Anda di halaman 1dari 6

3.

Sains Sebagai Proses


Keterampilan Proses Sains (KPS) di bedakan menjadi ketrampilan proses dasar
dan ketrampilan proses terintegrasi (terpadu).

a. Keterampilan Proses Sains Terpadu


Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada
anggapan bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah.
Dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada
peserta didik sebagai pengalaman yang bermakna. Bagaimanapun pemahaman
konsep sains tidak hanya mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk
mendapatkan konsep tersebut juga sangat penting dalam membangun pengetahuan
peserta didik. Keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah memiliki peran yang penting
dalam menemukan konsep sains. Peserta didik dapat membangun gagasan baru
sewaktu mereka berinteraksi dengan suatu gejala. Pembentukan gagasan dan
pengetahuan peserta didik ini tidak hanya bergantung pada karakteristik objek,
tetapi juga bergantung pada bagaimana peserta didik memahami objek atau
memproses informasi sehingga diperoleh dan dibangun suatu gagasan baru.

Ada tiga dimensi ilmiah yang sangat penting dalam mengajarkan sains.
Yang pertama adalah isi dari sains yaitu konsep dasar dan pengetahuan ilmiah.
Dimensi ilmiah yang pertama ini adalah yang kebanyakan dipikirkan orang. Dua
dimensi ilmiah penting lain di samping pengetahuan ilmiah adalah proses ilmiah
dan sikap ilmiah. Proses ilmiah adalah bagaimana ilmuwan melakukan proses
dalam mendapatkan sains, sedangkan sikap ilmiah adalah bagaimana para
ilmuwan bersikap ketika melakukan proses dalam mendapatkan sains tersebut.
Sains adalah upaya untuk mempelajari, merumuskan permasalahan, dan
menemukan jawaban tentang berbagai gejala alam. Oleh karena itu, maka
keterampilan roses yang sama seperti yang dimiliki ilmuwan harus kita miliki
dalam memecahkan berbagai permasalahan kehidupan sehari-hari. Ketika
memberikan proses pengajaran kepada peserta didik untuk menggunakan
keterampilan proses dalam memahami sains, kita juga mengajarkan pada mereka
keterampilan yang akan mereka gunakan dalam masa depan di setiap area
kehidupan mereka. Keterampilan proses sains diklasifikasikan menjadi
keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu, American Association
for the Advancement of Science (1970), mengklasifikasikan keterampilan proses
menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Keterampilan
proses dasar meliputi, observasi (pengamatan), clasifying (menggolongkan),
communication (komunikasi), measuring (pengukuran), inferensi
(menyimpulkan), prediksi (meramalkan). Sedangkan keterampilan proses terpadu
meliputi pengontrolan variable, interpretasi data, perumusan hipotesa,
pendefinisian variabel secara operasional, merancang eksperimen. Komponen-
Komponen dari Keterampilan Proses Sains Terpadu Keterampilan proses terpadu
meliputi pengontrolan variable, interpretasi data, perumusan hipotesa,
pendefinisian variabel secara operasional, merancang eksperimen.
1. Mengidentifikasi Variabel
Variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi
atau berubah pada situasi tertentu. Kedudukan sebuah variabel dalam penelitian
sangat berpengaruh terhadap hasil dari sebuah penelitian. Besaran kualitatif
adalah besaran yang tidak dinyatakan dalam suatu pengukuran baku tertentu.
Besaran kuantiatif adalah besaran yang dinyatakan dalam suatu pengukuran baku
tertentu. Dalam suatu eksperimen terdapat tiga macam variable, yaitu: variable
manipulasi, variable respon dan variable control. Namun untuk tingkatan sekolah
dasar ketrampilan ini belum diperkenalkan.

