Anda di halaman 1dari 10

Cover

KESADARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR


YANG BERMASALAH DAN RENTAN DI DIY
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kendaraan merupakan alat yang digunakan untuk bermobilitas setiap


orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kendaraan itu sendiri
bermacam ragamnya mulai dari beroda dua (sepeda motor) dan beroda empat
(mobil). Kemajuan teknologi di bidang transportasi, kini berdampak pada
perkembangan lalu lintas dan angkutan jalan. Sehingga terjadi suatu
modernisasi, seperti pada prasarana jalan, sarana angkutan dan perangkat lalu
lintas lainnya. Faktor selain perkembangan teknologi, ialah pertumbuhan
ekonomi yang menyebabkan pengguna jalan semakin meningkat intesitas
pengguna dan volumenya. Indonesia merupakan negara yang tingkat
pembelian kendaraan bermotor yang tinggi.
Jumlah kendaraan yang tinggi mengakibatkan terjadinya kepadatan lalu
lintas. Sedangkan pengguna kendaraan bermotor seringkali tidak memiliki
pengetahuan lalu lintas dan berkendara secara memadai. Keterampilan dan
pengetahuan pengendara yang rendah menjadi faktor yang dapat berpotensi
menimbulkan terjadinya kecelakaan lalu lintas. Jumlah kecelakaan sepeda
motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.
Kecelakaan lalu lintas menjadi hal yang menakutkan bagi para
pengguna jalan, jika tidak berhati-hati, ada bahaya yang siap mengancam
nyawa kapan saja. Bagi pengendara maupun pembonceng sepeda motor wajib
12
menggunakan helm, dan bagi pengendara mobil wajib menggunakan sabuk
pengaman. Namun, berbagai pelindung tersebut juga nyatanya tetap harus
didukung oleh kewaspadaan yang tinggi dan pengetahuan tentang faktor
faktor yang umumnya berada dibalik peristiwa kecalakaan lalu lintas itu
sendiri. Kelalaian manusia memang menjadi salah satu faktor utama
terjadinya peningkatan kecelakaan lalu lintas, seperti yang dicatat oleh Badan
Pusat Statistik pada tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 1. Jumlah Kecelakaan di Indonesia.
Tahun Jumlah Korban Luka berat Luka ringan Kerugian
kecelakaan mati materi(Rp)
2010 66488 19873 26196 63809 158259

2011 108696 31195 35285 108945 217435

2012 117949 29544 39704 128312 298627


Sumber : Kantor Kepolisian Republik Indonesia (www.bps.go.id)
Permintaan kendaraan juga sangat tinggi, hal ini menambah potensi
kecelakaan yang terjadi, salah satunya di wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari beritajogja.co.id yang
menyatakan bahwa :
Sepanjang tahun 2012 penjualan motor baru di Daerah Istimewa
Yogyakarta mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari Dinas
Pengelolaan dan Pendapatan Aset Kas Daerah (DPPKAD)
Yogyakarta, penjualan motor mencapai 113.350 unit. Jumlah ini
meningkat dibanding tahun 2011 dengan angka penjualan sebesar
104.653 unit. Dari data tersebut diketahui bahwa Kabupaten
Sleman menjadi wilayah dengan penjualan motor tertinggi
sebesar 42.362 unit. Jumlah ini juga meningkat dari tahun 2011 3
dengan angka penjualan sebesar 40.889 motor. Kabupaten Bantul
berada di tempat kedua dengan 28.912 unit, yang diikuti Kota
Jogja 18.815 unit, Gunungkidul 12.593, dan Kulonprogo dengan
10.666 unit.
(http://oto.detik.com/read/2012/02/07/183049/1836681/1208/penj
ualan-motor-meningkat-di-awal-2012?hlutama).
Permintaan masyarakat yang tinggi akan kendaraan bermotor tersebut
berimbas pada kepadatan lalu lintas yang terjadi saat ini. Semakin banyak
kendaraan semakin tinggi pula penggunaan kendaraan tersebut oleh
masyarakat. Hal ini diperkuat oleh kemudahan yang banyak diberikan oleh
badan usaha perkreditan untuk masyarakat yang ingin membeli kendaraan
bermotor. Sehingga hampir semua lapisan masyarakat dapat dengan mudah
memiliki kendaraan sendiri untuk kepentingannya. Badan Pusat Statistik
(BPS) mencatat jumlah kendaraan di Yogyakarta pada tahun 2012,
sebagaimana yang di gambarkan dengan tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 2. Jumlah Kendaraan di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012.

