Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH ETIKA UMUM

HUBUNGAN BIDAN DENGAN MASYARAKAT

Dosen Pengampu : Suriyati, S.ST., M.Keb

Disusun oleh : Kelompok 4

Ica Herlina (F0G018008)

Dwi Deva Fitriani (F0G018024)

Amelia Devi Fitria (F0G018034)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yg Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “Hubungan Bidan dengan Masyarakat”, Atas
dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Allah SWT. Harapan kami
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.  

Bengkulu, 14 April 2020

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..........................................................................................1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Hubungan profesi bidan dengan masyarakat........................................ 2


B. Tata aturan berhubungan dengan masyarakat....................................... 3
C. Sikap dalam memberikan pelayanan kebidanan................................... 5
D. Bidan sebagai role model di masyarakat.............................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena
lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu,
selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat 
bidan juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap/ bertindak
dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan.  Agar
mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya bidan dididik etika dalam mata
kuliah Etika profesi namun semuanya mata kuliah tidak ada artinya jika peserta didik
tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di masyarakat. Peran bidan di
masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat mulia,
memberi semangat, membesarkan hati dan mendampingi, serta menolong ibu
melahirkan dapat merawat bayinya
dengan baik.Sebagai seorang bidan janganlah memilih-milih klien miskin atau
kayakarena tugas seorang bidan adalah membantu ibu, bukan mengejar materi. Pasien
wajib memberikan hak kepada ibu bidan yang telah menolong persalinan ibu
melahirkan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hubungan profesi bidan dengan masyarakat ?
2. Bagaimana Tata aturan berhubungan dengan masyarakat ?
3. Bagaimana Sikap dalam memberikan pelayanan kebidanan ?
4. Bagaimana Bidan sebagai role model di masyarakat ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Bagaimana Hubungan profesi bidan dengan masyarakat
2. Untuk mengetahui Bagaimana Tata aturan berhubungan dengan masyarakat
3. Untuk mengetahui Bagaimana Sikap dalam memberikan pelayanan kebidanan
4. Untuk mengetahui Bagaimana Bidan sebagai role model di masyarakat

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Bidan Dengan Masyarakat


1. Hubungan Profesional Bidan dengan Masyarakat
Profesi bidan dianggap memiliki peran penting dalam masyarakat. Kepala
Perwakilan United Nation Population Fund (UNFPA) Najib M Assifi mengatakan
di antara semua masalah kesehatan ibu di Indonesia, salah satu masalah yang
paling berat untuk diselesaikan adalah isu kematian ibu. Untuk menangani hal ini
dibutuhkan peran utama para bidan. "Bidan berada di garis depan dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil," kata Najib dalam
penandatangan MOU dan diskusi Kerja Sama Center of Excellence di 5 Sekolah
Kebidanan di Indonesia, Jakarta pada 29 Juli 2019. Ada beberapa keuntungan
profesi yang dimiliki para bidan. Pertama, bidan biasanya bisa bahasa daerah
masyarakat setempat. Dengan keahlian itu, para bidan bisa dengan mudah
berkomunikasi dengan para ibu hamil. Bidan pun bisa menjelaskan kondisi
kehamilan si ibu dan memotivasi si ibu agar mau menjaga kesehatannya selama
masa kehamilan. Sebaliknya, bila kondisi sang ibu berada dalam masalah, bidan
pun bisa dengan mudah mengkomunikasikannya. Dengan kedekatan bidan dan si
ibu hamil, maka bidan bisa saja mengajak si ibu untuk segera melakukan
persalinan bila ada masalah dalam kandungan ibu itu.
Komunikasi yang lancar juga bisa dijalin antara bidan dengan keluarga si ibu.
Bidan bisa lebih banyak menjelaskan kondisi kesehatan ibu kepada si suami ibu
hamil atau mertua atau keluarga besar si ibu. Kepada keluarga besar si ibu hamil,
bidan bisa menjelaskan lebih rinci tentang kondisi si ibu sekaligus bisa meminta
agar keluarga ikut menjaga dan mendukung kesehatan kehamilan si ibu. Dengan
bantuan keluarga yang membantu pengawasan bidan, penanganan masalah
kehamilan ibu bisa lebih cepat dan mudah dilakukan. jadi bidan itu tanggung
jawabnya banyak. Hubungannya tidak hanya ke ibu, namun juga kepada keluarga
danmasyarakat di sekitar ibu hamil itu. Bidan juga biasanya orang yang paling

