OLEH
NPM : 1826010081.P
Dengan ini menyatakan bahwa skripsii ini merupakan hasil karya saya
pengetahuan saya dalam sripsi ni tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
di tulis atau di terbitkan oleh oran lain, kecuali yang secara terulis di acu dalam
Bengkulu, 2020
Yang membuat pernyataan
Oleh :
SINDI DWI PUTRI
NPM. 1826010081.P
Bengkulu, 2020
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
berbagai pihak, sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini
1. Drs. H.S Effendi,MS selaku Ketua Yayasan Tri Mandiri Sakti Bengkulu
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu yang telah memberikan dukungan dan
Bengkulu dan selaku pembimbing I yang telah penuh dengan keikhlasan dan
5. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha STIKES Tri Mandiri Sakti
proposal ini.
(Konversi) STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu yang tidak dapat disebutkan
satu persatu yang telah banyak memberikan motivasi serta dorongan untuk
skripsi ini.
Bengkulu, 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa kehamilan merupakan masa dimana ibu akan mengalami
perubahan fisik maupun psikis. Perubahan fisik yang terjadi bahkan
kadang memberikan ketidaknyamanan bagi ibu, salah satunya adalah nyeri
punggung bagian bawah. Nyeri punggung bawah pada wanita hamil terjadi
pada kehamilan trimester II dan III yang berkaitan dengan peningkatan
berat badan akibat pembesaran rahim dan peregangan dari otot penunjang,
karena hormon relaksan (hormon yang membuat otot relaksasi dan lemas)
yang dihasilkan (Triyana, 2013). Salah satu cara untuk mengurangi
ketidaknyamanan tersebut adalah dengan melakukan senam hamil. Senam
hamil merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada ibu hamil untuk
mempersiapkan dirinya baik fisik maupun mental, senam hamil dapat
meringankan nyeri punggung bawah yang dirasakan ibu hamil karena
didalam senam hamil terdapat gerakan yang dapat memperkuat otot
abdomen, membuat elastisitas otot dan ligamen yang ada di punggung dan
relaksasi, sehingga senam hamil dapat menurunkan nyeri punggung bagian
bawa (Yosefa, et all, 2013).
Prevalensi terjadinya nyeri tulang belakang pada ibu hamil terjadi
lebih dari 50% di Amerika Serikat, Kanada, Iceland, Turki, Korea dan
Israel. Sementara yang terjadi di negara non-Skandinavia seperti Amerika
bagian utara, Afrika, Timur Tengah, Norwegia, Hongkong maupun
Nigeria lebih tinggi prevalensinya yang berkisar antara 21% hingga 89,9%
(Anshari, 2010). Survey online yang dilaksanakan oleh University of
Ulster pada tahun 2014, dari 157 orang ibu hamil yang mengisi kuisioner,
70% pernah mengalami nyeri tulang belakang (Sinclair, et all, 2014).
Penelitian lainnya di Raja Mutiah Medical Collage and Hospital dari 172
ibu hamil, 104 (60,5%) mengalami nyeri tulang belakang (Kurup, et all,
2012).
Hasil dari penelitian pada ibu hamil diberbagai daerah di
Indonesia mencapai 60-80% ibu hamil mengalami back pain (nyeri
punggung) pada kehamilannya. Di Jawa Timur sekitar 65% dari seluruh
ibu hamil mengalami back pain (nyeri punggung) (Mafikasari dkk, 2015).
Nyeri punggung bawah merupakan nyeri puggung yang terjadi pada
area lumbosakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan meningkat
intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan karena nyeri ini
merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi wanita tersebut dan postur
tubuhya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh berat uterus yang
membesar. Nyeri punggung juga bisa disebabkan karena membungkuk
yang berlebihan, berjalan tanpa istirahat, angkat beban. Hal ini diperparah
apabila dilakukan dalam kondisi wanita hamil sedang lelah. Mekanika
tubuh yang tepat saat mengangkat beban sangat penting diterapkan untuk
menghindari peregangan otot tipe ini (Sinclair, 2014).
