MODUL MATERNITAS II
HIPERTENSI PADA IBU HAMIL
Semester V Tahun Ajaran 2019/2020
Disusun Oleh :
Kelompok 4
PSIK A PSIK B
Mutiara Martin 11161040000010 Haniyah Ra'idah 11171040000047
Henny Herlina 11171040000006 Rahayu Ningsih 11171040000055
Mohamad Arief 11171040000009 Nissa Atqia 11171040000060
Ibrahim Ale
Ulfah 11171040000022 Peggy Riyanti 11171040000064
Nurcahyani Kurnia Sukma
Nanda Syifana 11171040000030 Sri Wahyuni 11171040000072
Tsal Tsa 11171040000041 Ni'ma Churia 11171040000083
Khoirunnisa Salma
Selama diskusi ini berlangsung, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi.
Namun, berkat kerjasama, semangat dan tidak lupa rahmat dari Allah Swt. pada
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 Definisi.....................................................................................................................6
2.2 Prevalensi, Morbiditas dan mortilitas......................................................................6
2.3 Etiologi.....................................................................................................................7
2.4 Manifestasi Klinis......................................................................................................8
2.5 Klasifikasi................................................................................................................12
2.6 Faktor Risiko Hipertensi pada Ibu Hamil.................................................................15
2.7 Patofisiologi............................................................................................................17
2.8 Komplikasi..............................................................................................................22
2.9 Pemeriksaan...........................................................................................................23
2.10 Penatalaksanaan..................................................................................................25
2.11 Pencegahan..........................................................................................................27
2.12 Asuhan Keperawatan Pada Hipertensi Dalam Kehamilan....................................28
BAB III PENUTUP..........................................................................................................34
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................34
3.2 Saran......................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................35
BAB 1
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Hipertensi adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas normal
yaitu tekanan darah ≥140/90 mmHg. Pengukuran tekanan darah sekurang-
kurangnya dilakukan 2kali selang 4jam. Kenaikan tekanan darah sistolik ≥
30 mmHg dan kenaikanbtekanan darah diastolik ≥15 mmH
1) Teori imunologis
Teori ini didasarkan pada lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi darah
yang merupakan rangsangan utama terjadinya proses peradangan atau
inflamasi. Pada kehamilan normal, pelepasan debris masih dalam batas
wajar, sehingga reaksi inflamasi juga masih dalam batas wajar, sedangkan
pada hipertensi kehamilan terjadi peningkatan reaksi inflamasi.
Disfungsi endotel pada ibu hamil dengan obesitas dapat terjadi karena
peningkatan resistensi insulin dan asam lemak tubuh yang akan
menstimulasi IL-6 (interleukin-6). Perubahan sel endotel kapiler
glomerulus, peningkatan permeabilitas kapiler, penurunan kadar Nitro
Oksida (NO), dan peningkatan endotelin serta faktor koagulasi dapat terjadi
sebagai dampak lain dari disfungsi endotel. Keadaan tersebut dapat
menimbulkan peningkatan tekanan darah selama kehamilan.
4). Teori genetik Berdasarkan teori ini, hipertensi pada kehamilan dapat
diturunkan pada anak perempuannya sehingga sering terjadi hipertensi
sebagai komplikasi kehamilannya. Kerentanan terhadap hipertensi
kehamilan bergantung pada sebuah gen resesif. Wanita yang memiliki gen
angiotensinogen varian T235 memperlihatkan insiden gangguan hipertensi
pada kehamilan lebih tinggi.