2
pertama menangani para ibu bila dalam kondisi bencana. Bila bidan bisa menjaga
kesehatan masyarakatnya, maka bidan pun bisa membantu mengurangi angka
kematian ibu secara nasional. Tanggung jawab besar yang diemban para bidan
membuat bidan perlu meningkatkan kualitasnya. Salah satu yang bisa dilakukan
adalah dengan meningkatkan standar pendidikan para bidan di sekolah kebidanan.

2. Tata Aturan Berhubungan Dengan Masyarakat


Undang-Undang Baru. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Kebidanan dalamLembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 56
dan Penjelasan Atas UU No. 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan dalam Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6325. Berlaku mulai 15 Maret
2019.

Pertimbangan sebagai latar belakang lahirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun


2019 tentang Kebidanan adalah:
a. Bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan agar dapat hidup
sejahtera lahir dan batin, sehingga mampu membangun masyarakat, bangsa,
dan negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
b. Bahwa pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya perempuan, bayi,
dan anak yang dilaksanakan oleh bidan secara bertanggungjawab, akuntabel,
bermutu, aman, dan berkesinambungan, masih dihadapkan pada kendala
profesionalitas, kompetensi, dan kewenangan
c. Bahwa pengaturan mengenai pelayanan kesehatan oleh bidan maupun
pengakuan terhadap profesi dan praktik kebidanan belum diatur secara
komprehensif sebagaimana profesi kesehatan lain, sehingga belum
memberikan pelindungan dan kepastian hukum bagi bidan dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
Pemenuhan pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang
dijamin secara konstitusional dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Hal ini merupakan tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu
untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

3
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
serta keadilan sosial.
Pelayanan kesehatan bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perorangan, kelompok dan masyarakat. Pelayanan Kebidanan, yang merupakan
salah satu bentuk pelayanan kesehatan ditujukan khusus kepada perempuan, bayi
baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah termasuk kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana. Pelayanan Kebidanan harus diberikan secara
bertanggung jawab, akuntabel, bermutu, dan aman.
Profesi Bidan di Indonesia masih dihadapkan oleh berbagai macam
kendala seperti persebaran Bidan yang belum merata dan menjangkau seluruh
wilayah terpencil di Indonesia, serta pendidikan Kebidanan yang sampai saat ini
sebagian besar masih pada jenis pendidikan vokasi yang menyebabkan
pengembangan profesi Bidan berjalan sangat lambat. Dalam hal praktik
Kebidanan, masih terdapat ketidaksesuaian antara kewenangan dan kompetensi
yang dimiliki oleh Bidan. Selain itu, Bidan sebagai pemberi Pelayanan Kebidanan
perlu dipersiapkan kemampuannya untuk mengatasi perkembangan permasalahan
kesehatan dalam masyarakat.
Bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan berperan sebagai pemberi
Pelayanan Kebidanan, pengelola Pelayanan Kebidanan, penyuluh dan konselor
bagi Klien, pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik, penggerak peran serta
masyarakat dan pemberdayaan perempuan, serta peneliti. Pelayanan Kebidanan
yang diberikan oleh Bidan didasarkan pada pengetahuan dan kompetensi di
bidang ilmu Kebidanan yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Klien.
Ketentuan mengenai profesi Bidan masih tersebar dalam berbagai
peraturan perundang-undangan dan belum menampung kebutuhan hukum dari
profesi Bidan maupun masyarakat. Hal ini mengakibatkan belum adanya
kepastian hukum bagi Bidan dalam menjalankan praktik profesinya, sehingga
belum memberikan pemerataan pelayanan, pelindungan, dan kepastian hukum
bagi Bidan sebagai pemberi Pelayanan Kebidanan dan masyarakat sebagai
penerima Pelayanan Kebidanan. Pengaturan Kebidanan bertujuan untuk
meningkatkan mutu Bidan, mutu pendidikan dan Pelayanan Kebidanan,
memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada Bidan dan Klien, serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

