Latar Belakang
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sengaja atau tidak sengaja oleh setiap
individu, sehingga terjadi perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa berjalan
menjadi bisa berjalan, tidak bisa membaca menjadi bisa membaca dan sebagainya, sedangkan
Pembelajaran berarti kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik dan pendidik. Belajar
dimaksudkan agar terjadinya perubahan dalam pikiran dan karakter diri peserta didik. Tantangan
pendidik tidak hanya membekali keterampilan peserta didik saat ini, tetapi memastikan bahwa anak
didiknya sukses kelak di masa depan. Sukses artinya anak didik setelah belajar di sekolah dapat
terjun hidup di masyarakat. Untuk itu, pendidik harus membekali keterampilan kepada anak
didiknya sesuai dengan kebutuhan yang dapat mereka manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran di abad 21 ini memiliki perbedaan dengan pembelajaran di masa yang lalu.
Dahulu, pembelajaran dilakukan tanpa memperhatikan standar, sedangkan kini memerlukan standar
sebagai acuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui standar yang telah ditetapkan,
pendidik mempunyai pedoman yang pasti tentang apa yang diajarkan dan yang hendak dicapai.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah merubah gaya hidup manusia, baik dalam
bekerja, bersosialisasi, bermain maupun belajar. Memasuki abad 21 kemajuan teknologi tersebut
telah memasuki berbagai sendi kehidupan, tidak terkecuali dibidang pendidikan. Dosen dan
mahasiswa, pendidik dan peserta didik dituntut memiliki kemampuan belajar mengajar di abad 21
ini. Sejumlah tantangan dan peluang harus dihadapi peserta didik dan pendidik agar dapat bertahan
dalam abad pengetahuan di era informasi ini (Yana, 2013).
Pendidikan Nasional abad 21 bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu
masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan
setara dengan bangsa lain dalam dunia global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari
sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan
untuk mewujudkan cita-cita bangsanya (BSNP, 2010).
ISI
1. Critical thinking (Berpikir kritis) adalah melihat masalah dengan cara baru dan menghubungkan
pembelajaran lintas mata pelajaran dan disiplin ilmu. Pemikiran kristis sudah merupakan kebutuhan
peradaban maupun profesi di saat ini maupun dimasa yang datang sehingga pola pikir masyarakat
kita di masa depan juga dapat berubah menjadi lebih baik.
Dalam proses pembelajaran dapat kita latih dengan berbagai cara tergantung bagaimana pendidik
mendesain instruksionalnya. Misalkan, Guru menunjukkan 4 gambar benda yang mendukung
mereka untuk belajar, minta siswa untuk memilih salah satu gambar dan kemukakan alasannya
sedetail mungkin. Cara lain, dengan membuat soal yang jawabannya lebih dari satu jawaban yang
benar sehingga siswa terbiasa memberikan jawaban dari perspektif yang berbeda.
Hal ini secara tidak langsung akan membentuk pola pikir peserta didik untuk berpikir kristis dengan
memandang sebuah jawaban dari perspektif yang berbeda dan bukan seperti pendidikan kita selama
ini yang hanya diminta memilih satu jawaban yang benar, dimana pada akhirnya jika ada pendapat
orang lain yang berbeda dianggap kesalahan padahal setiap manusia memiliki persfektif yang
berbeda dalam melihat sesuatu hal.
Ada berbagai cara yang dapat kita lakukan untuk mendidik peserta didik kita berpikir kritis,
tergantung sejauh mana Guru untuk mengembangkan sesuai dengan materi ajarnya.
2. Communication (Komunikasi) dalam hal ini berkaitan dengan berbagi pemikiran, penyampaian
ide, pertanyaan, dan Solusi. Di zaman teknologi canggih saat ini membuat komunikasi jauh lebih
mudah, banyak cara yang dapat kita lakukan untuk berkomunikasi dengan orang lain tetapi kita juga
tidak boleh untuk mengesampingkan komunikasi secara langsung dengan tidak melibatkan
teknologi.
Komunikasi yang efektif merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran
karena tidak ada cara menyelesaikan masalah di kelas tanpa komunikasi yang efektif.
Untuk menerapkan hal dapat kita lakukan dengan lebih sering memberikan pertanyaan kepada
siswa, motivasi siswa untuk mampu menyampaikan pendapat atau opini yang ada dalam benaknya
melalui forum diskusi (kerja kelompok) ataupun presentasi. Jika ingin menggunakan teknologi,
pilihkan teknologi yang paling tepat dan nyaman untuk Guru dan siswa gunakan untuk diskusi seperi
Sli.do ataupun mentimeter.
A. Kesimpulan
Pembelajaran di abad 21 ini memiliki perbedaan dengan pembelajaran di masa
yang lalu. Untuk mengembangkan pembelajaran abad 21, pendidik harus memulai satu
langkah perubahan yaitu merubah pola pembelajaran tradisional yang berpusat pada
pendidik menjadi pola pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Daftar pustaka
https://www.kompasiana.com/poltakbutarbutar8687/5d3fc21a0d8230196b30d912/penerapan-4-c-
s-dalam-pembelajaran
https://www.academia.edu/41041939/MAKALAH_Pembelajaran_abad_21_kelompok2_
https://www.researchgate.net/publication/336875984_PENERAPAN_MEDIA_AJAR_DIGITAL_BERBAS
IS_4C_COMMUNICATION_COLLABORATION_CRITICAL_THINKING_AND_PROBLEM_SOLVING_DAN_C
REATIVITY_AND_INNOVATION_DALAM_MENGHADAPI_REVOLUSI_INDUSTRI_40_DI_KALANGAN_GU
RU_YAYASAN_
https://staias.ac.id/index.php/2019/10/09/ketrampilan-abad-21/