2.4 Manifestasi Klinis
Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyakit teoritis, sehingga
terdapat berbagai usulan mengenai pembagian kliniknya. Pembagian klinik
hipertensi dalam kehamilan adalah sebagai berikut (Manuaba,2014) :
a. Preeklampsi
b. Eklampsia
Eklampsia adalah terjadinya kejang pada seorang wanita dengan
preeklampsia yang tidak dapat disebabkan oleh hal lain. Kejang bersifat grand mal
atau tonik-klonik generalisata dan mungkin timbul sebelum, selama atau setelah
persalinan. Eklampsia paling sering terjadi pada trimester akhir dan menjadi
sering mendekati aterm. Pada umumnya kejang dimulai dari makin memburuknya
preeklampsia dan terjadinya gejala nyeri kepala daerah frontal, gangguan
penglihatan, mual, nyeri epigastrium dan hiperrefleksia. Konvulsi eklampsi dibagi
menjadi 4 tingkat, yaitu (Prawirohardjo, 2013)
3. Hipertensi gestasional
Hipertensi gestasional didapat pada wanita dengan tekanan darah
≥140/90 mmHg atau lebih untuk pertama kali selama kehamilan tetapi belum
mengalami proteinuria. Hipertensi gestasional disebut transien hipertensi apabila
tidak terjadi preeklampsi dan tekanan darah kembali normal dalam 12 minggu
postpartum. Dalam klasifikasi ini, diagnosis akhir bahwa yang bersangkutan tidak
mengalami preeklampsi hanya dapat dibuat saat postpartum. Namun perlu
diketahui bahwa wanita dengan hipertensi gestasional dapat memperlihatkan
tanda-tanda lain yang berkaitan dengan preeklampsi, misalnya nyeri kepala, nyeri
epigastrium atau trombositopenia yang akan mempengaruhi penatalaksanaan
(Cunningham G, 2013).
2.5 Klasifikasi
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan The National
High Blood Pressure Education Program Working Group on High Blood Pressure
in Pregnancy (NHBPEP) memberikan suatu klasifikasi untuk mendiagnosa jenis
hipertensi dalam kehamilan, (NHBPEP, 2000) yaitu :
6) Hipertensi gestaional, bila tekanan darah > 140/90 mmHg pada usia
kehamilan > 20 minggu tanpa riwayat hipertensi sebelumnya dan tanpa
disertai dengan proteinuria. (Cunningham, 2010)
7) Preeklampsia, bila disertai keadaan sebagai berikut:
a) Tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg
yang terjadi setelah umur kehamilan diatas 20 minggu tanpa
riwayat hipertensi sebelumnya
b) Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif
3+ atau 4+. Bila proteinuria negatif:
c) Oligouri, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24
jam/kurang dari 0,5 cc/kgBB/jam.
d) Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa
nyeri di epigastrium. Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran
kanan atas abdomen
e) Terdapat edema paru dan sianosis
f) Hemolisis mikroangiopatik
g) Trombositopeni (< 100.000 sel/mm3 atau penurunan trombosit
dengan cepat)
h) Gangguan fungsi hati.: peningkatan kadar alanin dan aspartate
aminotransferase.
i) Pertumbuhan janin terhambat Preeklampsia berat, bila disertai
keadaan sebagai berikut:
j) Tanda – tanda preeklampsia disertai tekanan darah sistolik ≥ 160
mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg pada 2 x pemeriksaan 6 jam
setelah pasien dalam keadaan istirahat.(Sibai, 2014)
8) Superimposed preeclampsia ( ≥1 kriteria dibawah ini)
a) Proteinuria onset baru pada wanita dengan hipertensi kurang
dari 20 minggu
b) Jika hipertensi dan proteinuria timbul < 20 minggu