Keluhan nyeri punggung yang dialami ibu hamil tidak bisa dibiarkan
begitu saja, salah satu cara untuk menurunkan nyeri punggung bawah pada
ibu hamil dengan melakukan senam hamil. Senam hamil adalah suatu
bentuk latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot
dinding perut, ligamenligamen, serta otot dasar panggul yang berhubungan
dengan proses persalinan. Latihan ini berfungsi untuk memperkuat
stabilitas inti tubuh yang akan membantu memelihara kesehatan tulang
belakang. Mempunyai kekuatan tubuh yang baik dapat meningkatkan
keseimbangan dan kestabilan individu serata meminimalkan resiko trauma
tulang belakang ataupun jatuh pada saat hamil. Senam hamil dapat
meringankan keluhan nyeri punggung yang dirasakan oleh ibu hamil
karena di dalam senam hamil terdapat gerakan yang dapat memperkuat
otot abdomen (Yosefa, et all, 2013).
Peran ibu dalam mengikuti senam hamil sangat penting dilakukan
oleh ibu hamil setelah kehamilan mencapai usia 28 minggu. Mengikuti
senam hamil secara teratur dapat menjaga kesehatan tubuh dan dapat
meringankan nyeri punggung bawah yang dirasakan ibu hamil Selain
dapat meringankan rasa nyeri pada punggung bawah, manfaat senam
hamil jika secara rutin dilakukan dapat membantu menghindari
pertambahan berat badan yang berlebihan, membuat tidur lebih nyenyak,
memperkuat jantung dan paru, memperkuat sendi, mengencangkan otot,
meredakan nyeri dan sakit yang dirasakan pada saat kehamilan, meredakan
nyeri akibat pertambahan beban pada tulang belakang, serta dapat
meningkatkan kekuatan otot tubuh dalam menghadapi persalinan. Dampak
jika tidak dilakukan ialah membuat pertambahan berat badan yang
berlebihan, membuat tidur tidak nyenyak, punggung bawah akan sering
terasa nyeri (Yosefa, et all, 2013).
Senam hamil lebih efektif untuk ibu hamil yang mengalami nyeri
punggung dibanding olahraga ibu hamil yang lainnya seperti yoga hamil,
senam hamil dapat membantu dan mempersiapkan tubuh untuk melalui
proses persalinan, meningkatkan energi, mengatasi keluhan saat hamil,
membantu pola tidur yang lebih baik saat hamil, sedangkan yoga hamil
lebih difokuskan pada melancarkan sirkulasi darah, membantu
memperbaiki postur tubuh, melatih pernafasan dan membantu proses
persalinan menjadi lebih tenang, mudah, dan lancar.senam hamil sangat
mudah di jangkau biasanya diadakan di puskesmas atau posyandu-
posyandu desa setempat, sedangkan yoga hamil biasanya diadakan di
rumah sakit tertentu atau komunitas tertentu dengan anggota terbatas
bahkan privat. Selain senam hamil mudah di jangkau, senam hamil juga
biayanya lebih terjangkau dibanding yoga hamil (Wahyuni dan Prabowo,
2012).
Hasil penelitian yang dilakukan Yosefa, et, all, (2013) Hasil
penelitian menunjukan bahwa karakterisktik responden paling banyak
berusia 20-35 tahun (83,3%), multigravida (83,3%), berada pada trimester
3 (53,3%), ibu rumah tangga (90%), tingkat pendidikan menengah
(86,7%), pemberian senam hamil pada kelompok eksperimen menurunkan
intensitas nyeri punggung pada ibu hamil dengan selisih nilai rata-rata
intensitas nyeri sebesar 2,40 dan berdasarkan hasil uji wilcoxon
menunjukan signifikan dengan nilai p (0.000) < a (0,05). Pada kelompok
control terjadi penurunan intensitas nyeri namun tidak signifikan dengan
selisih rata-rata intensitas nyeri sebesar 0,47 dan berdasarkan hasil uji
wilcoxon menunjukan tidak signifikan dengan nilai p (0,001) < a (0,05).
Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata
intensitas nyeri punggung ibu hamil pada kelompok eksperimen dan
kelompok control sesudah diberikan senam hamil, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa senam hamil efektif terhadap penurunan nyeri
punggung pada ibu hamil.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti dengan
pengambilan data dari pencatatan ibu hamil di wilayah kerja Curup Timur
2020, hasil penelitian menunjukan bahwa 10 dari 10 ibu hamil trimester ke
3 mengalami nyeri punggung.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang hubungan senam hamil terhadap penurunan nyeri
punggung bawah pada ibu hamil trimrester III.
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah ada hubungan senam hamil terhadap penurunan nyeri
punggung bawah pada ibu hamil trimester ke III di Wilayah Kerja
Puskesmas Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
Mengetahui hubungan senam hamil terhadap penurunan nyeri
punggung bawah pada ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja
Puskesmas Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui distribusi frekuensi senam hamil pada ibu hamil
trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Curup Timur
Kabupaten Rejang Lebong.
b. Mengetahui distribusi nyeri punggung pada ibu hamil trimester
III di Wilayah Kerja Puskesmas Curup Timur Kabupaten Rejang
Lebong.
c. Mengetahui hubungan senam hamil dengan nyeri punggung
bawah pada ibu hamil trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas
Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi ibu hamil
Menambah informasi dan ilmu tentang hubungan senam hamil
terhadap intensitas nyeri punggung bawah pada ibu hamil trimester III
sehingga ibu hamil trimester III dapat mengatasi keluhan kehamilan
terutama nyeri punggung bawah dengan senam hamil untuk
meminimalisir efek samping yang tidak diinginkan.
2. Bagi Perawat
perawat dapat memanfaatkan penelitian ini untuk perencanaan dan
pengembangan pelayanan kesehatan dan upaya untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan khususnya dengan senam hamil untuk
mengurangi keluhan kehamilan pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Curup Timur Kabupaten Rejang Lebong.
3. Bagi institusi
Stikes Tri Mandiri Sakti (TMS) dapat menggunakan hasil penelitian
ini sebagai bahan masukan untuk menambah referensi dan kepustakaan
mengenai pengaruh senam hamil terhadap intensitas nyeri punggung
bawah pada ibu hamil trimester III.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat melakukan pengembangan penelitian
terutama bidang metode nonfarmakologis untuk mengurangi keluhan
kehamilan untuk meminimalisir efek samping yang tidak diinginkan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Konsep kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih
dari 300 hari (40 minggu) di hitung dari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi menjadi 3 trisemester, dimana trisemester pertama
berlansung 12 minggu, trisemester kedua 15 minggu (minggu ke-13
hingga ke-27), trisemester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-
40) (Prawirohardjo, 2014).
Kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologis antara lain
perubahan fisik, perubahan sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem
traktus urinarius, serta sirkulasi darah. Kehamilan umumnya
berkembang dengan normal, namun kadang tidak sesuai dengan yang
diharapkan, sulit diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama
kehamilan ataupun baik-baik saja (Prawirohardjo, 2014). Perubahan
terjadi kepada ibu hamil seperti perubahan hormon, bentuk tubuh,
maupun kondisi emosional wanita. Selain perubahan fisik, terjadi juga
perubahan psikologis, yang dipengaruhi oleh perubahan hormon.
Perubahan ini berinteraksi dengan faktor interna dan mempengaruhi
masa transisi wanita hamil ke masa menjadi ibu. Sering kali, seorang
wanita mengatakan betapa bahagia akan menjadi seorang ibu. Namun,
tidak jarang juga wanita yang merasa kawatir dengan kehamilannya,
kawatir akan kehilangan kecantikan atau kemungkinan bayinya tidak
normal (Harsono, 2013).
a. Perubahan Fisiologis
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem genetalia
wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat
menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormone
somatomamotropin, estrogen, dan progestron yang menyebabkan
perubahan pada bagian – bagian tubuh.
1) Uterus
Pada TM III itsmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri
dan berkembang menjadi segmen bawah rahim (SBR).
