Mahasiswa didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu di
tingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Salah satu kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa adalah belajar. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Dalam proses pembelajaran membutuhkan konsentrasi belajar. Tanpa konsentrasi belajar, maka peristiwa belajar itu sesungguhnya tidak ada atau tidak berlangsung ( Pujiana, 2017 ). Keberhasilan dari seorang mahasiswa pada perguruan tinggi bisa dikur dengan evaluasi pada setiap semester, dimana hasil yang dijadikan tolak ukur adalah Indeks prestasi.
Pengaruh akademik dikaitkan erat dengan tingkat kecemasan, waktu
istirahat atau jadwal yang tidak teratur yang dapat menyebabkan kelelahan, dan mengganggu kualitas tidur pada mahasiswa. Kualitas tidur pada mahasiswa berkaitan dengan stress karena bekerja keras untuk mempertahankan dan meningkatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dalam ( Puspita, et.al ( 2019 ) ). Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang paling mendasar untuk mempertahankan kehidupan secara fisik, seperti kebutuhan makanan, minuman, tempat tinggal, seks, udara, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki, kebutuhan aktualisasi diri, serta kebutuhan istirahat tidur (Omar, 2013). Tidur adalah suatu proses yang sangat penting bagi manusia, karena dalam tidur terjadi proses pemulihan, proses ini bermanfaat mengembalikan kondisi seseorang pada keadaan semula, dengan begitu, tubuh yang tadinya mengalami kelelahan akan menjadi segar kembali. Proses pemulihan yang terhambat dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal, akibatnya orang yang kurang tidur akan cepat lelah dan mengalami penurunan konsentrasi. Kondisi tidur dapat memasuki suatu keadaan istirahat periodik dan pada saat itu kesadaran terhadap alam menjadi terhenti, sehingga tubuh dapat beristirahat. Otak memiliki sejumlah fingsi, struktur, dan pusat- pusat tidur yang mengatur siklus tidur dan terjaga. Tubuh pada saat yang sama menghasilkan substansi yang ketika dilepaskan ke dalam aliran darah akan membuat mengantuk. Proses tersebut jika diubah oleh stres,kecemasan, gangguan dan sakit fisik dapat menimbulkan insomnia. (Ulumuddin, dalam Nurhalija, 2018 ) Kualitas tidur merupakan keadaan dimana seseorang mudah untuk mulai tidur, tidak terbangun dalam tidur, dan merasa segar setelah bangun tidur. Kelompok usia dewasa muda khususnya mahasiswa banyak mengalami kondisi kurang tidur. Banyak penelitian menyatakan bahwa kelompok mahasiswa merupakan kelompok yang rentan menderita kurang tidur, sehingga mempunyai resiko lebih tinggi tidak ( Hastuti, et.al 2019 ) Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fenny (2016), dengan jumlah sampel sebanyak 594 orang mahasiswa yang berusia 17 sampai 25 tahun didapatkan hasil distribusi frekuensi kualitas tidur terbanyak adalah kualitas tidur buruk dengan jumlah sebanyak 185 orang (61,7%) dan untuk kuantitas tidur, paling banyak adalah kuantitas tidur kurang dengan jumlah mencapai 163 orang (54,3%). Dan menurut penelitian Puspita d.k.k ( 2019 ), dengan jumlah sampel sebanyak 107 orang mahasiswa, didapatkan distribusi frekuensi kualitas tidur terbanyak adalah kualitas tidur yang buruk yaitu sebanyak 74 orang (69,2%), dan mahasiswa yang memiliki kualitas tidur yang baik terdapat 33 orang (30,8%) Kebutuhan tidur setiap individu berbeda-beda, tergantung usia setiap individu tersebut, dan setiap individu harus memenuhi kebutuhan tidurnya agar dapat menjalankan aktifitas dengan baik. Pola tidur yang buruk dapat berakibat pada gangguan keseimbangan fisiologis dan psikologis. Dampak fisiologis meliputi penurunan aktifitas sehari-hari, rasa lelah, penurunan daya tahan tubuh dan ketidakstabilan tanda-tanda vital (potter & Perry, 2010)