2. Intepretasi Data
Keterampilan intepretasi data biasanya diawali dengan pengumpulan data, analisis
data, dan mendeskripsikan data. Mendeskripsikan data artinya menyajikan data
dalam bentuk yang mudah dSainshami. Misalnya dalam bentuk tabel, grafik
dengan angkaangka yang sudah ditentukan rata-ratanya. Data yang sudah
dianalisis kemudian diimpretasikan menjadi suatu kesimpulan dalam bentuk
pernyataan. Data yang diinterpretasikan harus yang membentuk pola atau
beberapa kecenderungan.

3. Hipotesis
Hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan
pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variable manipulasi terdapat
variable respon. Menurut (Nur, 1996) hipotesis dirumuskan dalam bentuk
pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merusumkan
masalah yang akan diteliti. Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif dan
deduktif. Perumusan induktif berdasarkan data pengamatan sedangkan perumusan
deduktif berdasarkan teori.
4. Definisi Variabel Secara Operasional
Mendefinisikan secara operasional suatu variable berarti menetapkan bagaimana
suatu variable itu diukur. Devinisi operasional suatu variable adalah definisi yang
menguraikan bagaimana mengukur suatu variable. Definisi ini harus menyatakan
tindakan apa yang akan dilakukan dan pengamatan apa yang dicatat dari suatu
eksperimen. Ketrampilan ini merupakan ketrampilan proses yang paling sulit
untuk dilatihkan karena itu harus sering di ulang-ulang. Contoh : peserta didik
melakukan percobaan
5. Eksperimen
Eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan terinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis.
Suatu eksperimen akan berhasil jika variable yang dimanipulasi dan jenis respon
yang diharapkan dinyatakan secara jelas dalam suatu hipotesis, juga penentuan
kondisi-kondisi yang akan dikontrol sudat tepat. Untuk keberhasilan eksperimen
ini maka setiap eksperimen harus dirancang terlebih dahulu kemudian diuji coba.
Melatihkan merencanakan eksperimen tidak harus dalam bentuk penelitian yang
rumit, tetapi cukup dilatihkan dengan menguji hipotesis-hipotesis yang
berhubungan dengan konsep-konsep di dalam kurikulum.

b. Keterampilan Proses dalam Pembelajaran sains


Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan
perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk
kreativitas. Dengan demikian, Pendekatan Keterampilan Proses adalah perlakuan
yang diterapkan dalam pembelajaran yang menekankan pada pembentukan
keterampilan memperoleh pengetahuan kemudian mengkomunikasikan
perolehannya. Keterampilan memperoleh pengetahuan dapat dengan
menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau kemampuan olah perbuatan
(fisik).
American Association for the Advancement of Science (1970)
menyebutkan bahwa Keterampilan proses dasar meliputi, observasi (pengamatan),
classifying (menggolongkan), communication (komunikasi), measuring
(pengukuran), inferensi (menyimpulkan), prediksi (meramalkan). Sedangkan
keterampilan proses terpadu meliputi pengontrolan variable, interpretasi data,
perumusan hipotesa, pendefinisian variabel secara operasional, merancang
eksperimen. Penilaian dalam keterampilan proses dilakukan selama proses
pembelajaran (penilaian proses) dengan menggunakan indikator dan kata
operasional:

1. Mengamati: melihat, mendengar, merasa, meraba, mambaur, mencicipi,


mengecap, menyimak, mengukur, membaca.
2. Menggolongkan (mengklasifikasikan): mencari persamaan, menyamakan,
membedakan, membandingkan, mengontraskan, mecari dasar
penggolongan.
3. Menafsirkan (menginterprestasikan): menaksir, memberi arti,
mengartikan, memposisikan, mencari hubungan, ruang-waktu,
menentukan pola, menarik kesimpulan, mengeneralisasikan.
4. Meramalkan (memprediksi): mengantisSainssi berdasarkan
kecenderungan, pola atau hubungan antar data atau informasi.
5. Menerapkan/menggunakan (informasi, kesimpulan, konsep, hukum, teori,
sikap, nilai atau keterampilan dalam situasi): menghitung, menentukan
variabel, mengendalikan variabel, menghubungkan konsep, merumuskan
konsep, pertanyaan penelitian, menyusun hipotesis, membuat modul.
6. Merencanakan penelitian: menentukan masalah/objek yang akan diteliti,
menentukan tujuan penelitian, menentukan ruang lingkup penelitian,
menentukan sumber data, menentukan alat, bahan, dan sumber
kepustakaan, menentukan cara penelitian.
7. Mengkomunikasikan: berdiskusi, mendeklamasikan, mendramakan,
merenungkan, meragakan, mengugkapkan, melaporkan (dalam bentuk
lisan, tulisan, gerak atau penampilan).

