Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian dari
keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu
suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar pelayanan
kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka perawat harus mengerti,
memahami tipe dan struktur keluarga, tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan
fungsinya dan perlu paham setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu
penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalanya
suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan
keputusan dan proses terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga.
Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersama-sama dalam satu
rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga
tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Keluarga usia pertengahan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan  berakhir pada saat dia pensiunan atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase ini dirasakan sulit Karena masalah lanjut usia, perpisahan dengan anak dan
perasaan gagal sebagai orang tua.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu defenisi keluarga?
b. Apa saja fungsi dan tipe keluarga?
c. Bagaimana tugas keluarga dalam bidang kesehatan?
d. Bagaimana perkembangan dan upaya meningkatkan keluarga bahagia pada usia
pertengahan?
e. Bagaimana karekteristik usia pertengahan?
f. Apa saja masalah yang ditemukan oleh keluarga usia pertengahan?
g. Apa saja tugas perkembangan keluarga usia pertengahan?

1.3 TUJUAN
a. Tujuan umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dewasa
pertengahan.
b. Tujuan khusus
1. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga usia pertengahan.
3. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga usia Pertengahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KELUARGA
2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta social individu-indidu yang didalamnya dilihat dari
interaksi yang regular dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan untuk
mencapai tujuan umum. ( Duval, 1972 ).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaaan
saling ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi
satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta empertahankan
kebudayaan. ( SalvicionG. Bailon dan Aracelis Maglaya,1989 ).
Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh perkawinan
(suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus keluarga luas terlihat adanya
nenek atau kakek dengan cucu. (Burgess dan Locke (1992).
2.1.2 Fungsi Keluarga
Fungsi Keluarga Menurut Friedman, 1987 :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Anggota keluarga mengembangkan ganbaran dirinya yang positif, peranan
yang dimiliki dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.
b. Fungsi Social
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang
menghasilkan interaksi social dan melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial.
Keluarga merupakan tempat individu melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga
belajar disiplin norma keluarga, prilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya
individu maupun keluarga berperan didalam masyarakat.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumberdaya manusia.
d. Fungsi Ekonomi.
Fungsi Ekonomi, Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan, pakaian,
perumahan dan lain-lain.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan dan asuhan Kesehatan / keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yang
mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu. ( Zaidin Ali,1999 ).
2.1.3 Tipe Keluarga
Delapan tipe keluarga menurut Frieman ( 1986 ) :
a. Nuclear Family
Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungan dan tinggal
alam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.
b. Extended Family
Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan
saling menunjang satu sama lainnya.
c. Single Parent Family.
Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak
yang masih bergantung padanya.
d. Nuclear Dyatd.
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang
sama.
e. Recontituened atau Blended Family
Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-masing membawa anak
dari hasil perkawinan terdahulu.
f. Tree Generation Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,ibu, anak dalam satu
rumah.
g. Single Adult Living Alone
Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
h. Midle Age Atau Ederly Coople
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.
2.1.4 Tugas Keluaga Dalam Bidang Kesehatan
Tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman, 1981 adalah :
a. Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setiap anggotanya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga
Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas Kesehatan yang
ada.

