Ada tiga dimensi ilmiah yang sangat penting dalam mengajarkan sains.
Yang pertama adalah isi dari sains yaitu konsep dasar dan pengetahuan ilmiah.
Dimensi ilmiah yang pertama ini adalah yang kebanyakan dipikirkan orang. Dua
dimensi ilmiah penting lain di samping pengetahuan ilmiah adalah proses ilmiah
dan sikap ilmiah. Proses ilmiah adalah bagaimana ilmuwan melakukan proses
dalam mendapatkan sains, sedangkan sikap ilmiah adalah bagaimana para
ilmuwan bersikap ketika melakukan proses dalam mendapatkan sains tersebut.
Sains adalah upaya untuk mempelajari, merumuskan permasalahan, dan
menemukan jawaban tentang berbagai gejala alam. Oleh karena itu, maka
keterampilan roses yang sama seperti yang dimiliki ilmuwan harus kita miliki
dalam memecahkan berbagai permasalahan kehidupan sehari-hari. Ketika
memberikan proses pengajaran kepada peserta didik untuk menggunakan
keterampilan proses dalam memahami sains, kita juga mengajarkan pada mereka
keterampilan yang akan mereka gunakan dalam masa depan di setiap area
kehidupan mereka. Keterampilan proses sains diklasifikasikan menjadi
keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu, American Association
for the Advancement of Science (1970), mengklasifikasikan keterampilan proses
menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Keterampilan
proses dasar meliputi, observasi (pengamatan), clasifying (menggolongkan),
communication (komunikasi), measuring (pengukuran), inferensi
(menyimpulkan), prediksi (meramalkan). Sedangkan keterampilan proses terpadu
meliputi pengontrolan variable, interpretasi data, perumusan hipotesa,
pendefinisian variabel secara operasional, merancang eksperimen. Komponen-
Komponen dari Keterampilan Proses Sains Terpadu Keterampilan proses terpadu
meliputi pengontrolan variable, interpretasi data, perumusan hipotesa,
pendefinisian variabel secara operasional, merancang eksperimen.
1. Mengidentifikasi Variabel
Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi
atau berubah pada situasi tertentu. Kedudukan sebuah variabel dalam penelitian
sangat berpengaruh terhadap hasil dari sebuah penelitian. Besaran kualitatif
adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam suatu pengukuran baku tertentu.
Besaran kuantiatif adalah besaran yang dinyatakan dalam suatu pengukuran baku
tertentu. Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variable, yaitu: variable
manipulasi, variable respon dan variable control. Namun untuk tingkatan sekolah
dasar ketrampilan ini belum diperkenalkan.
2. Intepretasi Data
Keterampilan intepretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis
data, dan mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan data
dalam bentuk yang mudah dSainshami. Misalnya dalam bentuk tabel, grafik
dengan angkaangka yang sudah ditentukan rata-ratanya. Data yang sudah
dianalisis kemudian diimpretasikan menjadi suatu kesimpulan dalam bentuk
pernyataan. Data yang diinterpretasikan harus yang membentuk pola atau
beberapa kecenderungan.
3. Hipotesis
Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan
pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variable manipulasi terdapat
variable respon. Menurut (Nur, 1996) hipotesis dirumuskan dalam bentuk
pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merusumkan
masalah yang akan diteliti. Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif dan
deduktif. Perumusan induktif berdasarkan data pengamatan sedangkan perumusan
deduktif berdasarkan teori.
4. Definisi Variabel Secara Operasional
Mendefinisikan secara operasional suatu variable berarti menetapkan bagaimana
suatu variable itu diukur. Devinisi operasional suatu variable adalah definisi yang
menguraikan bagaimana mengukur suatu variable. Definisi ini harus menyatakan
tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang dicatat dari suatu
eksperimen. Ketrampilan ini merupakan ketrampilan proses yang paling sulit
untuk dilatihkan karena itu harus sering di ulang-ulang. Contoh : peserta didik
melakukan percobaan
5. Eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis.
Suatu eksperimen akan berhasil jika variable yang dimanipulasi dan jenis respon
yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan
kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudat tepat. Untuk keberhasilan eksperimen
ini maka setiap eksperimen harus dirancang terlebih dahulu kemudian diuji coba.
Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus dalam bentuk penelitian yang
rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang
berhubungan dengan konsep-konsep di dalam kurikulum.
Kesimpulan
Daftar pustaka
Ratna Wilis Dahar dan Liliasari. 1986. Pengolahan Pengajaran Kimia. Jakarta :
Depdikbud UT.