Anda di halaman 1dari 5

PERCOBAAN XVI

I. Judul : Pembuatan Asam Boraks

II. Hari, Tanggal :

III. Tujuan : Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah


a. Dapat mempelajari proses pembuatan asam boraks.
b. Dapat mempelajari beberapa sifat dari Asam Boraks.

IV. Landasan Teori


Asam boraks atau H3BO3 ini biasanya dapat diproduksi atau dihasilkan
melalui sebuah reaksi antara boraks dengan asam-asam kuat. Adapun hal yang
sebagai jalan perolehan boraks, yaitu dengan cara lektrolis halida boron. Biasanya
hasil dari proses tersebut akan menunjukkan boraks yang memiliki ciri fisik
berupa kristal dengan bentuk jarum putih dengan satuan diantara molekul-
molekulnya akan terkait secara bersamaan diakrenakan adanya sebuah ikatan yang
dinamakan ikatan hidrogen dan juga akan membentuk lapisan-lapisan yang tidak
terhingga sehingga biasanya kristal dari boraks ini akan mempunyai tekstur yang
mudah buyar (pecah) dan juga rapuh sangat. Sifat lainnya adalah mudah larut di
dalam air dan juga jika ditinjau dari kekuatan asamnya, boraks ini merupakan
asam lemah berdasarkan teori dari Asam Basa Lewis (Tim Anorganik, 2020).
Boraks ini mempunyain nama lain asam borat atau boric acid yakni
dianggap sebagai sebuah zat yang tidak diperbenarkan penggunaannya dalam
industri makan dan minuman. Boraks ini mempunyai sebuah rumus kimia berupa
Na2B4O7.10H2O yang bentuknya ini padatan berupa kristal putih dan tidak
memiliki bau juga biasanya pada suhu normal dan juga tekanan yang normal akan
bersikap stabil. Jika boraks ini dimasukkan di air maka akan bereaksi dan
membentuk sebuah Natrium Hidroksida serta asam borat. Penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari biasanya sebagai pembunuh kutu, jamur dan tanaman serta
serangga berupa lalat, rayap dan juga kecoa. Biasanya juga boraks digunakan
sebagai antiseptik sebagai pembasmi bakteri serta jamur dan juga sebagai
herbisida dan mampu mengatur pelapukan kayu yang dikarenakan jamur dan juga
digunakan pada industri kertas, gelas, keramik. Nah contoh lain penggunaan
boraks ini ya untuk pembuatan gelas pyrex yang sering kita temukan di labor
dengan menggunakan boraks campuran (Keenan, 2007).
Dalam hal konsumsi boraks di makanan ini biasanya menimbulkan efek
hanya dalam jangka waktu panjang, jadi tidak langsung dirasakan setelah
mengkonsumsi boraks tersebut. Hal tersebut dikarenakan boraks ini mempunyai
efek yang terakumulasikan atau tertimbun perlahanpaa hati, otak, dan juga di
testis pria sehingga dapat mengakibatkan banyak hal nantinya termasuk keracunan
pada manusia. Biasanya secara umum reaksi pada orang-orang yang konsumsi
boraks ini adalah mual dan muntah. Namun ada juga efenya bagi hewan, dimana
berdasarkan penelitian yang menggunakan sampel hewan disini setelah
mengkonsumsi boraks, hewan tadi mengalami gangguan sistem reproduksi
dimana mengurangi kesuburan, terhambatnya terbentuknya DNA sel sperma serta
menyebabkan infertilitas. Nah disini efek lainnya juga mampu merusaksistem
saraf pusatnya serta terjadinya gangguan metabolisme energi di otot. Jika efek
pada bayi ini akan menimbulkan sifat letal pada kadar 2-6 gram dan juga 15-20
gram jikapada orang dewasa (Svehla, 1990).
Boraks ini mempunyai sifat yang toksik pada sel, dapat memberikan risiko
pada kesehatan manusia yang mengkonsumsi makanan mengandung borkas.
Kemudian jika digunakan dalam waktu yang lama (absorbsi yang lama) maka
akan mengakibatkan keracunan kronis. Biasanya yang ditimbulkan berupa
turunnya berat badan , muntah, ruam, anoreksia, diare, kebotakan (alopesia),
anemia dan juga konvulsi. Jika dilakukan konsumsi boraks secara terus-menerus
biasanya dapat mengakibatkan terganggunya peristaltik usus, kelainan terhadap
susunan saraf, depresi dan juga gangguan mental. Pada dosisi tertentu biasanya
akan menyebabkan terjadinya degradasi mental serta rusaknya saluran penernaan,
ginjal, hati dan juga kulit karena si boraks cepat mengalami absorbsi oleh saluran
pernapasan dan pencernaan, kulit yang luka ataupun ruam pada membran mukosa.
Boraksi ini juga ternyata mampu mempengaruhi sel dan kromosom manusia serta
dapat menyebabkan terjadinya abnormalitas kromosom manusia dan juga
menyebabkan cacat genetik. Jika dosisnya meningkat maka akan menyebabkan
terjadinya edema, inflamasi sel, neovaskularisaso dan juga jika dosisnya sangat
tinggi bisa menyebabkan kematian mendadak, lalu terjadinya penurunan ovulasi
pada tikus betina (Istiqomah dkk., 2016).
Penggunaan boraks dalam perindustrian makanan sulit sekali dihindari, hal
itu dikarenakan diilihat dari kebermanfaatannya dalam pengolahan makanan yang
cukup banyak. Yang perlu diketahui adalah bahwa tidak semuanya bahan
tambahan pada makanan itu mengandung efek samping untuk kesehatan. Namun
sebelum menggunakan bahan tersebut, masyarakat harus mempunyai
pengetahuan. Penanganan dan penambahan bahan tambahan yang sesuai dalam
membuat makanan menjadi enak, tahan lama dan juga menarik. Dalam industri
farmasinya biasanya boraks ini dapat dipergunakan untuk ramuan obat. Hal itu
dikarenakan boraks bersifat antiseptik, misalnya sebagai bedak, salep, kertas,
gelas, pengawet, kayu, dan pengontrol kecoa. Fungsi dari boraks ini bukanlah
sebagai bahan pengawet, namun banyak sekali dalam dunia pangan misalnya
bakso, mi basah, pisang molen, siomay, lontong, pangsit dan ketupat biasanya
menggunakan boraks. Padahal menurut FAO, jajanan merupakan makanan dan
atau minuman yang siap diperdagangkan oleh pedagang kaki lima di jalan atau di
tempat umum tanpa pengolahan terlebih dahulu (Erniati, 2017).
Pada beberapa penelitian yang dilakukan dengan menggunakan hewan,
melaporkan bahwasannya boraks ini jika pada konsentrasi 6.700 ppm akan
mampu melakukan penurunan kuantitas sperma dan juga atrofi testis sehingga
nantinya menyebabkan terjadinya sebuah infertilitas pada pria. Tak hanya itu saja,
ternyata dapat juga memberikan efek seperti terganggunya sistem saraf pusat,
kemudian adanya kelainan kutaneus serta retardasi pertumbuhan juga
toksisitaspada embrio ataupun fetusnya. Analisis boraks ini biasanya dilakukan
dengan menggunakan sebuah uji seperti metode uji nyala api, titrasi volumetrik
dan spektrofotometri. Dimana masing-masingnya metode ini memiliki kelebihan
serta kekurangan, sehingga kadang harus ada opsi ataupun alternatifnyayang lain
demi melakukan analisis uji boraks dengan lebih cepat, mudah dan juga murah.
Cara tersebut salah satunya adalah dengan analisis secara kualitatif menggunakan
kertas kunyit (Hartati, 2017).