Jenis Bukan umum/ Umum pemerintah jumlah


kendaraan perorangan perusahaan
Mobil 145.918 3.273 2.987 152.178
penumpang
Sepeda motor 1.531.006 374 6.154 1.537.534

Sumber : Kantor Ditlantas Polda D.I. Yogyakarta (www.bps.go.id)


Banyak faktor yang menyebabkan tingginya tingkat kecelakaan yang
terjadi, antara lain tingkat kepatuhan para pengendara sepeda motor yang
sangat lemah dan kurangnya pengetahuan yang dimiliki para pengguna
sepeda motor tentang peraturan atau kebijakan yang di buat oleh pemerintah 4
dalam mengatur tata tertib yang harus di patuhi oleh pengendara sepeda
motor di jalan raya. Hal ini dapat terjadi mungkin karena rendahnya tingkat
pendidikan yang dimiliki oleh pengendara sepeda motor itu sendiri. Seperti
data yang didapat dari kepolisian, jumlah pelanggaran pada tahun 2012 yang
tidak menggunakan helm atau tidak standar 6.202 kasus, kelengkapan
kendraan 8. 670 kasus, surat-surat kendraan 41.068 kasus, bonceng sepeda
motor lebih dari 1 orang 599 kasus, marka rambu 22.434 kasus, dan melawan
arus 1.901. Oleh karena itu, perlu ada sinergi antara institusi yang berwenang
dengan masyarakat untuk menciptakan lalu lintas yang aman, nyaman, dan
tertib.
Korps Lalu Lintas Polisi Republik Indonesia (Korlantas Polri)
melakukan program Gerakan Nasional Keselamatan Berkendara sesuai
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 2013 tentang Program Aksi
Keselamatan Jalan di Indonesia. Gerakan ini dilakukan pemerintah karena
keprihatinan pemerintah akan tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas yang
terjadi. Kemudian untuk pelaksanaanya program tersebut dilaksanakan oleh
pihak kepolisian yang berada di setiap daerah-daerah. Dalam hal ini institusi
yang berwenang adalah Direktorat Lalu Lintas Polisi Daerah Istimewa
Yogyakarta (Ditlantas Polda DIY). Ditlantas Polda adalah Badan Staf dan
pelaksanaan di tingkat Polda yang bertugas membina dan menyelenggarakan
fungsi Lalu Lintas Kepolisian yang mendukung pelaksanaan Operasi
Kepolisian tingkat Kewilayahan. Ditlantas Polda DIY sangat berperan
penting dalam usaha menertibkan lalu lintas yang padat di Yogyakarta. 5
Ditlantas memiliki pekerjaan rumah yang sangat besar yaitu mengatasi
jumlah kecelakaan lalu lintas yang tinggi di jalan raya dan untuk dapat
memberikan kontribusi dalam pengaturan lalu lintas. Sehingga dapat
memberikan kenyamanan bagi para pengendara kendaraan lain dalam
berkendara di jalan raya. Namun, pada pelaksanaannya belum terlihat jelas
realita yang dilakukan dan berdampak langsung terhadap masyarakat sebagai
pengguna jasa. Masih banyak masyarakat pengguna jalan raya yang masih
melanggar serta tidak memiliki kelengkapan syarat berkendara di jalan raya.
Berbagai wujud pertanggung jawaban tugas Kepolisian dalam
memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas,
Direktorat lalu lintas Polda DIY berupaya meningkatkan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat khususnya bagi pengguna
jalan di Yogyakarta melalui pengembangan Traffic Management Centre
(TMC) dengan pemberdayaan teknologi komunikasi dan informasi berupa
Web Site, Internet Protocol (IP) Camera, Geographic Information System
(GIS), Global Positioning System (GPS), Traffic Information Maps,
Transportation system, Short Message Service (SMS) Gateway, Call Centre,
Interactive response, Database Searching System, Dynamic Traffic
Application (News update), serta Police Information Services (Info
Kendaraan Bermotor (Ranmor), Hilang temu ranmor, Surat Ijin Mengemudi
(SIM) Keliling, SIM Corner, kegiatan Kepolisian lainnya). Tugas dan fungsi
polri semakin berat, sehingga diperlukan profesionalitas yang tinggi dari 6
masing-masing aparat agar memberikan pengaruh yang baik terhadap tingkat
kepercayaan masyarakat.
Dari beberapa permasalahan tersebut, peneliti ingin mengangkat
gerakan yang dicanangkan oleh Korlantas Polri dan dilaksanakan oleh
Ditlantas Polda DIY yaitu Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan
Berlalulintas. Arus lalu lintas yang padat dan banyak para pengguna sepeda
motor yang masih belum mematuhi peraturan yang telah di buat oleh
pemerintah menyebabkan ketidak nyamanan pengendara kendaraan bermotor
yang lain. Selain itu belum efektifnya pelaksanaan program oleh Ditlantas
Polda DIY dalam menertibkan lalu lintas sehingga menimbulkan terjadinya
kecelakaan lalu lintas. Maka peneliti memutuskan untuk melakukan
penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta karena saat ini jumlah kecelakaan
lalu lintas yang terjadi di jalan raya masih tinggi, walaupun program Gerakan
Pelopor Keselamatan Berlalulintas sudah dilakukan.
Dengan pertimbangan tersebut, menggugah keinginan peneliti untuk
dapat mengangkat permasalahan dengan judul “Efektivitas Implementasi
Program Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalulintas di Daerah
Istimewa Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai


berikut:
1. Tingginya jumlah kendaraan dan kecelakaan lalu lintas yang ada di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
2. Rendahnya jumlah kepatuhan pengendara sepeda motor akan tata tertib lalu lintas
di Yogyakarta.
3. Tingginya tingkat pelanggaran tata tertib lalu lintas di Yogyakarta.

