Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

BALANCE OF PAYMENT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Era globalisasi saat ini, setiap negara pasti ingin menjadi suatu negara yang memiliki
tingkat keuangan yang tinggi. Untuk memajukan tingkat keuangan negara, pemerintahannya
pasti membutuhkan informasi- informasi yang dapat menunjang hal itu. Informasi-informasi
tersebut seperti tentang posisi keuangan Negara tersebut sampai kegiatan-kegiatan ekonomi
yang menghubungkan antar Negara. Oleh karena itu, sangat diperlukan informasi- informasi
tersebut, maka setiap pemerintah di suatu Negara membuat suatu Ikhtisar yang memuat banyak
informasi keuangan yang disebut dengan Neraca Pembayaran.
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu
"bisanya satu tahun”. Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa,
hibah dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial.
tujuan utama neraca pembayararan yaitu untuk memberikan informasi kepada pemerintah
tentang posisi keuangan, khususnya yang terkait dengan hasil praktek hubungan ekonomi
dengan negara lain. Neraca pembayaran juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan
bidang moneter, fisikal, perdagangan, dan pembayaran internasional.

1.2 Maksud Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah selain membuka batasan
kita tentang bagaimana dan apa fungsi neraca pembayaran itu.

1.3 Rumusan Masalah


a. Apa itu neraca pembayaran atau Balance of Payment?
b. Bagaimana struktur dan posisi Balance of Payment?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Neraca Pembayaran atau Balance of Payment


Menurut Hamdy Hady, definisi balance of payment atau neraca pembayaran adalah suatu
catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi
perdagangan barang/ jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk suatu negara dengan
penduduk luar negeri untuk suatu periode waktu tertentu biasanya satu tahun.

BOP merupakan suatu catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi
yaitu “double-entry” jadi setiap transaksi internasional yang terjadi akan tercatat dua kali, yaitu
sebagai transaksi kredit dan transaksi debit. Dengan menggunakan sistem double-entry book
keeping maka BOP secara keseleruhan akan selalu dalam posisi balance, tetapi dapat memiliki
cadangan devisa yang positif atau negatif. ada tiga pokok dari kategori pembayaran, yaitu :
a. Current account (Neraca berjalan), yang mencatat transaksi impor dan ekspor barang dan
jasa. Pada current account, ekspor dicatat sebagai kredit karena menghasilkan devisa bagi
negara. Sedangkan impor dicatat sebagai debit karena “menghilangkan”/mengeluarkan
devisa dari negara. Selain ekspor dan impor, transaksi lain yang termasuk dalam current
account adalah pembayaran faktor (factor payment) dan unilateral transfers.
b. Capital Account (neraca modal), yang meliputi terutama permohonan utang dan transfer
barang dan aset keuangan dengan migran saat mereka memasuki atau meninggalkan negara
tsb. Capital account mencatat transfer modal yang offset transaksi yang dilakukan, tanpa
pertukaran, aset tetap atau dalam pembiayaan mereka (seperti bantuan pembangunan)
c. Financial account (Neraca Keuangan), yang mencatat transaksi aset finansial, transfer
pembayaran, piutang maupun utang internasional. Ini mencakup pencatatan akan FDI
(foreign direct investment atau Penanaman Modal Asing/PMA), pembayaran dividen,
cicilan hutang, bunga atau utang, pembelian surat berharga, saham, dan lain sebagainya.
Financial account mengukur devisa masuk dan keluar seperti pada current account, dimana
transaksi yang menghasilkan devisa dicatat sebagai kredit (capital inflow). Sebaliknya,
transaksi yang mengakibatkan devisa keluar dari suatu negara dicatat sebagai debit (capital
outflow).
2.2 Transaksi Kredit dan Debit
1. Transaksi kredit, yaitu transaksi yang mengakibatkan timbul dan bertambahnya hak
bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran internasional tersebut untuk
menerima pembayaran dari negara lain.
2. Transaksi debit, yaitu transaksi yang mengakibatkan timbul dan bertambahnya
kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran tersebut untuk
mengadakan pembayaran kepada penduduk negara lain.

