
Lombardy sebelum lockdown diberlakukan di wilayah Utara Italia dituding menjadi
salah satu mata rantai penyebaran Covid-19 di negeri itu. Hal ini mengingatkan kita
pada perkataan George Santayana, seorang penyair Spanyol-Amerika yang
mengatakan : “Those who cannot remember the past are condemned to repeat it”.
Cukuplah apa yang terjadi di China dan Italia menjadi pelajaran bagi kita semua.
Apakah anda masih menyayangi keluarga dan sanak famili Anda di kampung? Yuk
Tunda Mudik dulu.
Referensi (Jika Diperlukan)
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/12/113008565/timeline-wabah-virus-corona-
terdeteksi-pada-desember-2019-hingga-jadi
https://nasional.kompas.com/read/2020/03/12/12100471/who-tetapkan-corona-sebagai-
pandemi-global-ini-kata-istana
https://coronavirus.jhu.edu/map.html
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/20/175146965/ini-daftar-20-wilayah-di-
indonesia-yang-tetapkan-psbb
http://dephub.go.id/post/read/mudik-tetap-dilarang,-kemenhub-akan-keluarkan-aturan-
turunan-dari-permenhub-no-25-tahun-2020
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/17/10231011/survei-smrc-11-persen-warga-
tetap-ingin-mudik-saat-wabah-covid-19-mayoritas
https://megapolitan.okezone.com/read/2020/05/01/338/2207748/7-hari-operasi-ketupat-jaya-
7-748-kendaraan-dipaksa-putar-balik
https://covid19.go.id/peta-sebaran
https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/29/070400865/soal-prediksi-akhir-pandemi-
corona-modelling-kebijakan-dan-tes-covid-19-
https://kumparan.com/kumparannews/masih-ngotot-mudik-saat-wabah-corona-italia-sudah-
merasakan-akibatnya-1t80CevckS8
https://kumparan.com/kumparantravel/riset-libur-imlek-jadi-momen-menyebarnya-virus-
corona-di-china-1soS0QXSCiQ