c. Perbedaan Keterampilan Proses Sains Dasar dan Keterampilan Proses


Sains Terpadu

Menurut Dahar (1986), keterampilan proses IPA terdiri dari mengamati


(observasi), menafsirkan (interpretasi), meramalkan, menggunakan alat dan
bahan, menerapkan konsep (aplikasi), merencanakan penelitian,
mengkonsumsikan dan mengajukan pertanyaan.
Brotherton dan Preece (1995), mengemukakan struktur hirarki
keterampilan proses yang terdiri dari dua bagian, yaitu keterampilan dasar yang
meliputi observasi, klasifi kasi, meramalkan, mencatat data, hubungan ruang dan
waktu, dan keterampilan terintegrasi yang meliputi interpretasi data, mengontrol
variabel, cara mendefinisikan, merumuskan hipotesis.
Menurut Barba (dalam Pudyo, 1999), Keterampilan Proses Sains (KPS) di
bedakan menjadi ketrampilan proses dasar dan ketrampilan proses terintegrasi.
Keterampilan proses dasar meliputi: observasi, klasifikasi, pengukuran,
komunikasi, menyimpulkan, prediksi, penggunaan hubungan tempat atau waktu,
penggunaan angka dan identifikasi variabel.
Sedangkan ketrampilan proses terintegrasi meliputi: penyusunan hipotesis,
pengontrolan variabel, investigasi, pendefinisian operasional dan eksperimen.
Keterampilan-keterampilan proses sains tersebut harus ditumbuhkan dalam diri
siswa sesuai dengan taraf perkembangan pemikirannya. Keterampilan-
keterampilan ini akan menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan
fakta dan konsep serta pertumbuhan dan perkembangan sikap.

no Keterampilan Proses Sains Dasar Keterampilan Proses Sains


Terintegrasi
1 Mengamati Mengidentifikasi variabel
2 Menggolongkan (mengklasifikasikan) Intepretasi data
3 Menafsirkan (menginterprestasikan) Hipotesis
4 Meramalkan (memprediksi) Definisi Variabel Secara
Operasional
5 Menerapkan/menggunakan eksperimen
6 Merencanakan penelitian
7 mengkomunikasikan

Kesimpulan

Keterampilan Proses Sains (KPS) di bedakan menjadi ketrampilan proses dasar


dan ketrampilan proses terintegrasi. Keterampilan proses dasar meliputi:
observasi, klasifikasi, pengukuran, komunikasi, menyimpulkan, prediksi,
penggunaan hubungan tempat atau waktu, penggunaan angka dan identifikasi
variabel.
Sedangkan ketrampilan proses terintegrasi meliputi: penyusunan hipotesis,
pengontrolan variabel, investigasi, pendefinisian operasional dan eksperimen.
Keterampilan-keterampilan proses sains tersebut harus ditumbuhkan dalam diri
siswa sesuai dengan taraf perkembangan pemikirannya. Keterampilan-
keterampilan ini akan menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan
fakta dan konsep serta pertumbuhan dan perkembangan sikap.

Daftar pustaka

Pudyo Susanto. (1999). Strategi Pembelajaran Biologi Di Sekolah Menengah.


Malang: Fakultas MIPA UNM.

Ratna Wilis Dahar dan Liliasari. 1986. Pengolahan Pengajaran Kimia. Jakarta :
Depdikbud UT.

Anda mungkin juga menyukai