Berdasarkan konvensi yang biasanya digunakan dalam sistem double-entry book keeping,
Catatan yang tercatat dalam Balance of Payment terdiri dari :
a. Credit Entries (Transaksi Kredit) diantaranya:
 Export of good and services (ekspor barang dan jasa).
 Income receivable (penerimaan dari hasil investasi).
 Offset to real or financial resources received (transfers).
 Increases in liabilities (kenaikan kewajiban).
 Decrease in financial assets (penurunan kekayaan).
b. Debit Entries (Transaksi Debit) yaitu:
 Import of good and services (impor barang dan jasa)
 Income payable (pembayaran atas hasil investasi)
 Offset of real financial recourse provide (tranfer)
 Decrease in liabilities (penurunan kewajiban)
 Increase in financial assets ( kenaikan kekayaan)

Tiap-tiap kredit entry (bertanda positif) harus diseimbangkan (balanced) dengan debit entry
(bertanda negatif) yang sama. Kedua entries tersebut dikombinasikan untuk menghasilkan
laporan sumber-sumber dan penggunaan modal nasional (dari mana kita memperoleh dana-
dana/daya beli, dan bagaimana kita mengunakannya). Jadi, total kredit dan debit dari neraca
pembayaran suatu negara akan sama secara agregat. namun, dari komponen-komponen neraca
pembayaran, mungkin terdapat surplus dan defisit.

Misalnya, sebuah perusahaan Indonesia mengekspor barang dengan kredit tiga bulan
senilai $ 1.000. Karena ekspor tersebut dilakukan dengan kredit tiga bulan, maka pembayaran
yang belum diterima tersebut dianggap sebagai suatu arus modal keluar untuk jangka waktu
pendek (a short term capital outflow) senilai $ 1.000.
Dengan demikian, transaksi internasional diatas akan tercatat sebagai berikut:
Transaksi Kredit (+) Debit (-)
Ekspor barang $ 1.000
Modal keluar jangka pendek $ 1.000
Overall balance $ 1.000 $ 1.000

Dengan system double-entry book keeping ,maka BOP secara Overall balance akan selalu
dalam posisi balance, tetapi dapat memiliki cadagan devisa positif atau negatif.

2.3 Transaksi berdasarkan sifat


1. Transaksi otonom, adalah transaksi yang timbul atas inisiatif pihak tertentu dan bukan
sebagai reaksi atau adanya akibat transaksi lain yang tercatat pada current account dan
long term capital account. Misal: ekspor dan impor barang atau modal dalam jangka
panjang untuk mencari keuntungan.
2. Transaksi kompensasi, timbul akibat kompensasi dari adanya transaksi lain. Misal
pemasukan modal jangka pendek dan impor/ekspor emas.

2.4 Dasar Waktu Pencatatan Transaksi Perdagangan


Dasar waktu pencatatan transaksi perdagangan dalam neraca pembayaran internasional.
Semua transakasi jual beli barang dan juga transaksi penunaian jasa terdiri dari tiga fase, yaitu:
1. Fase terjadinya perjanjian atau the transaction time basis.
Disini ekspor dan impor dianggap terjadi bukan saat pembayarannya, melainkan
pada saat perjanjian ditanda tangani. Dengan digunakannya cara ini, kelemahan yang
timbul sebagai akibat penggunaaan kredit dalam transaksi ekspor atau impor dapat kita
hindarkan. Akan tetapi kesulitan yang sama beratnya akan timbul, kalau terjadi suatu
kontak jual beli yang meliputi jangka waktu sampai beberapa tahun.
Pada neraca pembayaran internasional untuk periode dimana kontrak tersebut
ditanda tangani, besarnya nilai ekspor atau impor akan jauh lebih besar dibandingkan
jumlah yang sungguh-sungguh diekspor atau diimpor pada tahun tersebut. Sebaliknya
pada neraca pembayaran internasional tahun-tahun berikutnya , ekspor atau impor
barang tersebut tidak kita jumpai angka-angkanya, meskipun pada tahun-tahun
tersebut kita benar-benar mengekspor atau mengimpor barang tersebut.

2. Dasar waktu penyerahan atau the movement time basis.


Dalam metode ini transaksi ekspor dianggap terjadi pada saat barang
meninggalkan daerah pabean Negara pengekspor, sedangkan transaksi impor
dianggap terjadi pada saat barang memasuki daerah pabean Negara pengimpor.
Ditinjau dari segi pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi serta sebagian dari
pengaruhnya terhadap tingkat employement dan tingkat harga, time basis semacam
ini lebih tepat dipergunakan bila dibandingkan dengan kedua macam time basis diatas.
Akan tetapi disamping kebaikan-kebaikan tersebut, movement basis ini
mempuenyai kelemahan berupa tidak mempunyai movement basis untuk
mencerminkan perubahan-perubahan posisi financial luar negeri yang diakibatkan
oleh transaksi-transaksi ekspor dan transaksi-transaksi impor tersebut.