C. Batasan Masalah

Dari beberapa identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah dalam


ruang lingkup efektivitas implementasi program Gerakan Nasional Pelopor
Keselamatan Berlalulintas Direktorat Lalu Lintas Polisi Daerah Istimewa Yogyakarta
di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini difokuskan pada hal tersebut karena
jumlah kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta masih
tinggi walaupun program Gerakan Pelopor Keselamatan Berlalulintas sudah
dilakukan.
D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dari


peneliti adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana efektivitas implementasi program Gerakan Nasional Pelopor
Keselamatan Berlalulintas di Daerah Istimewa Yogyakarta ?
2. Apa saja faktor-faktor penghambat dan pendukung dari efektivitas
implementasi program yang dilakukan Direktorat Lalu Lintas Polisi 8 Daerah
Istimewa Yogyakarta dalam menekan jumlah kecelakaan lalu lintas ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:


a. Mengetahui efektivitas implementasi program Gerakan Nasional Pelopor
Keselamatan Berlalulintas yang dilakukan oleh Direktorat Lalu Lintas Polisi Daerah
Istimewa Yogyakarta,
b. Mengetahui faktor-faktor yang menghambat dan mendukung program Gerakan
Nasional Pelopor Keselamatan Berlalulintas yang dilakukan oleh Direktorat Lalu
Lintas Polisi Daerah Istimewa Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
pengembangan Ilmu Administrasi Negara khususnya dalam efektivitas program
Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalulintas yang dilakukan oleh
Ditlantas Polda DIY.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana dan bahan untuk dijadikan
referensi untuk penelitian lainnya terkait efektivitas implementasi program
Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalulintas yang dilakukan oleh
Ditlantas Polda DIY.

2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini digunakan sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas akhir
dan memperoleh gelar sarjana program studi Ilmu Adminitrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta.

b. Bagi Pemerintah atau Institusi


Terkait Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada
instansi dalam upayanya untuk menekan jumlah kecelakaan dan pelanggaran
tata tertib lalu lintas.
c. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu masyarakat dalam
mengetahui efektivitas implementasi program Gerakan Nasional Pelopor
Keselamatan Berlalulintas yang dilakukan oleh Ditlantas khususnya Polda DIY
dalam menekan jumlah kecelakaan lalu lintas dan meningkatkan kesadaran
dalam berkendara di jalan raya.

Saran
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh maka saran dan masukan adalah sebagai
berikut: (1) Pengendara, dalam
berkendara hendaknya pengendara sepeda motor melengkapi kendarannya dengan
kelengkapan kendaraan
yang seharusnya, seperti menggunakan 2 kaca spion yaitu sebelah kiri dan kanan.
Sebagai seorang pengendara
sepeda motor hendaknya meiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Selain itu pengendara
hendaknya selalu
memperhatikan kecepatan dalam berkendara dan selalu berkendara dengan kecepatan
normal yaitu 60 KM/Jam
sesuai dengan UU No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Dalam
berkendara hendaknya selalu
memperhatikan kelengkapan berkendara seperti menggunakan helm yang berstandar
SNI, melengkapai
surat-surat kendaraan. (2) Pihak Kepolisian, agar tercipta ketertiban dan kelancaran
dalam berlalu lintas perlu
dilakukan pengawasan yang lebih di jalan raya oleh pihak kepolisian, sehingga tidak
akan ada pengendara yang
berani melakukan pelanggaran seperti menerobos lampu merah, disaat ada maupun
tidak ada polisi yang
mengawasi. Memberikan pendidikan lalu lintas kepada masyarakat seperti
memberikan informasi tentang rambu
lalu lintas dan bahaya yang dapat ditimbulakan jika melakukan pelanggaran lalu
lintas.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta:
RinekaCipta.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/jmhu/article/download/5
939/4427/
Soekanto ,Soerjono. 1982. Kesadaran Hukum dan
Kepatuhan Hukum, Jakarta: CV Rajawali.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
dan R&D. Bandung:Alfabeta
.2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung:Alfabeta
Tagel, Putu Dewa. 2013. Kesadaran Hukum Masyarakat
Pengguna Jalan diKotaDenpasar .
(http://eprints.ums.ac.id/27622/19/02._NASKAH_PU
BLIKASI.pdf 22 februari 2013)

Anda mungkin juga menyukai