Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim..

Dengan menyebut nama Allah subhanahu wa ta’ala yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, tak lupa pula kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu,
baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu
yang telah ditentukan. Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun
dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala
hanya menuruti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami kemudian hari.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang
kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin
mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari makalah ini ( Nilai
Persatuan) sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Makassar, April 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................................1
Daftar Isi............................................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan........................................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................................ 3
BAB II Pembahasan........................................................................................................................... 4
2.1 Nilai Persatuan Dalam Pancasila.................................................................................... 4
2.2 Realita Persatuan Indonesia............................................................................................ 7
2.3 Masalah Nilai Persatuan................................................................................................. 8
2.4 Solusi Nilai Persatuan.................................................................................................... 10
BAB III Penutup............................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 11
3.2 Saran.............................................................................................................................. 11
Daftar Pustaka.................................................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Pancasila merupakan falsafah atau pandangan hidup, jiwa dan kepribadian serta tujuan hidup
bangsa Indonesia. pancasila juga merupakan suatu ideologi dan dasar negara Indonesia yang menjadi
landasan dari segala keputusan bangsa dan mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia. Dengan kata
lain, Pancasila adalah dasar dalam mengatur pemerintahan negara Indonesia yang mengutamakan
semua komponen di seluruh wilayah Indonesia.

Di dalam Pancasila terkandung banyak nilai di mana dari keseluruhan nilai terkandung lima
garis besar kehidupan berbangsa dan negara. Perjuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua
lepas dari nilai Pancasila. Sejak zaman penjajahan hingga sekarang, kita selalu menjunjung tinggi
nilai-nilai Pancasila tersebut. Saat ini, Indonesia hidup di dalam berbagai macam keberagaman, baik
itu suku, bangsa, budaya dan agama. Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan. Menjadikesatuan dan
bersatu di dalam persatuan yang kokoh di bawah naungan Pancasila dansemboyannya, Bhinneka
Tunggal Ika. Pancasila berisi 5 sila, yang mengatur keseluruhan negara. Salah satunya nilai pancasila
yang terkandung dalam sila ke-3 “Persatuan Indonesia”

Persatuan muncul dari tumbuhnya kesadaran untuk menentukan nasib sendiri karena tertindas
atau terjajah oleh kolonialisme dunia, hingga melahirkan semangat untuk mandiri dan bebas
menentukan masa depannya sendiri. Persatuan tersebut selanjutnya dapat dikatakan sebagai
“Nasionalisme”. Semangat persatuan yang terdapat di dalam sila ketiga pancasila harus kita jaga, kita
pupuk dan kita tanamkan pada generasi-generasi penerus bangsa agar keutuhan dan kedaulatan
terwujud. Karena masa depan suatu bangsa tergantung dari kiprah generasi-generasi penerusnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana arti nilai Persatuan dalam pancasila ?


2. Bagaimana realita nilai Persatuan dalam Pancasila ?
3. Bagaimana conoth kasus yang bertentangan dengan nilai persatuan ?
4. Bagaimana solusi terhadap kasusu mengenai nilai persatuan?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui arti nilai persatuan dalam pancasila


2. Mengetahui realita yang terjadi saat ini mengenai persatuan
3. Mengetahui salah satu kasusu yang bertentangan dengan nilai persatuan
4. Mengetahui solusi terhadap kasus nilai persatuan

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. NILAI PERSATUAN DALAM PANCASILA

Nilai Persatuan Indonesia mengandung arti ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk
membina Nasionalisme dalam negara. Nilai Persatuan Indonesia yang demikian ini merupakan suatu
proses untuk menuju terwujudnya Nasionalisme. Dengan modal dasar nilai persatuan, semua warga
Indonesia baik yang asli maupun keturunan asing dan dari macam-macam suku bangsa dapat menjalin
kerjasama yang erat dalam wujud gotongroyong, kebersamaan. Dalam nilai persatuan terkandung
adanya perbedaan-perbedaan yang biasa terjadi didalam kehidupan masyarakat dan bangsa , baik itu
perbedaan bahasa, kebudayaan, adat-istiadat, agama, maupun suku. Perbedaan-perbedaan itu jangan
dijadikan alasan untuk berselisih, tetapi justru menjadi daya tarik ke arah kerjasama, ke arah
resultante/sintesa yang lebih harmonis. Hal ini sesuai dengan semboyan “ Bhinneka Tunggal Ika”.
Untuk membangun kebersamaan sebagai wujud nilai Persatuan itu antar elemen yang terlibat
didalamnya, satu sama lain saling membutuhkan, saling ketergantungan, saling memberi yang pada
gilirannya dapat menciptakan kehidupan selaras,serasi dan seimbang.

Nilai-Nilai Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Sila ketiga Pancasila yaitu “Persatuan Indonesia”, yang terdiri atas dua kata yaitu
Persatuan dan Indonesia, jadi inti pokok sila ketiga kata persatuan yang terdiri dari akar kata satu +
per-/-an. Maka persatuan secara morfologi berarti suatu hasil dari perbuatan, jadi merupakan
nomina. Adapun nilai yang terkandung dalam sila Persatuan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan
keempat sila lainnya karena keseluruhan sila merupakan satu kesatuan yang bersifat sistematis. Sila
Persatuan Indonesia ini didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan
yang adil dan beradab serta mendasari dan dijiwai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea II disebutkan bahwa perjuangan pergerakan


kemerdekaan Indonesia telah sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa
mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Berdasarkan pernyataan yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945 tersebut, maka pengertian persatuan Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
merupakan faktor yang penting dan sangat menentukan keberhasilan perjuangan rakyat Indonesia,
karena persatuan merupakan suatu syarat yang mutlak untuk terwujud suatu negara dan bangsa dalam
mencapai tujuan bersama. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia peranan persatuan Indonesia
masih tetap memegang kunci pokok demi terwujudnya tujuan bangsa dan negara Indonesia. Oleh
karena itu pengertian Persatuan Indonesia sebagai hasil yaitu dalam wujud persatuan wilayah, bangsa
dan susunan negara, namun juga bersifat dinamis yaitu harus senantiasa diperlihara, dipupuk dan
dikembangkan.

Jadi, makna Persatuan Indonesia adalah bahwa sifat dan keadaan negara Indonesia, harus sesuai
dengan hakikat satu. Sifat dan keadaan negara Indonesia yang sesuai dengan hakikat satu berarti
mutlak tidak dapat dibagi, sehingga bangsa dan negara Indonesia yang menempati suatu wilayah
tertentu merupakan suatu negara yang berdiri sendiri memiliki sifat dan keadaannya sendiri yang
terpisah dari negara lain di dunia ini. Sehingga negara Indonesia merupakan suatu diri pribadi yang
memiliki ciri khas, sifat dan karakter sendiri yang berarti memiliki suatu kesatuan dan tidak terbagi-
bagi

Sila ini menjadi salah satu pengikat di antara warga negara Indonesia. Sebagai suatu negara yang
di dalamnya terdapat begitu banyak keragaman dalam hal suku, agama, ras, adat, wilayah, dan
sebagainya, sila ini menjadi angin segar yang dengan indahnya menjadikan persatuan sebagai suatu
dasar negara Indonesia. Di bawah ini merupakan uraian lebih lanjut mengenai nilai-nilai yang
terkandung dalam sila ketiga Pancasila:

1. Rasa Persatuan dan Kesatuan

Ratusan juta penduduk Indonesia merupakan jumlah yang sangat besar untuk disatukan.
Seringkali terdapat egoisme yang telah menjadi sifat dasar manusia yang menjadi penyebab terjadinya
perpecahan. Sila persatuan Indonesia mengajarkan kita untuk senantiasa menjadi pribadi yang
berlawanan dengan sifat egois tadi. Kita diminta (dan diwajibkan) senantiasa menempatkan rasa
kesatuan dan persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa di atas kepentingan diri maupun
kepentingan golongan.

2. Rela Berkorban Demi Bangsa dan Negara

Adanya persatuan di tengah rakyat Indonesia menjadikan kita lebih mampu untuk
memperjuangkan kepentingan negara ini. Dengan mendengar atau membaca sila ketiga ini, mungkin
kita langsung teringat akan perjuangan pada masa penjajahan yang bermodalkan persatuan di antara
rakyat Indonesia. Maka dari itu, sila ketiga mengajarkan kita kerelaan berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara Indonesia. Jangan tanya apa yang negara berikan untuk kita, tapi tanyakan pada
diri ini, apa yang dapat kau berikan pada negara?

3. Cinta Tanah Air

Persatuan Indonesia mengindikasikan bahwa persatuan yang menjadi kunci maju dan
sejahteranya Indonesia. Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa salah satu nilai dari sila ketiga ini adalah
cinta terhadap tanah air tumpah darah kita, Indonesia. Kecintaan terhadap tanah air akan menjadikan

5
kita senantiasa berusaha yang terbaik demi Indonesia. Kecintaan juga yang mengajarkan kita untuk
menjaga pertahanan dan keamanan negara agar kedaulatan negara tetap terjaga dari ancaman luar
negeri maupun dari ancaman dalam negeri.