Tabel 1 Tinggi Fundus Uteri Kehamilan
16 minggu
Pertengahan simpisis pusat
24 minggu
Setinggi pusat
28 minggu
3 jari diatas pusat
(Manuaba, 2010)
2) Sistem Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan
sering kencing akan timbul. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis
ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi dari pada pelvis kiri akibat
pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon
rektosigmoid di sebelah kiri.
3) Sistem Respirasi
Pada minggu ke 32 karena usus-usus tertekan uterus yang
membesar kearah diafragma kurang keluar bergerak mengakibatkan
kebanyakan wanita hamil mengalami derajat kesulitan bernafas.
4) Kenaikan Berat Badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan BB
dari mulai awal kehamilan sampai akhir kehamilan 11-12 kg.
5) Sirkulasi Darah
Hemodilusi penambahan volume darah sekitar 25% dengan
puncak UK 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level
terendah pada umur 30-32 minggu karena setelah 34 minggu masa
RBC terus meningkat tapi volume plasma tidak. Peningkatan RBC
menyebabkan penyaluran oksigen pada wanita hamil lanjut sesak
nafas.
6) Sistem Muskuloskeletal
Sendi pelvis pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak,
perubahan tubuh secara bertahap dan peningkatan berat wanita hamil
menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah.
b. Perubahan Psikologis Trimester III
Kehamilan pada trimester ketiga sering disebut sebagai fase
penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini ibu hamil mulai
menyadari kehadirannya bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga dia
menjadi tidak sabar dengan kehadiran seorang bayi. Ibu hamil kembali
merasakan ketidaknyamanan fisik karena merasa canggung, merasa
dirinya tidak mesra lagi. Sehingga dukungan dari pasangan sangat
dibutuhkan. Peningkatan hasrat seksual pada trimester ke tiga menjadi
menurun karena abdomen yang semakin membesar menjadi halangan
dalam berhubungan (Sulistyawati, 2009).
Selain itu perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil trimester
ke III yaitu, timbul rasa ketidaknyamanan, merasa dirinya jelek, aneh, dan
tidak menarik, merasa tidak menyenangkan ketika bayi lahir tidak tepat
waktu, takut akan merasa sakit dan bahaya pada fisik yang timbul pada
saat melahirkan, khawatir akan keselamatanya, khawatir bayi akan
dilahirkan dalam kedaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan
perhatian dan kekhawatiran, merasa sedih akan terpisah dari bayinya,
merasa kehilangan perhatian, merasa mudah terluka (sensitif), libido
menurun (Sulistyawati, 2009).
c. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan Trimester III
Selama kunjungan antenatal, ibu mungkin mengeluhkan bahwa ia
mengalami ketidaknyamanan. Kebanyakan dari keluhan ini adalah
ketidaknyamanan yang normal dan merupakan bagian dari perubahan yang
terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan. menurut Sulistyawati (2009)
tanda- tanda bahaya yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Sakit kepala yang hebat
a) Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.
b) Sakit kepala yang menunjukkan masalah serius adalah sakit kepala
yang hebat yang menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.
c) Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-
eklampsi.
2.) Penglihatan kabur
a) Oleh karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat
berubah selama proses kehamilan.
b) Masalah visual yang mengindikasikan keadaan yang mengancam
jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya pandangan
yang kabur atau berbayang secara mendadak.
c) Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala
yang hebat dan mungkin merupakan gejala dari pre-eklampsi.
3) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
Hampir dari separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang
normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya
hilang setelah beristirahat dengan meninggikan kaki.
4) Keluar cairan pervagina
a) Harus dapat dibedakan antara urine dengan air ketuban.
b) Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan warna
putih keruh, berarti yang keluar adalah air ketuban.
c) Jika kehamilan belum cukup bulan, hati-hati akan adanya
persalinan preterm dan komplikasi infeksi intrapartum.
5) Gerakan janin tidak terasa
a) Kesejahteraan janin dapat diketahui dari keaktifan gerakannya.
b) Minimal adalah 10 kali dalam 24 jam.
c) Jika kurang dari itu, maka waspada akan adanya gangguan janin
dalam rahim, misalnya asfiksia janin sampai kematian janin.