4
3. Sikap Dalam Memberikan Pelayanan Kebidanan Terhadap Masyarakat
Di era globalisasi sekarang ini, keberadaan seorang bidan sangat
diperlukan. Bidan diakui sebagai profesional yang bertanggung jawab yang
bekerja sebagai mitra perempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan.
Misalnya, asuhan dan nasihat selama kehamilan, periode persalinan dan post
partum, melakukan pertolongan persalinan di bawah tanggung jawabnya sendiri,
dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir. Ruang lingkup asuhan yang
diberikan oleh seorang bidan dan telah ditetapkan sebagai wilayah kompetensi
bidan di Indonesia.

Dalam hal ini diharapkan agar bidan tidak memandang pasiennya dari
sudut biologis. Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki budaya
tertentu dan di pengaruhi oleh kondisi ekonomi serta lingkungan disekelilingnya.
Sehingga nantinya dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas yang sudah
dicanangkan oleh pemerintah.petugas kesehatan khususnya bidan haruslah secara
konsisten dilakukan sejak dini, yang bekerja yakni sejak janin dalam kandungan,
masa bayi dan balita, masa remaja hingga dewasa, bahkan sampai usia lanjut.

Hal ini harus dilaksanakan dengan baik sehingga dapat dikatakan sebagai
bidan teladan yang nantinya dapat diikuti oleh generasi penerus bangsa yang harus
disiapkan sebaik mungkin secara terencana, terpadu dan berkesinambungan.Bidan
adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan
yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku,
dicatat, diberi ijin secara sah untuk menjalankan praktik. Sedangkan pelayanan
kebidanan merupakan seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi
bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan
ibu dan anak dalam rangka memujudkankesehatan keluarga dan masyarakat.

Ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh bidan dalam memberikan
pelayanan terhadap masyarakat:
a. Memiliki wawasan dan pengetahuan
b. Memiliki sopan santun
c. Tidak membeda-bedakan miskin maupun kaya

5
d. Tidak membuka privasi pasien
e. Berbakti pada insani
f. Mempunyai etika dan moral
g. Cepat dan cekatan
h. Mampu melayani dengan ikhlas dan sabar
i. Bersikap ramah dan terampil, tidak mudah putus asa, serta dapat melakukan
hak dan kewajibannya dengan baik.
Bidan memiliki banyak peran terutama dalam menjalankan praktek di
masyarakat.peran bidan yang harus dilaksanakan diantaranya adalah peran sebagai
pendidik, sebagai pelaksana, sebagai pengelola, sebagai peneliti, sebagai
pemberdaya, sebagai pembela klien, sebagai kolaborator,dan sebagai
perencana.Dari peran-peran tersebut,bidan memiliki tugas dan wewenang yang
harus di laksanakan secara baik dan sesuai peraturan yang sudah
ditetapkan.Seorangbidanharusselalubersikap ramah, baik dan selalu mengajarkan
hal-hal yang positif pada mahasiswa yang sedang praktek ditempat dimana ia
bekerja. Memberi Motivasi dan semangat juga untuk membangun rasa
kebersamaan di tempat praktek.