V. Alat dan Bahan


5.1. Alat
1. Gelas piala 50 mL
2. Corong biasa
3. 6 tabung reaksi
4. Cawan penguap
5. Gelas ukur 50 mL
6. Kaca arloji
7. Batang pengaduk

5.2. Bahan
1. Boraks
2. NaOH 2 N
3. Asam sukfat 4 N
4. Kertas lakmus

VI. Prosedur Kerja


6.1. Pembuatan Asam Boraks

Gelas Piala 50 mL

Dimasukkan 5 gram boraks dan 15 mL air,


Dipanaskan sampai semua boraks melarut.
Ditambahkan asam sulfat 4 N kedalam campuran
sebanyak 15 mL dan diamkan 1 jam.

Penyaring

Disaring endapan yang terbentuk dan dicuci endapan


dengan menggunakan air es sebanyak 2 kali
pengulangan.

Tabung Reaksi

Dimasukkan endapan yang terbentuk dan ditambahkan


10 mL aquades, dipanaskan hingga semua endapan larut.
Didinginkan larutan dengan menempatkan tabung reaksi
tersebut kedalam gelas kimia berisi es. Biarkan 30 menit.

Kaca Arloji

Disaring kembali kristal yang terbentuk.


Dibentangkan endapan yang ada pada kertas saring
dikaca arloji,
Dibiarkan asam boraks menjadi kering diudara terbuka
serta suhu kamar.
Ditimbang hasil yang diperoleh.

Hasil Pengamatan

6.2. Sifat Asam Boraks.

Tabung Reaksi
Dimasukkan 0,1 gr asam boraks
Dipanaskan secara perlahan-lahan.
Dilarutkan 0,5 gr boraks dalam 5 mL air,
Diuji larutan yang terbentuk dengan kertas lakmus.

Hasil Pengamatan

Anda mungkin juga menyukai