3. Dasar waktu pembayaran atau the payment time basis yang biasa disebut the cash
basis.
Disini transaksi dianggap pada saat diadakan pembayaran. Bagi Negara yang
menggunakan exchange control cara seperti ini merupakan cara yang paling mudah
dalam menggunakannya, oleh karena itu dalam penggunaan exchange control semua
pengeluaran serta penerimaan alat-alat pembayaran luar negeri harus seizing
pemerintah.akan tetapi cara ini dapat meneyebabkan neraca pembayaran yang kita
susun memberikan gambaran yang menyesatkan.
Misalnya saja, apabila Negara kita mengimpor suatu barang dari luar negeri
dengan menggunakan kredit jangka panjang. Kalau kita menyusun neraca
pembayaran internasional menggunakan payment basis maka transaksi impor tersebut
tidak akan kita temukan dalam neraca pembayaran internasional untuk periode dimana
transaksi tersebut sebenarnya terjadi. Sedangkan pada tahun pembayarannya, dimana
pemasukan barang-barang termaksud sebenarnya sudah tidak ada lagi, baru disitu kita
temukan pencatatannya dalam neraca pembayaran.

2.5 Kegunaan Balance of Payment


1. Membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara penduduk
dalam negari dan penduduk luar negeri.
2. Mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional suatu negara.
3. Mengetahui mitra usaha suatu negara dalam hubungan ekonomi internasional
4. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
5. Indikator yang akan dipertimbangkan oleh negara donor untuk memberikan bantuan
keuangan.
6. Indokator fundamental ekonomi selain tingkat inflasi, pertumbuhan GNP dan
sebagainya.
2.6 Pos-Pos Dasar Neraca Pembayaran
Pengelompokkan dalam pos-pos dasar neraca pembayaran yang banyak dijumpai dalam
bidang ekonomi internasional, yaitu
1 Transaksi Dagang (Trade)
Pos transaksi dagang mencatat seluruh ekspor dan impor barang dan jasa. Impor
barang dan jasa dicatat di sebelah debet, sedangkan ekspor barang dan jasa dicatat di
sebelah kredit. Apabila pos ini meliputi barang-barang yang berwujud atau nyata
disebut sebagai transaksi dagang nyata (visible trade transaction), sebaliknya jika
meliputi barang-barang yang tidak nyata atau transaksi jasa (invisible trade transaction).
Contohnya ekspor kopi Indonesia ke luar negeri dijumpai dalam pos transaksi
dagang yang nyata pada sebelah kredit neraca pembayaran Indonesia. Sebaliknya
apabila orang Malaysia yang menaiki pesawat Garuda Indonesia Airways dari Kuala
Lumpur ke Jakarta, pos transaksinya termasuk dalam transaksi jasa di sebelah kredit.
Dalam pos transaksi jasa (invisible trade transaction) termasuk juga biaya-biaya
transport lainnya dan semua pengeluaran turis asing. Transaksi jasa lainnya ialah
langganan publikasi-publikasi luar negeri, sewa tanah, dan sewa bangunan. Impor
ekspor emas sebagai barang dagangan yang biasanya dipergunakan untuk bahan
pembuatan perhiasan dimasukkan ke dalam pos transaksi dagang yang nyata, sebaliknya
impor ekspor emas dalam arti moneter atau berfungsi sebagai uang tidak akan
dimasukkan ke dalam pos transaksi dagang yang nyata, tetapi akan dimasukkan ke
dalam pos tersendiri. Dalam pos transaksi dagang nyata (visible trade transaction)
termasuk pula pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang belum termasuk dalam pos-
pos lainnya, seperti gaji pegawai asing di luar negeri.

