Anda di halaman 1dari 2

NURUN NAHDIYAT

1713040021
PENDIDIKIAN KIMIA A

RANGKUMAN MATERI ASSESMEN PEMBELAJARAN KIMIA


1. Ciri-ciri penilaian dalam pendidikan
a. Penilain dilakukan secara tidak langsung, artinya peserta didik dapat diukur
kepandaiannya melalui ukuran dalam kemampuannya dalam menyelesaikan soal-soal
yang telah diberikan. Dimana disini bukan hasil belajarnya yang dinilai tetapi lebih
mengukur kemampuannya dalam menyelesaikan soal.
b. Penggunaan ukuran kuantitatif, artinya menggunakan simbol bilangan sebagai hasil
pertama pengukuran. Dimana hasil ini dapat dibuah atau diinterpretasikan kedalam
bentuk kualitatif.
c. Penggunaan satuan yang tetap, artinya penilaian dalam pendidikan harus konsisten
menggunakan satuan yang telah ditetapkan agar nilai yang diberikan tidak ambigu,
seperti memberikan nilai yang skalanya 1-10 atau 1-100.
d. Relatif, artinya penilaian yang diberikan tidak selalu sama atau tidak selalu tetap dari
satu ke waktu karena kemampuan pserta didik itu berbeda-beda. Peserta didik akan
mengembangkan kemampuannya sehingga anak yang kurang pandai dapat menjadi
pandai dan begitupun sebaliknya.
e. Sering terjadi kesalahan, artinya kesalahan dalam penilaian dapat disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya terletak pada alat ukur, orang yang melakukan penilaian,
anak yang dinilai, dan situasi dimana penilaian berlangsung.
2. Subjek dan sasaran evaluasi
a. Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan proses evaluasi yang disebut dengan
evaluator. Contohnya seperti instansi, pendidik, pemerintah, dsb.
b. Sasaran evaluasi atau objek evaluasi adalah hal-hal yang menjadi pusat perhatian
untuk dievaluasi. Contohnya seperti evaluasi prasarana, kebijakan, peserta didik, dsb.
3. Prinsip dan alat evaluasi
a. Prinsip evaluasi, yaitu adanya triangulasi (hubungan erat antara tiga komponen).
Adapun tiga komponen yang dmaksud yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan belajar
mengajar (KBM), dan evaluasi.
b. Alat evaluasi adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk memudahkan proses
evaluasi. Alat evaluasi yang baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu dengan hasil
seperti keadaan yang dievaluasi. Artinya alat evaluasi ini benar-benar mengukur
keadaan yang sebenarnya. Dalam menggunakan alat tersebut, evaluator menggunakan
cara atau teknik, yang disebut dengan teknik evaluasi. Terdapat dua teknik evaluasi
yaitu:
- Teknik nontes (bukan kemampuan yang diukur, tetapi lebih ke sikapnya, prasangka,
perasaannya, pengalamannya, data dirinya, dsb)
Contohnya: kuesioner, skala bertingkat, daftar cocok, wawancara, pengamatan dan
riwayat hidup.
- Teknik tes (mengukur kemampuan, keterampilan, pengetahuan, inteligensi, bakat
yang dimiliki, dsb)
Contohnya: ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, teas dibagi menjadi
tiga, yaitu:
1. Tes diagnostik
Tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa. Teas ini
biasanya dilakukan pada saat penyaringan calon siswa dan pada saat pembagian
kelas atau awal pemberian pelajaran.
2. Tes formatif
Tes yang dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk
setelah mengikuti program tertentu.  Tes formatif ini biasanya dilaksanakan di
tengah-tengah berlajalannya program pengajaran, yaitu dilaksanakan setiap kali
satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan.
3. Tes sumatif.
Tes yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok atau sebuah
program yang besar, yaitu pada akhir unit caturwulan, semester akhir tahun, atau
akhur pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai