Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dewasa ini konsumen semakin kritis dalam mencari dan menggali informasi tentang
produk yang akan digunakan. Kemasan merupakan faktor yang penting bagi beberapa produk
makanan karena fungsi dan kegunaannya dalam meningkatkan mutu produk serta daya jual
dari produk. Kemasan dan label selain berfungsi sebagai pengaman produk yang terdapat di
dalamnya juga berfungsi sebagai media promosi dan informasi dari produk yang
bersangkutan. Kemasan produk yang baik dan menarik akan memberikan nilai tambah
tersendiri sebagai daya tarik konsumen.

Permasalahan mengenai kemasandan label terkadang menjadi salah satu kendala bagi
perkembangan atau kemajuan suatu usaha. Banyak persoalan yang muncul ketika suatu usaha
ingin memiliki kemasan produk yang baik, berkualitas dan memenuhi standar nasional yang
ada. Persoalan-persoalan yang sering dihadapi seperti bahan pengemas, desain bentuk
kemasan, desain label, sampai pada persoalan yang paling utama yaitu pembuatan kemasan
itu sendiri. Label kemasan yang baik dan menarik tidak selalu identik dengan harga kemasan
yang mahal. Dengan label kemasan yang biasa-biasa saja, namun bila dirancang sedemikian
rupa baik bentuk desain, tata letak (layout), label kemasan akan menjadi sebuah kemasan
yang memiliki nilai jual lebih.

Pencantuman label sudah menjadi salah satu kewajiban bagi pelaku usaha yang
tercantum pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, dimana pelaku usaha diharuskan untuk memberikan informasi yang
benar, jelas, dan jujur mengenai produk yang diperdagangkannya. Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan Pasal 97 menetapkan bahwa setiap
produsen dalam negeri atau orang yang memasukkan produk pangan ke dalam wilayah
Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label di dalam atau di kemasan
produknya.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2012 pasal 97 ayat tiga mengatakan
bahwa pencantuman label di dalam dan atau pada kemasan pangan harus sedikitnya memuat
keterangan tentang nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih, nama dan
alamat pihak yang memproduksi atau mengimpor, halal bagi yang dipersyaratkan, tanggal
dan kode produksi, tanggal bulan dan tahun kadaluarsa, nomor izin edar bagi pangan olahan,
dan asal usul bahan pangan tertentu. Khusus untuk pangan olahan yang mengandung vitamin,
mineral, atau zat gizi lain yang terkandung di dalam produk tersebut wajib mencantumkan
label informasi gizi, selain itu produsen juga dapat menambah klaim tertentu pada produknya
secara sukarela dengan syarat klaim tersebut benar, tidak menyesatkan dan dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengamati pelabelan dengan kode MD pada produk?
2. Bagaimana cara mengamati pelabelan dengan kode SPpada produk?
3. Bagaimana cara mengamati pengamatan syarat pelabelan dan organoleptik baik rasa,
aroma, tekstur dan warna dari produk tersebut?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengamati pelabelan dengan kode MD pada produk
2. Untuk mengamati pelabelan dengan kode SPpada produk
3. Untuk mengamati pengamatan syarat pelabelan dan organoleptik baik rasa, aroma,
tekstur dan warna dari produk tersebut

1.4 Manfaat
1. Dapat mengamati pelabelan dengan kode MD pada produk
2. Dapat mengamati pelabelan dengan kode SPpada produk
3. Dapat mengamati pengamatan syarat pelabelan dan organoleptik baik rasa, aroma,
tekstur dan warna dari produk tersebut

Anda mungkin juga menyukai