Proteinuria meningkat tiba – tiba jika hipertensi dan
proteinuria timbul < 20 minggu
Hipertensi meningkat tiba – tiba pada wanita dengan
rewayat hipertensi terkontrol
Trombositopenia ( trombosit < 100.000 /mm3)
Peningkatan SGOT dan SGPT
1) Hemolisis, lactate dehydrogenase > 600 U/L, atau total bilirubin >
1.2 mg/dL
2) SGOT > 70 U/L (3) Trombosit 600 U/L (2) SGOT atau SGPT > 40
IU/L
3) Trombosit <100,000 /mm3
1) Teori genetik
2) Teori imunologis
3) Teori iskemia regio uteroplasenter
4) Teori radikal bebas
5) Teori trombosis
6) Teori diet
Teori genetik
Teori imunologis
Untuk benda asing hanya berasal dari pihak suami sehingga terdapat
beberapa kemungkinan terhadap hasil konsepsi:
2.8 Komplikasi
Hipertensi didiagnosa bila terdapat tekanan darah 140/90 mmHg diukur
dua kali selang 4 jam setelah penderita istirahat. Pada masa lalu, kriteria diagnose
hipertensi pada kehamilan juga bisa berupa peningkatan tekanan sistolik setinggi
30 mmHg atau diastolic 15 mmHg dari tekanan darah biasaya meskipun tekanan
absolutnya dibawah banyak 140/90 mmHg. Namun kriteria ini sekarang sudah
tidak direkomendasikan lagi karena terbukti bahwa banyak ibu hamil dalam
kriteria ini ternyata tidak mengalami gangguan pada kehamilan (Levine, 2000)
Namun ibu hamil dengan kriteria seperti ini tetap memerlukan observasi
yang lebih ketat. Terjadinya edema juga sudah tidak digunakan lagi sebagai
kriteria hipertensi karena terlalu banyak ditemukan pada kehamilann normal,
kecuali edema anakarsa
2) Perawatan persalinan
a) Tirah baring
b) Oksigen
c) Kateter menetap
d) Cairan intravena
e) Magnesium sulfat (MgSO4).
Obat ini diberikan dengan dosis 10 cc MgSO4 40% secara intravena loading
dose dalam 4-5 menit. Kemudian dilanjutkan dengan MgSO4 40% sebanyak 15 cc
dalam 500 cc ringer laktat (RL) selama 6 jam. Magnesium sulfat ini diberikan
dengan beberapa syarat, yaitu:
a. Antihipertensi
2.11 Pencegahan
Tujuan penanganan pada wanita yang kehamilannya berpenyulit
hipertensi kronis adalah memperkecil atau mencegah semua gangguan
hasil akhir ibu atau perinatal yang telah dijelaskan. Secara umum,
penatalaksanaan ditujukan untuk mencegah hipertensi sedang atau berat
serta mencegah timbulnya preeklamsia.
Modifikasi perilaku yang dianjurkan adalah:
1. Konsultasi gizi
2. Pengurangan merokok, alkohol, kokain, atau penyalahgunaan
zat lainnya.
3. Diakui bahwa wanita dengan hipertensi berat harus selalu
diterapi atas indikasi ibu, apa pun status kehamilannya. Hal ini
mencakup wanita hamil dengan riwayat penyulit, termasuk
cedera serebrovaskular, infark miokardium, dan disfungsi
jantung atau ginjal. Kami sependapat dengan filosofi yang
memulai pengobatan antihipertensi pada wanita dengan
tekanan diastolik 100 mm Hg atau lebih (Kenneth dkk. 2009).
Sebelum Hamil
1. Pastikan tensi terkendali
2. Perhatikan asupan garam
3. Olah raga teratur
4. Kurangi berat badan bila kegemukan
5. Bila sedang menjalani pengobatan untuk hipertensi, tanyakan pada
dokter adakah cara lain menurunkan tekanan darah
Saat Hamil
1. Bila Anda merasa memiliki tekanan darah tinggi dan sedang hamil,
biasanya pemeriksaan kehamilan diawali dengan pemeriksaan tekanan
darah, sampai saatnya proses persalinan.
2. Hindari alkohol dan tembakau.
3. Bicarakan dengan dokter tentang pengobatannya
(Sini, 2013).
2.12 Asuhan Keperawatan pada Hipertensi dalam Kehamilan
1. PENGKAJIAN
a. Pengumpulan Data
Data-data yang perlu dikaji adalah berupa
1) Identitas klien
2) Keluhan Utama:
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan
berupa seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata
dapat berkunang-kunang, pandangan mata kabur, proteinuria
(protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
3) Riwayat Penyakit Sekarang:
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya
akan diawali dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala
(tidak hilang dengan analgesik biasa ), diplopia, nyeri abdomen
atas (epigastrium), oliguria (<400 ml/ 24 jam)serta nokturia
dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan apakah klien menderita
diabetes, penyakit ginjal, rheumatoid arthritis, lupus atau
skleroderma, perlu ditanyakan juga mulai kapan keluhan itu
muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan
atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut
4) Riwayat Penyakit Dahulu:
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit
seperti kronis hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum hamil),
Obesitas, ansietas, angina, dispnea, ortopnea, hematuria,
nokturia dan sebagainya. Ibu beresiko dua kali lebih besar bila
hamil dari pasangan yang sebelumnya menjadi bapak dari satu
kehamilan yang menderita penyakit ini. Pasangan suami baru
mengembalikan resiko ibu sama seperti primigravida. Hal ini
diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor
predisposisi
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantung
hipertensi dalam kehamilannya. Ada hubungan genetik yang
telah diteliti. Riwayat keluarga ibu atau saudara perempuan
meningkatkan resiko empat sampai delapan kali
6) Riwayat Psikososial: Meliputi perasaan pasien terhadap
penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana
perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap
dirinya
7) Pengkajian Sistem Tubuh:
a) B1 (Breathing): Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis
aktifitas, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat
merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas
tambahan, sianosis
b) B2 (Blood): Gangguan fungsi kardiovaskular pada
dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload
jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat perubahan
hemodinamik, perubahan volume darah berupa
hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu waktu
trombin menjadi memanjang. Yang paling khas adalah
trombositopenia dan gangguan faktor pembekuan lain
seperti menurunnya kadar antitrombin III. Sirkulasi
meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung
coroner, episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah,
takhicardi, kadang bunyi jantung terdengar S2 pada dasar ,
S3 dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis,
jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular,
distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin.
c) B3 (Brain): Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh
darah otak akibat hipertensi. Kelainan radiologis otak
dapat diperlihatkan dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat
mengalami edema vasogenik dan hipoperfusi.
Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan adanya kelainan
EEG terutama setelah kejang yang dapat bertahan dalam
jangka waktu seminggu.Integritas ego meliputi cemas,
depresi, euphoria, mudah marah, otot muka tegang,
gelisah, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
Neurosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut ,
sakit kepala sub oksipital, kelemahan pada salah satu sisi
tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, pandangan kabur),
epitaksis, kenaikan terkanan pada pembuluh darah
cerebral
d) B4 (Bladder): Riwayat penyakit ginjal dan diabetes
mellitus, riwayat penggunaan obat diuretic juga perlu
dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat
peningkatan permeabilitas terhadap sebagian besar protein
dengan berat molekul tinggi. Sebagian besar penelitian
biopsy ginjal menunjukkan pembengkakan endotel kapiler
glomerulus yang disebut endoteliosis kapiler glomerulus.
Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer lobulus
hepar kemungkinan besar merupakan penyebab
meningkatnya kadar enzim hati dalam serum
e) B5 (Bowel): Makanan/cairan meliputi makanan yang
disukai terutama yang mengandung tinggi garam, protein,
tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan
berat badan, adanya edema.
f) B6 (Bone): Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang
timbul pada tungkai,sakit kepala sub oksipital berat, nyeri
abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan meliputi
gangguan cara berjalan, parestesia, hipotensi postural
2. DIAGNOSA
3.1 Kesimpulan
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai
dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi
sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi.
3.2 Saran
Dengan penulisan makalah ini, diharapkan bagi pembaca agar dapat
memahami tentang beberpa penyakit seperti Kanker prostat, Hidrokel, Vasektomi
varicocele, gangguan ejakulasi dan sirkumsisi. Serta mengetahui bagaimana
Asuhan Keperawatan pada Kasus-kasus tersebut.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca dan apabila ada
kekurangan, kami mohon saran dan kritik membangun sehingga dapat kami
tingkatkan dikemudian hari.