Anda di halaman 1dari 3

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN DAN MATERI PENGAYAAN

1. Pengertian Sistem Koloid


Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak di antara campuran
homogen (larutan) dan heterogen (suspensi). Dengan kata lain, campuran koloid
merupakan bentuk peralihan campuran dari heterogen menjadi homogen. Sistem koloid
terdiri atas dua fase atau bentuk, yakni fase terdispersi (terlarut) dan fase pendispersi
(pelarut). Zat yang fasenya tetap, disebut zat pendispersi. Sementara itu, zat yang fasenya
berubah merupakan zat terdispersi. Pada dasarnya campuran koloid itu bersifat homogen,
dan unsur-unsur pembentuk campuran itu sudah menyatu dan sulit dibedakan. Hanya saja
campuran itu tidak dibentuk oleh sebaran-sebaran molekuler, melainkan berupa gabungan
dari beberapa molekul. Namun karena bentuknya sangat kecil, gabungan-gabungan
molekul itu sulit dikenali lagi.
2. Perbedaan larutan, koloid dan suspensi

3. Jenis-Jenis Koloid
Berdasarkan fase zat terdispersi, sistem koloid terbagi atas tiga bagian, yaitu koloid
Sol ialah koloid dengan zat terdispersinya fase padat,  Emulsi ialah koloid dengan zat
terdispersinya fase cair dan Buih ialah koloid dengan zat terdispersinya fase gas.
4. Sifat-Sifat Koloid
- Efek Tyndall 
Efek Tyndal adalah kemampuan koloid untuk menghamburkan cahaya ke segala
arah. Fenomena ini dapat juga digunakan untuk membedakan larutan dengan koloid,
sebab larutan tidak memiliki sifat menghamburkan cahaya dan dapat menjelaskan
buramnya dispersi koloid (minyak zaitun dan air dapat tembus cahaya, namun jika
keduanya dicampur akan membentuk koloid yang nampak seperti susu).
- Gerak Brown
Jika suatu sistem koloid diamati menggunakan mikroskop optik, dengan arah
tegak lurus terhadap berkas cahaya dan latar belakang yang gelap, maka akan nampak
partikel-partikel yang berbentuk seperti bintik-bintik berkilauan. Jika gerakan bintik-
bintik tersebut diikuti, maka terlihat bahwa bintik-bintik tersebut bergerak secara acak ke
segala arah. Gerakan acak ini disebut gerakan Brown. Hal ini terjadi karena banyaknya
tabrakan molekul pada satu sisi molekul tidak sama pada sisi yang lain.
- Adsorpsi
Adsorpsi disebabkan oleh adanya gaya Van der Waals di permukaan partikel yang
dapat menarik atom-atom (molekul/ion) dari zat lain. Padatan dapat bersifat sebagai
adsorben (penyerap), namun kemampuan koloid dalam mengadsorpsi lebih tinggi
daripada padatan, karena koloid memiliki luas permukaan lebih besar. Contoh:
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2.
- Elektroforesis
Elektroforesis adalah peristiwa pemisahan koloid yang bermuatan. Partikel–partikel
koloid yang bermuatan dengan bantuan arus listrik akan mengalir ke masinh-masing
elektroda yang muatannya berlawanan. Partikel yang bermuatan positif bergerak menuju
ke elektroda positif.
- Koagulasi koloid
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan
terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.Koagulasi dapat
terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia
seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
- Koloid pelindung
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain
dari proses koagulasi. Adalah suatu sistem koloid yang ditambahkan pada koloid lain,
sehingga dihasilkan koloid yang stabil. Misalnya : pada pembuatan es krim, agar
dihasilkan es krim yang lembut, perlu ditambahkan gelatin sebagai koloid pelindung.
- Dialisis
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara mengalirkan
cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semipermeabel yang berfungsi
sebagai penyaring. Membran semipermeabel ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat
dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah. Dialisis digunakan dalam
proses pembuatan koloid untuk menghilangkan ion-ion yang dapat mengganggu
kestabilan koloid tersebut
5. Pembuatan Koloid
Ukuran partikel koloid berada di antara partikel larutan dan suspensi, karena itu cara
pembuatannya dapat dilakukan dengan memperbesar partikel larutan atau memperkecil
partikel suspensi. Maka dari itu, ada dua metode dasar dalam pembuatan sistem koloid sol,
yaitu:
 Metode kondensasi yang merupakan metode bergabungnya partikel-partikel kecil larutan
sejati yang membentuk partikel-partikel berukuran koloid.
 Metode dispersi yang merupakan metode dipecahnya partikel-partikel besar sehingga
menjadi partikel-partikel berukuran koloid.

6. Pembuatan koloid dengan bahan disekitar kita 


        Contoh pembuatan koloid dengan cara dispersi dengan bahan sehari hari adalah
pembuatan larutan kanji. Kanji atau pati yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah salah satu bahan yang dapat digunakan untuk pembuatan koloid. Pati
adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan
tidak berbau. Larutan kanji dibuat dengan menampahkan air pada pati. Larutan kanji ini
memiliki fase terdispersi padat dan medium pendispersi zat cair. Pati digunakan sebagai
bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya.
Contoh pembuatan koloid lainnya yaitu pembuatan jelly. Jelly merupakan salah satu jenis
koloid yang dapat dibuat dengan memanfaatkan cara peptisasi. Zat pemecah dalam
pembuatan jelly adalah pektin atau asam pektinat. Pektin memiliki sifat terdispersi dalam air.
Pektin bersama gula dan asam pada suhu tinggi akan membentuk gel. Fase terdispersi dalam
jelly ini adalah berupa zat cair dan medium pendispersi berupa zat padat.

MATERI PENGAYAAN
Materi pengayaan merupakan materi yang diajarkan untuk mengisi kelebihan alokasi waktu.
Maka setelah mempelajari perbedaan koloid, larutan dan suspensi, jenis-jenis koloid, sifat-
sifat koloid dan pembuatan koloid dari bahan sekitar, Guru menghubungkan semua materi
pembelajaran dengan Pengolahan Hasil Pertanian misalnya Guru menambahkan prosedur
pada percobaan pengembangan pembuatan sistem koloid dengan menggunakan bahan sekitar
dimana berbagai system koloid yang telah dibuat dengan bahan sekitar khususnya bahan dari
hasil pertanian seperti kelapa yang dapat diolah menjadi minyak. Kemudian minyak ini dapat
diolah dalam penegembangan pembuatan koloid yaitu membuat mayonnaise yang dapat
bernilai jual tinggi.

Anda mungkin juga menyukai