6) Nyeri perut yang hebat
Pada kehamilan lanjut, jika ibu merasakan nyeri yang hebat, tidak
berhenti setelah beristirahat, disertai dengan tanda-tanda syok yang
membuat keadaan umum ibu makin lama makin memburuk, dan
disertai perdarahan yang tidak sesuai dengan beratnya syok, maka kita
harus waspada akan kemungkinan terjadinya solusio plasenta.
7) Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Trimester III
Kebutuhan fisik ibu hamil trimester ke III menurut Sulistyawati (2009)
1) Oksigen
Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil sehingga
akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan
berpengaruh pada bayi yang dikandung. Untuk mencegah hal tersebut
maka ibu hamil perlu latihan nafas melalui senam hamil, tidur dengan
bantal yang lebih tinggi, makan tidak terlalu banyak.
2) Nutrisi
Nutrisi sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh
kembang janin, pemeliharaan kesehatan ibu, dan persediaan laktasi.
Nutrisi yang harus dipenuhi pada kehamilan dengan usia >35 tahun
adalah kalori 300 kkal perhari, protein 100 gram perhari (tempe, tahu,
susu, ikan, daging dan unggas), asam folat 470 ug perhari (sayuran
hijau, hati, dan ayam), kalsium 1.200 mg perhari (susu, keju, ikan teri,
kacang kedelai, kacang), zat besi 30 mg perhari (hati, sumsum tulang,
telur, daging, ikan dan sayuran hijau tua)
3) Personal hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama
lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia) dengan cara
dibersihkan dengan air dan keringkan. Kebersihan gigi dan mulut,
perlu mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi
berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium. Rasa mual
selama masa hamil dapat mengakibatkan perburukan hygiene mulut
dan dapat menimbulkan karies gigi.
4) Pakaian
Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung
terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap
dipertimbangkan beberapa aspek kenyamanan dalam pakaian.
Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang kurang tepat akan
mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan yang akan mengganggu
fisik dan psikologis ibu.
5) Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil. Konstipasi
terjadi karena adanya pengaruh hormone progesterone yang
mempunyai efek rileks terhadap otot polos, salah satunya otot usus.
Selain itu desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan
bertambahnya konstipasi.
6) Hubungan seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak
ada riwayat penyakit seperti berikut ini :
a. Sering abortus dan kelahiran premature.
b. Perdarahan pervaginam.
c. Coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu
terakhir kehamilan.
d. Bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang karena
dapat menyebabkan infeksi janin intra uteri (Walyani,
2015).
7) Lingkungan yang bersih
Salah satu pendukung untuk keberlangsungan kehamilan yang
sehat dan nyaman adalah adanya lingkungan yang bersih, karena
kemungkinan terpapar kuman dan zat toksik yang berbahaya bagi ibu
dan janin akan terminimalisasi. Lingkungan yang bersih disini adalah
termasuk bebas dari polusi udara seperti asap rokok (Sulistyowati,
2009).
8) Senam hamil
Kegunaan senam hamil adalah melancarkan sirkulasi darah, nafsu
makan bertambah, pencernaan menjadi lebih baik, dan tidur menjadi
lebih nyenyak (Sulistyawati, 2009).
2. Konsep Dasar Nyeri Punggung
a. Pengertian Nyeri Punggung Bawah
Nyeri punggung bawah adalah nyeri didaerah punggung antara
sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang
ekor). Nyeri juga bisa menjalar kedaerah lain seperti punggung daerah
atas dan pangkal paha (Sinclair, 2014). Nyeri punggung bawah
merupakan salah satu gangguan muskulokeletal yang disebabkan oleh
aktifitas tubuh yang kurang baik. Nyeri punggung bawah merupakan
nyeri punggung yang terjadi pada area lumbosakral. Nyeri punggung
bawah biasanya akan meningkat intensitasnya seiring pertambahan
usia kehamilan karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat
grevitasi dan postur tubuhnya (Varney, 2012).
b. Faktor Penyebab Nyeri Punggung Bawah
Menurut Kurup, at all (2012) ada banyak faktor nyeri punggung
bawah pada ibu hamil bisa terjadi, diantaranya:
1) Bertambahnya berat badan
Akibat berat badan yang bertambah, maka beban tulang
belakang juga bertambah sehingga dapat menyebabkan nyeri
punggung bawah. Berat janin dan rahim yang bertambah juga
membuat tekanan pada pembuluh darah dan saraf di panggul dan
punggung.
