Berdasarkan ayat-ayat Al Quran tersebut, hanyalah jiwa yang tenang yang bisa
kembali kepada Allah, yaitu jiwa yang telah mencapai tingkatan tertinggi, sehingga
merasakan kenikmatan dalam ketaatan kepada Allah (Karzon, 2010).
B. Kesehatan jiwa menurut Islam
Aspek-aspek yang mendasari kesehatan jiwa adalah kecintaan kepada akhirat dan
ketaqwaan kepada Allah dan Rasul. Rasulullah bersabda bahwa umatnya di hari akhir
akan menderita penyakit hati yaitu cinta dunia dan takut mati. Segala macam penyakit
hati seperti kecemasan, depresi, waham, semuanya bersumber dari kecintaan kepada
dunia. Dunia sering digambarkan sebagai harta, tahta (kedudukan, gelar), dan wanita
(nafsu seksual). Ketiga macam godaan tersebut sering melalaikan manusia dan
menjerumuskan manusia ke dalam kehinaan dunia dan akhirat. Orang-orang yang
bertaqwa akan lebih mementingkan akhirat dari pada dunia, karena mereka memahami
bahwa mereka akan mendapatkan kebahagiaan yang berlipat ganda. Pada kenyataannya
sebagian besar orang yang mengalami kehancuran adalah mereka yang haus kekuasaan,
gelar, status, dan pujian dari orang banyak (AL-Ghazali, 2007). Sesungguhnya tujuan
hakiki manusia adalah kebahagiaan akhirat. Manusia, harta benda, kekayaan, gelar dan
ibadah kita hanyalah perantara untuk menuju Allah.
Jadi, berdasarkan kajian Al Quran dan hadist, kesehatan jiwa mengandung arti
kecenderungan jiwa kepada kebaikan yang mengarahkan kepada ketaatan kepada Allah,
kecintaan kepada akhirat, menyebabkan sifat rendah hati dan jauh dari kesombongan,
sehingga akan diraih ketenangan jiwa yang berbuah kebahagiaan dunia dan akhirat.