4. Memajukan Pergaulan yang Ber-Bhinneka Tunggal Ika

Pada masa lalu, ketika masih terdapat banyak kerajaan yang menjalankan pemerintahan di
seantero wilayah Indonesia, pergaulan antar kerajaan ini masih terkotakkan. Kini, setelah Indonesia
merdeka dan menjadi bangsa yang satu, maka pergaulan di antara suku-suku maupun adat istiadat di
Indonesia dapat menjadi lebih maju dengan tetap mengutamakan persatuan dan kesatuan yang
bercirikan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda namun tetap satu jua.

5. Meliputi Nilai-Nilai pada Sila Keempat dan Kelima

Nilai-nilai yang terdapat pada sila ketiga merupakan penjabaran pokok dari sila pertama dan sila
kedua. Di sisi lain, nilai-nilai sila persatuan Indonesia nantinya akan menjadi dasar bagi sila keempat
dan sila kelima.

Untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa terdapat beberapa prinsip yang menjadi
pondasinya. Ada 5 prinsip penting, agar lebih jelas kita akan bahas satu persatu dari :

1. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika


Menjiwai  arti Bhinneka Tunggal Ika itu sendiri, yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu
jua”. Dengan beragam kebudayaan,ras, dan agama di Indonesia kita diwajibkan bersatu dalam satu
bangsa, yaitu bangsa Indonesia.

2. Prinsip Nasionalisme Indonesia


Merupakan rasa cinta dan kesetiaan terhadap bangsa Indonesia.  Nasionalisme merupakan sikap
politik dari masyarakat yang memiliki tujuan dan cita-cita yang sama. Namun hal tersebut tidak
membuat bangsa Indonesia merasa unggul dan menganggap rendah bangsa lain, karena itu dapat
menodai sila yang terkandung dalam Pancasila.

3. Prinsip Kebebasan yang Bertanggung Jawab


Maksudnya adalah setiap orang diberi hak untuk memenuhi kemauannya asal tidak menyalahi
Hak Asasi Manusia. Jika sampai melanggar dan merugikan orang lain, akan diberikan sanksi
berdasarkan perbuatannya.

4. Prinsip Wawasan Nusantara


Pengertian Wawasan Nusantara sendiri  berupa cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
tentang diri dan bentuk geografis berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wawasan Nusantara
dilaksanakan guna memenuhi tujuan nasional. Memiliki fungsi sebagai pedoman, motivasi, dan
rambu-rambu dalam menentukan keputusan untuk menyelenggarakan negara.

5. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Cita-cita Reformasi


Sebagai warga negara kita harus bisa mengisi kemerdekaan dengan baik. Caranya dengan
melakukan pembangunan dengan dilandasi rasa persatuan.

Sila Persatuan Indonesia, di dalamnya terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk
negara yang berupa suku, ras, kelompok, golongan, maupun kelompok agama. Oleh karena itu
perbedaan adalah merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen
yang membentuk negara. Konsekuensinya, negara adalah beraneka ragam tetapi satu, mengikatkan
diri dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhinneka Tunggal Ika. Perbedaan
bukannya untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu
sintesa yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan
tujuan bersama.

2.2. REALITA PERSATUAN INDONESIA

Seperti dijelaskan sebelumnya, Dalam sila Persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa
negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial. Negara adalah suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang
membentuk negara yang berupa, suku, ras, kelompok, golongan maupun kelompok agama. Oleh
karena itu perbedaan merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-
elemen yang membentuk negara. Konsekuensinya negara adalah beranekaragam tetapi satu,
mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang diliukiskan dalam Bhineka Tunggal Ika. Perbedaan
bukan untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa
yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan
bersama sebagai bangsa.

Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, indvidu, maupun golongan agama.
Mengatasi dalam arti memberikan wahana atas tercapainya harkat dan martabat seluruh warganya.
Negara memberikan kebebasan atas individu, golongan, suku, ras, maupun golongan agama untuk
merealisasikan seluruh potensinya dalam kehidupan bersama yang bersifat integral. Oleh karena itu
tujuan negara dirumuskan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah darahnya,

7
memajukan kesejahteraan umum (kesejahteraan seluruh warganya) mencerdaskan kehidupan
warganya serta dalam kaitannya dengan pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia untuk
mewujudkan suatu ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Rasanya sungguh ironis, saat melihat perpecahan antarsuku dan agama kembali terjadi di
bumi pertiwi. Padahal Indonesia punya Pancasila yang salah satu bunyinya adalah “Persatuan
indonesia”. Tidak hanya itu, kita juga punya semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Namun, tampaknya
sila dan semboyan tersebut hanya diucapkan dan dihafal, lalu lupa untuk dilakukan di dalam
kehidupan. Maukah kita selamanya seperti ini, terpecah belah dan saling berseteru? Bukankah lebih
indah dan lebih kuat bila kita mau bergandeng tangan? Faktanya, setiap orang diciptakan unik dan
berbeda satu sama lain. Kita tidak bisa memilih, ingin berambut keriting atau lurus, berkulit terang
atau gelap, dan menjadi bagian dari etnis apa. Semua sudah menjadi rencana Sang Pencipta. Tuhan
pasti punya alasan mengapa kalian memiliki ciri fisik dan tumbuh dalam adat istiadat yang berbeda-
beda. Jadi, masihkah kita memandang rendah atau membenci orang lain hanya karena mereka
diciptakan berbeda dari kita? Hati-hati dengan kebencianmu, karena berarti yang kamu benci adalah
Tuhan yang menciptakan, bukan manusia yang hanya ciptaan.

Realita yang terjadi di indonesia sekarang, banyak masyarakat yang kurang memahami
persatuan yang sebenarnya, mereka menganggap persatuan terjadi jika hanya dalam golongannya dan
menganggap golongannya lebih baik dari golongan lain, hal ini sering kita lihat dalam kehidupan
sehari-hari. Jadi, melihat realita yang kita seharusnya memahami apa persatuan Indonesia itu.

2.3. MASALAH NILAI PERSATUAN

Sila Persatuan Indonesia, menempatkan mansuia Indonesia pada persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Menempatkan kepentingan negara dan bangsa diatas kepentingan pribadi, berarti manusia indonesia
sanggup dan rela berkorbam untuk kepentingan negara dan bangsa, bila diperlukan. Sikap rela
berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa, maka dikembangkanlah rasa kebangsaan dan
bertanah air indonesia dalam rangka ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian
abadi dan keadilan sosial, serta persatuan dikembangkan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

Contoh penyimpangan terhadap persatuan :

 Menganggap suku sendiri lebih baik dari suku lain


Indonesia terdiri dari berbagai macam suku ras, semua suku tentu saja memiliki
keunikan dan kelebihan masing-masing. Membandingkan dan mengangap suku lain remeh
tentu saja merupakan salah satu pelanggaran dari sila ini karena semuanya memang
diciptakan berbeda untuk saling melengkapi.
 Perang antar suku
Seperti yang dilihat, makna dari sila ini adalah mempersatukan Indonesia. Jika terjadi
perang suku tentu saja Indonesia akan terpecah dan mungkin tidak menjadi utuh sehingga ini
bisa menjadi salah satu pelanggaran pancasila.
 Menjadi provokator etnis atau suku tertentu
Yang ketiga adalah ketika ada seseorang yang menjadi seorang provokator dari suku
atau etnis tertentu yang bisa memcicu adanya perang antar suku atau konflik panas.

Contoh kasus penyimpangan sila ketiga :

 OPM (Organisasi Papua Merdeka)

Organisasi Papua Merdeka ini sudah beridiri sejak tahun 1965 dan bahkan masih
berdiri sampai sekarang. Gerakan ini merupakan salah satu organisasi yang bersikeras untuk
memisahkan Papua Barat dari wilayah NKRI dan ingin merdeka sendiri karena merasa jika
daerah mereka tidak ada hubungannya dengan bangsa Indonesia. Ini termasuk pelanggaran
sila ketiga karena ingin berpisah dari Bangsa Indonesia.