2) Perubahan postur tubuh
Kehamilan membuat pusat gravitasi pada ibu hamil berubah
ke arah depan, seiring dengan perut yang semakin membuncit.
Hal ini menyebabkan postur tubuh berubah. Akibatnya adalah
nyeri atau ketegangan di punggung.
3) Aktivitas selama kehamilan
Banyak tugas rumah tangga seperti menyetrika atau
menyiapkan makanan yang dapat dilakukan dalam posisi duduk,
bukan berdiri tetapi dilakukan dengan berdiri dalam waktu yang
lama, termasuk jika ibu hamil harus mengangkat objek berat maka
terjadi tegangan pada otot panggul, semua gerakan berputar sambil
mengangkat.
4) Perubahan ukuran payudara
Menyebabkan payudara menjadi berat dan mengakibatkan
nyeri punggung bawah.
5) Perubahan hormon
Selama kehamilan, tubuh memproduksi hormon relaksin yang
memungkinkan ligamen di daerah panggul untuk bersantai dan
sendi manjadi lebih longgar. Hal ini merupakan persiapan proses
kelahiran. Hormon ini juga bisa menyebabkan ligamen yang
mendukung tulang belakang jadi lebih longgar, sehingga
menyebabkan ketidakstabilan dan munculnya rasa nyeri.
6) Stres
Kondisi emosional dapat menyebabkan ketegangan otot
punggung. Inilah yang kemudian dirasakan sebagai nyeri
punggung bawah. Bisa jadi saat ibu hamil stres, dia merasakan
peningkatan rasa sakit punggungnya.
c. Patofisiologi Nyeri Punggung Bawah
Nyeri punggung bawah yang sering terjadi kepada ibu hamil
disebabkan karena selama menjalani masa kehamilan sendi panggul
yang biasanya stabil akan mulai mengalami pengenduran. Terutama
memasuki bulan kelima kehamilan. Perut yang bertambah besar juga
akan membuat ibu hamil kehilangan keseimbangannya. Akibat dari
hal-hal tersebut, ibu hamil akan menarik punggung ke arah belakang
dan melengkungkan leher. Dari posisi tubuh yang semacam ini akan
menyebabkan punggung bagian bawah melengkung, sedangkan otot-
otot punggung akan tertarik sehingga timbullah rasa nyeri (Harsono,
2013).
Nyeri punggung bawah pada wanita hamil juga berkaitan dengan
peningkatan berat badan akibat pembesaran rahim dan peregangan dari
otot penunjang, karena hormon relaksin (hormon yang membuat otot
relaksasi dan lemas) yang dihasilkan (Triyana, 2013). Janin yang
tumbuh dapat menyebabkan masalah postur tubuh, dan mendekati
akhir masa kehamilan, posisi bayi dapat menekan saraf dan
menyebabkan nyeri punggung. Hormon yang dihasilkan saat hamil
juga dapat mempengaruhi punggung. Beberapa hormon kehamilan
menyebabkan ligamen yang berada di antara tulang pelvis (panggul)
melunak dan sendi melonggar sebagai persiapan untuk melahirkan.
Disebabkan struktur yang menunjang organ panggul menjadi lebih
fleksibel (Bull, 2007).
d. Penalaksanaan Nyeri Punggung Bawah
Penalaksanaan nyeri punggung bawah menurut Harsono (2013).
1) Melakukan senam hamil secara rutin.
2) Menjaga postur tubuh yang baik.
3) Menggunakan sepatu tumit rendah, sepatu tumit tinggi tidak stabil
dan memperberat masalah pada pusat gravitasi dan lordosis.
4) Menggunakan penyokong abdomen eksternal dianjurkan jika
masalah bertambah parah (contoh : korset maternitas atau
penyokong “Belly Band” yang elastis).