2. Pos Pendapatan Modal (income on investmen)


Pos pendapatan modal (income on investment) adalah semua transaksi penerimaan
hasil modal penduduk yang ditanam di luar negeri mereka, dan penerimaan pendapatan
oleh penduduk negara lain yang menanam modalnya di dalam negeri kita. Umumnya
berbentuk keuntungan deviden dan bunga. Keuntungan, dividen dan bunga yang
diterima dari hasil penanaman modal di luar negeri dalam neraca pembayaran akan
terlihat pada transaksi kredit, dalam pos pendapatan modal. Sebaliknya, keuntungan,
deviden dan bunga yang dikirim ke luar negeri, sebagai hasil dari penanaman modal di
dalam negeri kita, akan ditemui dalam transaksi debet pada pos pendapatan modal.
3. Pos Transaksi-transaksi Unilateral (unilateral transaction)
a. Transaksi unilateral (unilateral transaction), antara lain termasuk di dalamnya hadiah
(gift), bantuan (aids), dan transfer unilateral (unilateral transfer).
b. Transaksi hadiah berbeda dengan transaksi lain. Transaksi ini tidak mengakibatkan
timbulnya kewajiban bagi si penerima untuk membayar harga hadiah yang telah
diterima tersebut. Begitu juga bagi si pemberi hadiah, transaksi penyerahan barang tidak
menimbulkan hak baginya untuk menerima pembayaran. Transaksi yang tidak
menimbulkan hak dan kewajiban ini disebut sebagai transaksi unilateral (unilateral
transaction), atau sering pula disebut sebagai transaksi sepihak (one way transaction),
atau “transaksi tanpa quit pro quo”, dimana suatu prestasi tidak diimbangi dengan
prestasi balasan.
c. Bantuan (aids) yang sering kita jumpai dalam pemberitaan media massa, seperti bantuan
makanan dan obat-obatan ke negara-negara tertentu yang sedang dilanda bencana alam
juga termasuk transaksi sepihak.
d. Pos transaksi transfer unilateral adalah pos pengimbang dari transaksi unilateral atau
transaksi sepihak. Untuk mengimbangi transaksi sepeihak debet atau kredit, maka pos
transfer akan menjadi debet dan kredit.

4. Pos Penanaman Modal Langsung (direct investment).


Yang tergolong dalam pos penanaman modal langsung (direct investment), ialah
seluruh transaksi yang berhubungan dengan jual beli saham atau perusahaan antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain, termasuk dalam hal ini adalah
penanaman modal langsung oleh penduduk suatu negara seperti mendirikan perusahan
baru di negara lain. Bila terjadi pembelian saham atau pembelian perusahaan oleh
penduduk suatu negara dari penduduk negara lain, maka pos penanaman modal
langsung akan di debet. Sebaliknya akan di kredit jika terjadi penjualan saham kepada
penduduk negara lain atau ada penduduk negara lain yang mendirikaan perusahaan di
dalam negeri.

5. Pos Hutang Piutang Jangka Panjang (longterm loan)


Pos hutang piutang jangka panjang (long term loan), meliputi kredit yang jangkanya
lebih dari satu tahun. Termasuk juga di dalamnya jual beli surat obligasi antara
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain. Penjualan obligasi oleh penduduk
Indonesia kepada penduduk negara lain, akan terlihat dalam pos hutang piutang jangka
panjang dalam neraca pembayaran Indonesia di sebelah kredit, sebaliknya akan terlihat
di debet pos hutang piutang jangka panjang apabila penduduk Indonesia membeli
obligasi dari penduduk negara lain. Pos hutang piutang jangka panjang ini dipisahkan
menjadi dua bagian:
a. Pos hutang piutang jangka panjang pemerintah (official long term loan)
b. Pos hutang piutang jangka panjang swasta (private long term loan)

6. Pos Hutang Piutang Jangka Pendek (short-term loan)


Hutang piutang jangka pendek (short term loan) merupakan kredit yang jangka
waktunya tidak lebih dari satu tahun. Umumnya terdiri dari penarikan dan pembayaran
surat-surat wesel. Hal-hal lainnya sama dengan pos hutang piutang jangka panjang. Pos
hutang piutang jangka pendek sering diusahakan menjadi:
a. Pos hutang piutang jangka pendek pemerintah (official short term loan)
b. Pos hutang piutang jangka pendek swasta (private short term loan)