2.2 PERKEMBANGAN KELUARGA USIA PERTENGAHAN


2.2.1 Definisi
Dewasa pertengahan merupakan usia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60-65 tahun
(Schaie & Willis,1996 dlm Psikologi Perkembangan). Dewasa Pertengahan adalah masa –
menyesuaikan diri & kesedaran bahawa ia bukan lagi muda & masa depannya tidak lagi dipenuhi
dengan kemungkinan-kemungkinan yg tidak terhadapi, hasilnya membawa satu masa krisis,
(Craig, 1976). Usia dewasa tengah (Middle adulthood) disebut sebagai periode perkembangan
yang dimulai kira-kira 35-45 tahun hingga memasuki usia 60an tahun. (Santrock, 1995)
Keluarga dewasa pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi orang
tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55
tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun kemudian.
Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan merupakan sebuah keluarga inti meskipun
masih berinteraksi dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan anggota keluarga lain dari
keluarga asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil perkawinan keturunannya.
Pasangan Postparental (pasangan yang anak-anaknya telah meninggalkan rumah)
biasanya tidak terisolasi lagi saat ini, semakin banyak pasangan usia pertengahan hidup hingga
menghabiskan seluruh masa hidupnya dan menghabiskan sebagian masa hidupnya dalam fase
postparental, dengan hubungan ikatan keluarga hingga empat generasi, yang merupakan hal
yang biasa(Troll, 1971, dalam Friedman, 1988, hal 130).
Dari definisi tentang keluarga usia dewasa pertengahan diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa keluarga usia dewasa pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai
ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah
satu pasangan didalam keluarga.
2.2.2 Upaya Meningkatkan Keluarga Bahagia Pada Usia Pertengahan
Sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah satu periode
perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju usia lanjut, Cukup banyak pasangan
yang merasakan ganjalan atau konflik, baik pada usia dewasa maupun periode menjelang usia
lanjut. Bila konflik itu dibiarkan, katanya, kemungkinan besar pasangan itu menderita.
Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya meninggal tanpa
kebahagiaan. Dan  di usia pertengahan ini juga, sebagian pasangan akan terus berjuang untuk
mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian nya lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa
penyelesaian hingga meninggal. Inilah alasannya sehingga kita perlu mempelajari lebih
mendalam dan meluas mengenai perkembangan perkawinan, khususnya ditinjau dari seksologi.
Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani periode ini dengan sukses untuk menuju usia
lanjut."
Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk mendapatkan kebahagiaan
pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor fisik. Karena itu, tiap pasangan disarankan
untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter secara teratur sehingga ada keyakinan bahwa
mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti jantung koroner, hipertensi, dan diabetes
melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan dan penting untuk
dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu faktor penting untuk mereka perhatikan karena pada usia
menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam hubungan suami istri.
"Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini penting dicari
penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga kehangatan antara mereka berdua
dapat dipulihkan."
2.2.3 Karakteristik Keluarga Dewasa Pertengahan
Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian perkawinan
(seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan istri (lebih merata), dan pada
peran (diferensi peran perkawinan meningkat) (Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman
1988).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah penuaan,
hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa mereka gagal menjadi
membesarkan anak dan usaha kerja. Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan
perkawinan dan keluarga melewati siklus-siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi tentang
kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun tajam setelah
perkawinan berlangsung dan terus menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman,
1989, dalam Friedman 1988).
2.2.4 Masalah Yang Biasa Ditemukan Oleh Keluarga Usia Pertengahan
Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat terjadi
pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
a. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang dan tidur
yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak teratur, pengurangan
berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau
mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.
b. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua yang
berusian lanjut.
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua yang
lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
e. Tugas Perkembangan
Usia pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua melepaskan anak
mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang “terperangkap” yaitu
terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda dan terperangkap antara dunia kerja dan
tuntutan yang bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak
mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang tersebut.
2.2.5 Tugas Pekembangan Usia Pertengahan
a. Pertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi lebih
menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun.
Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena “lebih baik sekarang dari pada tidak pernah”
adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu banyak
perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah tinggi akibat
kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat
merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup mereka
adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang dibangkitkan bila seorang
teman atau anggota keluarga mengalami serangan jantung, stroke, atau kanker. Selain
takut, keyakinan bahwa pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup yang sehat
merupakan cara-cara yang efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap berbagai
penyakit juga merupakan kekuatan pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker dan
stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab kematian antara usia 46 hingga 64
tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke empat.
b. Hubungan serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebayanya
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga dan
meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini mendatangkan
penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman, 1988, hal 131). Tugas
perkembangan ini memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti sebuah
keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai kakek-nenek
tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur harapan hidup
meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada tahap siklus
kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal 132). Kakek nenek
memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu mereka pada saat-saat krisis dan
membantu anak-anak mereka melalui pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan
Robertson, 1985, dalam Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan membantu
orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain yang lebih tua. Delapan
puluh enam persen pasangan usia pertengahan minimal memiliki satu orang tua masih
hidup(hagestad, 1988, dalam Friedman, 1988, hal 132). Jadi, tanggung jawab memberi
perawatan bagi orang tua lansia yang lemah dan sakit-sakitan merupakan pengalaman
yang tidak asing. Banyak wanita yang merasa berada dalam “himpitan generasi” dalam
upaya mereka mengimbangi kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju,
anak-anak, dan cucu-cucu mereka. Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih
bersifat ekslusif dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.
c. Meningkatkan keakraban pasangan atau hubungan perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-bertahun
dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun muncul sebagai
sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan pengalaman yang menyulitkan
untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan menikah dari pada sebagai orang
tua. Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman, 1988, hal 132) melukiskan tugas
perkembangan ini sebagai “reinvestasi identitas pasangan dengan perkembangan
keinginan independen yang terjadi secara bersamaan. Keseimbangan dependensi-
indepedensi antara pasangan perlu diuji kembali, seperti keinginan independen lebih
besar dan juga perhatian satu sama lain yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun dalam
tahun-tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan, melainkan
menimbulkan “kebohongan”. Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman, 1988, hal 132),
para konselor perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul perselisihan dalam
perkawinan selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan dengan jemunya
ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya. Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan
dengan kepuasan diri sendiri dan berada dalam kebahagiaan yang membosankan.
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan atau
harapan sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita sejak dulu
hingga kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang dewasa
pertengahan. Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam masa usia pertengahan terdapat
dua hal pokok yang mendorong terciptanya hubungan  hidup berkeluarga. kebutuhan
individu pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara
keduanya menimbulkan energi yang membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa
untuk bersatu dalam satu jalinan hubungan berkeluarga
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan atau harapan
sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita sejak dulu hingga kini tetap
memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus
mengenai hidup berkeluarga dalam masa usia pertengahan terdapat dua hal pokok yang
mendorong terciptanya hubungan  hidup berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu pihak dan
tugas perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi yang
membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan hubungan
berkeluarga.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
a. Data Umum
1. Identitas kepala keluarga
2. Komposisi anggota keluarga
3. Tipe keluarga
4. Genogram
5. Suku bangsa
6. Agama
7. Status sosial ekonomi keluarga
b. Pengkajian Lingkungan
1. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
2. Sistem pendukung keluarga
c. Struktur keluarga.
1. Pola komunikasi keluarga.
2. Struktur Kekuatan keluarga.
3. Struktur Peran.
d. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif.
2. Fungsi Sosialisasi
3. Fungsi ekonumi
e. Stres dan koping keluarga
1. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor.
2. Strategi koping yang diigunakan
f. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3. Riwayat keluarga inti
3.2 DIAGNOSA
a. Perubahan peran dalam keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal peran masing-masing anggota keluarga.
b. Resiko terjadinya konflik pada keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah komunikasi
c. Resiko terjadinya konflik keluarga dengan masyarakat berhubungan dengan kurangnya
peran serta keluarga dalam kehidupan bermasyarakat.

3.3 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


a. Perubahan peran dalam keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal peran masing-masing anggota keluarga.
Tujuan :
Setelah diberikan tindakan keperawatan, keluarga dapat mengenal dan melaksanakan
peran masing-masing anggota keluarga secara tepat
Kriteria Hasil :
1. Anggota keluarga dapat menempatkan diri/berperan sebagai anggota keluarga
2. Keluarga dapat meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan baik
3. Hubungan antara anggota keluarga baik.
Intervensi:
1. Gali kebutuhan akan peran masing-masing anggota keluarga.
 Berikan penjelasan tentang peran masing-masing anggota keluarga.
 Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap peran masing-masing anggota
keluarga.
2. Identifikasikan akibat-akibat jika peran masing-masing anggota keluarga tidak
dilaksanakan.
 Mendiskusikan pelaksanaan peran sebagai anggota keluarga yang efektif.
 Mendorong keluarga untuk mengatur jadwal harian seefektif mungkin.
3. Gali sumber-sumber yang ada dalam keluarga,
 Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas yang ada dalam
masyarakat, misalnya sarana hiburan, olahraga, dll.
b. Resiko terjadinya konflik pada keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah komunikasi
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi konflik dalam keluarga
Kriteria Hasil :
1. Pembicaraan dua arah.
2. Ada umpan balik dengan saling mengungkapkan masalah.
3. Memcahkan masalah keluarga
4. Saling berinteraksi
5. Meningkatkan keharmonisan keluarga
6. Keputusan keluarga dapat mengatasi konflik
Intervensi:
1. Gali pengetahuan keluarga tentang komunikasi.
 Diskusikan tentang manfaat dan pentingnya komunikasi pada keluarga.
 Motivasi keluarga melakukan komunikasi dengan anggota keluarga
 Beri kesempatan pada keluaraga untuk mengulangi apa yang sudah
dijelaskan oleh perawat.
2. Jelaskan akibat konflik yang terjadi di keluarga.
 Jelaskan alternatif-alternatif untuk mengatasi konflik
 Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan dalam mengatasi konflik
 Evaluasi sejauh mana keluarga sudah mengambil keputusan
c. Resiko terjadinya konflik keluarga dengan masyarakat berhubungan dengan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga dapat berperan serta aktif dalam
kegiatan sosial masyarakat.
Kriteria Hasil :
1. Keluarga ikut dalam wadah sosial masyarakat
2. Keluarga aktif dalam menggunakan saran umum yang ada di lingkungan tempat
tinggal.
Intervensi :
1. Gali kebutuhan keluarga untuk bersosialisasi dengan masyarakt.
 Identifikasi wadah ke,asyarakatan yang ada disekitar lingkungan tempat
tinggal
 Identifikasi akibat kurang peran serta aktif keluarga dalam masyarakat.
2. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan sumber daya yang ada dalam masyarakat:
 Motivasi keluarga uuntuk menggunakan waktu yang luang bersosialisasi
dengan masyarakat sekitar
 Motivasi keluarga agar secara aktif ikut dalam wadah kegiatan sosial
masyarakat.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga juga mempunyai
tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak dewasa pertengahan. Kondisi keluarga
usia dewasa pertengahan berkisar antara usia 40-60 tahun dan anak terakhirnya telah
meninggalkan rumah atau sudah menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga dengan
usia ini adalah mampu menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua
lansia dan anak-anak, memperkokoh hubungan perkawinan.
Peran perawat keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan adalah pelayanan kesehatan
yang ditujukan pada keluarga sebagai suatu inti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat
serta membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Selain itu
peran atau tugas perawat yang lain ialah sebagai pendidik, coordinator, pelaksanaan, pengawas
kesehatan, konsultan, kolaborasi, fasilitator, penemu kasus, modifikasi lingkungan.

4.2 SARAN
a. Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus dilakukan
adalah membangun hubungan saling percaya dengan didasarkan sifat empati bukan
simpati, dan mengetahu tugas perkembangan keluarga khususnya keluarga dengan anak
usia dewasa pertengahan.
b. Puskesmas
Tenaga kesehatan khususnya pekerja puskesmas mampu mengaplikasikannya kepada
masyarakat terutama pada keluarga dengan anak usia dewasa pertengahan.
c. Keluarga
Keluarga memahami tugas perkembangan khususnya pada keluarga dengan usia dewasa
pertengahan dan mampu mengaplikasikannya terhadap keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.
Allender, JA & Spradley, B. W. 2001. Community as Partner, Theory and Practice Nursing.
Philadelpia: Lippincott.
Anderson.E.T & Mc.Farlane.J.M.2000. Community Health and Nursing, Concept and Practice.
Lippincott: California.
Carpenitto, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC.
Effendy,N. 1998. Dasar-dasar keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta: EGC.
Friedman, M. M. 1998. Family Nursing Research Theory and Practice, 4 th Edition. Connecticu :
Aplenton
Iqbal,Wahit dkk. 2005.Ilmu Keerawatan Komunitas 2 Teori dan Aplikasi dalam Praktek
Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas, Gerontik, Keluarga. Jakarta : EGC.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keprawatan Keluarga Aplikasi dalam Praktek. Jakarta : EGC.
Wright dan Leakey.1984. Penderita Obesitas.Jakarta : PT Pustaka Raya.

Anda mungkin juga menyukai