5) Melakukan kompres hangat (jangan terlalu panas) pada punggung
6) Melakukan pijatan/usapan pada punggung (message prenatal).
7) Untuk istirahat atau tidur :
a) Menggunakan kasur yang menyokong
b) Memposisikan badan dengan menggunakan bantal sebagai
pengganjal untuk meluruskan punggung serta meringankan
tarikan dan regangan.
e. Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri adalah gambaran keparahan nyeri yang dirasakan
oleh seseorang. Pengukuran intensitas nyeri bersifat subjektif dan
individual. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif dilakukan
dengan menggunakan respon fisiologi tubuh terhadap nyeri yang
dirasakan seseorang (Tamsuri, 2007).
Intensitas nyeri seseorang dapat diukur dengan menggunakan
skala nyeri Potter & Perri (2005) dalam Fauziah (2015), skala nyeri
tersebut adalah :
1. Visual Analog Scale (VAS)
Visual Analog Scale merupakan skala nyeri yang berbentuk
garis lurus yang mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan
pendeskripsi verbal pada setiap ujungnya. VAS adalah
pengukuran keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat
mengidentifikasi setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa
memilih satu kata atau satu angka.
Gambar 1 Visual Analog Scale (VAS)
(Potter & Perri, 2005 dalam Fauziah, 2015).
2. Numerical Rating Scale (NRS).
Suatu alat ukur yang meminta pasien untuk menilai rasa
nyerinya sesuai dengan level intensitas nyerinya pada skala
numeral dari 0 – 10 atau 0 – 100. Angka 0 berarti “no pain” dan 10
atau 100 berarti “severe pain” (nyeri hebat). NRS lebih digunakan
sebagai alat pendeskripsi kata. Skala paling efektif digunakan saat
mengkaji intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi terapeutik
(Potter & Perri, 2005 dalam Fauziah, 2015).
0 1 2 3 4
Tidak nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri
Tidak
Tertahankan.
Gambar 5
latihan otot kaki
2) Latihan pernafasan
a) Pernafasan perut
Tidurlah terlentang dengan satu bantal, kedua lutut
dibengkokkan dan dibuka kurang lebih 20cm. letakkan kedua
telapak tangan diatas perut disekitar pusat sebagai perangsang.
Keluarkan nafas dari mulut (tiup) sambil tangan menekan perut
kedalam. Tarik nafas dari hidung dengan mulut tertutup, perut
mengembang mendorong kedua tangan keatas. Perhatikan
bahwa gerakan pernafasan dilakukan dengan perut, (dada tidak
ikut kembang kempis).
Kegunaan: melemaskan dinding perut agar mudah diperiksa
oleh dokter atau bidan.
b) Pernafasan Iga
Tidur terlentang (seperti pada pernafasan perut), letakkan
kedua tangan pada posisi mengepal diiga sebagai perangsang.
Bernafaslah seperti pada pernafasan perut, dengan
pengecualian tangan menekan iga kedalam dan iga
mengembang mendorong kedua tangan kearah samping luar.
Kegunaan: mendapatkan oksigen sebanyak mungkin.
c) Pernafasan Dada
Tidur terlentang (seperti pada pernafasan perut), letakan kedua
tangan didada bagian atas. Keluarakan nafas dari mulut (tiup)
dengan tangan menekan dada kearah dalam. Tarik nafas dari
mulut dengan mulut terbuka, dada mengembang mendorong
kedua tangan ke atas.
Kegunaan : mengurangi rasa sakit saat persalinan.
d) Pernafasan Panting (Pendek-Pendek Dan Cepat)
Pernafasan ini menyurupai pernafasan dada, hanya saja irama
pernafasan lebih cepat dengan gerakan nafas dihentikan
separuhnya (bernafas tidak terlalu dalam, pendek-pendek).
Kegunaan : istirahat atau menghilangkan lelah sesudah
mengejan. Juga dilakukan saat itu sudah ingin merasa
mengejan sementara pembukaan belum lengkap supaya jalan
lahir tidak bengkak atau sobek. Semua gerakan latihan
pernafasan diatas sebaiknya dilakukan enam kali sehari, dipagi
hari sesudah bangun tidur dan malam hari sebelum tidur.
