FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2020 1. Jelaskan mengapa Plato menganggap seni itu hina? Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide. Sikapnya terhadap karya seni sangat jelas dalam bukunya Politeia (Republik). Plato memandang negatif karya seni. Ia menilai karya seni sebagai mimesis mimesos. Menurut Plato, karya seni hanyalah tiruan dari realita yang ada. Realita yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang asli itu adalah yang terdapat dalam ide. Ide jauh lebih unggul, lebih baik, dan lebih indah dari pada yang nyata ini. Oleh karna itulah plato menganggap bahwa seni itu hina. 2. Mengapa Aristoteles membantahnya? Plato merupakan guru dari Aristoteles, tetapi kali ini mereka memiliki pendapat yang berbeda tentang seni. Plato menganggap seni itu hina sedangkan Aristoteles memuat pandangannya tentang seni dengan keindahan dalam buku Poetike. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan estetika. Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar. Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan tersebut. 3. Apakah alam atau lingkungan mempengaruhi karya seniman? Berikan contohnya! Jawabannya iya, adanya alam atau lingkungan sangat berpengaruh untuk karya para seniman. Karna dengan adanya alam atau lingkungan para seniman dapat mengembangkan ide – ide kreatif mereka. Banyak karya seni yang terinspirasi dari keindahan alam dan dari kehidupan lingkungan sekitar mereka. Contohnya seperti pemandangan alam sekitar, sawah,gunung, air terjun dan masih banyak yang lainnya. 4. Jika ditinjau dari proses terciptanya sebuah karya, maka novel Wiro Sableng jauh lebih baik dari novel modern masa kini seperti Negeri Lima Menara ataupun Lascar Pelangi. Mengapa? Karna novel dahulu atau sejenis wiro sableng lebih banyak mengandung fakta sedangkan novel – novel modern seperti negeri lima menara, laskar pelangi dan sejenisnya lebih banyak mengandung fiksi.