7. Pos Sektor Moneter (current account)


Pos sektor moneter (monetary sector) atau biasa disebut lalu-lintas moneter
(Monetary Acomodating) pada dasarnya adalah transaksi-transaksi pembayaran.
Pembayaran itu meliputi pembayaran-pembayaran terhadap transaksi-transaksi yang
tercatat dalam rekening berjalan (current account), seperti transaksi-transaksi
perdagangan, pendapatan modal dan transfer unilateral. Di samping itu termasuk pula
transaksi-transaksi penanaman modal langsung (investment account), seperti hutang
piutang jangka panjang dan hutang piutang jangka pendek bukan moneter.
Jika pengeluaran current account dan investment account lebih besar dari
penerimaan pada current account dan investment account, maka akan terdapat suatu
perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus ditutup dengan saldo kredit pada pos
sektor moneter (monetary sector) atau sering juga disebut sebagai neraca pembayaran
sektor moneter (monetary sector account). Biasanya dalam neraca pembayaran sektor
moneter ini terdiri dari :
a. Bank Sentral
 Hubungan dengan Dana Moneter Internasional (IMF)
 Kewajiban-kewajiban jangka pendek
 Mutasi cadangan devisa
 Mutasi cadangan emas moneter
b. Bank-bank Devisa
 Kewajiban-kewajiban jangka pendek
 Mutasi cadangan devisa
Pos hubungan dengan Dana Moneter Internasional akan terdapat jika cadangan pada
badan tersebut dan saldo hak dari SDR (Special Drawing Right) mengalami perubahan.
Kerjasama antar bank sentral berbagai negara akan membantu memecahkan kesulitan-
kesulitan likuiditas luar negeri negara-negara anggota yang sangat mendesak dan
berjangka pendek, hal ini dapat dilakukan dengan fasilitas-fasilitas yang disebut swap.
Transaksi-transaksi swap ini akan dicatat pula dalam kewajiban-kewajiban jangka
pendek.
Mutasi cadangan devisa merupakan pos dimana dicatat transaksi-transaksi
penerimaan dan pemakaian valuta asing. Baik untuk bank sentral maupun untuk bank-
bank swasta, penerimaan valuta asing dari luar negeri akan merupakan transaksi debet,
sedangkan pemakaian valuta asing ke luar negeri merupakan transaksi kredit pada
masing-masing pos.
Dalam pos mutasi cadangan emas moneter dicatat perubahan-perubahan yang terjadi
pada besarnya cadangan emas moneter. Yaitu gold out flow atau aliran emas ke luar
negeri dicatat sebagai kredit, sedangkan gold in flow atau aliran emas ke dalam negeri
dicatat di sebelah debet.

8. Pos Selisih Perhitungan (Errors and Omissions)


Pos ini merupakan pos penyeimbang apabila nilai transaksi-transaksi kredit tidak
sama dengan nilai transaksi-transaksi debet. Dengan adanya pos selisih perhitungan ini,
maka jumlah total nilai sebelah kredit dan debet dalam neraca pembayaran internasional
akan selalu sama (balance).
BAB III
KESIMPULAN

Neraca Pembayaran Internasional atau Balance of Payments (BOP) adalah ringkasan


pernyataan atau laporan yang pada intinya menyebutkan semua transaksi yang dilakukan oleh
penduduk dari suatu negara dengan penduduk Negara lain, dan semuanya dicatat dengan
metode tertentu, dalam kurun waktu tertentu, biasanya satu tahun kalender.
Tujuan penyusunan neraca pembayaran ini adalah untuk memberitahukan kepada
pemerintah dan siapa saja yang mebutuhkan atau berkepentingan mengenai posisi internasional
dari Negara yang bersangkutan secara keseluruhan. Data-data seperti ini tentunya sangat
diperlukan bagi penyusunan kebijakan-kebijakan moneter, fiscal dan perdagangan.
Bagi kalangan swasta, data-data pada neraca pembayaran itu juga penting untuk menyusun
perencanaan dan strategi bisnis. Informasi yang terkandung dalam neraca pembayaran suatu
Negara juga sangat dibutuhkan dalam kalangan perbankan, perusahaan multinasional dan siapa
saja yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan perdagangan dan
keuangan internasional.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

 www.indonesiasearchengine.com
 http://ekonomi.kabo.biz/2012/01/balance-of-payment-bop.html
 Shapiro, Alan. 2010. Multinational Financial Management. California States
University; istockphoto.com
 Hady, Hamdy. Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan Keuangan Internasional.
Bogor: Ghalia Indonesia, 2009.
 http://www.google.com/pos_pos_dasar_neraca_pembayaran.pdf

Anda mungkin juga menyukai