3) Latihan Otot Panggul
a) Tidur terlentang kedua lutut dibengkokkan
b) Letakkan kedua tangan disamping badan. Tundukkan kepala
dan kerutkan pantat kedalam hingga terangkat kekasur
c) Kempeskan perut hingga punggung menekan kasur. Rasakan
tonjolan tulang panggung bergerak kebelakang
d) Lemaskan kembali dan rasakan tonjolan tulang bergerak
kembali kedepan. Ulangi gerakan ini 15-30 kali sehari.
Kegunaan : mengembalikan posisi panggul yang berat
kedepan, mengurangi dan mencegah pegel-pegel, sakit
pinggang dan punggung serta nyeri dilipatan paha.
Gambar 6
latihan otot panggul
Gambar 7
latihan otot betis
5) Latihan Otot Pantat
a) Tidur terlentang tanpa bantal, kedua lutut dibengkokkan dan
agak direnggangkan.
b) Dekatkan tumit ke pantat dengan kedua tangan disamping
badan.
c) Kerutka pantat ke dalam sehingga lepas dari kasur, angkat
panggul keatas sejauh mungkin.
d) Turunkan perlahan (pantat masih berkerut), lepaskan kerutan,
dsb. Ulangi enam kali sehari.
Kegunaan : mencegah timbulnya wasir saat mengejan.
Gambar 8
latihan otot pantat
6) Latihan Anti Sungsang
a) Ambil posisi merangkak, kedua lengan sejajar bahu, kedua
lutut sejajar panggul dan agak direnggangkan.
b) Kepala di antara kedua tangan, tolehkan ke kiri atau ke kanan.
c) Letakkan siku diatas kasur, geser siku sejauh mungkin ke kiri
dan ke kanan hingga dada menyetuh kasur, lakukan sehari 2
kali selama 15 – 20 menit/kali.
Kegunaan : mempertahankan dan memperbaiki posisi janin agar
bagian kepala tetap dibawah.
Gambar 9
latihan anti sungsang
Untuk mengusahakan kepala janin agar masuk pintu atas panggul,
dapat dilakukan latihan sikap tubuh berdiri tegak dan jongkok
selama beberapa waktu, diharapkan tulang melekung sehingga
rahim tertekan. Sekat rongga tubuh menekan rahim sehingga
kepala janin dapat masuk pintu atas panggul. Dalam bentuk latihan
lain seperti membersihkan lantai sambil bergerak sehingga tahanan
sekat rongga tubuh dan tulang belakang menyebabkan masuknya
kepala janin kedalam pintu atas panggul (Manuaba dkk, 2010).
B. Kerangka Konseptual
Variabel Independen Variabel Dependen
Penurunan nyeri
Senam hamil
punggung
C. Definisi operasional
METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
dan waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Mei tahun 2020.
B. Desain Penelitian
1. Populasi
2. Sampel
sumber data.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang
ibu hamil.
1. Pengolahan Data
1) Editing
2) Coding
Mengaplikasikan jawaban-jawaban yang ada berdasarkan dalam
kode.
3) Tabulasi
4) Processing
kedalam computer.
5) Entry
kedalam computer.
6) Cleaning
a. Analisa Univariat
b. Analisis Bivariat
hubungan ini digunakan uji statistik chi square atau kai kuadrat.
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo. (2013). Konsep dan Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Ansari, Noureddin Nakhostin et al. Low Bck Pain During Pregnancy in Iranian
Women: Prevalence and Risk Factors. Teheran: informa Healt Care, 2010.
Bull, E., & Archard, G. 2005. Simple Guide : Nyeri Punggung. Jakarta: Erlangga.
Emelia, O., & Freitag, H. 2019. Tetap Bugar Dan Energik Selama Hamil.
Jakarta: Agroemedia Pustakaomen And Theier
Intveld, E., Cooper, S., & Kessel, G.(2010). The effect of aquatic
physiotherapy on low back pain in pregnant
woman.International Journal of Aquatic Research and
Education, No. 4, Hal.147-152.
Varney, H 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi IV. Jakarta. EGC