 Papua yang Menuntut Keluar dari NKRI

Ketua Solidaritas Kemanusiaan untuk Papua, Frans Tomoki meminta agar Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertanggung jawab atas pelanggaran HAM di Papua. Jika
Pemerintahan SBY-Boediono ini tidak bertanggung jawab, maka ia mengancam akan keluar
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kami ingin Papua berdiri di atas kakinya sendiri untuk menantukan nasib rakyatnya.
Kalau pemerintah tidak memperhatikan kami, biarkan kami keluar dari NKRI,” kata Frans
saat jumpa pers di Kontras, Jakarta, Selasa (1/11). Menurutnya, para anggota militer yang ada
di Papua, hanya bisa membuat rakyat Papua menjadi tidak aman lantaran terlalu represif
dalam bertindak demi kepentingan PT Freeport Indonesia. Militer, kata dia, juga tidak
membawa kesejahteraan bagi rakyat di Bumi Cendrawasih. “Militer terlalu diskriminatif
untuk warga Papua. Seharusnya berlaku adil. Kami hanya ingin mandiri,” pintanya tegas. Dia
menjelaskan, Kapolsek Mulia Papua, Dominggus Awes, yang ditembak di bandara
merupakan jaringan Organisasi Papua Merdeka (OPM) gadungan yang dipelihara oleh militer.

“Itu OPM gadungan, yang memang sengaja dipelihara oleh militer untuk mengalihkan
isu, terkait meninggalnya buruh Freeport yang menuntut kenaikan gaji,” jelas dia. Dia
mengakui bahwa warga Papua mendapatkan perlakuan diskriminatif dari negeri ini. Padahal
Papua merupakan bagian dari NKRI. “Bagi Bangsa Papua, sudah jelas untuk menentukan
nasib. Bagi saya lebih baik Papua menentukan nasibnya sendiri.”

9
2.4 SOLUSI NILAI PERSATUAN

Solusi dari masalah mengenai persatuan yang ada di Indonesia diantaranya

 Menghargai perbedaan suku, agama, ras, dan kebudayaan Menghargai perbedaan suku,
agama, ras, dan kebudayaan yang beragam di Indonesia
 Memberikan pemahaman yang lebih terhadap persatuan yang sebenarnya
 Tidak menganggap golongannya lebih baik dari golongan lain
 Menjunjung tinggi nilai persatuan
 Masyarakat diberikan wawasan pengetahuan betapa pentingya kesatuan dan persatuan suatu
bangsa, agar tidak terjadi konflik maupun perpecahan suatu bangsa itu sendiri
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Sila Persatuan Indonesia ini didasari oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan
yang adil dan beradab serta mendasari dan dijiwai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam sila persatuan Indonesia terkandung nilai bahwa negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat
manusia yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara merupakan suatu persekutuan
hidup bersama di antara elemen-elemen yang membentuk negara yang berupa suku, ras, kelompok,
golongan maupun kelompok agama.

Telah kita ketahui bersama bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki banyak
ragam budaya yang berbeda-beda dari setiap suku daerah yang berbeda pula. Perbedaan itu sendiri
justru memberikan kontribusi yang cukup besar pada citra bangsa Indonesia. Kebudayaan dari tiap-
tiap suku daerah inilah yang menjadi penyokong dari terciptanya budaya nasional Indonesia. Identitas
budaya nasional kita saat ini memang belum jelas selain hanya bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional dan Pancasila sebagai filosofi atau pandangan hidup bangsa. Selain itu, perbedaan juga akan
menyulut terjadinya sebuah konflik jika para pelakunya tidak dapat mengendalikan emosi mereka
masing-masing. Lingkungan dan masyarakat sangatlah menentukan bagaimana sebuah kebudayaan
itu tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat itu sendiri.

Oleh karena itu perbedaan adalah merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri
khas elemem-elemen yang membentuk negara. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi
satu, mengikatkan diri dalam suatu persatuan yang dilukiskan dalam suatu seloka Bhinneka Tunggal
Ika.

3.2 SARAN
Kita sebagai masyarakat Indonesia harus bersatu dalam menjalankan keberlangsungan negara
kita, jangan sampai dengan adanya konflik mengenai persatuan membuat kita terpecah belah. Mari
kita tanamkan semboyan negara kita “Bhinneka Tunggal Ika”.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10911185/PERBUATAN_YANG_TAK_SESUAI_DENGAN_BUTIR_PANCASIL
A ( Diakses tanggal 03 april 2019)

https://guruppkn.com/contoh-kasus-pelanggaran-pancasila ( Diakses tanggal 03 april 2019)

https://www.kompasiana.com/asharisumarto/56b1d26d339773480e27617a/uraian-makna-sila-
ketiga-pancasila-persatuan-bangsa-lndonesia ( Diakses tanggal 03 april 2019)

https://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/2012/11/kandungan-pancasila-sila-iii-
persatuan.html ( Diakses tanggal 03 april 2019)

Anda mungkin juga menyukai