4. Bidan Sebagai Role Model Di Masyarakat


Bidan adalah mitraperempuan yang biasadisebutsebagai role model di
masyarakat, Apalagi dalam proses kehamilan, persalinan dan nifas. Itu sebabnya
kebanyakan perempuan lebih merasa nyaman saat ditangani pula oleh seorang
perempuan.

a. Membimbing dan Mendidik


Sesungguhnya, bidan memiliki peranan luar biasa dalam kehidupan
seorang perempuan. Tugas bidan tentu tak hanya membantu kelahiran.
Sebagai mitra perempuan, bidan juga bertanggung jawab untuk memberikan
dukungan asuhan dan nasihat selama masa hamil, masa persalinan, masa nifas,
memfasilitasi dan memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri, dan
memberikan asuhan kepada bayi, termasuk bayi baru lahir.
Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal,
deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan
lain yang sesuai serta melaksanakan tindakan gawat darurat. Bidan pun
memiliki tugas penting dalam hal konseling dan pendidikan kesehatan, tidak

6
hanya khusus kepada perempuan tetapi juga kepada keluarga dan masyarakat.
Kegiatan ini mencakup edukasi antenatal dan persiapan menjadi orangtua
termasuk juga kesehatan perempuan, kesehatan seksual atau kesehatan
reproduksi dan asuhan anak.
b. Menjadi Tenaga Profesional
Profesi bidan  merupakan salah satu tenaga kesehatan strategis yang
memiliki tugas dan fungsi memberikan pelayanan kebidanan untuk
meningkatkan status kesehatan ibu dan anak, khususnya kesehatan reproduksi
perempuan dan tumbuh kembang bayi dan balita.Banyak ahli telah
membuktikan bahwa meningkatkan status kesehatan seorang ibu dan anak
dalam mempersiapkan generasi yang berkualitas haruslah dimulai sejak dini.
Yaitu sejak sebelum hamil atau bahkan dimulai dari masa remaja, sesuai
dengan siklus kesehatan reproduksi perempuan.Pengawasan kesehatan ibu
sebelum hamil sangat menentukan kualitas anak yang akan dilahirkan.
Demikian juga pengawasan saat kehamilan dan persiapan kelahiran, ditambah
lagi kesiapan menjadi orangtua adalah bagian penting yang menjadi perhatian
seorang bidan.Sebagai mitra perempuan dan menjadi role model bagi
keluarga, kesiapan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang
berkualitas adalah kebutuhan mendasar yang sangat penting.  
c. Menjadi Konsultan Kontrasepsi
Pentingnya konsultasi karena beragam kontrasepsi tersebut punya
kelebihan yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan. Jadi pastikan konsultasi
sebaik mungkin. Salah satu kontrasepsi pilihan kaum perempuan yang dicari
dari bidan adalah suntikan KB. Anda bisa meminta bantuan bidan untuk
memberikan Suntikan KB yang terbukti mampu secara optimal melindungi
Anda dari kehamilan. Suntikan KB ini termasuk dalam metode yang mudah
dan praktis sekaligus memberikan perlindungan aman dan nyaman. Pastinya
tidak akan menganggu keharmonisan dan kemesraan Anda bersama pasangan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena
lingkup kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu,
selain mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat 
bidan juga harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap/ bertindak
dalam memberikan suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan.  Agar
mempunyai etika yang baik dalam pendidikannya bidan dididik etika dalam mata
kuliah Etika profesi namun semuanya mata kuliah tidak ada artinya jika peserta didik
tidak mempraktekannya dalam kehidupannya di masyarakat. Sikap profesional dalam
pelayanan sangat penting untuk menjaminnya keamanan dan kenyamanan klien.
Jabataan profesional bidan berbeda pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi
melalui pembiasaan melakukan keterampilan tertentu. Menguasai visi yang mendasari
keterampilannya yang menyangkut wawasan filosofi, pertimbangan rasional dan
memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta mengembangkan mutu kerja.

8
DAFTAR PUSTAKA

Jein Asmar Yetty. 2005.Etika Profesi Kebidanan.YOGJAKARTA : Fitra Maya


Marimbi, Hanum. 2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Yogyakarta.
: Mitra Cendikia
Wahyuningsih, Heni Puji. 2008. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai