Anda di halaman 1dari 10

ESAI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KASUS HAK ASASI MANUSIA

Dosen: Nanang Kosim, S.I.P, S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh:
Tafa’ul Nizzayulfaidah
(11180950000087)

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


PROGRAM STUDI BIOLOGI 2C
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HDAYATULLAH
JAKARTA
2019
Karena acara debat pada hari Minggu tanggal 14 juli 2019 di acara Visi Indonesia di
Sentul International Convention Center (SICC), Bogor. Acara tersebut banyak menuai
banyak sindiran oleh seluruh masyarakat Indonesia baik dari koran, berita dalam televisi
bahkan berita oline juga menyangkut hal ini. Saya memilih berita ini karena banyak sekali
yang menuliskan berita yang berkaitan dengan ini dan adanya keterkaitannya dengan
pengabaian HAM oleh presiden baru kita. Dimana pemerintahan yang seharusnya
mengayomi masyarakatnya malah bertolak belakang dengan keadaan yang ada
sesungguhnya. Masyarakat yang hakikatnya menjadi pimpinan utama dalam sistem
demokrasipun berbanding terbalik dengan keadaan yang ada.

Sebenarnya HAM dikenal sebagai istilah hak-hak dasar manusia atau hal dan
kewajiban dasar manusia. Ketika kita jabarkan satu-persatu kata dari Hak Asasi Manusia.
Hak adalah kepentingan yang dilindungi oleh hukum. Sedangkan “hak asasi” adalah
kepentingn mendasar yang bersifat sangat mutlak yang harus dilindungi oleh hukum. Jadi
pada umumnya, HAM adalah sesuatu yang dimiliki secara secara mutlak oleh manusia
sebagai subjek hukum dan terhadap sesuatu yang menjadi haknya itu. Ia mempunyai
kebebasan yang dijamin oleh aturan hukum untuk melakukan sesuatu apapun tanpa
halangan dari pihak manapun. Oleh karena ia memiliki hak (HAM), maka dengan
sendirinya ia juga memiliki kebebasan dan kewenangan mutlak atas haknya tersebut untuk
melakukan satu perbuatan hukum tertentu, asalkan tidak melanggar hak (HAM) orang lain.
Orang lain justru berkewajiban untuk mengakui dan menghormati HAM yang dijalankan
oleh pemilik hukum HAM.

Berbicara pengabaian HAM oleh pemerintah, sebenarnya di Indonesia masih


banyak kasus-kasus yang muncul akhir ini sebagai akibat penyelewengan dari Hak
Kebebasan itu sendiri yaitu kasus pelanggaran hak terhadap anak, di antaranya kasus
penelantaran anak, bullying, pembunuhan, kejahatn seksual, dan lain sebagainya.
Seharusnya pemerintah juga harus memperhatiakan hal sekecil ini juga dimana banyak
korban penyelewengan dari Hak kebebasan tersebut masih membutuhkan pemerintah untuk
menyelamatkannya.
Bapak Ir. H. Joko Widodo ketika berpidato visi tidak hanya mengabaikan HAM
melainkan ada hukum, korupsi, dan isu lingkungan. Hal-hal yang telah diabaikan Bapak
Jokowi Widodo merupakan hal-hal yang sebenarnya masih sangat hangat-hangat isu nya
bahkan isu-isu tersebut dari tahun ke tahun selalu hadir di Indonesia. Selain banyak warga
negara Indonesia protes kepada Bapak Jokowi Widodo ada pemerintah yang menyangkut
hukum, korupsi, dan isu lingkungan mengomentari tindakan Bapak Jokowi Widodo saat
Pidato Visi Indonesia. Contohnya menurut Direktur Eksekutif Institute Criminal of Justice
Reform (ICJR) Anggara, untuk mendorong pembangunan ekonomi, perlu pembangunan
negara hukum demi kepastian berusaha di Indonesia. "Dalam konteks pidato presiden, ICJR
mengingatkan bahwa pembangunan negara hukum sekali lagi harus menjadi agenda
prioritas yang terutama bagi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf," katanya melalui keterangan
tertulis.

Pada saat malam tersebut Bapak Jokowi Widodo hanya menyampaikan visi dari isu
pembangunan infrastruktur, pembangunan sumber daya manusia, serta reformasi birokrasi.

Pada hari Senin tanggal 15 juli 2019 muncullah sebuah pernyataan dari Kepala Staf
Kepresidenan Moeldoko dimana bapak tersebut menegaskan masalah penegakan hukum,
pemberantasan korupsi, dan penyelesaian kasus HAM tak dibahas secara eksplisit oleh
Jokowi dalam pidatonya. Namun, bukan berarti ketiga hal tersebut akan dikesampingkan.
Jadi, jika kita berpikiran positif saja mungkin ketika Bapak Jokowi Widodo berpidato saat
Pidato Visi Indonesia bapak Jokowi merasa gugup sehingga bapak melupakan hukum,
korupsi dan isu lingkungan tersebut sehingga Bapak Jokowi Widodo hanya mampu
menyampaikan pidato saat itu. Bisa jadi, sebenarnya banyak visi yang ingin Bapak Jokowi
Widodo ungkapkan di depan public tersebut sampai ungkapan tersebut yang ingin di
sampaikan karena Bapak Jokowi Widodo tidak mampu berdiri lebih lama dan
memperpanjang pidatonya sehingga bapak Jokowi akan mempersampingkan visi tersebut
tetapi akan tetap menjalankannya pada kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai